Anda di halaman 1dari 26

Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019

Keperawatan Universitas Jember

LAPORAN PREPLANNING LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)


PADA KLIEN TN. M DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI
WISMA SEDAP MALAM UPT PSTW JEMBER

Oleh

Kelompok

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

LAPORAN PREPLANNING LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)


PADA KLIEN TN. M DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI
WISMA SEDAP MALAM UPT PSTW JEMBER

TUGAS

Disusun untuk memenuhi laporan akhir Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Stase Keperawatan Gerontik

Oleh

Ido Prasetyo, S.Kep


NIM 192311101042

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Lansia merupakan kelompok yang telah memasuki tahap akhir dari
kehidupan. Menua merupakan proses yang berangsur-angsur yang mengakibatkan
perubahan kumulatif dalam proses ini terjadi penurunan daya tahan tubuh dan
berbagai fungsi tubuh lainnya. proses menua dimulai sejak awal kehidupan dan
sepanjang hidup bukan hanya dimulai dari waktu tertentu (Taufandas M, 2018).
Di Indonesia jumlah penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Berdasakan data Badan Pusat Satitisk (BPS), Di indonesia jumlah lansia
tercatat mencapai 14,62 juta jiwa pada tahun 2000. Pada tahun 2020 jumlah lansia
akan diperkirakan mencapai 28,99 juta jiwa. Pada tahun 2025 diperkirakan akan
meningkat mencapai 95,92 juta jiwa. Kebijakan pemerintah di indonesia telah
diatur terhadap lansia pada Undang-undang Republik Indonesia No.4 tahun 1965
dan No.13 tahun 1998 pasal 14 yang memuat tentang kesejahteraan lanjut usia.
Masalah yang sering terjadi dalam proses penuaan adalah kemunduran
fisik, pdikologis dan sosial. Salah satu kemunduruan fisik yang terjadi pada sistem
muskuloskeletal yaitu berkurangnya massa otot. Jumlah lansia yang semakin
meningkat setiap tahunnya menjadikan perhatian khusus pada lansia. Penurunan
fungsi muskuloskeletal dapat mengakibatkan masalah hambatan mobilitas fisik
pada lansia.
Hambatan mobilisasi fisik didefenisikan oleh sebagai suatu keadaan
ketika individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan fisik (Herdman,
T.H. & Kamitsuru, S. 2018). Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap
sistem tubuh beresiko terjadi gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut
tergantung pada umur klien dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta
tingkat imobilisasi yang dialami. Misalnya, perkembangan pengaruh imobilisasi
lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan klien yang lebih muda (Perry
dan Potter, 1994). Imobilitas atau lebih dikenal dengan keterbatasan gerak dan
juga didefinisikan oleh North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
keterbatasan gerak fisik baik aktif dan pasif memiliki dampak pada sistem tubuh
manusia (Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2018). Imobilitas dapat mempengaruhi
fisiologis sistem tubuh yang abnormal dan patologi seperti perubahan sistem
muskuluskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem repirasi, sistem unrinari dan
endokrin, sistem integument, sistem neourosensori, perubahan metabolism dan
nutrisi, perubahan eliminasi bowel, perubahan sosial, emosi dan intelektual.
Umumnya penatalaksanaan hambatan mobilitas fisik diberikan secara
nonfarmakologi terapi yang efektif dan tidak memiliki efek samping. Terapi yang
dapat dilakukan antara lain adalah Range Of Motion (ROM) yaitu terapi untuk
melatih gerakan otot, latihan gerak aktif diberikan kepada bagian yang mudah di
kontraksi dan relaksasi (Taufandas M, 2018)
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Universitas Jember pada tanggal 3 september 2019 terhadap Tn. M
dengan hambatan mobilitas fisik di UPT PSTW Jember diketahui bahwa klien
pernah jatuh dan kemudian sulit berjalan serta merasakan nyeri pada bagian
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

pangkal paha dan pinggul apabila di gerakan atau di ubah posisi. Saat ini klien
mengeluh tidak dapat beraktivitas seperti biasanya karena kesulitan dalam
menjaga keseimbangan dan merasakan nyeri di bagian pangkal paha ketika akan
berdiri. Hasil ukur tekanan darah 160/90 mmHg.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah dalam kegiatan yang
akan dilakukan adalah pemberian terapi Range Of Motion (ROM) pada klien Tn.
M dengan nyeri kronis di UPT PSTW Jember.
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi ROM ini bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot pada klien di UPT PSTW
Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan kegiatan terapi ROM
1. Mampu memahami konsep terapi ROM
2. Melakukan terapi ROM secara mandiri

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan Range Of Motion antara lain:
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam pergerakan
3. Memperbaiki tonus otot
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH


3.1 Dasar Pemikiran
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
hambatan mobilitas fisik adalah suatu kedaaan dimana individu yang mengalami
atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik (Herdman, T.H. & Kamitsuru,
S. 2018). Individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan
fisik antara lain : lansia, individu dengan penyakit yang mengalami penurunan
kesadaran lebih dari 3 hari atau lebih, individu yang kehilangan fungsi anatomic
akibat perubahan fisiologik (kehilangan fungsi motorik, klien dengan stroke, klien
penggunaa kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau traksi), dan
pembatasan gerakan volunter, atau gangguan fungsi motorik dan rangka (Susanti,
2019).

Penatalaksanaan hambatan mobilitas fisik adalah dengan memberikan salah


satu terapi seperti Range Of Motion (ROM) yaitu gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendianya sesuai gerakan normal baik secara
aktif maupun pasif (Susanti, 2019). Penatalaksanaan terapi ROM juga dapat di
lakukan pada klien dengan nyeri sendi akibat penyakit yang disebabkan oleh
penurunan fungsi tubuh lansia karena proses kemunduran. (Freke M, 2019)
Salah satu asuhan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
Tn. M adalah latihan ROM. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Pengkajian
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Pengumpulan data subjektif dan


objektif

Pengolahan data

Menentukan
Menentukanintervensi keperawatann
masalah keperawatan
Menerapkan implementasi keperawatann
Latihan Range Of Motion

Evaluasi

Dokumentasi keperawatan
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN


4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Range Of Motion (ROM) yaitu gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing
persendianya sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif. Latihan
Range Of Motion ini akan diberikan pada Tn. M untuk mempertahankan dan
meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot.

4.2 Khalayak Sasaran


Klien dengan Hambatan Mobilitas Fisik di UPT PSTW Jember (Tn. M)

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : latihan dan ceramah
2. Landasan teori : diskusi dan latihan
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana yang baik
b. Memberikan pendidikan kesehatan
c. Memberikan latihan
d. Evaluasi

: Sasaran

: Pemateri

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.2009. Proyeksi penduduk 2000-2025,Data Statistik


Indonesia. [serial online] https://data.go.id/organization/bps (diakses 18
april 2018)
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

[Depkes RI]. 2003. Pedoman Tata Laksana Gizi Lansia Untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Freke, M. Strength and range of movement deficits are associated with symptom
severity in people scheduled for hip arthroscopy. Descriptive profile of hip
range of motion in elite tennis players. Physiotherapy Departmen
2019;Volume 23, Issue 6

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2018. NANDA International Nursing Diagnoses:


Definitions & Classification, 2018–2020. 10nd ed. Oxford: Wiley
Blackwell.

Morgan & Patthoff.(2012).Obstetri Ginekologi Panduan Praktik .Jakarta : EGC

Potter,P.A dan Perry, A.G. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse,


Proses Dan Praktik. Edisi 4,Volume 2.Jakarta :EGC

Stanley, M. 2006. Buku Ajar Keperawtan Gerontik. Jakarta : EGC

Susanti. (2019). Pengaruh Range of Motion terhadap Kekuatan Otot pada Pasien
Stroke. Jurnal kesehatan vokasional, Vol. 4 No. (2),112-117

Taufandas, M. (2018). Pengaruh Range Of Motion Untuk Menurunkan Nyeri


Sendi Pada lansia Dengan Osteoartritis di Wilayah Puskesmas Godean I
Sleman Yogyakarta. Jurnal care, 6(1), 36-45.
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Leaflet

Pemateri,

Ido Prasetyo, S.Kep


NIM 192311101042
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 1: Berita Acara


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

BERITA ACARA
Pada hari ini Kamis tanggal 5 September 2019 jam 11.30 s/d 11.45 WIB
bertempat di UPT PSTW Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan Latihan Range Of Motion (ROM) oleh Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh orang
(daftar hadir terlampir)

Jember, 5 September 2019


Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Ajar
Stase Keperawatan Gerontik
FKEP Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
T FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan Range Of Motion dilakukan pada Klien Tn. M untuk mengatasi


hambatan mobilitas fisik yang dialami. Kegiatan tersebut dimulai pada Hari
Kamis tanggal 5 September 2019 Pukul 11.30 WIB di wisma sedap malam UPT
PSTW Jember.

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1. 1.

2. 2.

3. 3.

Jember, 5 September 2019


Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Ajar
Stase Keperawatan Gerontik
FKEP Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Latihan Range Of Motion


Sub Topik :
a. Pengertian Latihan Range Of Motion
b. Tujuan Range Of Motion
c. Latihan Range Of Motion
Sasaran : Tn. M
Tempat: Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember
Hari/Tanggal : Kamis, 05 September 2019
Waktu : 15 menit
Penyuluh : Ido Prasetyo, S.Kep
1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan dan dilakukan kegiatan ini, sasaran dapat
mengerti, memahami, dan dapat mempraktikkan kegiatan terapi ROM.

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 15
menit, Lansia dapat:

a. menjelaskan pengertian latihan terapi ROM


b. menjelaskan tujuan dan manfaat terapi ROM
c. mempraktikkan gerakan latihan terapi ROM

3. Pokok Bahasan
Latihan rentang gerak ROM

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian kegiatan terapI ROM
b. Tujuan dan manfaat kegiatan terapi ROM
c. Gerakan kegiatan terapi ROM

5. Waktu
1 x 15 menit
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

6. Bahan/Alat yang Diperlukan


Kursi
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: ceramah dan praktik
b. Landasan teori: demonstrasi
c. Langkah pokok:
1. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
2. Menjelaskan manfaat kegiatan terapi ROM
3. Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya
4. Mendemonstrasikan manfaat kegiatan terapi ROM
5. Mengevaluasi hasil latihan

8. Persiapan
Menyiapkan tempat dan lingkungan yang nyaman

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaa  Memberikan salam  Menjawab salam
n  Perkenalan  Mendengarkan dan
2 Menit  Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. Inti Menjelaskan pengertian range of  Menjawab
2 menit motion dan tujuan range of motion pertanyaan
penyuluh
 Mendengarkan dan
memperhatikan
 Bertanya pada
penyuluh bila
masih ada yang
belum jelas
3 Penutup  Evaluasi  Menjawab
3 menit  Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan salam penutup  Memperhatikan
 Menjawab salam
4. Latihan  Menjelaskan prosedur range of  Menanyakan
senam motion apabila terdapat
jantung  Range of motion dipimpin oleh penjelasan prosedur
10 menit instruktur (penyuluh) yang kurang jelas
 Evaluasi perasaan klien setelah  Mengikuti latihan
dilakukan range of motion range of motion

I. Evaluasi
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Klien diminta untuk melakukan salah satu latihan range of motion.


Lampiran 4 : SOP

Latihan Rentang Gerak Lansia

LATIHAN RENTANG GERAK LANSIA

PSIK

UNIVERSITAS JEMBER

PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO HALAMAN :


REVISI :

TANGGAL DITETAPKAN OLEH :


TERBIT :

1 PENGERTIAN Latihan rentang gerak terkait dengan koordinasi otot,


tulang, sendi dan persyarafannya untuk mempertahankan
rentang yang normal.
2 TUJUAN a. Mencegah dan memperbaiki kondisi otot, tulang, dan
persendian.
b. Mencegah masalah terkait dengan kardiovaskuler,
pernafasan, dan metabolik.
3 INDIKASI Semua lansia untuk mencegah ganggguan elenturan
. sendi akibat kurang aktivitas

4 KONTRAINDIKASI -
.

5 PERSIAPAN PASIEN a. Klien diberitahu tindaakan yang akan dilakukan


b. Posisi klien disesuaikan dengan gerakkan yang akan
dilakukan
c. Ruangan yang tenang, beersih, cukup ventilasi,
pencahaayaaan dan suhu yang nyaman (tidak panas)
6 PERSIAPAN ALAT Tidak ada alat yang diperlukan pada latihan ini. Alat
yang digunakan dalam indikator kebersihan adalah
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

geniomeeter dan penggaris atau midline.

7 PROSEDUR KERJA a. Kaji kemungkinan adanya nyeri pada sendi tertentu


b. Susun jadwal program latihan: setiap hari dan setiap
latihan diulang lima kali selama periode latihan
c. Anjurkan klien atau care giver dalam keluarga
melakukan latihan secara berlahan
d. Pada titik yang mengalami tahanan, lakukan dengan
hati-hati dan berhenti jika klien mengekspresikan
nyeri
e. Mulai laatihaan dari bagian atas hingga bagian
bawah, dengan rangkaian gerakan sebagai berikut :
1. Bagian leher : fleksi, ekstensi, hiperekstensi, dan
fleksi lateral.
2. Bagian bahu : fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
abduksi, rotasi internal, rotasi eksternal, dan
sirkumduksi
3. Bagian siku : fleksi dan ekstensi
4. Bagian lenngan bawah : supinasi dan pronasi
5. Bagian pergelagan tangan : fleksi, ekstensi,
hiperekstensi, abduksi, adduksi
6. Bagian jari-jari : fleksi, ekstensi, hiperekstensi,
abduksi, adduksi
7. Bagian ibu jari : fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, dan oposisi
8. Bagian pinggul : fleksi, ekstensi, hiperekstensi
abduksi, adduksi, rotasi internal, rotasi eksternal,
dan sirkumduksi
9. Bagian lutut : fleksi, dan ekstensi
10. Bagian pergelangan kaki : fleksi dorsal dan
fleksi plantar
11. Bagian kaki : inverse, everse, fleksi, ekstensi,
abduksi, dan adduksi

Fleksi Tundukan kepala


hingga dagu
menempel ke dada
(450)

Ekstensi Kembalikan posisi


kepala menjadi tegak

Hipereks Dongakan kepala


tensi sejauh mungkin ke
arah belakang (100)
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Fleksi Dongakan kepala ke


lateral arah samping sejauh
mungkin hingga
menyentuh bahu
(40- 450)

Fleksi Angkat tangan dari


posisi samping
mengarah ke atas
kepala (1800 )

Ekstensi Kembalika tangan ke


posisi di samping
tubuh

Hipereks Gerakan tangan di


tensi belakaang tubuh,
jaga agar siku tetap
lurus (450- 600)

Abduksi Angkat tanga ke


arah samping dan
melewati tubuh
sejauh mungkin
(3200)
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Rotasi Dengan siku fleksi,


putar bahu dengan
internal menggerkan tanga
sampai ibu jari
terbalik ke dalam
dan ke luar belakang
(900)

Rotasi Dengan siku fleksi,


eksternal gerakan tanga
sampai ke arah luar
dan lateral terhadap
kepala

Sirkumd Gerakan tangan


uksi dalam gerakan
melingkar penuh

Fleksi Bengkokan siku,


sehingga lengan
bawah bergerak ke
arah persendian bahu
dan sejajar dengan
bahu (1500)

Ekstensi Luruska siku dengna


menurunkan tangan
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Supinasi Putar lengan bawah


sehingga telapak
tangan menghadap
ke atas (70 - 900)

Pronasi Putar lenga bawah


sehingga talapak
tangan menghadap
ke bawah 70 - 900)

Fleksi Gerakan telapak


tangan ke arah aspek
dalam lengan bawah
(80-900)

Ekstensi Gerakan jari-jari


tangan den lengan
bawah berada dalam
bidang yang sama

Hipereks Gerakan permukaan


tensi dorsal dari punggung
tangan sejauh
mungkin

Abduksi Bengkokan
pergelangan tangan
secara medial ke
arah ibu jari (sampai
300)

Adduksi Bengkokan
pergelangan tangan
secara lateral ke arah
jari ke lima (30 -
500)
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Fleksi Gerakan ibu jari


melintang pada
permukaan telapak
tangan (900)

Ekstensi Gerakan ibu jari


lurus menjauhi
tangan (900)

Abduksi Luruskan ibu jari


secara laateral (300)

Adduksi Gerakan ibu jari ke


belakang ke arah
tangan (300)

Oposisi Sentuhkan ibu jari


ke masing-masing
jari tangan

Fleksi Buat geenggaman


tangan (900)

Ekstensi Luruskan jari – jari


(900)

Hipereks Bengkoka jari – jari


tensi sejauh mungkin (30-
600)
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Abduksi Rengggangkan jari-


jari (300)

Adduksi Kuncupkan jari-jari


(300)

Fleksi Gerakan tungkai ke


arah depan dan ke
atas (90-1200)

Ekstensi gerakan tungkau ke


belakang di samping
tungkai yang lain
(90-1200)

Hipereks Gerakan tungkai ke


tensi belakang tubuh (30-
500)

Abduksi Gerakan tungkai


secara lateral
mejauhi tubuh (30-
500)

Adduksi Gerakan tungkai ke


posisi medial dan
melebihi jika
0
mungkin (30-50 )

Rotasi Balikan kaki dan


internal tungkai menjauhi
tubuh tungkai yang
lain ke arah dalam
(900)
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Rotasi Balikan kaki dan


eksternal tungkai menjauhi
tubuh tungkai yang
lain ke arah luar
(900)

Sirkumd Gerakan tungkai


uksi dalam gerakan
melingkar (3600)

Fleksi Angkat tumit ke arah


belakang paha (120
– 1300 )

Ekstensi Kembalikan tungkai


ke lantai 120 –
1300 )

Fleksi Gerakan kaki


dorsal sehingga jari-jari
kaki menujuk ke atas
(20-300)
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Fleksi Gerakan kaki


plantar sehingga jari-jari
kaki menujuk ke
bawah (45-500)

Inversi Balikan telapak kaki


secara medial (100)

Eversi Balikan telapak kaki


secara lateral (100)

Fleksi Lipat jaari-jari kaki


ke arah bawah (30 -
600)

Ekstensi Luruskan jaari-jari


kaki (30 - 600)

Abduksi Renggangkan jari-


jari kaki (150)

Adduksi Kuncupkan jari-jari


kaki (150)

8 HASIL a. Klien merasa badan terasa fit dan sendi-sendi tidak


. kaku
b. Klien tidaak mengalami nyeri saat melakukan
gerakan latihaan
c. Klien tidak menngalami gangguan kelenturan sendi,
tonus, dan kekuaatan otot baik.

Hal-hal yang perludiperhatikan :


1. Perhatiakannyeridanketidaknyamanan yang dialami klien
2. Monitartanda-tanda vital sebelum, selama, dan sesudah latihan
3. Ukur rentang gerak sendi dan kekuatan otot klien
Laporan Pre-Planning Range Of Motion – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
Lampiran 5 : Materi
Materi Pendidikan Kesehatan
RENTANG GERAK RANGE OF MOTION (ROM)
A. Pengertian Range of Motion (ROM)
Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum
gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan
tubuh: sagital, frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang
melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri
dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis
horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
A. Tujuan ROM
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
5. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
6. Memperlancar eliminasi Alvi dan Urin

Lampiran 6 : Leaflet
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Ido Prasetyo, S.Kep


NIM 192311101042

KEMENTERIAN RISET,
TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai