Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada zaman sekarang, hampir setiap orang punya gadget. Dan hampir setiap
hari orang-orang berhubungan dengan gadgetnya. Digunakan untuk komunikasi,
urusan pekerjaan atau bisnis, mencari informasi, ataupun hanya sekedar untuk
mencari hiburan.
Dan pada akhir-akhir ini sering sekali ditemukan orang tua yang
memberikan gadget untuk anaknya yang masih balita. Peran orang tua yang
dulunya sebagai teman bermain bagi anaknya sekarang telah digantikan oleh
gadget. Padahal masa balita adalah masa dimana tumbuh dan berkembangnya
fisik maupun psikis manusia. Di masa balita, anak harus banyak bergerak agar
tumbuh kembang anak optimal. Apabila di masa balita anak-anak hanya asyik
berada di depan gadgetnya, kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan anak
akan kurang optimal baik itu fisik maupun psikis.
Perlu diketahui bahwa periode perkembangan anak yang sangat sensitif
adalah saat usia 1-5 tahun sebagai masa anak usia dini sehingga sering disebut the
golden age. Pada masa ini seluruh aspek perkembangan kecerdasan, yaitu
kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual mengalami perkembangan yang luar
biasa sehingga yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
selanjutnya (Gunawan 2011).

Ketika anak berada pada the golden age tersebut, mereka menjadi peniru
yang handal. Mereka lebih smart dari yang kita pikir, lebih cerdas dari yang
terlihat, sehingga jangan kita anggap remeh anak pada usia tersebut.

Jika Anak di usia tersebut sudah diberikan gadget sebagai mainan, maka itu
akan berpengaruh terhadap proses pemerolehan bahasanya. Bukan hanya efek
bahasa, yang lebih mengkhawatirkan adalah gangguan pada perkembangan emosi
sang anak. Dalam gadget ada begitu banyak games. Orang dewasa atau orang tua
saja kesal atau marah ketika kalah dalam main games di gadget, apalagi anak-

1
anak. Mereka akan jadi pribadi yang tidak sabar dan cepat marah serta sulit
mengendalikan emosi, bahkan tidak dapat mengatur emosinya.

Belum lagi audio yang keluar dari games tersebut, yang terkadang
mengeluarkan suara-suara yang mungkin belum seharusnya didengar oleh
mereka. Sehingga hal-hal tersebut dapat mudah terekam oleh anak-anak di masa
the golden age. Hal ini karena pada masa tersebut biasanya ditandai oleh
perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional
(Widhianawati 2011).

Lebih memprihatinkan lagi orang tua memberikan gadget untuk


mendiamkan anaknya. Hal tersebut sungguh ironi dan tidak sportif jika
diibaratkan dalam suatu pertandingan. Orang tua yang mendiamkan anak dengan
gadget sama halnya dengan orang tua yang tidak malas, karena fungsi gadget
seharusnya bukan untuk itu. Mereka akan paham bahwa jika jenuh atau bosan
akan ada gadget yang menemani dan menjadi mainannya berupa games yang
tersedia pada gadget tersebut sehingga dapat mengubah mindset anak.

Mungkin ada yang beranggapan bahwa memberikan gadget selain untuk


mendiamkan anak juga agar anak dapat bermain games yang dapat melatih
problem solving anak. Sebaiknya problem solving tidak dari hal tersebut karena
kreativitas anak akan terpaku pada teknologi nantinya.

Problem solving bisa diajarkan dengan bahasa, sentuhan, dan sikap yang
orang tua tanamkan kepada mereka dan tidak hanya sekali atau dua kali, tapi
berulang kali agar terbiasa untuk menangani hal-hal yang datang dari luar.
Problem solving berupa permainan dalam bentuk gerak dan lagu dapat
meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik sehingga
memainkan peranan penting bagi perkembangan psikomotorik, kemampuan
kognitif, dan kemampuan afeksi (Gallahue 1973).

Itulah beberapa hal yang menjadi alasan penulis untuk menyusun makalah
dengan judul “Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia
Dini” ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gadget
Gadget (Bahasa Indonesia :Gawai) adalah suatu piranti atau instrumen yang
memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih
dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya.
Perbedaan gadget dengan teknologi yang lainnya adalah unsur kebaruan
berukuran lebih kecil. Sebagai contoh:
 Komputer merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan berbentuk
gawainya yaitu laptop/notebook/netbook.
 Telepon rumah merupakan alat elektronik yang memiliki pembaruan
berbentuk gawainya telepon seluler 1

Macam-macam gadget :
 Handphone
Handphone atau ponsel atau yang sering di dengar telinga kita HP. Gadget yang
ini adalah gadget yang sangat populer di kalangam kita, lansia saja masih
menggunakan HP apa lagi kalangan anak muda. Handphone adalah sebuah
barang elektronik yang berfungsi sebagai alat komunikasi atau bisa di sebut
perangkat telekomunikasi dasar. Selain sebagai Alt telekomunikasi dasar,
handphone juga mempunyai banyak fungsi di dalamnya.
 Laptop
Laptop adalah sebuah komputer yang bisa di bawa ke mana saja sesuai
keinginan kita. Laptop merupakan hasil modifikasi sebuah komputer PC,
bentuk dan berbagai Merck sudah di milik oleh gadget yang satu ini. Bentuk
yang ringan dan mempunyai banyak fungsi membuat orang tergiur
membelinya, beban yang dimiliki oleh laptop sesuai dengan bahan, spesifikasi
dan juga ukurannya, kurang lebih ukurannya sekitar 1 – 6 kg.
 Pemutar media player atau MP3 / MP4
Pemutar media adalah sebuah barang elektronik yang sudah umum di hidup
kita, yang mempunyai fungsi untuk memutar musik atau video. Umumnya
media player ini kita sebut dengan MP3 ataupun MP4.

3
 Tablet PC
Tablet PC sama seperti laptop, yaitu hasil modifikasi sebuah komputer PC.
Namun tablet PC ini lebih ringan dan lebih keren di banding dengan laptop.
Tablet PC adalah komputer portable dan banyak sekali kegunaan yang di
miliki oleh tablet PC.
 Televisi

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi


sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara. Kata "televisi"
merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa
Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat
diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan.” Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering
disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.) 1

2.2 Fasilitas Yang Terdapat Pada Gadget

 Handphone/Smartphone
- Telepon - SMS
- Kamera - Perekam Suara
- Video Call - Internet (Edge, 3G,
HSDPA, 4G)
- WIFI direct - Radio
- TV - Pemutar MP3 dan MP4
- Stopwatch dan Alarm - dll
 Laptop
- Video Call - Kamera
- Pemutar Musik (MP3, - Internet (jika sudah
WAV, AAC, M4A, dll) disambungkan dengan
dan Video (MP4, AVI, modem atau WIFI)
MKV, WMV, FLV, dll)

4
- Pengolah dokumen - Editor Foto (Photoshop,
(Word, Excel, Photoescape, Picasa,
PowerPoint, dll) Paint, dll)
- Editor Video (Adobe - Design Grafis (Corel
After Effect, Corel Draw, Auto Cad,
Video Studio Pro, Google Sketch Up, dll)
Windows Movie - Dan lain-lain
Maker, dll)
-
 Pemutar Media Player atau MP3/MP4
Sesuai dengan namanya gadget ini hanya memiliki fasilitas untuk memutar
file MP3 atau MP42
 Tablet PC
Memiliki fasilitas yang sama dengan komputer PC/laptop karena Tablet
PC merupakan komputer portable
 Televisi
Media penanyang gambar pada semua stasiun televise hingga televisi
berlangganan, dan bila ditambah dengan VCD dan DVD player, merupakan
media hiburan yang sangat digemari dan terjangkau oleh masyarakat1

2.3 Anak

Anak menurut Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 pasal 1 ayat 1 adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas ) tahun termasuk anak yang masih
dalam kandungan. 3 Menurut William James tahun 1890 tentang The Principle Of
Physiology anak membutuhkan alerting, focus, shifting, and distractibility, dimana
ke empat komponen kunci tersebut adalah attention modern.

Atensi adalah Atensi adalah salah satu konsep psikologi kognitif yang senantiasa
mengalami perkembangan. Atensi merupakan proses memilih beberapa informasi
dan menghalangi informasi yang lain (Smith dan Kosslyn, 2011)4

5
Pada usia kurang dari 3 bulan, penglihatan anak yang sangat buruk dikarenakan
belum sempurnanya organ pengelihata, sehingga melalui fisik untuk
memperhatikan dilingkungan, diperlukan kontak langsung dengan orang tua dan
tahap ini anak mengalami keterbatasan dalam kontrol perilaku. Pada usia sekitar 12
bulan anak mengalami kontrol eksekutif internal, perlu perhatian khusus pada usia-
usia ini, karena system perhatian nya mulai diperluas, bila tidak perhatian dari orang
tua kurang, akan terjatuh pada sistem kontrol yang buruk. Saat usia menginjan
sekitar 18 bulan anak mengalami perkembangan lanjutan dari alert, vigilant, dan
sustained attention, terdapat banyak interaksi system saraf dan neurotransmitter
yang mempengaruhi kewaspadaan anak.5

2.4 Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak

Setiap orang tua tentu ingin anaknya bahagia dan senang. Apa lagi masalah gadget
anak yang disukainya. Menjauhkan anak dari gadget (smartphone, tablet,
Handphone, Pad, Laptop) pada saat sekarang ini, sungguh hal yang agak mustahil
dan susah. Persoalannya adalah orang tua tidak bisa terlepas dari gadget ini. Kerja
berhubungan dengan gadget, menghubungi sanak-saudara dengan gadget,
menyelesaikan banyak urusan dengan gadget. Pada sisi lain, anak-anak tentu saja
ada di dekat kita. Sehingga, menjauhkan anak-anak dari gadget adalah pekerjaan
yang butuh energi dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Namun, setidaknya sebagai bentuk perlindungan, kehati-hatian dan masa depan


pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kita itu wajib kita perhatikan. Dokter
anak asal Amerika Serikat, Cris Rowan, dalam tulisannya di Huffington Post,
menyebutkan beberapa dampak buruk gadget terhadap anak :67

1. Perkembangan otak yang melambat


Tahun-tahun awal masa kanak-kanak adalah periode perubahan cepat di otak.
Selama masa kanak-kanak awal dan tengah, otak membentuk jaringan koneksi
antar neuron yang kompleks di otak melalui proses synaptogenesis,
pemangkasan (pruning), dan mielinisasi.

6
Selain dari faktor genetik, proses pembentukan sinaps, tetapi pengalaman juga
mendorong pembentukan sinaps. Pemangkasan adalah proses kunci yang
membentuk otak anak-anak muda. Overproduksi sinaptik menyebabkan sinaps
berkembang sangat cepat. Proses pemangkasan menyempurnakan koneksi
sinaptik berdasarkan pengalaman yang dialami anak. Koneksi yang digunakan
secara teratur menjadi lebih kuat dan lebih kompleks.

Di antara usia 0-2 tahun, pertumbuhan otak anak memasuki masa yang paling
cepat dan terus berkembang hingga usia 21 tahun. Stimulasi lingkungan sangat
penting untuk memicu perkembangan otak, termasuk dari gadget. Hanya saja,
stimulasi yang berasal dari gadget diketahui berhubungan dengan defisit
perhatian, gangguan kognitif, kesulitan belajar, impulsif, dan kurangnya
kemampuan mengendalikan diri.

2. Hambatan pertumbuhan

Saat menggunakan gadget, anak cenderung kurang bergerak, yang


berdampak pada hambatan pertumbuhan. Satu dari tiga anak yang masuk
sekolah cenderung mengalami hambatan pertumbuhan sehingga berdampak
buruk pula pada perkembangan dan prestasi di sekolah.

3. Obesitas

Penggunaan gadget yang berlebihan diketahui bisa meningkatkan risiko


obesitas. Anak-anak yang diperbolehkan menggunakan gadget di kamarnya
mengalami peningkatan risiko obesitas sebanyak 30 persen. Padahal, diketahui
bahwa obesitas pada anak meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung
sehingga menurunkan angka harapan hidup.

4. Gangguan tidur

Tidak semua orang tua mengawasi anaknya saat menggunakan gadget


sehingga kebanyakan anak pun mengoperasikan gadget di kamar tidurnya.
Sebuah studi menemukan, 75 persen anak-anak usia 9-10 tahun yang

7
menggunakan gadget di kamar tidur mengalami gangguan tidur yang
berdampak pada penurunan prestasi belajar mereka.

5. Penyakit mental

Sejumlah studi menyimpulkan, penggunaan gadget yang berlebihan


merupakan faktor penyebab meningkatnya laju depresi, kecemasan, defisit
perhatian, autisme, gangguan bipolar, dan gangguan perilaku pada anak.

6. Agresif

Anak-anak yang terpapar tayangan kekerasan di gadget mereka berisiko


untuk menjadi agresif. Apalagi, saat ini banyak video game ataupun tayangan
yang berisi pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, dan kekerasan-
kekerasan lainnya.

7. Penurunan daya ingat (pikun digital)

Konten media dengan kecepatan tinggi berpengaruh dalam meningkatkan


risiko defisit perhatian, sekaligus penurunan daya konsentrasi dan ingatan.
Sehingga bagian otak yang berperan dalam melakukan hal itu cenderung atrofi.

8. Adiksi

Karena kurangnya perhatian orangtua (yang dialihkan pula oleh gadget),


anak-anak cenderung lebih dekat dengan gadget mereka. Hal tersebut memicu
adiksi sehingga mereka seakan tak bisa hidup tanpa gadget mereka.

9. Radiasi

WHO mengategorikan ponsel dalam risiko 2B karena radiasi yang


dikeluarkannya. Anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi karena otak dan
sistem imun yang masih berkembang sehingga risiko mengalami masalah dari
radiasi gadget lebih besar dari orang dewasa.

10. Tedukasi yang tidak berkelanjutan

8
Sebuah penelitian membuktikan, edukasi yang berasal dari gadget tidak
akan lama bertahan dalam ingatan anak-anak. Dengan demikian, pendekatan
pendidikan melalui gadget tidak akan berkelanjutan bagi mereka.

2.4 Cara Untuk Mengatasi Anak Yang Sudah Ketergantungan Gadget

Apabila anak sudah kecanduan dengan gadget maka hal-hal yang bisa dilakukan
orang tua adalah sebagai berikut:8

 Beri waktu batasan menggunakan gadget

Dengan memberi batasan/mengurangi waktu untuk menggunakan gadget


maka lama kelamaan anak akan mulai lupa dengan gadgetnya, dan
dampingi saat anak menggunakan gadget tersebut.

 Kembangkan bakat anak

Misalnya adalah dengan mengembangkan bakat yang dimiliki anak. Entah


itu bermain musik, menggambar/melukis, dan yang lainnya.

 Orang tua sering-sering bermain dengan anak

Orang tua yang sering bermain dengan anaknya akan membuat sang anak
lebih fokus kepada orang tuanya dibanding dengan gadgetnya. Ajaklah anak
Anda bermain di luar rumah. Ini akan mempercepat tumbuh kembang anak.

 Ajak anak ikut beraktivitas dengan orang tua

Misalnya adalah ketika memasak maka ajaklah anak anda dan aktivitas—
aktivitas lain yang memungkinkan anaka anda untuk diajak.

 Ajak anak berekreasi

9
Dengan berekreasi pikiran anak Anda akan fresh dan lupa dengan dengan
gadgetnya karena rekreasi membuat anak anda merasa senang dan gembira.
Apalagi ketika Anda mengajak anak anda berekreasi ke tempat-tempat yang
memiliki pemandangan yang bagus, seperti pegunungan, pantai, kebun
binatang dan yang lainnya

BAB III

KESIMPULAN

Penggunaan gadget boleh dibatasi sehingga tak berlebihan sehingga tidak


menyebabkan adiksi terhadap anak. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk
mengawasi penggunaan gadget. Orang tua seharusnya lebih meluangkan waktu
untuk anaknya buka justru memberi gadget kepada anaknya dengan alasan tidak
punya waktu untuk bermain dengan anaknya.9
Sebaiknya anak usia dini tidak diberikan gadget, permainan yang nyata itu
lebih baik daripada permainan virtual atau permainan yang terdapat pada gadget.
Karena permainan secara langsung terdapat gerakan dan interaksi antara anak dan
orang tua. Itu lebih mengoptimalkan tumbuh dan perkembangan anak

10
DAFTAR PUSTAKA

1
https://id.wikipedia.org/wiki/

2
http://jurnalilmiahtp.blogspot.co.id/2013/11/menelisik-pengaruh-penggunaan-
aplikasi.html, 20 April 2018

3
http://pih.kemlu.go.id/files/UUNo23tahun2003PERLINDUNGANANAK.pdf
4
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&
act=view&typ=html&id=91272&ftyp=potongan&potongan=S1-2015-312582-
Introduction.pdf
5
B.S. Oken, M.C. Salinsky, and S.M. Elsas, May 6 2010, Vigilance, alertness, or
sustained attention: physiological basis and measurement, Ireland : Elsivier
Ireland Ltd.
6
https://www.huffingtonpost.com/author/cris-rowan

7
http://www.mitrakeluarga.com/surabaya/dampak-negatif-teknologi-gadget-
terhadap-proses-perkembangan-anak/ , 21April 2018

http://health.kompas.com/read/2014/05/12/1640161/10.Alasan.Anak.Perlu.Lepas.
dari.Gadget
9
http://www.kompasiana.com/nafidah_el_rokhmah/dampak-gadget-terhadap-
perkembangan-kognitif-anak-usia-dini_5535ba6a6ea834b52bda4321

11

Anda mungkin juga menyukai