Anda di halaman 1dari 15

A.

Latar Belakang
Sebuah relay dioperasikan ketika mengukur perubahan kualitas, baik dari nilai
normal maupun hubungannya dengan kuantitas lainnya. Kuatitas yang dioperasikan dalam
kebanyakan perlindungan relay adalah arus listrik yang memasuki sirkit yang dilindungi.
Relay dapat dioperasikan pada tingkat arus listrik menurut bias atau kendala standar, atau ia
dapat dibandingkan dengan kuantitas lain dari sirkit seperti tegangan bis atau arus listrik
yang meninggalkan sirkit yang dilindungi.
Relay elektromagnetis yang sederhana, dipakai sebagai detektor level, gravitas atau
pegas yang dapat menunjukkan bias tetap atau kuantitas referensi, yang melawan kekuatan
yang diproduksi oleh arus yang dioperasikan dalam sebuah elektromagnet. Pegas ini
merupakan alat kalibrasi dari relay pengmabil arus listrik. Bila terjadi kesalahan tingkat arus
listrik maka akan terjadi perubahan pada kondisi pembangkit, maka jarang sekali ada
kemungkinan untuk mendapatkan cara yang selektif berdasarkan pada besaran arus listrik
itu sendiri. Biasanya fungsi waktu ditambahkan sehingga relay yang mendekati kesalahan,
akan berjalan sebelum relay dalam sirkit yang tidak salah.
Karakteristik pengoperasian yang paling penting dari relay input-tunggal (detektor
level) adalah hubungan diantara besar input dengan waktu operasi, umpamanya, kurva arus
waktu dari relay arus-waktu. Relay komprator-fasa dan amplitudo modern yang berlangsung
sesaat saja akan tetapi waktu lawan rasio input adalah menarik diperhatikan walaupun skala
waktunya berada dalam hitungan milidetik, umpamanya, kurva impedansi waktu jarak jauh.
Dalam setiap relay karakteristik yang paling penting diperhatikan adalah rasio dari dua input
kuantitas pada ambang pengoperasian.
Kuantitas pemberian energi akan membangkitkan fluks pada celah magnet, yang
mana sebuah disk aluminium ditempatkan. Bidang dari bagian depan kutup itu menjadi
subbagi Kedalam kutub subsider, salah satu kutup yang dikelilingi oleh loop tembaga yang
padat. Perputaran arus terinduksi dalam loop ini menyebabkan sebuah fasa digantikan
diantara fluks yang muncul dari kutub bayangan dan kutub yang berdekatan letaknya.
Effeknya adalah memproduksi medan yang bergerak kesamping sehingga menyapu disk relay
yang menghasilkan kekuatan penarikan pada disk mendatang sebab arus terinduksi pada
disk ini.
Relay arah juga memilki fungsi untuk mengontrol relay kelebihan arus-waktu dimana
sumber daya juga ditempatkan sedemikian rupa sehingga banyak arus melintasi relay karena
adanya kesalahan eksternal dan kesalahan internal dalam sirkit yang dilindungi. Jadi setiap
relay dapat disusun menurut perjalanan saja apabila arus mengaliur keluar dari bis.
Sebaiknya, dengan cara menyambungkan relay arah menurut serinya dimana setiap relay
kelebihan bebas pada dua ujung bagian kesalahan akan dioperasikan, jadi hal ini turut
mengisolasi kesalahan itu walaupun tidak menganggu saluran lainnya.
Untuk relay elektromekanis, sudut torsi maksimum didefinisikan sebagai sudut
dimana arus dipergunakan pada relay itu harus digantikan dari tegangan yang dipakai pada
relay itu untuk memproduksi torsi maksimum. Walaupun demikian, elemen relay secara
inheren adalah metrik watt, karakteristiknya dapat dirubah dengan penambahan komponen
yang menggeser fasa untuk memberikan torsi maksimum pada sudut fasa yang
membutuhkannya. Untuk relay statis, dimana torsi itu secara tegas dianggap tidak relevan,
maka MTA yang efektif adalah sudut kepekaan maksimum.

B. Rumusan Masalah
Mengklasifikasi relay berdasarkan inputnya :
1) Overcurrent Relay
2) Water Flow Relay
3) Power Relay
4) Pressure Relay
5) Temperature Relay
6) Voltage Relay
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui overcurrent relay
2) Untuk mengetahui water flow relay
3) Untuk mengetahui power relay
4) Untuk mengetahui pressure relay
5) Untuk mengetahui temperature relay
6) Untuk mengetahui voltage relay
A. Relai Proteksi

Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk
mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya
ketidaknormalan pada peralatan atau bagian sistem tenaga listrik. Relai proteksi dapat
mendeteksi atau merasakan adanya gangguan pada peralatan yang diamankan dengan
mengukur atau membandingkan besaran-besaran yang diterimanya, misalnya arus,
tegangan, daya, sudut fasa, frekuensi, impedansi dan sebagainya dengan besaran yang telah
ditentukan. Relai secara otomatis membuka Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)
untuk memisahkan peralatan atau bagian dari sistem yang terganggu dan memberi isyarat
berupa lampu atau alarm (bel) yang menandakan sistem telah terjadi gangguan.

B. Fungsi Relai Proteksi

Dari uraian di atas maka relai proteksi pada sistem tenaga listrik berfungsi untuk :

a) Merasakan, mengukur dan menentukan bagian sistem yang terganggu serta


memisahkan secepatnya sehingga sistem lainnya tidak terganggu dan dapat
beroperasi secara normal.
b) Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan atau bagian sistem yang
terganggu.
c) Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian sistem lain yang tidak terganggu di
dalam sistem tersebut serta mencegah meluasnya gangguan.
d) Memperkecil bahaya bagi manusia.

Sistem pengaman yang baik harus mampu :

a) Melakukan koordinasi dengan sistem pengaman yang lain.


b) Mengamankan peralatan dari kekuasaan yang lebih luas akibat gangguan.
c) Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
d) Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan.
e) Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan.
f) Mengurangi frekuensi pemutusan permanen karena gangguan.
C. Syarat – Syarat Relai Proteksi
Relai proteksi dirancang untuk dapat merasakan atau mengukur adanya gangguan atau
mulai merasakan adanya ketidak normalan pada peralatan atau bagian sistem tenaga listrik.
Maka dari itu relai proteksi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a) Dapat diandalkan ( Realiable )


Dalam keadaan normal ( tidak ada gangguan ) relai tidak boleh bekerja. Tetapi bila
suatu saat terjadi gangguan yang mengharuskan relai bekerja, maka relai tidak boleh
gagal bekerja untuk mengatasi gangguan tersebut. Disamping itu relai tidak boleh
salah bekerja, sehingga menimbulkan pemadaman yang tidak seharusnya ataupun
menyulitkan analisa gangguan yang terjadi. Relai pengaman diharapkan mempunyai
jangka waktu pemakaian yang lama.
b) Selektif
Relai bertugas mengamankan peralatan atau bagian sistem dalam daerah
pengamanannya. Dengan kata lain pengamanan dinyatakan selektif bila relai dan
PMT yang bekerja hanyalah pada daerah yang terganggu saja.
Contoh:

Dalam sistem Tenaga Listrik seperti pada gambar diatas, bila terjadi gangguan pada
titik F, maka hanya CB6saja yang boleh bekerja, sedang untuk CB yang lain tidak
boleh bekerja
c) Waktu kerja relai cepat ( Responsif )
Relai pengaman harus dapat bekerja dengan cepat segera setelah merasakan adanya
gangguan pada sistem guna mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan
atau bagian sistem yang terganggu.
d) Peka ( Sensitif )
Relai harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi, artinya harus cukup sensiitif
terhadap gangguan didaerahnya meskipun gangguan tersebut minimum.
e) Ekonomis dan sederhana
Penggunaan relai pengaman harus dipertimbangkan sisi ekonomisnya tanpa
mempengaruhi fungsi relai tersebut.
D. Klasifikasi Relay berdasarkan Inputnya
1. Overcurrent Relay
OCR atau relay arus lebih adalah suatu relai yang bekerjanya berdasarkan adanya
kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dalam jangka waktu
tertentu, sehingga relai ini dapat dipakai sebagai pola pengaman arus lebih.Over Current
Relay ( OCR ) ini berfungsi untuk memproteksi peralatan listrik terhadap arus lebih yang
disebabkan oleh gangguan arus hubung singkat. Selain itu Over Current Relay ( OCR )
juga berfungsi untuk mengamankan transformator dari arus yang melebihi dari arus
yang dibolehkan lewat dari transformator tersebut. Jenis Relai berdasarkan karakteristik
waktu kerja :

1) Over Current Relay ( OCR ) dengan waktu kerja terbalik (Inverse)

Adalah Over Current Relay ( OCR ) yang waktunya kerjanya tegantung


dari arus gangguan. Relai ini akan memberikan perintah kepada PMT ( pemutus
tenaga ) pada saat terjadi gangguan bila besar gangguannya melampaui arus
penyetelannya dan jangka waktu relai ini mulai pick up sampai kerja waktunya
diperpanjang berbanding terbailk dengan besarnya arus.

Sifat atau karakteristik dari relai inverse adalah relai baru akan bekerja bila yang mengali
r pada relai tersebut melebihi besarnya arus setting ( Is) yangtelah
ditentukan. Dan lamanya waktu relai bekerja untuk memberikan komando
trupping adalah paling lambat sesuai dengan waktu setting ( Ts)yang dipilih. Pada relai i
ni waktu bekerjanya ( T tripp ) tidak sama dengan waktusetting ( Ts ).
Karena sangat tergantung dengan besarnya arus yangmengerjakan relai tersebut,
sehingga makin besar arus yang mengerjakan relaitersebut maka makin cepat waktu
kerja ( Ttrip) dari relai tersebut.
Gambar 2.7

Karakteristik Inverse

Relai ini dapat dikelompokkan lagi menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut :

a. Standard Inverse

b. Very Inverse

c. Extremely Inverse

d. Long Time Inverse

2) Over Current Relay ( OCR ) dengan waktu tertentu (Definite)

Adalah Over Current Relay ( OCR ) yang waktu kerjanya tidak


tergantung dari arus gangguan. Relai ini memberikan perintah kepada PMT
( Pemutus Tenaga ) pada saat terjadi gangguan bila besar gangguannya
melampaui arus penyetelannya, dan jangka waktu relai ini mulai pick up sampai
kerja diperpanjang dengan waktu tidak tergantung besarnya arus.

Sifat atau karakteristik dari relai definite adalah relai baru akan bekerja
bila yang mengalir pada relai tersebut melebihi besarnya arus setting ( Is ) yang telah di
tentukan. Dan lamanya selang waktu relai bekerja untuk
memberikan komando tripping adalah sesuai dengan waktu setting ( Ts ) yang diinginka
n. Pada relai ini waktu bekerjanya ( Ttripping = Ts ) tetap
konstan, tidak dipengaruhi oleh besarnya arus yang mengerjakan relai tersebut.

Gambar 2.8

Karakteristik Definite

3) Over Current Relay ( OCR ) seketika (Instantaneous)

Adalah Over Current Relay ( OCR ) yang bekerja tanpa waktu tunda.
Relai ini akan memberikan perintah kepada PMT ( Pemutus Tenaga ) pada
saat terjadi gangguan bila besar arus gangguannya melampaui arus
penyetelannya, dan jangka waktu kerja mulai pick up sampai kerja sangat singkat
tanpa penundaan waktu ( 20 – 60 mdet).

Karena rela ini tanpa perlambatan, maka koordinasi untuk


mendapatkan selektifitas didasarkan tingkat beda arus. Adapunjangkauan
relai ini karena bekerjanya seketika atau tanpa perlambatanwaktu, supaya
selektif maka tidak boleh menjangkau pada keadaan arus gangguan maksimum.
Gambar 2.9

karakteristik Instantaneous

Prinsip Kerja Over Current Relay ( OCR )

Prinsip kerja Over Current Relay ( OCR ) yang bekerjanya berdasarkan besaran arus lebih
akibat adanya gangguan hubung singkat dan memberikan perintah trip ke PMT sesuai
dengan karakteristik waktunya sehingga kerusakan alat akibat gangguan dapat dihindari.

Gambar Prinsip Kerja over current relay


2. Water Flow Relay

Water Flow sensor adalah sensor yang mempunyai fungsi sebagai penghitung debit air
yang mengalir yang dimana terjadi pergerakan motor yang akan dikonversi kedalam nilai
satuan Liter. Sensor ini terdiri dari beberapa bagian yaitu katup plastik, rotor air, dan
sensor hall efek. Motor yang ada di module akan bergerak dengan kecepatan yang
berubah-ubah sesuai dengan kecepatan aliran air yang mengalir. Sedangkan pada sensor
hall efek yang terdapat pada sensor ini akan membaca sinyal yang berupa tegangan yang
diubah menjadi pulsa dan dikirim ke mikrokontroler dalam hal ini Arduino Uno dan
diolah sebagai data laju akan debit air yang mengalir.

Prinsip Kerja dari Water flow sensor

Air yang mengalir akan melewati katup dan akan membuat rotor magnet berputar
dengan kecepatan tertentu sesuai dengan tingkat aliran yang mengalir. Medan magnet
yang terdapat pada rotor akan memberikan efek pada sensor efek hall dan itu akan
menghasilkan sebuah sinyal pulsa yang berupa tegangan (Pulse Width Modulator).
Output dari pulsa tegangan memiliki tingkat tegangan yang sama dengan input dengan
frekuensi laju aliran air. Sinyal tersebut dapat diolah menjadi data digital melalui
pengendali atau mikrokontroler.

3. Power Relay

Power relay adalah sakelar yang menggunakan kumparan elektromagnetik untuk


menutup atau membuka rangkaian. Ini juga berisi armature, pegas dan satu atau
beberapa kontak. Jika relai daya dirancang agar terbuka secara normal, ketika daya
diterapkan, maka elektromagnet menarik angker, yang kemudian ditarik ke arah koil
sampai mencapai kontak, sehingga menutup sirkuit. Jika relai dirancang untuk ditutup
secara normal, koil elektromagnetik menarik armature menjauh dari kontak, karenanya
membuka sirkuit. Itu dapat dioperasikan menggunakan jumlah tegangan yang rendah
tetapi juga dapat melakukan jumlah tegangan yang lebih tinggi. Untuk alasan ini, ini
digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk amplifikasi audio, elektronik otomotif dan
sistem telepon.

REVERSE POWER RELAY

Fungsi dan operasional Relay Reverse Power - Sebuah relay reverse power merupakan
relay untuk mendeteksi arah aliran daya yang biasanya digunakan untuk memonitor
daya dari sebuah generator yang beroperasi secara paralel dengan generator yang lain
atau paralel dengan jaringan utama (grid). Fungsi dari relay ini adalah untuk mencegah
kondisi berbaliknya arah aliran daya sehingga mengalir dari bus (saluran utama) menuju
kegenerator tersebut. Kondisi ini muncul karena terjadinya gangguan pada penggerak
utama (prime mover seperti : turbin atau engine) dari salah satu generator yang bekerja
paralel.
Penyebab terjadinya Reverse Power
Kegagalan pada prime mover (penggerak utama) untuk sebuah pembangkit bisa saja
disebabkan kurangnya bahan bakar untuk engine pembangkit tersebut, masalah pada
pengaturan kecepatan engine atau breakdown pada engine itu sendiri. Ketika penggerak
utama (prime mover) pada sebuah pembangkit yang bekerja paralel mengalami
kegagalan, maka dapat timbul kondisi yang dikenal sebagai kondisi motoring. Yaitu
kondisi dimana sebuah generator menyerap daya dari saluran utama (bus) dan
beroperasi sebagai layaknya sebuah motor yang menggerakkan primemover (penggerak
utama atau turbin). Sehingga jika sebelumnya primemover menggerakkan generator,
maka pada kondisi ini primemover digerakan oleh generator yang telah bertindak
sebagai sebuah motor.

Hal ini terjadi karena jika sebelumnya dalam kondisi sinkron , semua generator yang
bekerja secara paralel akan memiliki frekuensi yang sama. Ketika terjadi penurunan
frekuensi pada salah satu generator, akan menyebabkan sumber daya dari generator
yang lain akan mengalirkan/memompakan daya ke generator yang mengalami
penurunan frekuensi. Aliran daya listrik dengan arah yang berlawanan dari seharusnya
pada generator yang bermasalah tersebut dikenal sebagai reverse power.
Reverse power juga bisa terjadi ketika frekuensi dari salah satu pembangkit yang akan
sinkron (paralel) dengan saluran utama (bus) lebih rendah dari frekuensi saluran utama
(bus). Ketika frekuensi pembangkit tersebut rendah, daya listrik akan mengalir dari bus
menuju kepembangkit tersebut. Oleh karena itu, selama proses sinkronisasi (kerja
paralel), frekuensi mesin sebuah pembangkit harus sedikit lebih tinggi dari frekuensi
pada saluran utama (bus).

Setting Relay Reverse Power


Sebuah relay reverse power biasanya diset pada 20% sampai 50% dari kemampuan
generator tersebut apabila bertindak sebagai motor untuk menggerakan prime mover
(penggerak utama : engine, turbin) ketika terjadi reverse power. Data setingan ini
biasanya diperoleh dari produsen penggerak utama (turbin atau mesin) pembangkit
tersebut.

4. Pressure Relay

Relai Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay) berfungsi hampir sama seperti Relay
Bucholz. Fungsinya adalah mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator.
Bedanya relai ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan lebih ini berupa membran
yang terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki
transformator terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah
pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator
Berikut ini adalah gambar dari Rele Tekanan Lebih
1. Relay body
2. Equalizer
3. Metal bellows
4. Manual relief valve
5. Microswitch
6. Connection terminals
7. Terminal box

5. Temperature Relay

Relay ini digunakan untuk mengamankan transformator dari kerusakan akibat adanya
suhu yang berlebihan. Ada 2 macam relay suhu pada transformator, yaitu :

a. Relay Suhu Minyak

Relay ini dilengkapi dengan sensor yang dipasang pada minyak isolasi transformator.
Pada saat transformator bekerja memindahkan daya dari sisi primer ke sisi sekunder,
maka akan timbul panas pada minyak isolasi, akibat rugi daya maupun adanya gangguan
pada transformator. Relai HV/LV Oil temperature bekerja apabila suhu minyak trafo
melebihi setting dari pada relai HV/LV oil. Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding
dengan faktor pembebanan dan suhu udara luar trafo. Urutan kerja relai suhu minyak/
oil ini dibagi 2 tahap:
 Mengerjakan alarm (oil temperatur alarm)
 Mengerjakan perintah trip ke PMT (oil temperature trip)

b. Relay Suhu Kumparan

Relay ini hampir sama dengan relay suhu minyak. Perbedaannya terletak pada
sensornya. Sensor relay suhu kumparan berupa elemen pemanas yang dialiri arus dari
transformator arus yang dipasang pada kumparan-kumparan transformator. Relay HV/LV
Winding Temperature bekerja apabila suhu kumparan trafo melebihi setting dari pada
relai HV/LV Winding, besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan faktor
pembebanan dan suhu udara luar trafo. Urutan kerja relai suhu kumparan/ winding ini
dibagi 2 tahap:

 Mengerjakan alarm (winding temperature alarm)


 Mengerjakan perintah trip ke PMT (winding temperature trip)

6. voltage Relay

Pada generator yang besar umumnya menggunakan sistem pentanahan netral


melalui transformator dengan tahanan di sisi sekunder. Sistem pentanahan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan nilai impedansi yang tinggi sehingga dapat
membatasi arus hubung singkat agar tidak menimbulkan bahaya kerusakan pada
belitan dan saat terjadi gangguan hubung singkat stator ke tanah. Arus hubung singkat
yang terjadi di sekitar titik netral relatif kecil sehingga sulit untuk dideteksi oleh
relay differensial. Dengan dipasang transformator tegangan, arus yang kecil
tersebut akan mengalir dan menginduksikan tegangan pada sisi sekunder
transformator. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan relay pendeteksi tegangan
lebih yang dipasang pada sisi sekunder transformator tegangan. Tegangan yang
muncul pada sisi sekunder transformator tegangan akan membuat relay tegangan
berada pada kondisi mendeteksi apabila perubahan tegangan melebihi nilai
settingnya dan generator akan trip. Rangkaian ini sangat baik karena dapat
membatasi aliran arus nol yang mengalir ke dalam generator ketika terjadi hubung
singkat fasa ke tanah disisi tegangan tinggi transformator tegangan. Akan tetapi
karena efek kapasitansi pada kedua belitan transformator dapat menyebabkan adanya
arus bocor urutan nol yang dapat mengaktifkan relay tegangan lebih di sisi netral
generator. Dengan demikian relay tegangan lebih yang dipasang harus mempunyai
waktu tunda yang dapat dikoordinasikan dengan relay di luar generator.

Adapun penyebab over voltage adalah sebagai berikut :

a. Kegagalan AVR.

b. Kesalahan operasi sistem eksitasi.

c. Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara manual.

d. Pemisahan generator dari sistem saat islanding

Relay tegangan lebih adalah relay yang bekerja untuk mendeteksi keadaan tegangan
yang berlebih. Apabila tegangan yang dikenakan kepada relay lebih besar dari
nominalnya (settingnya) dan berlangsung dalam waktu yang melampaui batas waktu
tertentu (lebih besar dari setting waktunya), maka relay tegangan lebih akan beroperasi
atau bekerja. Demikian juga halnya dengan relay tegangan kurang, yaitu bahwa relay
akan beroperasi apabila tegangan yang dikenakan kepadanya kurang dari nilai tertentu
(sesuai settingnya) dan berlangsung melampaui batas waktu tertentu (setting waktunya)
maka relay tegangan kurang akan beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai