Dalam memproduksikan minyak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan cara sembur alam (natural flow) dan sembur buatan (artificial lift). Cara pertama dilakukan bila tekanan reservoir cukup tinggi, sehingga dapat mengalirkan fluida ke permukaan secara alamiah. Sedangkan cara yang kedua dilakukan apabila tekanan reservoir tidak mampu lagi mengalirkan fluida ke permukaan secara alamiah. Salah satu metode yang digunakan dalam menangani masalah yang kedua adalah dengan menggunakan Pompa Benam Listrik (Electrical Submersible Pump- ESP) dan Gas Lift. Metode pengangkatan fluida dengan pada gas lift merupakan penempatan sejumlah valve pada interval kedalaman tertentu, dimana valve-valve tersebut nantinya akan menginjeksikan gas (umumnya gas yang terdapat dari produksi sumur tersebut) ke dalam tubing, dan dengan prinsip menurunkan densitas dan membuat jarak antar kolom fluida, maka minyak akan lebih mudah terangkat. Dari segi ketersediaan gas, keekonomisan, dan kebutuhan, gas lift dibagi menjadi tipe intermittent dan continuous gas lift. Pada tipe intermittent gas diinjeksikan dengan interval waktu tertentu sehingga jumlah gas dan operasi valve yang digunakan memiliki jeda waktu tertentu. Sedangkan pada continuous gas secara terus menerus diinjeksikan ke dalam sumur tanpa ada jeda waktu berhenti. Lapangan “AkuSayangKamu” ini berada di Cekungan Jawa Barat Utara. Pada lapangan ini terdapat 18 sumur, yaitu Sumur UWU-1 hingga UWU-18. Dengan data-data pemboran, produksi, dan fluida terlampir, lapangan ini telah diproduksikan dengan metode gas lift dan saat ini sudah terjadi penurunan produksi. Oleh karena itu, ada kesempatan kali ini, tim INPEX akan melakukan perencanaan pemasangan dan pendesainan ulang gas lift pada Sumur UWU-10 agar sumur dapat berproduksi secara optimal kembali.