A. Latar Belakang
World Health Essembly tahun 1977 telah menghasilkan kesepakatan global untuk mencapai
“Kesehatan Bagi Semua atau Health For All” Pada Tahun 2000 ( KBS 2000 / HFA by The Year
2000 ), yaitu Tercapainya suatu derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif baik secara social maupun ekonomi.
Selanjutnya pada tahun 1978, Konferensi di Alma Ata, menetapkan Primary Health Care (PHC)
sebagai Pendekatan atau Strategi Global untuk mencapai Kesehatan Bagi Semua (KBS) atau
Health For All by The Year 2000 ( HFA 2000 ). Dalam konferensi tersebut Indonesia juga ikut
menandatangani dan telah mengambil kesepakatan global pula dengan menyatakan bahwa untuk
mencapai Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 ( HFA’200 ) kuncinya adalah PHC ( Primary
Health Care ) dan Bentuk Opersional dari PHC tersebut di Indonesia adalah PKMD (
Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa ).
B. Pengertian
Primary Health Care ( PHC ) adalah : Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada
metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta
dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri ( self reliance ) dan menentukan
nasib sendiri ( self determination )
Program-program PHC
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan panyakit serta
pengendaliannya.
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Dasar
4. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5. Imunisasi terhadap Penyakit – penyakit Infeksi Utama
6. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Endemik Setempat
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
B. Pengertian
Adapun beberapa pengertian mengenai Primary Health Care adalah :
1. Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan social yang dapat diterima secara
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination)
2. Primary Health Care (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk mencapai
tingkat minimal dan pelayanan kesehatan semua penduduk
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metoda dan
teknologi praktis, ilmiah, dan social yang dapat diterima secara umum baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya,
serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
C. Tujuan PHC
1. Tujuan umum
Adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang
menerima pelayanan.
2. Tujuan khusus
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dan populasi yang dilayani
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumberdaya lain
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
D. Fungsi PHC
PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Diagnosis dan pengobatan
4. Pelayanan tingkat lanjut
5. Pemberian sertifikat
E. Falsafah
1. PHC merupakan bagian integral dari kesehatan nasional
2. PHC merupakan bagian integral dari perkembangan social ekonomi menyeluruh dari
masyarakat
3. PHC memusatkan perhatian pada masalah kesehatan utama komuniti
F. Sasaran
Sasaran dari PHC adalah individu, keluarga, masyarakat dan pemberi pelayanan
kesehatan
G. Prinsip Dasar PHC
1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Melibatkan peran serta masyarakat
3. Menggunakan teknologi tepat guna
4. Menekankan pada upaya preventif
5. Melibatkan kerja sama lintas sektoral
REFERENSI
Oleh : ERFANDI
Pada evaluasi menjelang Pelita I terungkapkan adanya permasalahan kesehatan yang perlu
memperoleh pemecahan segera melalui suatu pendekatan baru, yaitu PKMD. Suatu
pendekatan yang diharpkan dapat mengatasi latar belakang permasalahan terhadap :
– meraja lelanya penyakit-penyakit menular yang banyak menimpa rakyat kecil di pedusunan
– keadaan under-nurishment yang menyangkut terutama bayi dan balita maupun ibu-ibu dalam
masa reproduktif
Tegasnya selama pelita I itu diletakkan rintisan yang mendasar melalui perbaikan tingkat
kesehatan rakyat dengan skala prioritas program kesehatan antara lain :
– pemulihan kesehatan
– farmasi
– pengembangan infrastruktur
– penelitian kesehatan
– training
1. perencanaan kesehatan yang lebih baik, kerena sebelumnya masih berupa meraba-raba
sebab belum ada data-data yang akurat.
3. Daerah sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedusunan (yang kemudian lahir konsep
PKMD), daerah transmigrasi dan daerah pengembangan / pembanguanan lainnya
A. Pengertian
Pokok-pokok pemikiran yang fundamental yang melandasi definisi PKMD tersebut diatas
ditekankan melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
Sebagai kegiatan yang dikelola sendiri oleh masyarakat, PKMD secara bertahap dan terus
menerus harus mampu didorong untuk membuka kemungkinan-kemungkinan
menumbuhkan potensi swadayanya melalui pemerataan akan peranserta setiap individu
di desa secara lebih luas dan lebih nyata
Kegiatan masyarakat tersebut diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa masyarakat
sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara lintas program dan lintas
sektoral. Kegiatan tersebut tak lain merupakan bagian integral dari pembangunan nasional
umumnya dan pembangunan desa khususnya. Puskesmas sebagai pusat pengembangan
kesehatan di tingkat kecamatan mengambil prakarsa untuk bersama-sama dengan sektor-
sektor yang bersangkutan menggerakkan peran serta masyarakat (PSM) dalam bentuk
kegiatan PKMD.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan
dalam rangka meningkatkan mutu hidup
1. Tujuan khusus
C. Ciri-Ciri Utama
Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu
hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya kegiatan
PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi menyangkut juga
kegiatan diluar kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan status kesehatan dan perbaikan
mutu hidup masyarakat.
Misalnya : Kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk
meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
dengan bekerja sambil belajar, dan sebagainya.
Penegmbangan PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi
masyarakat daerah perkotaan yanga berpenghasilan rendah.
Karena PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa, sedang wadah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD, maka dengan sendirinya
wadah kegiatan PKMD adalah LKMD juga.
Pembinaan PKMD yang bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari Tim
Pembina LKMD.
F. Prinsip-Prinsip PKMD
1. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri,
maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor-sektor yang bersangkutan
2. PKMD merupakan upaya swadaya masyarakat yang pembinaannya oleh Puskesmas
3. Operasionalisasinya oleh pos-pos kesehatan yang didirikan dan dilaksanakan oleh
tenaga masyarakat sendiri (kader kesehatan yang dilatih dan dibina oleh puskesmas
4. Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos kesehatan antara lain :
a. penyuluhan kesehatan
e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan balita, kurang gizi, dll.
1. Pembinaan peran serta masyrakat dalam kesehatan, baik secara individu, kelompok
atau masyarakat luas
2. Dalam pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas sektor dan lintas program
3. Pelayanan langsung dapat diberi oleh petugas kesehatan apabila masyarakat tidak
mampu melaksanakannya
4. Type penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan kemampuan masyarakat
Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, dalam
Pelita IV dulu dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam Pelita IV, dengan cara
membina masyarakat untuk berusaha menolong mereka sendiri dalam melaksanakan 5
program prioritas, yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare.
1. masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan tentang
program-program yang dilaksanakan pemerintah
2. masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang
dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya untuk
berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan mereka
3. sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar
dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri
mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka
4. harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh
dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat
5. harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara
para pembina maupun antara pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus
pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.
Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya. persiapan yang dimaksud
dapat dilakukan melalui :
1. pelatihan kader
2. kunjungan kerja
3. studi perbandingan
J. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang disediakan dari swadaya
masyarakat melalui potensi dan sumberdaya yang ada dimasyarakat yang dapat digali dan
dimanfaatkan. Bila masyarakat tidak memilikinya barulah para penyelenggara pembinaan
PKMD berusaha untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan
ketentuan tidak menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat.
Antara lain Slamet Riyadi, menulis dalam buku ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa Proto
type PKMD di Indonesia antara lain :
Disini petugas puskesmas merintis PKMD dengan menyusupkan strateginya lewat non
kesehtan. Mereka berkeyakinan bahwa dengan keberhasilan sektor ekonomi di desa, maka
kemudian mudah menyelenggarakan usaha-usaha PKMD. Keberhasilan PKMD dirintis
lewat keberhasilan ekonomi desa terlebih dahulu. Kebutuhan masyarakat desa tidak
dipaksakan oleh dokter Puskesmas berdasarkan keinginannya (Needs) melainkan benar-
benar berdasarkan kebutuhan (Demands) masyarakat. Segala usaha yang dipelopiri
pUskesmas tetap mempergunakan lembaga pedesaan yang ada secara terpadu
PKMD disini sudah merupakan bagian dari pembangunan masyarakat desa yang
intervensinya secara lebih teratur dilakukan dari puskesmas setempat. Kegiatan-kegiatan
yang menonjol masih berupa dana sehat, pengembangan promotor kesehatan desa,
penyuluhan kesehatan maupunpendidikan gizi melalui arisan-arisan ibi-ibu. Pengetrapan
teknologi pedesaan setempat dikerjakan melalui sistem dapur sekam maupun pembuatan
gas metan dari kotoran (Digeseter). Sehingga melalaui cara-cara ini orang-orang kesehatan
berhasil merubah cara-cara tradisional kearah yang lebih maju yang dijalankan serentak
dengan usaha-usaha kesehatan.
Merupakan prototype untuk suatu daerah perkotaan yang memiliki keistimewaan juga.
Tekanannya juga pada dana sehat dengan sistem uang pangkal sebagai modal pertama yang
selanjutnya dioperasionalkan dengan sistem simpan pinjam. Setelah dananya kuat dipergunakan
untuk dana sehat yang meliputi :
– perbaikan kampung
– kegiatan pinjaman jangka panjang, yaitu : 8 minggu untuk keperluan ; modal dagang,
perbaikan rumah, pemeliharaan ternak
Unit sasaran hanya satu RT dengan sistem administrasi sederhana tapi tetap rapi. Satu-
satunya hambatan adalah bahwa kader kesehatan yang pernah dicoba permulaan dengan
12 orang, ternyata hanya 2 orang yang tertarik dengan tugas-tugas sosial ini.
Hampir sama dengan bentuk Kranganyar, dimana unsur-insur menonjol yaitu tidak
diintegrasikannya PKMD itu dengan Pembangunan Masyarakat Desa, maupun terlalu
dibimbing secara ketat oleh Puskesmas Pemerintah setempat dalam menjalankan
programnya sendiri. Kasarnya, akhirnya terdapat suatu dana sehat tanpa Promokesa
Masyarakat melakukan kegiatan sesuai dengan program yang diprioritaskan, sebagi hasil dari
pada perencanaan staf Puskesmas dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Tokoh-tokoh
masyarakat memang sebelumnya dibina dahulu oleh puskesmas dan kemudian dijadikan “
PION” untuk memungkinkan sistem yang dilemparkan oleh atas dapat berhasil persis dengan
skenario.
Kegiatan kesehatan disini telah diintegrasikan dalam wilayah kegiatan pembangunan yaitu
LSD. Mirip dengan bentuk Srikandi. Disini unsur-unsur Pamong Praja dan LSD-nya
digerakkan untuk menangani. Suatu kemajuan yang menonjol bahwa Desa memiliki suatu
anggaran untuk bidang kesehatan yang dimasukkan kedalam semacam APBD Desa,
setelah mampu menyalurkan/menjual hasil produksi tanaman dari Desa. Keberhasilan Proto
Type yang demikian majunya sampai mampu berfikir menyelenggarakan semacam APBD
Desa, disebabkan karena Puskesmas Mojosari sebagai pembina, telah ikut berpengalaman
lama dibawah berbagai dokter. Memang daerah ini merupakan daerah “Fielf Practice and
Demonstration Area” (FPDA) yang berada langsung dibawah Dinas Kesehatan Propinsi dan
banyak memperoleh perhatian Depkes untuk menunjukkan Keberhasilan Depkes. Karena
juga berlakunya semacam Reward System bagi dokter-dokter pimpinan puskesmas
Mojosari untuk berhasil dapat menduduki jabatan-jabatan penting, seperti Prof. Sulianti, dr.
Lolong, dr. Soekamto, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin (2000) Pengantar Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas; seri 6 Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Depok
Depkes RI (1987) Peran Serta Masyarakat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, Jakarta
Pengertian JPKM
Pengertian
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) adalah suatu konsep atau metode
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna (preventif, promotif, rehabilitatif dan
kuratif) berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan yang berkesinambungan dengan mutu
yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra-upaya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan tentang sumber sumber literatur berdasarkan buku, dan internet.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya terjaga dan biayanya
terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara ( bapel ) dengan menerapkan jaga
mutu dan kendali biaya. Masyarakat yang ingin menjadi peserta/anggota mendaftarkan diri
dalam kelompok-kelompok ke bapel dengan membayar iuran di muka. Peserta akan memperoleh
pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung
tombak, yang memenuhi kebutuhan utama kesehatannya dengan mutu terjaga dan biaya
terjangkau.
Pemberi pelayanan kesehatan ( PPK ) adalah bagian dari jaringan pelayanan kesehatan yang
dikontrak dan dibayar praupaya di muka oleh bapel, sehingga terdorong untuk memberikan
pelayanan paripurna yang terjaga mutu dan terkendali biayanya. Jaringan pelayanan berjenjang
terdiri atas :
1. Pemberi pelayanan tingkat pertama (PPK-1) dapat berupa dokter umum atau dokter keluarga,
dokter gigi, bidan praktek, puskesmas, balkesmas, maupun klinik yang dikontrak oleh bapel
JPKM yang bersangkutan. Selanjutnya bila diperlukan akan dirujuk ke tingkat sekunder.
2. Sekunder (PPK-2), yakni praktek dokter spesialis, kemudian dapat dilanjutkan ke tingkat
tertier .
3. Tertier ( PPK-3 ) yaitu pelayanan spesialistik di rumah sakit untuk pemeriksaan atau rawat
inap.
Masyarakat memerlukan jaminan pemeliharaan kesehatan yang dibiayai dengan iuran bersama,
karena :
1. Biaya pemeliharaan kesehatan cenderung makin mahal seiring dengan perkembangan iptek
dan pola penyakit degeneratif akibat penduduk yang menua.
2. Pemeliharaan kesehatan memerlukan dana yang berkesinambungan.
3. Tidak setiap orang mampu membiayai pemeliharaan kesehatannya sendiri, Sakit dan musibah
dapat datang secara tiba-tiba.
4. Pembiayaan pemeliharaan kesehatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri cenderung lebih
mahal dan tidak menjamin terpeliharanya kesehatan karena bersifat kuratif semata.
5. Beban biaya perorangan dalam pemeliharaan kesehatan menjadi lebih ringan bila ditanggung
bersama. Dana dari iuran bersama yang terkumpul pada JPKM dapat menjamin pemeliharaan
kesehatan peserta.
Di antara ke empat pelaku tersebut terjadi hubungan yang saling menguntungkan dan berlaku
penerapan jurus-jurus kendali biaya, kendali mutu pelayanan dan pemenuhan kebutuhan medis
para peserta : dalam bentuk pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang.
B. Manfaat JPKM
1. Manfaat bagi Masyarakat :
a. Masyarakat memperoleh pelayanan paripurna ( preventive, Promotive, Kuratif, rehabilitatif )
dan bermutu.
b. Masyarakat mengeluarkan biaya yang ringan untuk kesehatan, karena azas usaha bersama dan
kekeluargaan. JPKM memungkinkan terjadinya subsidi silang, dimana yang sehat membantu
yang sakit, yang muda membantu yang tua/balita dan yang kaya membantu yang miskin.
c. Masyarakat terlindung/terjamin dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
utamanya.
d. Terjaminnya pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat.
C. Tujuan JPKM
JPKM bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui :
1. Jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kebutuhan utama peserta yang berkesinambungan.
2. Pelayanan kesehatan paripurna yang lebih bermutu dengan biaya yang hemat dan terkendali
3. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam membiayai pelayanan kesehatan yang
diperlukannya.
4. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat.
D. Sasaran JPKM
1. Karyawan perusahaan atau dunia usaha.
2. Seluruh anggota keluarga atau masyarakat.
3. Pelajar dan mahasiswa.
4. Organisasi sosial dan kemasyarakatan.
2. Kewajiban Peserta :
a. Membayar iuran dimuka secara teratur kepada Bapel JPKM.
b. Mentaati segala ketentuan dan kesepakatan.
c. Menandatangani kontrak.
PPK berhak mendapatkan pembayaran praupaya dari Bapel JPKM , PPK berwajiban
memberikan jasa pelayanan kepada peserta JPKM sesuai ketentuan. Peraturan mengenai pemberi
pelayanan kesehatan tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan R I
No.571/Menkes/Per/VII/1993, tentang penyelenggaraan program JPKM. Pengaturan tersebut
meliputi hal-hal berikut:
1. PPK dilarang menarik pembayaran dari peserta sepanjang pelayanan yang diberikan sesuai
dengan paket yang disepakati bersama ( pasal 27 )
2. PPK tidak boleh menolak peserta yang membutuhkan pelayanan kesehatan
3. ( pasal 28 ).
4. PPK dilarang menghentikan perawatan dalam suatu proses karena alasan administratif ( pasal
29 ).
5. Peserta tidak perlu membayar sepanjang pelayanan sesuai dengan kesepakatan bersama yang
tertuang dalam kontrak.
Untuk memperoleh pelayanan pada sarana kesehatan, peserta JPKM hanya perlu menunjukkan
identitas kepesertaan JPKM yang masih berlaku, Pemberian Pelayanan Kesehatan ( PPK )
memeriksa dan menetapkan jenis pelayanan yang diberikan sesuai kebutuhan medis peserta.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan oleh PPK
adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan selesai karena peserta hanya membutuhkan konsultasi.
2. PPK memberikan pengobatan kepada peserta JPKM.
3. PPK memberikan rujukan ke rumah sakit, konsultasi dengan dokter spesialis atau jika
diperlukan rawat inap di rumah sakit.
4. PPK meminta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
rontgen, dan lain-lain yang dianggap perlu.
Bapel JPKM berhak atas imbalan jasa penyelenggaraan JPKM. Bapel JPKM wajib
menyelenggarakan JPKM sesuai ketentuan yang berlaku sesuai dengan izin operasional yang
diberikan. Data pemanfaatan pelayanan diperiksa oleh Bapel
dengan telaah utilisasi (utilization review) untuk dapat melakukan pengendalian mutu atau
pengendalian pembiayaan, sekaligus untuk melihat apakah pelayanan yang diberikan sudah
sesuai dengan prosedur dan kontrak
Sebagai suatu jaminan kesehatan yang efektif dan efisien, JPKM mengandung beberapa jurus
yang harus diterapkan untuk memenuhi kebutuhan utama kesehatan peserta secara paripurna
dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali 7 jurus dalam pelaksanaan JPKM yang
menjamin efesiensi, efektivitas dan pemerataan pemeliharaan kesehatan dalam JPKM meliputi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya terjaga dan biayanya
terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara ( bapel ) dengan menerapkan jaga
mutu dan kendali biaya. Masyarakat yang ingin menjadi peserta/anggota mendaftarkan diri
dalam kelompok-kelompok ke bapel dengan membayar iuran di muka. Peserta akan memperoleh
pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung
tombak, yang memenuhi kebutuhan utama kesehatannya dengan mutu terjaga dan biaya
terjangkau.
Dengan adanya JPKM di indonesia, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
sudah ada dengan membayar iuran dan dalam dasar azaz saling tolong menolong, mayarakat juga
selain mendapatkan pelayanan kesehatan, juga mendapatkan promotif, prefentif, kuratif, dan
rehabilitatif. Masyarakat indonesia agar bisa lebih sadar akan kesehatan di mulai dari individu,
keluarga sampai lingkungan sekitarnya, dengan adanya jpkm masyarakat akan terjamin dalam
segi kesehatan sesuai dengan kebutuhan, dan JPKM dapat memeratakan khususnya dibidang
kesehatan sehingga masyarakat lebih sadar pentingnya hidup sehat, dan dapt meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan kita tentang JPKM, yang
sangat berguna untuk kita dmana kita di tuntut untuk meningkatkan derajat kesahatan masyarakat
Indonesia dengan program JPKM ini maka akan mempermudah kita menjangkau setiap lapisan
masyarakat. Untuk para pembaca, setidaknya dapat mengetahui tentang JPKM, Manfaat JPKM,
syarat-syarat untuk mengikuti JPKM, Tujuan JPKM, sasaran JPKM. Dan diharapkan agar dapat
menyikapi makalah kami dan memberikan saran serta kritik untuk menyempurnakan makalah
kami ini
DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/buku/mengapa%20perlu%20jpkm.pdf
http://astaqauliyah.com/2006/01/jaminan-pemeliharaan-kesehatan-masyarakat-jpkm-pengertian-
dan-pelaksanaannya/
http://www.depkes.go.id/downloads/JPKM.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/archives/25437/
http://www.palu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2009/07/perda-02-16.pdf
http://acronyms.thefreedictionary.com/Jaminan+Pemeliharaan+Kesehatan+Masyarakat