Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PELATIHAN EDUKASI STAF PPI

2019-2020

RSIA KUSUMA PRADJA

Alamat :
Jl. Bugangan Raya No. 3 – 5 Semarang
Telp : (024) 3546355, 3553894 / Fax : (024) 3553895
Email : rskusumawarendra@yahoo.com
Website : www.rskusuma.co.id
RSIA. KUSUMA PRADJA
JL. BUGANGAN RAYA NO. 3 – 5 TELP. (024) 3546355, 3553894, 3551 570

FAX. (024) 3553895 SEMARANG 50126


E-mail : rskusumawarendra@yahoo.com / Website : rskusuma.co.id

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KUSUMA PRADJA
NOMOR: 196/SK/RSIA.KP/06/2019

Tentang

PANDUAN PELATIHAN EDUKASI STAFF PPI

Menimbang :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSIA Kusuma
Pradja, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu.
2. Bahwa agar pelayanan yang bermutu di RSIA Kusuma Pradja
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Kebijakan Program
pelatihan dan edukasi tentang pencegahan pengendalian infeksi
RSIA Kusuma Pradja sebagai landasan bagi seluruh
penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit yang ditetapkan dalam
keputusan Direktur RSIA Kusuma Pradja.

Mengingat :
1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang – Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 tentang Panduan Pelatihan Edukasi Staff PPI
5. Undang – undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan Kerja
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2017 tentang
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi I Tahun
2017

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Pertama Keputusan Kepala RSIA Kusuma Pradja Kebijakan program pelatihan


: dan edukais tentang PPI.

Kedua : Kebijakan Program pelatihan dan edukasi tentang PPI harus dijadikan
acuan dalam menyelenggarakan pelayanan di lingkungan RSIA Kusuma
Pradja sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Semarang, 10 Juni 2019


Direktur
DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................................................... i


BAB I DEFINISI ..................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA ................................................................................................... 4

i
BAB I
DEFINISI

Rumah sakit merupakan suatu organisasi kompleks yang menggunakan


Perpaduan peralatan ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok
tenaga terlatih dan terdidik dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan
dengan pengetahuan medik modern untuk tujuan pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan yang baik.
Rumah Sakit sebagai Institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan keluargnya serta semua petugas
dirumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah
rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit, sehingga semua kasus infeksi
yang terjadi murni karena infeksi yang terjadi bukan karena perawatan di rumah sakit.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di
rumah sakit salah satunya adalah kegiatan Pendidikan dan Pelatihan PPI.
Program PPI mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan
ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung. Risiko infeksi dapat berbeda dari satu rumah
sakit ke rumah sakit lainnya tergantung kegiatan klinis dan pelayanan rumah sakit,
populasi pasien yang dilayani, lokasi geografi, jumlah pasien dan jumlah pegawai.
Program akan efektif apabila mengadakan pelatihan bagi staf RS untuk metode
mengidentifikasi dan proaktif pada tempat berisiko infeksi, kebijakan dan prosedur
yang memadai, pendidikan staf dan melakukan koordinasi ke seluruh rumah sakit.
Program Pendidikan dan Pelatihan PPI mendukung upaya pengendalian infeksi
dalam upaya kualitas lingkungan yang aman dan nyaman untuk semua pasien dan
masyarakat yang dilayani, dengan menerapkan kegiatan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian serta
biaya pengobatan yang berhubungan dengan infeksi pada pelayanan kesehatan Health
Care Associated Infection (HAIs)
Rumah sakit memberikan pendidikan tentang praktik pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada staf, dokter, pasien dan keluarga serta pemberi layanan
lainnya ketika ada indikasi keterlibatan mereka dalam pelayanan.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Materi pendidikan dan pelatihan PPI berisi tentang


a. Kebersihan tangan

Kebersihan tangan (Hand Hygiene) adalah istilah umum untuk segala upaya
dalam membersihkan tangan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial. Secara garis besar, Hand Hygiene dibagi menjadi dua, yakni:
a) mencuci tangan; membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir
menggosok tangan
b) membersihkan tangan dengan cairan antimikroba dengan konsentrasi ethanol
80%.
Menjaga kebersihan tangan adalah kewajiban setiap dokter dan petugas
kesehatan karena kebersihan tangan adalah faktor utama dalam upaya pencegahan
infeksi terkait pelayanan kesehatan.

b. Penggunaan APD
APD alat pelindung diri. Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health
Administration, Pesonal Protective Equipment/PPE atau Alat Pelindung Diri (APD)
didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau
penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat
kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya

c. Manajamen limbah
Pengertian limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan
sebagian bersifat radioaktif (Depkes, 2006). Limbah rumah sakit cenderung bersifat
infeksius dan kimia beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia,
memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik.
Untuk mengoptimalkan upaya penyehatan lingkungan Rumah Sakit dari
pencemaran limbah yang dihasilkannya maka Rumah Sakit harus mempunyai fasilitas
pengelolaan limbah sendiri yang ditetapkan KepMenkes RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
yaitu:

1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat - Setiap Rumah sakit harus melakukan


reduksi limbah dimulai dari sumber dan harus mengelola dan mengawasi
penggunaan bahan kimia yang berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang
digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan,
pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang
berwenang.

2
2. Fasilitas Pengolahan Limbah Cair - Limbah cair harus dikumpulkan dalam
container yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume,
dan prosedur penanganan dan penyimpanannya. Rumah sakit harus memiliki
Instalasi Pengolahan Air Limbah sendiri.

d. Pengendalian lingkungan
Pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
merupakan salah satu aspek dalam upaya pencegahan pengendalian
lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Lingkungan rumah
sakit atau fasilitas kesehatan lainnya jarang menimbulkan transmisi penyakit
infeksi nosokomial namun pada pasien-pasien yang immunocompromise
harus lebih diwaspadai dan diperhatikan karena dapat meninggalkan beberapa
penyakit infeksi lainnya seperti infeksi lainnya seperti infeksi saluran
pernapasan Aspergillus, Legionella, Mycobacterium TB, Varicella Zoster,
Virus Hepatitis B, HIV.

e. Penatalaksaan linen
Linen kotor merupakan sumber infeksi yang dapat menjadi perantara
tertularnya penyakit dari orang yang menderita penyakit infeksius ke orang lain
yang mempunyai daya tahan tubuh rendah

f. Penempatan pasien berdasarkan Kohorting


g. Etika batuk
h. MCU kesehatan karyawan
i. Medis, paramedis, petugas lain, Pasien, dan
keluarga ,pengunjung dapat melakukan pencegahan infeksi
j. Petugas IPCN dan IPCLN ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya
dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit

3
BAB III
TATA LAKSANA

I. CARA PELAKSANAAN PROGRAM


1. Pembuatan/revisi modul Pelatihan PPI oleh komite PPI dan IPCN
2. Membuat dan melaksanakan jadwal rutin edukasi kepada seluruh staf, dokter,
pasien, keluarga dan pengunjung.
3. Materi pendidikan dan pelatihan PPI tentang
a. Keberihan Tangan
b. Penggunaan APD,
c. Manajamen limbah,
d. Pengendalian lingkungan,
e. Penatalaksaan linen,
f. Gizi rumah sakit
g. Penempatan pasien berdasar Kohort,
h. Etika batuk,
4. Metode: Ceramah, Demonstrasi, Orientasi, untuk petugas di lingkungan Rumah
sakit dan penyuluhan untuk pasien / pengunjung
5. Evaluasi: Pre dan Post test, Ujian skill

II. JADWAL KEGIATAN


Jadwal kegiatan Pendidikan dan Pelatihan PPI dibuat setahun dua kali, pertengahan
tahun dan akhir tahun sebagai program rutin.
III. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Semua data pelaksaan pelatihan PPI dibuat dalam bentuk laporan pelaksaan kegiatan
per kegiatan termasuk hambatan yang dialami pada saat kegiatan berlangsung
IV. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM
Monitoring dilakukan terhadap semua kegiatan yang direncanakan dan evaluasi harus
dilakukan untuk mengetahui tingkat capaian yang telah dilakukan selama ini apakah
ada hambatan dan ringtangan yang harus dihadapi sehinga program program Komite
PPI dapat terealisasi dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat terwujud.

Anda mungkin juga menyukai