2. Berat Badan
a. Trimester I
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing/rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang
dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon
estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron
yang menyebabkan tubuh menahan air.
b. Trimester II dan Trimester III
Berat badan ibu hamil akan meningkat sekitar 6-10 kg yang terdiri
dari: berat janin 2,5-3,5 kg, berat plasenta 0,5 kg, berat uterus 1 kg, cairan
amnion 1 kg, pertumbuhan mamae 1 kg, pertambahan volume sirkulasi
maternal 1,5 kg, pertumbuhan cairan interstisial di pelvis dan ekstermitas
1–1,5 kg. Pada trimester I berat badan ibu hamil dapat turun atau naik.
3. Perubahan pada Perkemihan
a. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing.
b. Trimester II
Pada trimester II kandung kemih terdorong keluar dari rongga pelvis
ke abdomen sehingga saluran uretra memanjang, juga hyperemia pada
kandung kencing dan uretra sehingga mudah terjadi trauma dan berdarah.
Dalam keadaan normal ginjal mereabsorbsi hampir seluruh glukosa dan
zat nutrien lainnya sehingga kemungkinan ditemukan glukosuria pada ibu
hamil. Ibu hamil juga mengalami protein urine disebabkan peningkatan
kebutuhan asam amino meningkat kadar urine protein dan tidak
menunjukkan kondisi patologis.
c. Trimester III
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
kencing timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa,
asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
4. Perubahan pada Pencernaan
a. Mulut. Selama kehamilan trimester I mengalami mual karena peningkatan
HCG. Trimester II dan Trimester III nafsu makan mulai naik., serta pada
kehamilan terjadi peningkatan sekresi saliva.
b. Gusi. Mengalami hyperemia dan membengkak karena meningkatnya kadar
estrogen.
c. Gigi. Gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gram kalsium dan
kurang lebih sama dengan jumlah fosfor setiap hari selama kehamilan dan
meningkat 0,4 gram untuk setiap elemen.
d. Motilitas Gastrointestinal. Selama kehamilan motilitas gastrointestinal
mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesteron yang dapat
menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptide yang dapat menstimulasi
pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati
gastrointestinal lebih lama atau melambat dibanding pada wanita tidak
hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air di usus
besar sehingga sering sembelit dan resiko haemmorroid meningkat.
Sedangkan peningkatan estrogen menyebabkan menurunnya sekresi HCL
lambung.
e. Kandung Empedu. Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama
kehamilan karena hypotoni pada otot dinding kandung empedu. Waktu
pengosongan lebih lambat empedu mengalami penebalan akibat
meningkatnya kadar progesteron tidak terjadi perubahan morfologi pada
hati selama kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami penurunan
aktifitas serum alkhali fosfatase mengalami gangguan yang mungkin
disebabkan karena meningkatnya isoenzim alkalin fosfatase plasenta.
Penurunan kadar albumin atau globulin terjadi selama kehamilan
merupakan suatu keadaan yang normal.
2. Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa
ketidaknyamanan yang normal yang dialami oleh ibu hamil. Trimester kedua
dibagi menjadi dua fase yakni fase prequickening dan fase postquickening.
a. Fase Prequickening
Mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi
dan akan menjadi basis atau dasar bagaimana ia mengembangkan
hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala
nilai dengan hormat yang diberikan ibunya
b. Fase Postquickening
1) Identitas keibuan yang jelas akan muncul
2) Fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru
sebagai ibu
3) Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran
lamanya sebelum hamil, terutama pada ibu yang mengalami hamil
pertama dan wanita karir
4) Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala
peran yang ia terima sebelum kehamilannya
5) Pergerakan bayi membangun konsep bahwa bayinya adalah individu
yang terpisah dari dirinya
6) Perubahan fokus pada bayinya
7) Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil
8) Gerakan janin terasa merupakan peristiwa penting karena gerakan
janin yang lembut merupakan tanda bahwa kehidupan terjadi dalam
rahim
9) Bidan dan dokter mendengar denyut jantung janin dan ibu
menyesuikan diri dengan kenyataan
10) Ibu mulai memikirkan janin merupakan bagian dari dirinya.
3. Trimester III
Trimester ketiga ini sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Ia mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang
terpisah sehingga ia tidak sabar menantikan kelahiran sang bayi. Dan dalam
trimester ini merupakan waktu persiapan yang aktif menantikan kelahiran
bayinya. Hal ini membuat ia berjaga-jaga dan menunggu tanda serta gejala
persalinan.
Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu merasa cemas
dengan kehidupan bayinya dan dirinya sendiri, seperti: apakah bayinya nanti
akan lahir abnormal, terkait dengan persalinan dan pelahiran (nyeri,
kehilangan kendali dan hal-hal yang tidak diketahui), apakah ia akan
menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena
perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami
cedera akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya
perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara ia
dan bayinya tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya
yang penuh tiba-tiba akan mengempis dan kosong.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin
kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan,
dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari
pasangannya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual akan menghilang seiring
dengan membesarnya abdomen yang menjadi penghalang. Alternatif posisi
dalam berhubungan seksual dan metode alternatif untuk mencapat kepuasan
dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa
tidak nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur
dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan tenaga kesehatan khususnya
bidan menjadi sangat penting.
1) Kalori
Selama kehamilan perlu tambahan sekitar 80.000 kalori, 300
kalori/hari. Trimester pertama kebutuhan nutrisi lebih bersifat kualitatif.
Rekomendasi energi untuk setiap wanita hamil tidak bisa disamaratakan.
Asupan makan ibu hamil pada trimester 1 sering mengalami
penurunan karena menurunnya nafsu makan dan sering timbul mual dan
muntah. Pada trimester kedua nafsu makan biasanya sudah mulai meningkat,
kebutuhan zat tenaga banyak dibanding kebutuhan saat hamil muda.
Perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada 20 minggu terakhir
kehamilan. Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu sangat merasa lapar.
2) Protein
Kebutuhan protein saat hamil dianjurkan adalah 60 g perhari dalam 3
porsi sehari (1 porsi protein = 2 butir telur atau 200 gr daging/ikan). Protein
tersebut dapat diperoleh dari daging, ikan, telor, susu, dan keju
(mengandung asam amino esensial); kacang-kacangan, biji-bijian, tempe,
tahu, oncom (protein nabati).
3) Asam Folat
Folat berperan dalam sintesis DNA dan untuk meningkatkan
eritropoisis (produksi sel darah merah) sehingga sel pertumbuhan cepat (janin
dan plasenta), mencegah neural tube defect. Kebutuhan asam folat ibu hamil
ialah 400 µg. Hal ini dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi sayuran berwarna
hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti
gandum (sumber folat alami).
4) Zat Besi
Zat besi dapat bersumber dari sayur–sayuran, daging, dan ikan. Zat
besi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Besi Non Hem/Ferri (pangan nabati)
b. Besi- Hem/Ferro (pangan hewani)
Besi ferri oleh getah lambung direduksi menjadi ferro (lebih mudah
diserap sel mukosa usus). Vitamin C dapat juga membantu proses reduksi
tersebut.
Tambahan besi dalam bentuk garam ferrous 30 mg per hari (wanita
hamil normal). Wanita yang berisiko tinggi mengalami defisiensi memerlukan
dosis yang lebih tinggi (60 mg perhari). Program di Puskesmas 60 mg per
hari. Multivitamin kombinasi/pil besi tidak dianjurkan (menganggu
penyerapan).
Informasi yang penting disampaikan dalam pemberian suplemen zat
besi adalah sebagai berikut:
a. Vitamin C (dalam bentuk buah jeruk, tomat, melon, dan strawberi) dan
besi hem dapat meningkatkan absorpsi besi tambahan
b. Teh, kopi, oksalat dalam bayam dan lobak swiss, kuning telur dapat
menurunkan absorpsi besi, oleh karena itu besi sangat baik dikonsumsi
saat lambung kosong, yakni antar waktu makan
c. Besi bisa dikonsumsi menjelang tidur, jika ada rasa tidak nyaman saat
diminum diantara waktu makan
5) Zinc
Kebutuhan zinc selama kehamilan yaitu 15 mg sehari. Zinc mudah
diperoleh dari daging, kerang, roti gandum utuh, atau sereal. Alkohol dapat
menghambat penyerapan zinc. Dampak apabila ibu hamil kekurangan zinc
ialah komplikasi pada masa prenatal dan periode intra partum.
6) Kalsium
Asupan kalsium yang direkomendasikan selama kehamilan adalah
1200 mg per hari setara dengan dua gelas susu atau 125 gram keju setiap hari.
Kalsium dapat bersumber dari susu, keju, yogurt.
b. Oksigen
Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat. Hal ini ditandai dengan
ibu hamil bernafas lebih dalam, volume tidal paru–paru meningkat, dan
jumlah pertukaran gas pada setiap kali bernafas meningkat.
Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga
akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan
berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut diatas
dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
1) Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan
oksigenasi fetoplasenta dengan kurangi tekanan pada vena asenden
(hipotensi supine).
2) Latihan nafas melalui senam hamil
3) Makan sedikit – sedikit tapi sering
4) Tidak merokok atau terpapar rokok
5) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma
dll
c. Personal Hygiene
Perubahan sistem tubuh pada kehamilan :
1) Peningkatan PH vagina menyebabkan mudah terkena infeksi
2) Peningkatan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya fluor albus
3) Peningkatan sirkulasi perivir menyebabkan meningkatnya produksi
keringat
4) Ukuran uterus membesar menyebabkan kapasitas uterus menurun atau
lebih sering berkemih
Kebersihan harus dijaga pada masa kehamilan. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan
banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,
bawah buah dada, daerah genetikal) dengan cara dibersihkan dengan air.
Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali
mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.
Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene
mulut dan dapat menimbulkan karies gigi. Membersihkan kemaluan dengan
gerakan dari depan ke belakang, menggunakan tisu yang bersih, lembut dan
menyerap air. Ibu hamil juga dianjurkan untuk tidak menggunakan celana
ketat dalam jangka waktu lama. Yang terpenting ibu hamil harus minum air 8-
12 gelas sehari, atau minum susu atau yogurt sehingga dapat menurunkan PH
saluran kemih.
d Pakaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah
memenuhi kriteria berikut ini:
1) Pakaian harus longgar bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah
perut
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat
3) Pakailah bra yang menyongkong payudara
4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah
5) Pakaian dalam yang selalu bersih
e. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
dibenarkan bila:
1) Terdapat perdarahan pervaginam
2) Terdapat riwayat abortus berulang
3) Abortus atau partus prematurus imminens
4) Ketuban pecah
5) Serviks telah membuka
Namun belum ada hasil riset yang membuktikan bahwa koitus dan
orgasme dikontraindikasikan untuk ibu hamil.
f. Mobilisasi / Body Memobilisasi / Body Mekanik
Selama kehamilan anjurkan ibu hamil untuk latihan kegel. Gunakan
otot-otot kaki untuk menjangkau benda di lantai. Tekuk lutut, bukan
punggung mengangkat objek yang berat (satu kaki diletakkan sedikit didepan
kaki yang lain dan dipertahankan datar saat merendahkan tubuh pada satu
lutut, mengangkat beban dengan memegangnya dekat ke tubuhnya dan jangan
sampai lebih tinggi dari dada. Duduk di kursi yang cukup rendah sehingga
kedua kaki dapat menjejak lantai dan lebih baik jika lutut lebih tinggi
daripada panggul.
g. Senam Hamil
Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setalah 22 minggu. Senam
hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi
perubahan toitik berat tubuh. Senam hamil di tujukan bagi ibu hamil tanpa
kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu
penyakit jantung, ginjal, dan penyulit dalam kehamilan (hamil dengan
perdarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang disertai anemia).
Syarat senam hamil :
1) telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau
bidan
2) latihan dilakukan setelah kehamilan 22 minggu
3) latihan dilakukan secara teratur dan disiplin
4) sebaiknya latihan dilakukan dirumah sakit atau klinik bersalin dibaeah
pimpinan instruktur senam hamil
h. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang
disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk melindungi bayi
terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I /
II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan
suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. Imunisasi yang lain
dilakukan dengan indikasi yang lain.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus,
sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan (I pada saat kunjungan antenatal I dan
II pada 2 minggu kemudian )
j. Persiapan laktasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah
sebagai berikut.
a. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang
kmenggunakan busa, karena akan menggangga penyerapan keringat
payudara
b. Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara
c. Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan
menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kepala lalu
bilas dengan air hangat
d. Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari
payudara berarti produksi ASI sudah dimulai
k. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh
ibu, anggota keluarga dan bidan. Dengan adanya rencana persalinan akan
meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai
tepat waktu dan mengurangi kebingungan saat persalinan.
Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan, antara lain:
1. Membuat rencana persalinan
2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada.
3. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
4. Membuat rencana atau pola menabung
5. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
l. Memantau kesejahteraan janin
Pemantauan kesejahteraan janin yang dapat dilakukan oleh ibu hamil
adalah dengan menggunakan kartu ”fetalmovement” setiap pergerakan janin
yang dirasakan. Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam,
misalnya ibu hamil setiap merasakan gerakan janin mencatat dengan tanda
tally pada kartu pergerakan janin, dalam 12 jam pemantauan, contohnya dari
pukul 08.00 sampai dengan pukul 22.00 selanjutnya keseluruhan pergerakan
janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin yang dirasakan
oleh ibu hamil.
m. Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang
semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam
proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan
yang meskipun hal ini adalah fisiologis namun tetapi tetap perlu diberikan
suatu pencegahan dan perawatan.
Ketidaknyamanan Masa Hamil Dan Cara Mengatasinya
No Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1 Sering buang air a. Kurangi asupan karbohidrat murni dan makanan
kecil. Trimester I dan yang mengandung gula
b. Batas minum kopi, teh dan soda
III
2 Striae gravidarum. a. Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada
Tampak jelas pada indikasinya
b. Gunakan baju longgar yang dapat menopong
bulan ke 6-7
payudara dan abdomen
3 Hemoroid. a. Makan makanan yang berserat, buah dan sayuran
Timbul trimester II serta banyak minum air putih dan sari buah
b. Lakukan senam hamil untuk mengatasi hameroid
dan III
c. Jika hameroid menonjol keluar, oleskan lotion
witch hazel
4 Kelelahan a. Istirahat yang cukup, minimal 2 jam pada siang hari
b. Lakukan teknik relaksasi
Pada trimester I
5 Keputihan. a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari
b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan
Terjadi di trimester
mudah menyerap
I,II, dan III
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah
dan sayur
6 Keringat bertambah. a. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
b. Tingkatkan asupan cairan
Secara perlahan terus
c. Mandi secara teratur
meningkat sampai
akhir kehamilan
7 Sembelit. a. Minum 3 liter cairan tiap hari terutama air putih
Trimester II dan III atau sari buah
b. Makan makanan yang kaya serat dan juga minum
vitamin C
c. Lakukan senam hamil
d. Membiasakan buang air besar secara teratur
8 Kram pada kaki. a. Rendam kaki dengan air yang telah diberi minyak
Setelah usia esensial siprus
b. Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfatnya
kehamilan 24 minggu
tinggi)
c. Latihan dorsofleksi pada kaki
9 Mengidam. a. Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi
Trimester I kebutuhannya
b. Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa
diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta
memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut
kultur
namun perlu diperhatikan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi selama hamil seperti nanas karena
nanas mengandung alcohol yang dapat
menyebabkan keguguran
10 Napas sesak. a. Jelaskan penyebab fisiologisnya
b. Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik
Trimester II dan III
nafas panjang
c. Mendorong postur tubuh yang baik
11 Nyeri ligamentum a. Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri
b. Tekuk lutut ke arah abdomen
rotundum.
c. Mandi air hangat
Trimester II dan III d. Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan
bantal lainnya letakkan di antara lutut sewaktu
dalam posisi berbaring miring
12 Panas perut. a. Makan sedikit-sedikit tetapi sering
b. Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam
Mulai bertambah
c. Hindari berbaring setelah makan
sejak trimester II dand. Hindari minum air putih saat makan
e. Tidur dengan kaki ditinggikan
bertambah semakin
lamanya kehamilan.
Hilang pada waktu
persalinan
13 Perut kembung. a. Hindari makan yang mengandung gas
b. Mengunyah makanan secara teratur
Trimester II dan III
c. Lakukan senam secara teratur
14 Pusing / sakit kepala a. Bangun secara perlahan dari posisi isttirahat
b. Hindari berbaring dalam posisi terlentang
Trimester II dan III
15 Mual dan muntah. a. Makan sedikit tetapi sering
b. Hindari makanan berlemak dan goreng-gorengan
Trimester I
c. Minum supplement vitamin B6 dan zat besi juga
khrom
16 Sakit punggung atas a. Posisi / sikap tubuh yang baik selama melakukan
dan bawah. aktifitas
b. Hindari mengangkat barang berat
Trimester II dan III
c. Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan
punggung
17 Varises pada kaki. a. Istirahat dengan menaikkan kaki setinggi mungkin
Trimester II dan III untuk membalikkan efek gravitasi
b. Jaga agar kaki tidak bersilangan
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
Pencegahan
1) Sulfas ferrosus 1 tablet/hari
2) Anjurkan makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak
mengandung vitamin dan mineral
3) Pemberian preparat besi
4) Pemeriksaan kadar Hb pada trimester 1 dan 2
5) Pemberian vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi.
Penyerapan zat besi yang terbaik adalah pada waktu perut kosong
6) Susu dan antasida dapat mengurangi penyerapan zat besi
7) Hindari kafein, misalnya kopi dan teh
8) Sebelum dan selama kehamilan mengkonsumsi makanan yang kaya
zat besi, asam folat dan vitamin B
Penatalaksanaan
1) Oral : pemberian fero sulfat,/fero gluconat/Na-fero bisitrat 60 mg/hari,
800 mg selama kehamilan, 150-100 mg/hari
2) Parenteral : pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 2×10
ml/IM
b. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat.
Peran asam folat
1) Untuk pertumbuhan dan replikasi sel
2) Mencegah terjadinya perubahan pada DNA yang dapat menyebabkan
kanker
3) Penting dalam pembentukan sel
4) Darah merah membutuhkan asam folat
5) Membantu perkembangan janin
Gejala
1) Tangan atau kaki kesemutan dan kaku
2) Kehilangan sensasi sentuh
3) Kehilangan kemampuan indera penciuman
4) Sulit berjalan dan terlihat goyah
5) Demensia (kehilangan kemampuan psikis atau mental)
6) Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoia, psikosis/gangguan jiwa
yang disertai dengan disintegrasi kepribadian)
Sumber asam folat
1) Hewani maupun nabati seperti hati, kuning telur, ginjal, ragi, sayuran
hijau (bayam, brokoli) dan susu
2) 80% kandungan asam folat hilang selama proses pemasakan
3) Sereal siap saji yang difortifikasi mengandung asam folat
4) Asam folat sintesis, struktur kimianya lebih sederhana sehingga lebih
mudah diserap tubuh (asam pteroil glutamat)
Kebutuhan
1) Orang dewasa 400 mcg (0,4 mg)/hari
2) Ibu hamil 600 mcg/hari
3) Ibu menyusui 500 mcg/hari
4) Harus disiapkan sebelum kehamilan, karena gangguan sering terjadi
pada bulan pertama kehamilan, dimana ibu biasanya belum menyadari
bahwa dirinya tengah hamil
Efek samping
1) Terselubungnya komplikasi syaraf akibat defisiensi vitamin B12
2) Tidak dianjurkan > 1000mg/hari
3) Asam folat termasuk golongan vitamin B yang larut dalam air, jika
kelebihan dapat larut dalam air
c. Anemia Hipoplastik
d. Anemia Hemolitik
1) Adalah anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih cepat hancur
dari pembentukannya
2) Kejadian langka
3) Hemolisis berat timbul secara dini dalam kehamilan dan hilang
beberapa bulan setelah bersalin
4) Penambahan darah tidak memberikan hasil
5) Transfusi darah untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi
bahaya hipoksia pada janin
2. Hiperemesis Gravidarum (HEG)
a. Adalah gejala mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil
b. Dapat berlangsung sampai usia kehamilan 4 bulan dan keadaan umum
menjadi buruk
c. Etiologi belum diketahui secara pasti
d. Dibagi menjadi 3 tingkatan menurut beratnya gejala yang timbul
HEG tingkat 1
1) Muntah terus menerus
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan turun
5) Nyeri epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100x/menit
7) Tekanan darah turun
8) Turgor kulit mengurang
9) Lidah mengering
10) Mata cekung
HEG tingkat 2
1) Ibu lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit lebih mengurang
3) Lidah mengering dan nampak kotor
4) Nadi rendah dan cepat
5) Suhu tubuh kadang-kadang naik
6) Mata cekung dan sedikit ikterus
7) BB dan TD turun
8) Hemokonsenterasi, oliguria dan konstipasi
9) Ditemukan aseton pada air kencing
HEG tingkat 3
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) TD dan BB turun
7) Ensepalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
perubahan mental
Penatalaksanaan
1) Rawat inap
2) Stop makan dan minum dalam 24 jam pertama
3) Obat-obatan diberikan secara parenteral
4) Infus D10% (2000 ml) dan RL 5% (2000 ml) per hari
5) Pemberian antiemetik (metokopramid hidrochlorid)
6) Roborantia/obat penyegar
7) Diazepam 10 mg IM (jika perlu)
8) Psikoterapi
9) Lakukan evaluasi dalam 24 jam pertama
10) Bila keadaan membaik, boleh diberikan makan dan minum secara
bertahap
11) Bila keadaan tidak berubah : stop makan/minum, ulangi
penatalaksanaan seperti sebelumnya untuk 24 jam kedua
12) Bila dalam 24 jam tidak membaik pertimbangkan untuk rujukan
13) Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan muntah
14) Jika dehidrasi berhasil diatasi, anjurkan makan makanan lunak porsi
kecil tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berlemak,
kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang mengandung gula
Kriteria pulang
1) Mual dan muntah tidak ada lagi
2) Keluhan subjektif sudah tidak ada
3) TTV baik
3. Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto,
2008). Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan
abortus (5%). Berdasarkan jenisnya Sujiyatini dkk (2009) menyebutkan
abortus dibagi menjadi:
a. Abortus Imminens (threatened)
b. Abortus Insipien (inevitable)
c. Abortus Incompletus (incomplete)
d. Abortus Completus (complete)
e. Missed Abortion
f. Abortus Habitualis (habitual abortion)
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel
telurnya telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum
uteri. Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat
sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan
akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi
tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan,
akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu
5. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar
dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik,
molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih,
tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari
beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.
B. Trimester III
1. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Definisi ini
berlaku dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat janin diatas 500
gram. Istilah solusio plasenta juga dikenal dengan istilah abruptio plasenta
atau separasi prematur dari plasenta. Plasenta dapat lepas seluruhnya yang
disebut solusio plasenta totalis atau terlepas sebagian yang disebutsolusio
plasenta parsialis atau terlepas hanya pada sebagian kecil pinggir plasenta
yang sering disebutruptur sinus marginalis.
Solusio plasenta dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi.
b. Solusio plasenta dengan perdarahan keluar.
2. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
tempat yang tidak normal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Implantasi yang
normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah
fundus uteri.
3. Insersi Velamentosa
Insersi velamentosa adalah insersi tali pusat pada selaput janin. Insersi
velamentosa sering terjadi pada kehamilan ganda. Pada insersi velamentosa,
tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh selaput janin. Penyebabnya
adalah pembuluh darah yang berinsersi pada membran, sehingga pembuluh
darah berjalan antara funiculus umbilikalis dan plasenta melewati membran.
4. Plasenta Sirkumvalata
Selama perkembangan amnion dan korion melipat kebelakang di
sekeliling tepi-tepi plasenta. Dengan demikian korion ini masih
berkesinambungan dengan tepi plasenta tapi pelekatannya melipat
kebelakang pada permukaan foetal.
Pada permukaan foetal dekat pada pinggir plasenta terdapat cincin
putih. Cincin putih ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan
disebelah luarnya terdiri dari vili yang timbul ke samping, dibawah desidua.
Sebagai akibatnya pinggir plasenta mudah terlepas dari dinding uterus dan
perdarahan ini menyebabkan perdarahan antepartum. Hal ini tidak dapat
diketahui sebelum plasenta diperiksa pada akhir kehamilan.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah : haemoglobin, hematokrit, golongan darah,
faktor rhesus
b. Pemeriksaan urin untuk melihat adanya gula, protein, dan kelainan
pada sedimen
c. STS (serologic test for syphilis)
d. Bila perlu, test antibodi toksoplasmosis, rubella, dan lain-lain.
Bila data baseline telah diperoleh dan semua baik maka
dokter/bidan dapat mengatakan bahwa kehamilannya baik. Nasehat
selanjutnya adalah bila terdapat hal-hal seperti tersebut di bawah ini
pasien harus segera kembali ke tenaga kesehatan. Perdarahan
pervaginam, bengkak di tangan/muka, sakit kepala yang yang hebat
dan terus menerus, pandangan kabur, sakit perut, muntah yang
berlebihan, demam yang menggigil, sakit pada waktu kencing, keluar
cairan dari vagina.
B. Asuhan Kebidanan Pada Kunjungan Ulang