Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

FUNGSI LIMIT

Dosen Pengampu:

Tri Andri Hutapea, S.Si., M.Sc.

OLEH

Jimmy Hardy Boy Silalahi (4192530011)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat yang diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan dan
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Analisis Fungsional yang diampu oleh
bapak Tri Andri Hutapea, S. Si., M. Sc.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu


kami dalam penyelesaian tugas Critical Book Report. Karena, berkat bantuan
mereka kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat dan juga kepada dosen
pengampu.

Harapan kami sebagai penulis agar Critical Book Report kelompok kami
yang berjudul “Fungsi Limit” ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah pengetahuan pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan, penulis
yakin masih banyak kekurangan pada CBR ini, oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat membantu .

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................

1.1 Latar Belakang ................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................

2.1 Kajian Teori Buku John K. Hunter .................................................................


2.2 Kajian Teori Buku G. Bartle ...........................................................................
2.3 Perbandingan Buku………………………………………………………….

BAB III. KESIMPULAN ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Matematika banyak memegang peran penting dalam
pemecahan suatu masalah. Salah satu cabang matematika yang menjadi mata
kuliah pada jurusan matematika adalah Pengantar Analisis Fungsional. Pengantar
Analisis Fungsional adalah Salah Satu Mata kuliah yang membahas beberapa
materi diantaranya materi tentang fungsi limit. Dalam makalah ini kami akan
memaparkan beberapa materi tentang fungsi limit.
Ada banyak buku yang membahas mengenai materi fungsi limit. Namun
masing-masing penulis memiliki ciri tersendiri dalam menjabarkan dan
menjelaskan materi tersebut. Sehingga setiap buku memiliki perbedaan dan
persamaan dalam menjelaskan suatu definisi, sifat maupun teorema serta contoh-
contoh dari materi fungsi limit. Pemakalah akan membandingkan dan mengkritisi
dua buku yang sama-sama membahas materi fungsi limit. untuk mengetahui buku
yang mudah dan lebih rinci dalam menjabarkan materi fungsi limit. Dalam
makalah ini buku yang kami bandingkan dalam menjabarkan materi fungsi limit
yaitu buku yang di tulis oleh John K. Hunter dan Robert G. Bartle.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Penjabaran materi fungsi limit dalam buku yang di tulis oleh John K.
Hunter?
2. Bagaimana Penjabaran materi fungsi limit dalam buku yang di tulis oleh Robert
G. Bartle?
3. Bagaimana Kelemahan dan kelebihan dari buku yang di tulis John K. Hunter dan
Robert G bartle?
4. Buku manakah yang bagus untuk di jadikan referensi?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Penjabaran materi fungsi limit dalam buku yang di tulis oleh John K.
Hunter
2. Mengetahui Penjabaran materi fungsi limit dalam buku yang di tulis oleh Robert
G. Bartle
3. Mengetahui Kelemahan dan kelebihan dari buku yang di tulis John K. Hunter dan
Robert G bartle
4. Mengetahui Buku manakah yang bagus untuk di jadikan referensi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Buku John K. Hunter

LIMIT

Dimulai dengan =  terdefenisi pada limit fungsi

Defenisi 2.1.1

Jika f : A → R , dimana A  R , dan tunjukkan bahwa c  R adalah sebuah


akumulasi pada titik A. Maka : lim f ( x) = L
x→c

Jika   0a  0 , sedemikian sehingga :

0  x − c    x  A menyiratkan bahwa f ( x) − L 

Kita juga dapat menunjukkan melalui sebuah notasri f ( x) → L sebagai

x → c , dan meinggalkannya untuk dipahami secara implisit bahwa x  A adalah


tervatas untuk daerah asal pada f .

lim f ( x) = L jika dan hanya jika lim f ( x) − L = 0


x →c x →c

Dalam mendefenisikan limit sebagai batas x→c , kita dapat


mempertimbangkan apa yang terjadi saat x = c .

Contoh

x−9
Jika A = 0,  ) \ {9} dan terdefenisikan f : A → R oleh : f ( x) =
x −3
kIta peroleh : lim f ( x) = 6
x →9

Untuk membuktikannya, diberikan bahwa jika   0. Jika

x  A → x − 3  0 dan membagi faktor ini menjadi pembilang diperoleh :


x + 3 . Sedemikian sehingga :

3
x−9 1
f ( x) − 6 = x −3 =  x−9
x +3 3

Jadi, jika  = 3 , → x  A  x − 9   menyiratkan bahwa f (z ) − 6   .

Seperti barisan limit, limit fungsi itu adalah unik.

Dalil :Limit pada sebuah fungsi adalah unik jika terdapat barisan limit.

Bukti : Tunjukkan bahwa f : A → R dan c  R terakumulasi titik pada.


Diasumsikan bahwa : lim f ( x) = L1 , lim f ( x) = L2
x →c x →c

Dimana, L1 , L2  R  0 1 ,  2  0 sedemikian sehingga :

0  x − c   1  x  A menyiratkan bahwa f ( x) − L1   / 2

0  x − c   2  x  A menyiratkan bahwa f ( x) − L2   / 2

Jika  = min( 1 ,  2 )  0 . Maka, sejak c adalah titik yang diakumulasi

pada titik A, terdapat x  A sedemikian sehingga bahwa 0  x − c   . Sehingga

L1 − L2  L1 − f ( x) + f ( x) − L2   , Sehingga jika   0, maka L1 = L2 .

Defenisi 2.1.2:

A adalah himpunan U  r teriris persekitaran pada c  R jika


U  (c −  , c )  (c, c +  ) disebut teriris  − persekitaran pada c.

Defenisi 2.1.3:

Jika f : A → R dimana A  R , dan tunjukkan bahwa c  R adalah


sebuah akumulasi pada titik A. Maka, lim f ( x) = L
x →c

Jika dan hanya jika untuk setiap persekitaran V pada L, terdapat irisan
pada persekitaran U pada c sedemikian sehingga

4
x  A  U berarti f ( x) V

Teorema 2.1.4:

Jika f : A → R dimana A  R , dan tunjukkan bahwa c  R adalah


sebuah akumulasi pada titik A. Maka, lim f ( x) = L
x →c

Jika dan hanya jika lim f ( xn ) = L untuk setiap barisan xn pada A dengan
n→

xn  cn  N sedemiikian sehingga : lim xn = c


n→

Bukti :

Pertama asumsikan bahwa terdapat limit dan sama dengan L. Tunjukkan

bahwa xn adalah barisan pada A dengan xn  c, konvergen ke c, dan jika   0 .

Berdasarkan defenisi terdapat   0 sedemikian sehingga f ( x) − L   ketika

0  x − c , dan jika xn → cn  N sedemikian sehingga

0  xn − c  n  N . Sehingga f (xn ) − L   saat n  N , jadi f ( xn ) → L

dimana n →  .

Untuk membuktikan kita asumsikan kebalikanya, bahwa jika tidak

terdapat nilai limit atau tidak sama dengan L. Maka terdapat  0  0 sehingga

  0x  A,0  x − c   tetapi f ( x) − L   0 . Karena itu, untuk setiap

1
n  Nxn  A,0  xn − c  , f ( xn ) − L   0
n

Dengan xn  c  xn → c , tetapi f ( xn ) tidak sama dengan L, jadi terbukti.

Akibat

Tunjukkan bahwa f : A → R dimana c  R , terakumulasi pada titik


A.Maka lim f ( x) tidak ada jika :
x →c

1. Terdapat barisan ( xn ), ( yn ) pada A dengan xn , yn  c sedemikian sehingga

5
lim xn = lim yn = c, tetapi lim xn  lim yn
n→ n→ n → n →

2. Terdapat barisan (xn ) pada A dengan xn  c sedemikian sehingga lim xn = c,


n →

tetapi barisan ( f (xn )) deivergen

Contoh

Tentukan tanda fungsi sgn : R → R dengan

 1 jika x  0

sgn x =  0 jika x = 0
− 1 jika x  0,

Maka limit

lim sgn x tidak ada. Untuk membuktikan bahwa


x →0
(1n ) tidak sama dengan nol
sedemikian sehingga 1 → 0  sgn (1 ) → 1; n  , (− 1 )  0 pada barisan
n n n

sedemikian sehingga bahwa (− 1 ) → 0  sgn (− 1 ) → −1, n →  . Sejika nilai


n n
barisan pada sgn memiliki perbedaan limit.

Contoh :

1
Limit lim sin , sesuai pada fungsi f : R \ 0 → R diberikan oleh f ( x) = 1 / x
x →0
 x
tidak ada. Sebagai contoh, jika xn tidak sama dengan nol diperikan

xn = 1 maka n → 0 tetapi barisan nilai (n) divergen ke  .


n

1
( )
Contoh : lim sin , sesuai dengan fungsi f : R \ 0 → R melalui f ( x) = sin 1 x
x →0
 x
tidak ada. Seperti gambar di bawah ini

6
( )
Sebuah plot pada fungsi y = sin 1 , dengan hiperbola y = 1 / x ditunjukkan
x
dengan warna merah, dan sebuah detail melalui daerah asal

Untuk contoh, barisan yang tidak sama dengan nol xn , yn didefenisikan melalui

1 1
xn = , yn = konvergen ke nol dimana n →  , tetapi limit :
2n 2n + 
2

lim f ( xn ) = 0, lim f ( yn ) = 1 adalah berbeda.


n→ n→

Seperti urutan, fungsi harus memenuhi syarat batasan jika ada batasnya.
Sebelum menyatakan kondisi ini, kami mendefinisikan supremum dan diafragma
fungsi, yang merupakan supremum atau di dalam jangkauannya.

2.2 Robert G. Bartle

Limit Fungsi

Definisi 2.2.1

Misalkan A  R , c  R , c adalah titik kumpul dari A untuk setiap   0 dimana

paling sedikit ada satu titik x  A , x  c berlaku x − c   .

Catatan

Titik c mungkin atau mungkin bukan anggota A , tetapi kalaupun ada di A , itu
diabaikan saat menentukan apakah itu titik kumpul c atau tidak, karena kita

secara eksplisit mengharuskan ada titik di V (c )  A berbeda dari c agar c


menjadi titik kumpul A .

7
Misalnya, jika A := 1,2 maka titik 1 bukan titik kumpul 1, karena memilih
1
 := memberi daerah sekitaran 1 yang tidak mengandung titik A yang berbeda
2
dari 1. Hal yang sama berlaku untuk titik 2, jadi kita lihat bahwa A tidak
memiliki titik kumpul.

Teorema 2.2.2

Suatu bilangan c  R adalah titik kumpul dari himpunan A  R jika dan hanya

jika ada barisan (an ) di A sedemikian sehingga lim(an ) = c , dan an  c untuk

setiap n N .

Contoh :

a. Jika A1 interval terbuka (0,1) , setiap titik pada interval tertutup 0,1 adalah titik
kumpul dari A1 . Sebagai catatan bahwa 0 dan 1 adalah titik kumpul dari A1 ,
tetapi titik tersebut tidak terdapat di A1 . Semua nilai pada A1 adalah titik
kumpul dari A1 .
b. Setiap himpunan berhingga tidak mempunyai titik kumpul.
c. Himpunan pada N meskipun himpunan takberhingga tetapi tidak memiliki
titik kumpul.
1 
d. Himpunan A4 :=  : n  N  hanya memiliki titik 0 sebagai titik kumpul.
n 
Tidak ada satupun titik A4 yang merupakan titik kumpul dari A4 .

e. Jika I := 0,1 , maka himpunan A5 := I  Q terdiri dari semua bilangan rasional

di I . setiap titik dalam I adalah titik kumpul dari A5 .

Definisi Limit

Definisi 2.2.3

Misalkan A  R , dan c adalah titik kumpul dari A . Untuk sebuah fungsi f : A → R


, suatu bilangan real L dikatakan sebuah limit dari f pada c jika, diberikan sebarang

8
  0 , terdapat   0 sedemikian hingga jika x  A dan 0  x − c   |, maka
f (x ) − L   .

Keterangan

a. Nilai biasanya bergantung pada nilai  , kita terkadang menulis  ( ) untuk

menunjukkan keterkaitan nilai  .


b. Pertidaksamaan 0  x − c bisa dikatakan x  c .

Jika L adalah limit dari f pada c , maka kita juga mengatakan bahwa f konvergen
untuk L pada c . Kita sering menulis
L = lim f ( x ) atau L = lim f
x→c x→c

Kita juga mengatakan bahwa f ( x ) mendekati L sebagai x mendekati c (tetapi


harus dicatat bahwa intinya tidak benarbenar bergerak ke mana-mana.)
Simbolisme
f ( x ) → L sebagai x → c

terkadang juga digunakan untuk mengungkapkan fakta bahwa f memiliki limit L


pada c .
Jika limit f pada c tidak ada, kita katakan bahwa f divergen pada c . Hasil pertama
kami adalah bahwa nilai L dari limit ditentukan secara unik. Keunikan ini bukan
bagian dari definisi limit, tapi harus disimpulkan.

Teorema 2.2.4

Jika f : A → R dan jika suatu titik kumpul dari A , maka f hanya dapat mempunyai
satu limit pada c .

Teorema 2.2.5

Misal f : A → R dan c titik kumpul A . Maka pernyataan berikut adalah

ekuivalen.

i. lim f ( x ) = L
x →c

9
ii. Diberikan sebarang − V (L ) dari L, terdapat sebuah persekitaran − V (c )

sedemikian hingga jika x  c merupakan sebuah titik di V (c )  A , maka f ( x )

mendekati V (L )

Kriteria barisan untuk limit


Teorema 2.2.6
(Kriteria Barisan) Misalkan f : A → R dan misalkan c adalah titik kumpul A . Lalu
ekuivalennya.
i. lim f = L
x →c

ii. Untuk setiap barisan (xn ) di konvergen ke c sedemikian sehingga xn  c untuk

semua n N , barisan ( f (xn )) konvergen ke L .

Kriteria divergen

Misalkan A  R , misalkan f : A → R dan c  R adalah titik kumpul dari A


maka:

a) jika L  R maka f tidak mempunyai limit L di c jika dan hanya jika ada suatu

barisan (xn ) di A dengan xn  c untuk semua n  N sedemikian sehingga barisan

(xn ) konvergen ke c tetapi barisan ( f (xn )) tidak konvergen ke L .


b) f tidak mempunyai limit di c jika dan hanya jika ada suatu barisan (xn ) di A

dengan xn  c untuk semua n  N sedemikian sehingga barisan (xn ) konvergen

ke c tetapi barisan ( f (xn )) tidak konvergen dalam R.

Contoh :

Teorema 2.2.7

Misalkan A  R, f : A → R dan c  R menjadi titik kumpul dari A . Kita


mengatakan bahwa f terbatas pada daerah persekitaran/lingkungan dari c jika

terdapat persekitaran  dari cV (c ) dan suatu konstanta M  0 sedemikian

sehingga kita mempunyai f (x )  M untuk semua x  A  V (c ) .

10
Teorema 2.2.8

Jika A  R dan f : A → R mempunyai suatu limit pada c R maka f terbatas


pada suatu lingkungan dari c .

Bukti.

Jika L = lim f ( x ) , maka dengan  = 1 , terdapat   0 sedemikian sehingga jika


x→ c

0  x − c   , maka f (x ) − L   ;

f (x ) − L  f (x ) − L  1

Oleh karena itu, jika x  A V (c ), x  c maka f (x )  L + 1 Jika c bukan bagian

A, kita ambil M = L + 1 sedangkan jika c A kita ambil M = sup f (c ) , L + 1

Ini berarti bahwa jika c  A  V (c ) maka f (x )  M . Ini menunjukkan bahwa f

terbatas pada V suatu lingkungan  .

Definisi 2.2.9

Misalkan A  R dan misalkan f dan g fungsi yang didefinisi kan pada A ke R . Kita
mendefinisikan jumlah f + g , selisih f − g , dan hasilkali fg pada A ke R sebagai
fungsi yang diberikan oleh

(f + g )( x ) := f ( x ) + g ( x ),

(f − g )( x ) = f ( x ) − g ( x ),

( fg )(x ) := f (x )g (x )

untuk semua x  A . Selanjutnya, jika b  R , kita definisikan kelipatan bf


sebagai fungsi yang diberikan oleh

(bf )(x ) := bf (x ) untuk semua x  A .

11
Akhirnya, jika h( x )  0 untuk x  A , Kita definisikan hasilbagi f / h adalah fungsi

f f (x )
yang diberikan oleh  (x ) := untuk semua x  A
h h( x )

Teorema 2.2.10

Misalkan A  R , misal f dan g adalah fungsi dari A ke R , dan misalkan

c  R adalah titik kumpul dari A. Selanjutnya, misalkan b  R .

a. Jika lim f = L dan lim g = M maka:


x →c x →c

lim ( f + g ) = L + M ,
x →c

lim ( f − g ) = L − M ,
x →c

lim ( fg ) = LM ,
x →c

lim (bf ) = bL ,
x →c

b. Jika h : A → R , jika h( x )  0 untuk semua x  A , dan jika lim h = H  0 , maka


x →c

f L
lim   =
  H
x →c h

Teorema 2.2.11

Misalkan A  R , misalkan f : A → R dan c R suatu titik kumpul dari A . Jika


a  f ( x )  b untuk semua x  A, x  c dan jika lim f ada, maka a  lim  b
x→ c x →c

Teorema Apit 2.2.12

Misal A  R misal f , g, h : A → R dan c  R titik kumpul dari A Jika


f ( x )  g ( x )  h( x ) untuk semua x  A, x  c dan jika lim f = L = lim h
x →c x →c

maka lim g = L
x →c

Contoh :

a. lim sin x = 0
x →0

12
− x  sin x  x untuk semua x  0 . Karena lim ( x ) = 0 , ini mengikuti teorema
x →0

apit bahwa lim sin x = 0 .


x →0

Teorema 2.2.13
Misalkan A  R, f : A → R dan c  R suatu titik kumpul dari A . Jika lim f  0 ,
x →c

maka terdapat suatu persekitaran V (c ) sedemikian sehingga f (x )  0 untuk

semua x  A  V (c ), x  c .

Beberapa Ekstensi dari Konsep Limit

Pada bagian ini, kami akan menyajikan ekstensi dari pengertian batas fungsi limit
yang sering terjadi. Karena ide disini sangat mirip dengan yang telah kita temui,
bagian ini dapat di baca dengan mudah.

Limit-limit Sepihak

Ada kalanya fungsi f mungkin tidak memiliki batas pada titik c , namun batasnya
ada apabila fungsi dibatasi pada interval di satu sisi pada titik kumpul c.

Definisi 2.2.14

Diberikan A  R jika f : A → R .

i) Jika c  R adalah titik kumpul dari A  (c, ) = x  A; x  c maka kita katakan


bahwa L  R adalah limit kanan di c dan kita tulis
lim f = L atau lim f ( x) = L
x →c + x →c +

jika diberi   0 terdapat sebuah  =  ( )  0 sehingga terdapat x  A dengan

0  x − c   , maka | f ( x) − L | 
ii) Jika c  R adalah titik kumpul dari A  (−,0) = x  A; x  c maka kita katakan
bahwa L  R adalah limit kiri di dan kita tulis
lim f = L atau lim f ( x) = L
x →c − x →c −

jika diberi   0 terdapat sebuah   0 sehingga terdapat x  A dengan


0  x − c   , maka | f ( x) − L | 

13
Teorema 2.2.15

misalkan A R jika f :A→R dan c  R menjadi titik kumpul dari


A  (c,− ) . Maka pernyataanpernyataan berikut adalah equivalen:

i) lim f = L
x →c +

ii) Untuk setiap barisan (xn) yang konvergen ke c sedemikian sehingga xn  A dan

xn  c untuk semua n  N , barisan ( f ( xn )) konvergen ke L

Teorema 2.2.16

Misalkan A  R misal f : A → R , dan misal c  R adalah titik kumpul dari


kedua himpunan A  (c, ) dan A  (−, c) . Maka lim f = L jika dan hanya
x →c

jika lim f = L = lim f = L .


x →c + x →c −

Contoh :

(a) Misalkan f(x):= sgn(x)


ita telah melihat pada contoh 4.1.10 (b) sehingga sgn tidak memiliki batas pada 0.
Sehingga lim sgn( x) = +1 dan lim sgn( x) = −1 itu jelas. Karena batas satu sisi itu
x →0 + x →0 −

berbeda, itu juga mengikuti dari teorema 4.3.3 sehingga sgn(x) tidak memiliki
batas pada 0.

Limit-limit Tak Hingga

1
Fungsi f ( x) = untuk x  0 tidak terbatas pada suatu lingkungan 0, dengan
x2
demikian fungsi tersebut tidak mempunyai suatu limit sesuai pengertian dalam
Definisi 4.1.4. Sementara simbol-simbol (= + ) dan −  tidak menyatakan
suatu bilangan real, ini kadang-kadang menjadi bermakna dengan mengatakan
1
bahwa “ ( x) = cenderung ke  apabila x → 0 ”. Kegunaan ini dari   tidak
x2
menyebabkan kesulitan, menyediakan latihan-latihan dan tidak menafsirkan 
atau −  menjadi bilangan real.

14
Defenisi 2.2.17

Misalkan A  R misalkan f : A → R dan misalkan c  R suatu titik kumpul dari


A.

(i) Jika dikatakan bahwa f menuju ke  apabila x → c dan ditulis lim f =  . jika
x →c

untuk   R terdapat  =  ( )  0 sedemikian sehingga untuk semua x  A


dengan 0 | x − c |  maka f (x) =  .
(ii) Kita katakana bahwa f menuju ke −  apabila x → c , dan ditulis lim f = − . Jika
x →c

  R terdapat  =  ( )  0 . Sedemikan sehingga untuk semua x  A dengan


0 | x − c |  maka f (x) = 

Conoh :

(a) lim 1 =0
x →0 x2
Diberikan sembarang   0 , misalkan := 1 . Ini berarti bahwa jika 0 | x | 

maka x  1
 jadi x 2   .
2 1

(b) Misalkan g ( x) = 1 untuk x  0 .


x
Fungsi g tidak menuju ke  atau −  sebagaimana x → 0 . Karena jika   0 maka
g (x)   untuk semua x  0 , dengan demikian g tidak menuju ke  apabila

x → 0 . Serupa juga jika   0 maka g (x)   untuk semua x  0 .

Teorema 2.2.18

Ambil A  R , ambil f , g : A → R , dan ambil c  R suatu titik kumpul dari A.


Anggaplah bahwa f ( x)  g ( x) untuk setiap x  A, x  c .

(a) Jika lim f =  maka lim g = 


x →c x →c

(b) Jika lim g = − maka lim f = −


x →c x →c

Definisi 2.2.19

15
Misalkan A  R dan f , g : A → R . Jika c  R adalah titik cluster dari set
A  (c, ) = x  A : x  c maka kita katakan bahwa f cenderung  [atau, −  ]

sebagai x → c +, dan kita tulis


lim f =  atau lim f = −
x →c + x →c +

Jika untuk setiap   R ada  =  ( )  0 sehingga untuk semua x  R dengan

0  x − c   maka f ( x)   atauf ( x)   

2.3 Perbandingan Buku


3.1 Berdasarkan ada tidaknya pendahuluan/ilustrasi awal sebagai pengantar
terhadap konsep/definisi yang dibahas kedua buku:
“Kesamaan yang terdapat pada kedua buku ialah sama-sama memiliki
pendahuluan/ilustrasi awal sebagai pengantar terhadap teorema/definisi
sedangkan perbedaannya yaitu pada buku Robert G. Bartle lebih lengkap
penjelasan tersebut dari pada buku John K. Hunter”
3.2 Berdasarkan kesamaan atau perbedaan penulisan konsep/definisi yang
dibahas kedua buku:
“Dalam kedua buku ini sebetulnya sama saja penulisan konsep/defenisi
yang dibahas dan dijelaskan. Namun ada beberpa perbedaan yaitu pada
buku Robert G. Bartle memiliki pembuktian yang lebih lengkap
dibanding buku John K. Hunter sehingga pembaca lebih paham.”
3.3 Berdasarkan kedalaman penjelasan konsep/definisi yang dibahas dalam
kedua buku misalnya ditinjau dari variasi contoh soal,
media/grafik/gambar/ilustrasi:
“Dalam buku Robert G. Bartle terdapat defenisi atau teorema yang
menjelaskan materi tersebut dan setiap soal pada halaman akhir dari bab
Limit yang memiliki berbagai variasi soal dan memuat dari semua materi
yang sudah dijelaskan pada bab limit, sedangkan pada buku John K.
Hunter terdapat juga contoh soal sesudah teorema yang memaparkan
pembahasannya. Akan tetapi pada buku John K. Hunter tidak memiliki
soal yang bisa dikerjakan sebagai latihan kepada pembaca.”

16
3.4 Berdasarkan ada tidaknya pendahuluan/ilustrasi awal sebagai pengantar
terhadap teorema/definisi yang dibahas kedua buku:
“Dalam buku Robert G. Bartle terdapat pendahuluan/ilustrasi awal sebagai
pengantar terhadap teorema/definisi sedangkan dalam buku John K.
Hunter juga terdapat pendahuluan/ilustrasi awal sebagai pengantar
terhadap teorema/definisi tetapi lebih lengkap buku Robert G. Bartle”.
3.5 Berdasarkan kesamaan dan perbedaan berbagai prinsip/teorema/dalil/sifat
yang dibahas kedua buku:
“kedua buku ini memiliki kesamaan dalam membahas berbagai
prinsip/teorema/dalil/sifat, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam
kedua buku ini dalam membahas materi fungsi limit.”
3.6 Berdasarkan kedalaman penjelasan prinsip/teorema/dalil/sifat yang
dibahas kedua buku misalnya dilihat dari cara pembuktian, variasi contoh
soal, media/grafik/gambar/ilustrasi:
“Pada buku Robert G. Bartle memiliki penjelasan prinsip/teorema/dalil/si-
-fat yang lebih lengkap disbanding dengan buku John K. Hunter. Misalnya
saja dalam buku Robert G. Bartle memiliki contoh soal yang lebih banyak
dan bervariasi dibanding buku John K. Hunter. Selain itu, dalam buku
Robert G. Bartle memiliki pembuktian yang lebih lengkap dibanding buku
John K. Hunter sehingga pembaca lebih paham.”
3.7 Berdasarkan kekurangan atau kelebihan kedua buku:
“Pada buku G. Bartle terdapat contoh soal dan pembahasannya dan juga
terdapat soal yang terdapat pada halaman akhir dari bab Limit yang
memiliki berbagai variasi soal dan memuat dari semua materi yang sudah
dijelaskan pada bab limit, sedangkan pada buku John K. Hunter terdapat
juga contoh soal sesudah teorema yang memaparkan pembahasannya.
Akan tetapi pada buku John K. Hunter tidak memiliki soal yang bisa
dikerjakan sebagai latihan kepada pembaca agar pembaca dapat melatih
kemampuannya melalui latihan setelah membaca maupun memahami
materi Limit pada buku John K. Hunter”.
3.8 Buku mana yang lebih mudah dipahami:
“Kedua buku sangatlah bagus dan memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Seperti pada buku John K. Bartle kekurangannya tidak

17
memuat banyak tentang materi limit dan juga tidak memiliki kajian latihan
soal kepada pembaca. Namun, kelebihannya buku ini lebih singkat, padat
dan jelas. Sedangkan kelemahan buku G. Bartle tidak memiliki
kekurangan karena buku ini telah menjelaskan meteri secara baik,
complete, dan beruntun sehingga pembaca bisa memiliki wawasan yang
lebih karena telah memahami buku ini.

18
BAB III
KESIMPULAN

Kedua buku sangatlah bagus dijadikan sebagai acuan belajar. Baik buku
G. Bartle maupun John sama sama memiliki materi tentang limit. Namun, pada
kenyataannya buku G. Bartle lebih memiliki wawasan tentang limit yang lebih
banyak. Menurut saya buku G. Bartle yang lebih mudah difahami karena
materinya beruntun dan luas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bartle, R.G and Sherbet, D.R. 1982. Introduction to Real Analysis, 2 nd ed. New York :
John Willey and sons.

Hunter. K. John. 2014. An Introduction to Real Analysis.California : University Of


California At Davis.

20

Anda mungkin juga menyukai