Anda di halaman 1dari 2

memerlukan pendidikan khusus, pelatihan, pengetahuan dan keahlian bagi

profesional pemberi asuhan (PPA) dan telah mendapatkan SPK dan RKK termasuk
asesmen gawat darurat. Identifikasi bagi mereka yang memenuhi syarat melakukan
asesmen dan tanggung jawabnya ditentukan secara tertulis. Asesmen dilakukan oleh
setiap disiplin/ profesional pemberi asuhan (PPA) dalam lingkup prakteknya, izin,
peraturan perundangan, dan sertifikasi.
Untuk memenuhi kebijakan ini RSUD H.Hanafie Muara Bungo menyusun:
a) Panduan Assesmen Pasien
b) Menyiapkan bukti assesmen dilakukan oleh PPA yang kompeten dan
berwenang.
c) Menyiapkan bukti assesmen gawat darurat dilaksanakan oleh PPA yang kompeten
dan berwenang.
12. RSUD H.Hanafie Muara Bungo telah menentukan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing-masing melakukan
asesmen berbasis pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana
asuhan (IAR), dengan dokter penanggung jawab pemberi pelayanan (DPJP) sebagai
ketua tim asuhan yang mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas
kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
Hasil asesmen pasien diintegrasikan sesuai konsep pelayanan berfokus pada pasien
(PCC). Hasil asesmen yang terintegrasi menjadi dasar Asuhan Pasien Terintegrasi, baik
yang bersifat integrasi horisontal maupun vertikal, dengan elemen:
- DPJP sebagai ketua tim asuhan pasien (Clinical Leader)
- PPA bekerja dalam tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional, berdasarkan
Standar Pelayanan Profesi masing-masing.
- Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager menjaga kesinambungan pelayanan
- Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga
- Perencanaan pemulangan pasien / discharge planning terintegrasi
- Asuhan gizi terintegrasi
Banyak pasien mungkin menjalani berbagai bentuk asesmen diluar atau didalam
rumah sakit oleh berbagai unit kerja. Hasilnya adalah, tersedia banyak bentuk informasi,
hasil tes, data yang ada di rekam medis pasien. Akan bermanfaat bagi pasien jika
profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung jawab terhadap pasien bekerja
sama melakukan analisis (metode IAR) temuan asesmen dan menggabungkan informasi
menjadi sebuah gambaran komprehensif kondisi pasien. Dari kolaborasi ini, kebutuhan
pasien teridentifikasi, ditentukan urutan prioritas, dan keputusan tentang asuhan dibuat.
Integrasi temuan akan memudahkan kooordinasi asuhan pasien.
Proses bekerjasama adalah sederhana dan informal jika kebutuhan pasien tidak
kompleks. Pertemuan resmi tim, rapat tentang pasien, ronde klinik, mungkin dibutuhkan
dengan kebutuhan pasien yang kompleks atau dengan pasien yang kebutuhannya tidak
jelas. Pasien, keluarga pasien dan lainnya, yang membuat keputusan atas nama pasien
dilibatkan dalam proses membuat keputusan, jika perlu. Untuk memenuhi kebijakan ini
RSUD H.Hanafie Muara Bungo menyusun:
a) Menyiapkan bukti tentang hasil assesmen awal dan assesmen ulang oleh PPA
diintegrasikan.
b) Menyiapkan bukti tentang hasil assesmen dianalisis untuk menyusun rencana
asuhan.
c) Menyiapkan bukti tentang hasil assesmen dan rencana asuhan PPA lainnya
diintegrasikan oleh DPJP
24
B. Assesmen Pasien
RSUD H.Hanafie Muara Bungo menyelenggarakan proses assesmen pasien awal baik
di unit rawat jalan, rawat inap ataupun instalasi gawat darurat. Adapun tatacara dalam
mengassesmen pasien awal sebagai berikut:
1. Dokter dan perawat menganamnesa keluhan utama dan riwayat perjalanan penyakit
pasien dapat diperoleh dari pasien dan keluarganya dengan menanyakan langsung
kepada pasien atau kepada keluarga.
2. Anamnesa meliputi: identitas pasien, sosial ekonomi, tanggal dan waktu pemeriksaan,
keluhan utama, riwayat penyakit.
3. Selanjutnya dokter dan perawat melaksanakan pemeriksaan fisik, psikologis (depresi,
ketakutan, agresif, dan potensial menyakiti diri sendiri atau orang lain), status gizi,
nyeri, resiko jatuh, pemeriksaan penunjang.
4. Dokter menetapkan diagnosis, rencana penatalaksanaan (pengobatan dan tindakan),
meminta persetujuan tindakan bila diperlukan (informed consent), agar kebutuhan dan
jenis pelayanan pasien baik kebutuhan pelayanan medis atau pun pelayanan
keperawatan, sehingga pelayanan dan pengobatan dapat dimulai.
5. Semua hasil temuan dari hasil assesmen termasuk apabila ada observasi klinis,
konsultasi spesialis, dan hasil pengobatan didokumentasikan pada rekam medis,
dicantumkan tanggal dan waktu pemeriksaan serta di tandatangani oleh dokter
pemeriksa.

25

Anda mungkin juga menyukai