Interaksi sendiri menurut Setiadi, Hakam, & Effendi (2006, hlm. 92) adalah proses di mana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Lain halnya dengan pendapat Walgito (2003, hlm. 65) interaksi sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan individu yang lain yang saling mempengaruhi dan terdapat hubungan yang saling timbal balik. Terkait dengan proses pembelajaran, interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya akan mengubah, memperbaiki, atau mempengaruhi perilaku siswa yang memiliki usia yang relatif sama dalam mengikuti proses pembelajaran (Aprihastanto, 2013). Artinya siswa yang memiliki teman yang pintar dan rajin, maka siswa tersebut akan termotivasi untuk lebih giat dalam belajar. Begitupula sebaliknya, apabila siswa tersebut bergaul dengan siswa yang nakal dan malas, maka siswa tersebut akan terbawa dengan perilaku nakal dan malas juga. Dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif atau bahkan dapat memberikan pengaruh negatif terhadap siswa. 2.Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial - Adanya kontak sosial (sosial contact). Sugiyo (2004, hlm. 16) mengatakan terdapat empat komponen pokok dalam kontak sosial, yaitu: (1) percakapan, (2) melakukan kontak fisik atau mata, (3) saling pengertian, (4) kerjasama. Keempat komponen tersebut merupakan kemampuan interaksi sosial yang harus dimiliki oleh individu - Adanya komunikasi. Devito dalam Sugiyo (2004, hlm. 21-26) mengemukakan 5 ciri-ciri komunikasi, yaitu: (1) keterbukaan, (2) empati, (3) dukungan, (4) rasa positif, dan (5) kesamaan 3. Faktor - Faktor Terjadinya Interaksi Sosial Soekanto (2012, hlm. 57), Setiadi, Hakam, & Effendi (2006, hlm. 93-94), dan Walgito (2003, hlm. 66-73) menyatakan bahwa berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain: a. Faktor imitasi proses saling mengimitasi (meniru) orang lain dan sebaliknya. b. Faktor sugesti menyebutkan bahwa pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain, umumnya sugesti diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Sugesti adalah suatu proses dimana individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. c. Faktor identifikasi yaitu memberi pandangan terhadap orang lain sehingga diterima oleh pihak lain. d. Faktor simpati yaitu perasaan tertarik kepada orang lain 4.Bentuk-Bentuk Terjadinya Interaksi Sosial Menurut Soekanto (2012, hlm. 65) dan Setiadi, Hakam, & Effendi (2006, hlm. 97-100), bentuk-bentuk interaksi sosial adalah sebagai berikut: a. Kerja sama, yaitu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia yang dimana sudah dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau kelompok-kelompok kekerabatan. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua orang. b. Persaingan, yaitu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. c. Akomodasi, yaitu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. Artinya proses dimana orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi keteganganketegangan. d. Konflik, yaitu proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.