Anda di halaman 1dari 35

1.

1 Proses Adaptasi Fisiologis dan Psikologi Kehamilan


A. Perubahan Fisiologi pada Masa Kehamilan
1. Perubahan pada Alat Reproduksi
a. Uterus
1) Trimester I
Pertumbuhan uterus pada trimester pertama terjadi sebagai
respon terhadap rangsangan hormon yaitu hormon estrogen dan
progesteron.
Kehamilan 8 minggu uterus membesar seperti telur bebek,
kehamilan 12 minggu sebesar telur ayam.
2) Trimester II
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat
sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada
kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan
dinding rahim terasa tipis.
Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh
amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah
menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat.
Plansenta telah terbentuk seluruhnya. Pada kehamilan 20 minggu,
TFU terletak 2-3 jari di bawah pusat. Pada kehamilan 24 minggu,
TFU terletak setinggi pusat.
3) Trimester III
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan
dinding 2,5 cm. Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-
kira 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus
xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½
jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu,
fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila
pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan
28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36
minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun
kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal
ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk kedalam rongga panggul.
b. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormon estrogen.
Jaringan otot mengalami hipertropi. Adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan
(Livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. pH 3,5-6 akibat dari
meningkatnya produksi asam laktat karena kerja Latobaci Acidophilus.
Keputihan selaput lendir vagina mengalami edematous.
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi memproduksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan
ovarium tenang atau beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
menstruasi.
d. Servik
Akibat peningkatan vaskular serta perubahan pada jaringan ikat
dibawah pengaruh estrogen, servik dalam kehamilan menjadi lunak. Terjadi
sekresi kelenjar dan lendir servik menjadi kental sehingga dapat berperan
sebagai pelindung yang menyumbat ostium uteri.
e. Payudara
1) Trimester I
Akibat peningkatan vaskular serta perubahan pada jaringan ikat
dibawah pengaruh estrogen, servik dalam kehamilan menjadi lunak.
Terjadi sekresi kelenjar dan lendir servik menjadi kental sehingga
dapat berperan sebagai pelindung yang menyumbat ostium uteri.
2) Trimester II dan Trimester III
Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-kuningan.
Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena diperngaruhi oleh
kelenjar mamae, dan berakhir pada usia kehamilan 20 minggu.

2. Berat Badan
a. Trimester I
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing/rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang
dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon
estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron
yang menyebabkan tubuh menahan air.
b. Trimester II dan Trimester III
Berat badan ibu hamil akan meningkat sekitar 6-10 kg yang terdiri
dari: berat janin 2,5-3,5 kg, berat plasenta 0,5 kg, berat uterus 1 kg, cairan
amnion 1 kg, pertumbuhan mamae 1 kg, pertambahan volume sirkulasi
maternal 1,5 kg, pertumbuhan cairan interstisial di pelvis dan ekstermitas
1–1,5 kg. Pada trimester I berat badan ibu hamil dapat turun atau naik.
3. Perubahan pada Perkemihan
a. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing.
b. Trimester II
Pada trimester II kandung kemih terdorong keluar dari rongga pelvis
ke abdomen sehingga saluran uretra memanjang, juga hyperemia pada
kandung kencing dan uretra sehingga mudah terjadi trauma dan berdarah.
Dalam keadaan normal ginjal mereabsorbsi hampir seluruh glukosa dan
zat nutrien lainnya sehingga kemungkinan ditemukan glukosuria pada ibu
hamil. Ibu hamil juga mengalami protein urine disebabkan peningkatan
kebutuhan asam amino meningkat kadar urine protein dan tidak
menunjukkan kondisi patologis.
c. Trimester III
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
kencing timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa,
asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
4. Perubahan pada Pencernaan
a. Mulut. Selama kehamilan trimester I mengalami mual karena peningkatan
HCG. Trimester II dan Trimester III nafsu makan mulai naik., serta pada
kehamilan terjadi peningkatan sekresi saliva.
b. Gusi. Mengalami hyperemia dan membengkak karena meningkatnya kadar
estrogen.
c. Gigi. Gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gram kalsium dan
kurang lebih sama dengan jumlah fosfor setiap hari selama kehamilan dan
meningkat 0,4 gram untuk setiap elemen.
d. Motilitas Gastrointestinal. Selama kehamilan motilitas gastrointestinal
mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesteron yang dapat
menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptide yang dapat menstimulasi
pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati
gastrointestinal lebih lama atau melambat dibanding pada wanita tidak
hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air di usus
besar sehingga sering sembelit dan resiko haemmorroid meningkat.
Sedangkan peningkatan estrogen menyebabkan menurunnya sekresi HCL
lambung.
e. Kandung Empedu. Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama
kehamilan karena hypotoni pada otot dinding kandung empedu. Waktu
pengosongan lebih lambat empedu mengalami penebalan akibat
meningkatnya kadar progesteron tidak terjadi perubahan morfologi pada
hati selama kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami penurunan
aktifitas serum alkhali fosfatase mengalami gangguan yang mungkin
disebabkan karena meningkatnya isoenzim alkalin fosfatase plasenta.
Penurunan kadar albumin atau globulin terjadi selama kehamilan
merupakan suatu keadaan yang normal.

5. Perubahan pada Cardiovaskuler


Terjadi peningkatan kebutuhan darah untuk itu dan janin sehingga
terjadi peningkatan kardial output. Perubahan posisi jantung seperti diafragma
yang terdorong ke atas, jantung mengalami elevasi ke atas dan berputar ke
bagian depan sebelah kiri. Perubahan auskultasi berhubungan dengan
perubahan ukuran, perubahan tempat, perubahan volume, dan perubahan
kardial output.
Tekanan darah bervariasi, tergantung dari kondisi, tempat pengukuran,
kecemasan, dan posisi maternal. Selama kehamilan trimester II terjadi
penurunan sistolik dan diastolik sekitar 5–10 mm/hg karena vase dilatasi
perifer akibat peningkatan hormon selama kehamilan. Wanita hamil
mengalami kompresi pada vena illiaca dan vena cava inferior oleh uterus
dapat menyebabkan meningkatkan tekanan vena dan menurunnya aliran
darah pada kaki. Perubahan ini menimbulkan oedem dan varises.
6. Perubahan pada Musculuskeletal
a. Postur tubuh dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok
b. Panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan
beban berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang
kurvatura spinalis
c. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan
d. Lordosis progresif
e. Rasa tidak nyaman pada punggung bagian bawah, khususnya pada akhir
kehamilan
f. Rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala dialami pada anggota badan
g. Perubahan pada titik pusat gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh
h. Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk
i. Jaringan ikat pada persendian panggil akan melunak dalam
mempersiapkan persalinan.
7. Perubahan Sistem Respirasi
Frekuensi pernafasan tidak berubah dan elevasi diafragma
menurunkan volume paru saat istirahat namun terdapat peningkatan “tidal
volume” sebesar 40% serta terjadi kenaikan “minute ventilation“ dari 7.25
liter menjadi 10.5 liter.
Tekanan CO2 (pCO2) plasma fetus lebih besar dibanding plasma
maternal sehingga CO2 dengan mudah ke dalam darah maternal. Selain hal
ini, akibat hiperventilasi pulmonal kadar CO 2 dalam plasma maternal
menurun sekitar 8% dibandingkan pada masa sebelum kehamilan.
Terjadi peningkatan akan kebutuhan oksigen karena kerja jantung
yang meningkat sehingga akan timbul perasaan lemah letih pada tahap awal
dan kebutuhan tidur akan meningkat, progesteron akan menyebabkan
hiperventilsi, penurunan kadar CO2 menyebabkan alkalosis akibat pengaruh
progesteron.
8. Perubahan Sistem Neurologi
Pada awal kehamilan ibu akan merasakan pusing dan berkunang-
kunang, Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal
di daerah paha), Sindrom Karpel Tunel, kejang kaki mendadak karena
kelelahan, dan gangguan pada efisiensi tidur akibat ras nyeri yang
menyebabkan rasa tidak nyaman.
9. Perubahan Sistem Endokrin
Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium
menghasilkan estrogen dan progesteron, mempertahankan pertumbuhan
desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua tersebut.
Sel-sel trofolas menghasilkan hormon karionik gonadotropin yang
akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang penuh.
Setelah plasenta mengambil alih, sekresi estrogen dan progesterone
mengalami peningkatan yang nyata.
Kadar kedua hormon ini tetep tinggi sampai sesaat sebelum aterm,
ketika fungsi plasenta dengan rentang usia yang terbatas mulai mengalami
penurunan. Ketika hal ini terjadi, kadar hormon plasenta mulai menurun.
Prolaktin serum meningkat pada trimester I dan meningkat secara
progreif pada mendekati aterm. Progesteron menyebabkan lemak disimpan
dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung dan paha atas.

10. Perubahan Sistem Integument


a. Terjadi peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal
b. Pertumbuhan rambut dan kuku yang lebih cepat, percepatan aktifitas
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, munculnya tanda regangan atau
striae gravidarum pada kulit akibat dari adenokortikosteroid
c. Respon terhadap alergi meningkat, hiperpigmentasi akibat peningkatan
hormon hipofisis anterior melanotropin

B. Perubahan Psikologis pada Masa Kehamilan


1. Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia
sedang mengandung. Pernerimaan terhadap kenyataan ini dan arti bagi semua
ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting bagi dirinya.
Dalam trimester ini wanita menjadi ambivalen. Kurang lebih 80%
wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan
kesedihan. Akan tetapi bagi wanita terutama mereka yang telah
merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa suka
cita sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti
kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita
satu dengan wanita yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan
hasrat seksual akan tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu
terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur
dan terbuka terhadap pasangannya masing-masing. Banyak wanita merasakan
kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks.
Masa ini merupakan masa yang mencemaskan. Kecemasan akan
penyulit akan menyebabkan rasa tidak nyaman dalam kehamilan sampai saat
melahirkan. Pada masa ini ibu merasa khawatir terhadap peribahan fisik dan
psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan
pengalaman yang lalu. Ibu juga sangat membutuhkan kehadiran orang lain.

2. Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa
ketidaknyamanan yang normal yang dialami oleh ibu hamil. Trimester kedua
dibagi menjadi dua fase yakni fase prequickening dan fase postquickening.
a. Fase Prequickening
Mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi
dan akan menjadi basis atau dasar bagaimana ia mengembangkan
hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala
nilai dengan hormat yang diberikan ibunya
b. Fase Postquickening
1) Identitas keibuan yang jelas akan muncul
2) Fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru
sebagai ibu
3) Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran
lamanya sebelum hamil, terutama pada ibu yang mengalami hamil
pertama dan wanita karir
4) Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala
peran yang ia terima sebelum kehamilannya
5) Pergerakan bayi membangun konsep bahwa bayinya adalah individu
yang terpisah dari dirinya
6) Perubahan fokus pada bayinya
7) Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil
8) Gerakan janin terasa merupakan peristiwa penting karena gerakan
janin yang lembut merupakan tanda bahwa kehidupan terjadi dalam
rahim
9) Bidan dan dokter mendengar denyut jantung janin dan ibu
menyesuikan diri dengan kenyataan
10) Ibu mulai memikirkan janin merupakan bagian dari dirinya.

3. Trimester III
Trimester ketiga ini sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Ia mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang
terpisah sehingga ia tidak sabar menantikan kelahiran sang bayi. Dan dalam
trimester ini merupakan waktu persiapan yang aktif menantikan kelahiran
bayinya. Hal ini membuat ia berjaga-jaga dan menunggu tanda serta gejala
persalinan.
Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu merasa cemas
dengan kehidupan bayinya dan dirinya sendiri, seperti: apakah bayinya nanti
akan lahir abnormal, terkait dengan persalinan dan pelahiran (nyeri,
kehilangan kendali dan hal-hal yang tidak diketahui), apakah ia akan
menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena
perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami
cedera akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya
perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara ia
dan bayinya tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya
yang penuh tiba-tiba akan mengempis dan kosong.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin
kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan,
dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari
pasangannya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual akan menghilang seiring
dengan membesarnya abdomen yang menjadi penghalang. Alternatif posisi
dalam berhubungan seksual dan metode alternatif untuk mencapat kepuasan
dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa
tidak nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur
dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan tenaga kesehatan khususnya
bidan menjadi sangat penting.

1.2 Kebutuhan Ibu Hamil


a. Kebutuhan Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai
gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makan yang mahal harganya. Gizi
pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori/hari, ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan
minum cukup cairan (seimbang).

Kenaikan BB Ibu Hamil per Trimester Berdasarkan IMT Pra-hamil

1) Kalori
Selama kehamilan perlu tambahan sekitar 80.000 kalori, 300
kalori/hari. Trimester pertama kebutuhan nutrisi lebih bersifat kualitatif.
Rekomendasi energi untuk setiap wanita hamil tidak bisa disamaratakan.
Asupan makan ibu hamil pada trimester 1 sering mengalami
penurunan karena menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual dan
muntah. Pada trimester kedua nafsu makan biasanya sudah mulai meningkat,
kebutuhan zat tenaga banyak dibanding kebutuhan saat hamil muda.
Perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada 20 minggu terakhir
kehamilan. Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu sangat merasa lapar.
2) Protein
Kebutuhan protein saat hamil dianjurkan adalah 60 g perhari dalam 3
porsi sehari (1 porsi protein = 2 butir telur atau 200 gr daging/ikan). Protein
tersebut dapat diperoleh dari daging, ikan, telor, susu, dan keju
(mengandung asam amino esensial); kacang-kacangan, biji-bijian, tempe,
tahu, oncom (protein nabati).

3) Asam Folat
Folat berperan dalam sintesis DNA dan untuk meningkatkan
eritropoisis (produksi sel darah merah) sehingga sel pertumbuhan cepat (janin
dan plasenta), mencegah neural tube defect. Kebutuhan asam folat ibu hamil
ialah 400 µg. Hal ini dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi sayuran berwarna
hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti
gandum (sumber folat alami).
4) Zat Besi
Zat besi dapat bersumber dari sayur–sayuran, daging, dan ikan. Zat
besi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Besi Non Hem/Ferri (pangan nabati)
b. Besi- Hem/Ferro (pangan hewani)
Besi ferri oleh getah lambung direduksi menjadi ferro (lebih mudah
diserap sel mukosa usus). Vitamin C dapat juga membantu proses reduksi
tersebut.
Tambahan besi dalam bentuk garam ferrous 30 mg per hari (wanita
hamil normal). Wanita yang berisiko tinggi mengalami defisiensi memerlukan
dosis yang lebih tinggi (60 mg perhari). Program di Puskesmas 60 mg per
hari. Multivitamin kombinasi/pil besi tidak dianjurkan (menganggu
penyerapan).
Informasi yang penting disampaikan dalam pemberian suplemen zat
besi adalah sebagai berikut:
a. Vitamin C (dalam bentuk buah jeruk, tomat, melon, dan strawberi) dan
besi hem dapat meningkatkan absorpsi besi tambahan
b. Teh, kopi, oksalat dalam bayam dan lobak swiss, kuning telur dapat
menurunkan absorpsi besi, oleh karena itu besi sangat baik dikonsumsi
saat lambung kosong, yakni antar waktu makan
c. Besi bisa dikonsumsi menjelang tidur, jika ada rasa tidak nyaman saat
diminum diantara waktu makan
5) Zinc
Kebutuhan zinc selama kehamilan yaitu 15 mg sehari. Zinc mudah
diperoleh dari daging, kerang, roti gandum utuh, atau sereal. Alkohol dapat
menghambat penyerapan zinc. Dampak apabila ibu hamil kekurangan zinc
ialah komplikasi pada masa prenatal dan periode intra partum.
6) Kalsium
Asupan kalsium yang direkomendasikan selama kehamilan adalah
1200 mg per hari setara dengan dua gelas susu atau 125 gram keju setiap hari.
Kalsium dapat bersumber dari susu, keju, yogurt.
b. Oksigen
Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat. Hal ini ditandai dengan
ibu hamil bernafas lebih dalam, volume tidal paru–paru meningkat, dan
jumlah pertukaran gas pada setiap kali bernafas meningkat.
Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga
akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan
berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut diatas
dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
1) Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan
oksigenasi fetoplasenta dengan kurangi tekanan pada vena asenden
(hipotensi supine).
2) Latihan nafas melalui senam hamil
3) Makan sedikit – sedikit tapi sering
4) Tidak merokok atau terpapar rokok
5) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma
dll
c. Personal Hygiene
Perubahan sistem tubuh pada kehamilan :
1) Peningkatan PH vagina menyebabkan mudah terkena infeksi
2) Peningkatan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya fluor albus
3) Peningkatan sirkulasi perivir menyebabkan meningkatnya produksi
keringat
4) Ukuran uterus membesar menyebabkan kapasitas uterus menurun atau
lebih sering berkemih
Kebersihan harus dijaga pada masa kehamilan. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan
banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,
bawah buah dada, daerah genetikal) dengan cara dibersihkan dengan air.
Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali
mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.
Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene
mulut dan dapat menimbulkan karies gigi. Membersihkan kemaluan dengan
gerakan dari depan ke belakang, menggunakan tisu yang bersih, lembut dan
menyerap air. Ibu hamil juga dianjurkan untuk tidak menggunakan celana
ketat dalam jangka waktu lama. Yang terpenting ibu hamil harus minum air 8-
12 gelas sehari, atau minum susu atau yogurt sehingga dapat menurunkan PH
saluran kemih.
d Pakaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah
memenuhi kriteria berikut ini:
1) Pakaian harus longgar bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah
perut
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat
3) Pakailah bra yang menyongkong payudara
4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah
5) Pakaian dalam yang selalu bersih
e. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
dibenarkan bila:
1) Terdapat perdarahan pervaginam
2) Terdapat riwayat abortus berulang
3) Abortus atau partus prematurus imminens
4) Ketuban pecah
5) Serviks telah membuka
Namun belum ada hasil riset yang membuktikan bahwa koitus dan
orgasme dikontraindikasikan untuk ibu hamil.
f. Mobilisasi / Body Memobilisasi / Body Mekanik
Selama kehamilan anjurkan ibu hamil untuk latihan kegel. Gunakan
otot-otot kaki untuk menjangkau benda di lantai. Tekuk lutut, bukan
punggung mengangkat objek yang berat (satu kaki diletakkan sedikit didepan
kaki yang lain dan dipertahankan datar saat merendahkan tubuh pada satu
lutut, mengangkat beban dengan memegangnya dekat ke tubuhnya dan jangan
sampai lebih tinggi dari dada. Duduk di kursi yang cukup rendah sehingga
kedua kaki dapat menjejak lantai dan lebih baik jika lutut lebih tinggi
daripada panggul.
g. Senam Hamil
Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setalah 22 minggu. Senam
hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi
perubahan toitik berat tubuh. Senam hamil di tujukan bagi ibu hamil tanpa
kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu
penyakit jantung, ginjal, dan penyulit dalam kehamilan (hamil dengan
perdarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang disertai anemia).
Syarat senam hamil :
1) telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau
bidan
2) latihan dilakukan setelah kehamilan 22 minggu
3) latihan dilakukan secara teratur dan disiplin
4) sebaiknya latihan dilakukan dirumah sakit atau klinik bersalin dibaeah
pimpinan instruktur senam hamil
h. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang
disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk melindungi bayi
terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I /
II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan
suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. Imunisasi yang lain
dilakukan dengan indikasi yang lain.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus,
sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan (I pada saat kunjungan antenatal I dan
II pada 2 minggu kemudian )
j. Persiapan laktasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah
sebagai berikut.
a. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang
kmenggunakan busa, karena akan menggangga penyerapan keringat
payudara
b. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara
c. Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan
menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kepala lalu
bilas dengan air hangat
d. Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari
payudara berarti produksi ASI sudah dimulai
k. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh
ibu, anggota keluarga dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan
meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai
tepat waktu dan mengurangi kebingungan saat persalinan.
Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan, antara lain:
1. Membuat rencana persalinan
2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada.
3. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
4. Membuat rencana atau pola menabung
5. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
l. Memantau kesejahteraan janin
Pemantauan kesejahteraan janin yang dapat dilakukan oleh ibu hamil
adalah dengan menggunakan kartu ”fetalmovement” setiap pergerakan janin
yang dirasakan. Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam,
misalnya ibu hamil setiap merasakan gerakan janin mencatat dengan tanda
tally pada kartu pergerakan janin, dalam 12 jam pemantauan, contohnya dari
pukul 08.00 sampai dengan pukul 22.00 selanjutnya keseluruhan pergerakan
janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin yang dirasakan
oleh ibu hamil.
m. Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang
semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam
proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan
yang meskipun hal ini adalah fisiologis namun tetapi tetap perlu diberikan
suatu pencegahan dan perawatan.
Ketidaknyamanan Masa Hamil Dan Cara Mengatasinya
No Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1 Sering buang air a. Kurangi asupan karbohidrat murni dan makanan
kecil. Trimester I dan yang mengandung gula
b. Batas minum kopi, teh dan soda
III
2 Striae gravidarum. a. Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada
Tampak jelas pada indikasinya
b. Gunakan baju longgar yang dapat menopong
bulan ke 6-7
payudara dan abdomen
3 Hemoroid. a. Makan makanan yang berserat, buah dan sayuran
Timbul trimester II serta banyak minum air putih dan sari buah
b. Lakukan senam hamil untuk mengatasi hameroid
dan III
c. Jika hameroid menonjol keluar, oleskan lotion
witch hazel
4 Kelelahan a. Istirahat yang cukup, minimal 2 jam pada siang hari
b. Lakukan teknik relaksasi
Pada trimester I
5 Keputihan. a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari
b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan
Terjadi di trimester
mudah menyerap
I,II, dan III
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah
dan sayur
6 Keringat bertambah. a. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
b. Tingkatkan asupan cairan
Secara perlahan terus
c. Mandi secara teratur
meningkat sampai
akhir kehamilan
7 Sembelit. a. Minum 3 liter cairan tiap hari terutama air putih
Trimester II dan III atau sari buah
b. Makan makanan yang kaya serat dan juga minum
vitamin C
c. Lakukan senam hamil
d. Membiasakan buang air besar secara teratur
8 Kram pada kaki. a. Rendam kaki dengan air yang telah diberi minyak
Setelah usia esensial siprus
b. Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfatnya
kehamilan 24 minggu
tinggi)
c. Latihan dorsofleksi pada kaki
9 Mengidam. a. Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi
Trimester I kebutuhannya
b. Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa
diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta
memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut
kultur
namun perlu diperhatikan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi selama hamil seperti nanas karena
nanas mengandung alcohol yang dapat
menyebabkan keguguran
10 Napas sesak. a. Jelaskan penyebab fisiologisnya
b. Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik
Trimester II dan III
nafas panjang
c. Mendorong postur tubuh yang baik
11 Nyeri ligamentum a. Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri
b. Tekuk lutut ke arah abdomen
rotundum.
c. Mandi air hangat
Trimester II dan III d. Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan
bantal lainnya letakkan di antara lutut sewaktu
dalam posisi berbaring miring
12 Panas perut. a. Makan sedikit-sedikit tetapi sering
b. Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam
Mulai bertambah
c. Hindari berbaring setelah makan
sejak trimester II dand. Hindari minum air putih saat makan
e. Tidur dengan kaki ditinggikan
bertambah semakin
lamanya kehamilan.
Hilang pada waktu
persalinan
13 Perut kembung. a. Hindari makan yang mengandung gas
b. Mengunyah makanan secara teratur
Trimester II dan III
c. Lakukan senam secara teratur
14 Pusing / sakit kepala a. Bangun secara perlahan dari posisi isttirahat
b. Hindari berbaring dalam posisi terlentang
Trimester II dan III
15 Mual dan muntah. a. Makan sedikit tetapi sering
b. Hindari makanan berlemak dan goreng-gorengan
Trimester I
c. Minum supplement vitamin B6 dan zat besi juga
khrom
16 Sakit punggung atas a. Posisi / sikap tubuh yang baik selama melakukan
dan bawah. aktifitas
b. Hindari mengangkat barang berat
Trimester II dan III
c. Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan
punggung
17 Varises pada kaki. a. Istirahat dengan menaikkan kaki setinggi mungkin
Trimester II dan III untuk membalikkan efek gravitasi
b. Jaga agar kaki tidak bersilangan
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama

1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan


Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor
psikologis dan faktor sosial, budaya dan ekonomi.
A Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Kehamilan
Faktor fisik ibu hamil dapat dipantau melalui program ANC. Adapun
tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal
Care (ANC) tersebut adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu
3. Mendeteksi dini adanya bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan
4. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.
5. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.
B Faktor Psikologis/Jiwa Dalam Kehamilan
Stressor adalah stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu
tidak tertangani dengan baik.
1. Stressor internal, seperti kecemasan, ketegangan dan ketakutan.
2. Stressor eksternal, seperti kasih sayang, support dan dukungan keluarga.
C Faktor Lingkungan Sosial, Budaya Dan Ekonomi
Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu
menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan
juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat.
Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil,
maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Hal lain yang
perlu diperhaatikan adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab,
menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap
keringat.

1.4 Penyulit dan Komplikasi Kehamilan


A. Trimester I dan Trimester II
1. Anemia Kehamilan
Anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglon < 11 gr/dL pada
trimester I dan III, atau jika kadar hemoglobin < 10,5 gr/dL pada trimester
II. Tingkatan anemia:
a. Anemia ringan : 9-10 gr/dL
b. Anemia sedang : 7-8 gr/dL
c. Anemia berat : < 7 gr/dL
Gejala: pucat, mudah pingsan, TD normal, gejala klinik dapat terlihat pada
tubuh yang malnutrisi.
Pembagian anemia: anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia
hipoplastik, anemia hemolitik.
a. Anemia Defisiensi Besi
Adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat
besi
Patofisiologi
1) Darah meningkat 50% dalam kehamilan (hipervolemia), penambahan
sel darah tidak sebanding dengan plasma darah (plasma 30%, sel
darah 18%, Hb 19%)
2) Terjadi pengenceran darah
3) Pembentukan sel darah merah terlalu lambat
4) Volume darah bertambah sejak usia kehamilan 10 minggu
5) Puncaknya penambahan darah pada usia kehamilan 32-36 minggu
Etiologi
1) Makanan tidak cukup mengandung zat besi (Fe)
2) Komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan
3) Adanya gangguan penyerapan (penyakit usus)
4) Kebutuhan Fe meningkat
Gejala klinis
1) Data subjektif : ibu mengatakan sering pusing, cepat lelah, lemas,
susah bernafas
2) Data objektif : konjungtiva pucat, muka pucat, ujung-ujung kuku
pucat
Komplikasi
1) Trimester 1 : missed abortus, kelainan kongenital, abortus
2) Trimester 2 : partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (PJT), asfiksia, gestosis/manifestasi
keracunan karena kehamilan, IQ bayi rendah, dekompensasi kordis)
3) Trimester 3 : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia,
persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah
Pemantauan
1) Periksa kadar Hb setiap 2 minggu
2) Bidan memberikan suplemen zat besi kepada kliennya yang
memeriksakan diri
3) Efek samping berupa gejala gangguan gastrointestinal : konstipasi,
diare, rasa terbakar di ulu hati, nyeri abdomen dan mual

Pencegahan
1) Sulfas ferrosus 1 tablet/hari
2) Anjurkan makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak
mengandung vitamin dan mineral
3) Pemberian preparat besi
4) Pemeriksaan kadar Hb pada trimester 1 dan 2
5) Pemberian vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.
Penyerapan zat besi yang terbaik adalah pada waktu perut kosong
6) Susu dan antasida dapat mengurangi penyerapan zat besi
7) Hindari kafein, misalnya kopi dan teh
8) Sebelum dan selama kehamilan mengkonsumsi makanan yang kaya
zat besi, asam folat dan vitamin B
Penatalaksanaan
1) Oral : pemberian fero sulfat,/fero gluconat/Na-fero bisitrat 60 mg/hari,
800 mg selama kehamilan, 150-100 mg/hari
2) Parenteral : pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 2×10
ml/IM
b. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat.
Peran asam folat
1) Untuk pertumbuhan dan replikasi sel
2) Mencegah terjadinya perubahan pada DNA yang dapat menyebabkan
kanker
3) Penting dalam pembentukan sel
4) Darah merah membutuhkan asam folat
5) Membantu perkembangan janin
Gejala
1) Tangan atau kaki kesemutan dan kaku
2) Kehilangan sensasi sentuh
3) Kehilangan kemampuan indera penciuman
4) Sulit berjalan dan terlihat goyah
5) Demensia (kehilangan kemampuan psikis atau mental)
6) Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoia, psikosis/gangguan jiwa
yang disertai dengan disintegrasi kepribadian)
Sumber asam folat
1) Hewani maupun nabati seperti hati, kuning telur, ginjal, ragi, sayuran
hijau (bayam, brokoli) dan susu
2) 80% kandungan asam folat hilang selama proses pemasakan
3) Sereal siap saji yang difortifikasi mengandung asam folat
4) Asam folat sintesis, struktur kimianya lebih sederhana sehingga lebih
mudah diserap tubuh (asam pteroil glutamat)
Kebutuhan
1) Orang dewasa 400 mcg (0,4 mg)/hari
2) Ibu hamil 600 mcg/hari
3) Ibu menyusui 500 mcg/hari
4) Harus disiapkan sebelum kehamilan, karena gangguan sering terjadi
pada bulan pertama kehamilan, dimana ibu biasanya belum menyadari
bahwa dirinya tengah hamil
Efek samping
1) Terselubungnya komplikasi syaraf akibat defisiensi vitamin B12
2) Tidak dianjurkan > 1000mg/hari
3) Asam folat termasuk golongan vitamin B yang larut dalam air, jika
kelebihan dapat larut dalam air
c. Anemia Hipoplastik

1) Adalah anemia yang terajdi akibat sumsum tulang kurang mampu


membuat sel-sel darah baru
2) Jarang dijumpai dalam kehamilan
3) Disertai dengan trombositopenia, dan leucopenia
4) Disertai kelainan kongenital sering terjadi akibat obat-obatan, zat
kimia, infeksi, irradiasi, leukemia dan kelainan immunologik
5) Bisa juga trejadi akibat transplantasi sumsum tulang atau transfusi
darah berulang kali

d. Anemia Hemolitik

1) Adalah anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur
dari pembentukannya
2) Kejadian langka
3) Hemolisis berat timbul secara dini dalam kehamilan dan hilang
beberapa bulan setelah bersalin
4) Penambahan darah tidak memberikan hasil
5) Transfusi darah untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi
bahaya hipoksia pada janin
2. Hiperemesis Gravidarum (HEG)
a. Adalah gejala mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil
b. Dapat berlangsung sampai usia kehamilan 4 bulan dan keadaan umum
menjadi buruk
c. Etiologi belum diketahui secara pasti
d. Dibagi menjadi 3 tingkatan menurut beratnya gejala yang timbul
HEG tingkat 1
1) Muntah terus menerus
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan turun
5) Nyeri epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100x/menit
7) Tekanan darah turun
8) Turgor kulit mengurang
9) Lidah mengering
10) Mata cekung
HEG tingkat 2
1) Ibu lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit lebih mengurang
3) Lidah mengering dan nampak kotor
4) Nadi rendah dan cepat
5) Suhu tubuh kadang-kadang naik
6) Mata cekung dan sedikit ikterus
7) BB dan TD turun
8) Hemokonsenterasi, oliguria dan konstipasi
9) Ditemukan aseton pada air kencing
HEG tingkat 3
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) TD dan BB turun
7) Ensepalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
perubahan mental
Penatalaksanaan
1) Rawat inap
2) Stop makan dan minum dalam 24 jam pertama
3) Obat-obatan diberikan secara parenteral
4) Infus D10% (2000 ml) dan RL 5% (2000 ml) per hari
5) Pemberian antiemetik (metokopramid hidrochlorid)
6) Roborantia/obat penyegar
7) Diazepam 10 mg IM (jika perlu)
8) Psikoterapi
9) Lakukan evaluasi dalam 24 jam pertama
10) Bila keadaan membaik, boleh diberikan makan dan minum secara
bertahap
11) Bila keadaan tidak berubah : stop makan/minum, ulangi
penatalaksanaan seperti sebelumnya untuk 24 jam kedua
12) Bila dalam 24 jam tidak membaik pertimbangkan untuk rujukan
13) Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan muntah
14) Jika dehidrasi berhasil diatasi, anjurkan makan makanan lunak porsi
kecil tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berlemak,
kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang mengandung gula
Kriteria pulang
1) Mual dan muntah tidak ada lagi
2) Keluhan subjektif sudah tidak ada
3) TTV baik
3. Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto,
2008). Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan
abortus (5%). Berdasarkan jenisnya Sujiyatini dkk (2009) menyebutkan
abortus dibagi menjadi:
a. Abortus Imminens (threatened)
b. Abortus Insipien (inevitable)
c. Abortus Incompletus (incomplete)
d. Abortus Completus (complete)
e. Missed Abortion
f. Abortus Habitualis (habitual abortion)
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel
telurnya telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum
uteri. Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat
sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan
akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi
tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan,
akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu
5. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar
dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik,
molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih,
tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari
beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.
B. Trimester III
1. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Definisi ini
berlaku dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat janin diatas 500
gram. Istilah solusio plasenta juga dikenal dengan istilah abruptio plasenta
atau separasi prematur dari plasenta. Plasenta dapat lepas seluruhnya yang
disebut solusio plasenta totalis atau terlepas sebagian yang disebutsolusio
plasenta parsialis atau terlepas hanya pada sebagian kecil pinggir plasenta
yang sering disebutruptur sinus marginalis.
Solusio plasenta dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi.
b. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar.
2. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat yang tidak normal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Implantasi yang
normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah
fundus uteri.
3. Insersi Velamentosa
Insersi velamentosa adalah insersi tali pusat pada selaput janin. Insersi
velamentosa sering terjadi pada kehamilan ganda. Pada insersi velamentosa,
tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh selaput janin. Penyebabnya
adalah pembuluh darah yang berinsersi pada membran, sehingga pembuluh
darah berjalan antara funiculus umbilikalis dan plasenta melewati membran.
4. Plasenta Sirkumvalata
Selama perkembangan amnion dan korion melipat kebelakang di
sekeliling tepi-tepi plasenta. Dengan demikian korion ini masih
berkesinambungan dengan tepi plasenta tapi pelekatannya melipat
kebelakang pada permukaan foetal.
Pada permukaan foetal dekat pada pinggir plasenta terdapat cincin
putih. Cincin putih ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan
disebelah luarnya terdiri dari vili yang timbul ke samping, dibawah desidua.
Sebagai akibatnya pinggir plasenta mudah terlepas dari dinding uterus dan
perdarahan ini menyebabkan perdarahan antepartum. Hal ini tidak dapat
diketahui sebelum plasenta diperiksa pada akhir kehamilan.

1.5 Asuhan Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang

A. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan Awal


Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu
hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama
kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.
Kunjungan awal ibu hamil adalah suatu bidang khusus yang dipakai
para spesialis kebidanan untuk menyampaikan informasi penting kepada
satu sama lain dalam menjelaskan hubungan antara wanita dan
kehamilannya. Tujuan kunjungan antara lain :
1. Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian
riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.
2. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah,urinalisis, nilai darah,
serta pertumbuhan dan perkembangan janin dapat digunakan sebagai
standar pembanding sesuai kemajuan kehamilan
3. Mengidentifikasikan faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detil
kebidanan masa lalu dan sekarang.
4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan
dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini,
proses persalinan, serta masa nifas.
5. Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masarakat dalam upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.
6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah
mitra dalam asuhan
Langkah Asuhan Kunjungan Awal
1. Anamnesis
Pengkajian data pada pasien dilakukan dengan anamnesis.
Langkah langkah anamnesis yaitu sebagai berikut:
1. Menanyakan identitas pasien dan suami atau penanggung jawab
meliputi: nama, umur, suku/bangsa/etnis/keturunan, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat bekerja
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Menanyakan riwayat menstruasi yang terdiri atas usia menarche,
siklus, lamanya, karakteristik dan masalah menstruasi
4. Menanyakan tentang kehamilan sekarang meliputi usia kehamilan,
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), Hari Perkiraan Lahir (HPL),
gerakan janin, tanda bahaya dan penyulit, imunisasi, obat yang
dikonsumsi/jamu, keluhan tiap trimester (TM) dan penanganan
yang telah diterima, kekhawatiran khusus atau keluhan lain yang
dirasakan selain keluhan utama
5. Menanyakan tentang kehamilan dan persalinan yang meliputi :
jumlah kehamilan dan persalinan, kapan, dimana, penolong
persalinan yang dilakukan, perdarahan, perineum robek
spontan/episiotomi, masalah nifas
6. Menanyakan keadaan bayi yang lalu meliputi : jenis kelamin, berat
badan lahir, minum ASI, minum susu tambahan, adakah masalah
khusus
7. Menanyakan riwayat penyakit yang meliputi:
a. Riwayat kesehatan sekarang meliputi penyakit menular seperti:
TBC, hepatitis. Penyakit menurun seperti: DM, Asma dan
Hipertensi
b. Riwayat kesehatan yang lalu meliputi: pernah dirawat di RS atau
pernah menjalani operasi
c. Riwayat kesehatan keluarga meliputi: kehamilan kembar,
penyakit menular dalam keluarga, penyakit keturunan dan
penyakit alergi
8. Menanyakan riwayat perkawinan dan riwayat KB
9. Menanyakan pola nutrisi (makan dan minum)
10. Menanyakan pola eliminasi BAB dan BAK
11. Menanyakan pola aktifitas, istirahat dan tidur
12. Menanyakan pola seksualitas, sosial budaya dan ekonomi
13. Menanyakan pola psikologi ibu dan respon ibu serta keluarga
terhadap kehamilannya
14. Menanyakan apakah ibu minum tablet Fe, caranya, obat-obatan lain
dan pengetahuan ibu terhadap ANC
Teknis yang harus diperhatikan bidan dalam melakukan
anamnesis meliputi:
1. Teruji menanyakan secara sistematis
2. Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
3. Teruji memberikan perhatian terhadap setiap jawaban
4. Setiap jawaban di follow up dengan baik
5. Teruji melakukan amanesa secara berurutan dan
mendokumentasikan hasil
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tinggi badan, berat badan dan tekanan darah, LILA, Tanda-tanda
vital
b. Pemeriksaan head to toe yang meliput
Kepala : bentuk, rambut (warna, kebersihan, mudah rontok/
tidak
Muka : cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat
Mata : sklera, konjungtiva, gangguan penglihatan,
kotoran/secret
Telinga : kebersihan, gangguan pendengaran, terlihat massa
Hidung : kebersihan, gangguan pendengaran, terlihat massa
Mulut : karies gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembaban
bibir, stomatis, perdarahan gusi

Leher : pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis


Dada : retraksi dada, denyut jantung teratur, wheezing
Payudara : bentuk, hiperpigmentasi areola, kondisi putting susu,
benjolan, pengeluaran kolostrum

Ekstremitas : bentuk, kebersihan tangan, kuku, pucat di ujung jari,


atas warna merah pada telapak tangan

Abdomen : pembesaran perut, simetris/tidak, sesuai dengan


usia kehamilan/tidak, striae gravidarum, luka bekas
operasi, linea nigra
Mengukur TFU : menurut Mc Donald untuk
menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ). Cara
pengukuran adalah tempatkan metline skala 0 di
atas simfisis dan ukur TFU dengan melihat
metline dalam cm.
Jika belum masuk panggul : (TFU-12) x 155
Jika sudah masuk panggul : (TFU-11) x 155
Palpasi Leopold
Leopold I : bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan
bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri
Dengan cara: wajah pemeriksa menghadap kearah
ibu dan tentukan bagian janin yang ada pada fundus

Leopold II : bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian


kecil janin di sepanjang sisi maternal
Leopold III : bertujuan untuk menentukan persentasi dari janin dan
sudah masuk dalam pintu panggul.

Leopold IV : bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan


pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui
sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu
atas panggul.
DJJ : dihitung satu menit penuh (Frekuensi/menit,
teratur/tidak, punktum maksimum

Pemeriksaan panggul: pemeriksaan panggul luar, pemeriksaan panggul


dalam

Genitalia luar : tidak ada varises, tanda Chadwick, pembesaran


kelenjar Bartholini, keputihan

Genitalia : vagina, serviks, tanda infeksi pada serviks, teraba


dalam promontorium atau tidak

Pemeriksaan bimanual: Tanda hegar


Rektum : kebersihan, hemoroid
Ekstremitas : bentuk, varises, kebersihan kuku, pucat pada ujung
bawah jari kaki, teraba dingin atau panas-infeksi vena,
refleks patella (kanan dan kiri)

3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah : haemoglobin, hematokrit, golongan darah,
faktor rhesus
b. Pemeriksaan urin untuk melihat adanya gula, protein, dan kelainan
pada sedimen
c. STS (serologic test for syphilis)
d. Bila perlu, test antibodi toksoplasmosis, rubella, dan lain-lain.
Bila data baseline telah diperoleh dan semua baik maka
dokter/bidan dapat mengatakan bahwa kehamilannya baik. Nasehat
selanjutnya adalah bila terdapat hal-hal seperti tersebut di bawah ini
pasien harus segera kembali ke tenaga kesehatan. Perdarahan
pervaginam, bengkak di tangan/muka, sakit kepala yang yang hebat
dan terus menerus, pandangan kabur, sakit perut, muntah yang
berlebihan, demam yang menggigil, sakit pada waktu kencing, keluar
cairan dari vagina.
B. Asuhan Kebidanan Pada Kunjungan Ulang

Kunjungan ulang antenatal adalah kunjungan ulang yang dilakukan


oleh ibu hamil sebagai lanjutan kunjungan awal selama kehamilan sampai
memasuki masa persalinan.
Kunjungan ini terdiri dari: catatan riwayat dan pemeriksaan fisik yang
diarahkan kepada perkembangan kondisi ibu dan janin, pemeriksaan
spekulum/pelvic, laboratorium bila ada indikasi, dan penjelasan serta
pengajaran yang tepat pada kebutuhan ibu hamil.
Tujuan Asuhan Kebidanan pada Kunjungan Ulang
1. Pendeteksian komplikasi-komplikasi
2. Mempersiapkan kelahiran dan kegawadaruratan
3. Pemeriksaan fisik yang terfokus
4. Mengevaluasi data dasar
5. Mengevaluasi keseluruhan dan efektivitas penatalaksanaan terdahulu
Langkah-langkah Asuhan Kebidanan pada Kunjungan Ulang
1. Mengevaluasi penemuan masalah
Sebelum melakukan pemeriksaan, bidan hendaknya meninjau
kembali data pasien pada kunjungan pertama, untuk mendapatkan
informasi tentang:
a. Biodata ibu
b. Usia kehamilan
c. Temuan data yang bermakna :
1) Riwayat obstetri
2) Usia kehamilan
3) Riwayat keluarga
4) Riwayat kehamilan
5) Pemeriksaan fisik awal
6) Pemeriksaan panggul awal
d. Masalah-masalah yang ditemukan pada kunjungan sebelumnya,
penanganan dan evaluasi efektivitas pengobatan
e. Masalah dan kebutuhan, perencanaan dan pelaksanaan instruksi
f. Pengobatan spesifik, pengobatan dan diet yang diperlukan untuk
wanita hamil
g. Pemeriksaan laboratorium :
1) Hasil normal atau tidak
2) Perlu mengulang pemeriksaan lab atau tidak
3) Perlu penelitian lebih lanjut atau tidak
Tujuan dari peninjauan data kunjungan pertama adalah :
a. Agar bidan dapat menemukan masalah, persoalan dan aspek khusus
yang berhubungan dengan ibu hamil tersebut.
b. Evaluasi data dasar
c. Evaluasi efektivitas manajemen terdahulu
2. Pemeriksaan pada kunjungan ulang
a. Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat dasar kunjungan ulang dibuat untuk mendeteksi tiap
gejala atau indikasi keluhan atau ketidaknyamanan yang mungkin
dialami ibu hamil sejak kunjungan terakhirnya. Ibu hamil ditanya
tentang hal berikut :
1) Gerakan janin
2) Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya
(a) Perdarahan
(b) Nyeri kepala
(c) Gangguan penglihatan
(d) Bengkak pada muka dan tangan
(e) Gerakan janin yang berkurang
(f) Nyeri perut yang sangat hebat
3) Keluhan-keluhan yang lazim dalam kehamilan
(a) Mual dan muntah
(b) Sakit punggung
(c) Kram kaki
(d)Konstipasi
4) Kekhawatiran-kekhawatiran lainnya
(a) Cemas menghadapi persalinan
(b) Rasa khawatir akan kondisi kandungan/janinnya
b. Pemeriksaan fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik
berikut dilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu
dan evaluasi keadaan janin.
1) Janin
(a) Denyut jantung janin
Normal DJJ 120-160 kali permenit. Apabila kurang dari
120x/menit disebut bradikardi, sedang lebih dari 160x/menit
disebut tathicardi. Waspadai adanya gawat janin.
(b) Ukuran janin
Dengan menggunakan cara Mc Donald untuk mengetahui
TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan penghitungan
tafsiran berat janin dengan rumus: (TFU dalam cm) – n x
155 grm. Bila kepala di atas atau pada spina ishiadica maka
n = 12. Bila kepala dibawah spina iskiadica maka n =11.
(c) Letak dan presentasi janin
Untuk mengetahui letak dan presentasi janin dapat
digunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang sering
digunakan adalah menurut Leopold.
(1) Leopold 1: untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan
bagian yang berada pada bagian fundus.
(2) Leopold 2: untuk mengetahui letak janin memanjang
atau melintang, dan bagian janin yang teraba di sebelah
kiri atau kanan.
(3) Leopold 3: untuk menentukan bagian janin yang ada di
bawah (presentasi)
(4) Leopold 4: untuk menentukan apakah bagian bawah
janin sudah masuk panggul atau belum
(d) Aktivitas/gerakan janin
Dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12
jam normal gerakan janin minimal 10 kali.
2) Ibu
(a) Tekanan darah
(b) Berat badah
(c) Tanda-tanda bahaya
(d) TFU
(e) Umur kehamilan
(f) Pemeriksaan Vagina
c. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah: Pemeriksaan Hb
2) Urine : Protein dan glukosa

1.6 Manajemen Varney dan Dokumentasi Asuha Kehamilan


A. Manajemen Varney
1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan data dasar
untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan guna
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Data terdiri atas
data subjektif dan data objektif. Data subjektif dapat diperoleh
melalui anamnesa langsung, maupun meninjau catatan
dokumentasi asuhan sebelumnya, dan data objektif didapatkan dari
pemeriksaan langsung pada pasien.
2. Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini, data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan diagnosis yang sfesifik
(sesuai dengan “nomenklatur standar diagnosa”) dan atau masalah
yang menyertai. Dapat juga dirumuskan kebutuhanklien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Masalah dan diagnosis keduanya digunakan karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaiakan seperti diagnosis, tetapi
membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah
rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan
pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan. Masalah ini
sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh diperoleh diagnosa
“kemungkinan wanita hamil”, dan masalah yang berhubungan
dengan diagnosa ini adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak
menginginkan kehamilannya.
3. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan ragkaian masalah dan diagnosa yang
sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien,
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi.Pada langkah ini penting sekali
melakukan asuhan yang aman. Contoh: seorang wanita yang
hamil pertama kali, tetapi letak janinnya tidak normal (misalnya:
bayi letak sungsang), yang harus diantisipasi adalah terhadap
kemungkinan kelahiran bayi tersebut apabila ingin dilahirkan
pervaginam, maka bidan harus dipertimbangkan besarnya janin
dan ukuran panggul ibu, juga harus dapat mengantisipasi
terjadinya persalinan macet (aftercoming head) pada waktu
melahirkan kepala.
4. Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan
yang Memerlukan Penanganan Segera
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin akan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim
kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli
perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus
mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan
kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan kebidanan.
5. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan
oleh langkahlangkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, dan pada langkah ini reformasi/data
dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi
dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti
apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, kultural
atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain, asuhan terhadap
wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
semua aspek asuhan. Setiap rencana haruslah disetujui oleh kedua
belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksankan
dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan
rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan
adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan
rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama
sebelum melaksankannya.
6. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diurakan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
7. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ke-tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang sesuai
dengan masalah dan diagnosis klien, juga benar dalam
pelaksanaannya. Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil
asuhan yang telah diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi
terhadap proses asuhan yang telah diberikan. Dengan harapan, hasil
evaluasi proes sama dengan hasil evaluasi secara keseluruhan.
B. Dokumentasi Asuhan kebidanan
Pendokumentasian Manajemen Kebidanan Dengan Pendekatan
Catatan Soap
1. Pendokumentasian SOAP
Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi,
data fakta yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan (Management
Kebidanan Depkes RI, 1995)
2. Model SOAP
Umumnya digunakan untuk pengkajian awal. Cara penulisan :
1) S = SUBJEKTIF
Data subjektif berisi tentang data dari klien (segala bentuk
pernyataan atau keluhan klien ) diperoleh dari anamnesa yang
merupakan ungkapan langsung.
2) O= OBJEKTIF
Data objektif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi
melalui pemeriksaan umum, fisik, obstetrik, penunjang
(laboratorium, USG, inspekulo, VT)
3) A = ANALISIS
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan objektif,
meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial,
serta perlunya tindakan segera.
4) P = PENATALAKSANAAN
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan analisis
yang telah dibuat termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes
diagnosis atau laboratoriu serta konseling.

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Kehamilan
    LP Kehamilan
    Dokumen8 halaman
    LP Kehamilan
    Luh Citrarasmi DaraMestika
    100% (1)
  • Askeb Atonia Uteri
    Askeb Atonia Uteri
    Dokumen4 halaman
    Askeb Atonia Uteri
    Luh Citrarasmi DaraMestika
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Kala I
    Asuhan Kala I
    Dokumen5 halaman
    Asuhan Kala I
    Luh Citrarasmi DaraMestika
    Belum ada peringkat
  • Jadwal PK
    Jadwal PK
    Dokumen3 halaman
    Jadwal PK
    Luh Citrarasmi DaraMestika
    Belum ada peringkat
  • Askeb Atonia Uteri
    Askeb Atonia Uteri
    Dokumen4 halaman
    Askeb Atonia Uteri
    Luh Citrarasmi DaraMestika
    100% (1)
  • Sap Hipertensi
    Sap Hipertensi
    Dokumen6 halaman
    Sap Hipertensi
    Luh Citrarasmi DaraMestika
    Belum ada peringkat