PENDAHULUAN
1
2
fisika dapat dijelaskan melalui sejumlah hukum alam dasar (Zacharia dan
Anderson, 2003).
Fisika merupakan mata pelajaran yang dalam penguasaannya dibutuhkan
pemahaman dan kemampuan cara representasi yang berbeda-beda atau
multirepresentasi untuk konsep yang dipelajari. Pembelajaran fisika menuntut
siswa untuk menguasai representasi-representasi berbeda (percobaan, grafik,
konseptual, rumus, gambar, diagram) (Mahardika 2013). Menurut Izsak dan Sherin
(2003) pengajaran dengan melibatkan multi representasi memberikan konteks yang
kaya bagi siswa untuk memahami suatu konsep. Dimana saat ini , pengajaran fisika
di sekolah masih menekankan konsep-konsep fisika yang identik dengan persamaan
dan rumus matematis padahal konsep fisika dapat direpresentasikan dalam banyak
format (multirepresentasi). Banyaknya rumus dalam fisika menyebabkan
banyaknya peserta didik yang menganggap bahwa fisika adalah mata pelajaran
yang sulit dipelajari. Hal ini juga berdampak pada rendahnya hasil belajar untuk
pelajaran fisika.
Penelitian yang dilakukan oleh Samudra (2014) mengatakan bahwa siswa
kesulitan memahami fisika karena materi pelajaran fisika pada menghapal dan
matematis. Persepsi bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk
dipahami tidak hanya diakui oleh siswa namun juga oleh guru fisika itu sendiri.
Karakteristik pelajaran fisika yang mensyaratkan berbagai penguasaan seperti
penguasaan konsep, kemampuan menganalisis permasalahan dan mencari solusi
dari permasalahan tersebut, serta kemampuan matematis membuat pelajaran fisika
menjadi lebih sulit dari pada pelajaran lainnya. Selain itu, sulitnya siswa dalam
mempelajari dan mamahami materi fisika dikarenakan kualitas pembelajaran yang
kurang baik. Dimana dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode
ceramah, hal ini sangat mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam belajar
karena pembelajaran hanya bersifat pasif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru fisika di
SMA Swasta St. Petrus Medan, mengatakan bahwa siswa kurang mampu untuk
menerapkan konsep fisika dalam dunia nyata , guru masih mengajar secara
konvensional sehingga siswa cenderung pasif, individual, kurang berpartisipasi
secara aktif dalam proses pembelajaran dan guru mengalami kesulitan membangun
4
Penerapan model pembelajaran yang tepat dapat membuat pelajaran fisika menjadi
lebih menyenangkan, membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir,
pemecahan masalah serta mampu meningkatkan siswa untuk lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Manfaat dari model pembelajaran yang tepat dapat
meningkatkan kemampuan, minat, mempermudah siswa dalam memahami materi
fisika dan akhirnya dapat meningkatkan berfikir kreatif mereka.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa adalah
model pembelajaran inquiry training. Menurut Joyce, dkk(2011) Model
pembelajaran inquiry training merupakan model pembelajaran yang dirancang
untuk melibatkan siswa secara langsung kedalam proses ilmiah melalui atihan-
latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang
singkat. Latihan penelitian akan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan,
produktivitas dalam berfikir kreatif, dan keterampilan-keterampilan dalam
memperoleh dan menganalisis informasi.
Model pembelajaran ini melibatkan siswa secara maksimal dalam proses
kegiatan belajar yang berangkat dari fakta menuju teori. Hal ini sangat sesuai karena
peserta didik tidak hanya diarahkan untuk mengingat dan memahami berbagai data,
fakta atau konsep akan tetapi bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat dicari
kebenarannya. Pembelajaran latihan penelitian dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan mengarah ke perkembangan kognitif melalui keterlibatan siswa.
Pembelajaran dengan model pembelajaran Inquiry Training juga mengajarkan
siswa dalam proses, prosedur seperti perencanaan, komunikasi yang kompleks,
penyelidikan otentik dan belajar mandiri bagi siswa.
Menurut Suchman, (2012), tujuan umum model pembelajaran inquiry
training adalah membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual dan
membangun keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawaban berdasarkan rasa ingin tahu mereka. Model
pembelajaran ini bertitik tolak dari suatu keyakinan tentang kebebasn siswa dalam
rangka perkembangan siswa secara independent. Penggunaan model pembelajaran
inquiry training ini, siswa akan mendapatkan dampak instruksional berupa proses
ilmiah dan strategi untuk inquiry kreatif, dan dampak sertaan berupa spirit
kreativitas, kebebasan ekonomi dalam belajar, toleransi ambiguitas dan hakikat
7
tentatif (tidak pasti) pengetahuan. Hal tersebut didapat dari partisipasi aktif siswa
dalam rangkaian kegiatan sehinggan menumbuhkan jawaban tersebut berdasarkan
rasa ingin tahunya.
Penerapan model pembelajaran inquiry training mampu meningkatkan
kemampuan sikap ilmiah dan berfikir ilmiah siswa sehingga dalam pembelajan,
keberhasilan dalam menguasai konsep fisika dapat meningkat. Hal ini sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengembangkan keseimbangan antara sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik. Selain itu juga guru sebaiknya menggunakan
perpaduan antara model pembelajaran inquiry training dengan pendekatan multi
representasi dalam menyampaikan konsep fisika supaya terjadi peningkatan dalam
berfikir kreatif mereka. Seperti yang kita ketahui cabang ilmu fisika banyak
terdapat konsep yang bersifat abstrak yang membutuhkan berbagai representasi
agar dapat dikomunikasikan secara efektif seperti melalui grafik, gambar,
matematik dan verbal.
Untuk mengatasi rendahnya keterampilan berfikir kreatif siswa serta
meningkatkan representasi siswa dalam pembelajaran fisika maka diperlukan
media yang mendukung serta untuk mengefisienkan waktu agar dalam melakukan
penelitian ini tidak terlalu banyak menghabiskan waktu bagi siswa dan guru untuk
berdiskusi. Salah satu media yang cocok digunakan adalah media powerpoint yang
lebih bersifat realistis dan mampu mengefisiensikan waktu sehingga memberikan
kemudahan bagi siswa untuk lebih memahami serta meningkatkan berfikir kreatif
pada suatu materi.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti berkeinginan
untuk melakukan penelitian untuk mengetahui penerapan multirepresentasi dengan
model inquiry training yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan berfikir
kreatif. Peneliti akan melakukan sebuah penelitian dengan judul “Implementasi
Model Pembelajaran Inquiry Training dengan Multirepresentasi Berbantu
Media Pembelajaran Powerpoint untuk Meningkatkan Berfikir Kreatif Siswa
pada Materi Usaha dan Energi di SMA Swasta St.Petrus Medan”.
8
berfikir kreatif siswa pada materi pokok Usaha dan Energi di kelas X
semester genap di SMA Swasta St.Petrus Medan T.P 2018/2019 ?
2. Bagaimana pemahaman belajar siswa menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi pokok Usaha dan Energi di kelas X semester
genap di SMA Swasta St.Petrus Medan T.P 2018/2019 ?
3. Bagaimanakah aktifitas siwa dengan implementasi model pembelajaran
inquiri training dengan multirepresentasi berbantuan powerpoint untuk
meningkatkan berfikir kreatif siswa pada materi pokok Usaha dan Energi di
kelas X semester genap di SMA Swasta St.Petrus Medan T.P 2018/2019 ?
4. Apakah ada perbedaan pengaruh terhadap implementasi model
pembelajaran inquiri training dengan multirepresentasi berbantuan
powerpoint untuk meningkatkan berfikir kreatif siswa pada materi pokok
Usaha dan Energi di kelas X semester genap di SMA Swasta St.Petrus
Medan T.P 2018/2019 ?
5. Representasi apakah yang paling dikuasai oleh siswa dengan implementasi
model pembelajaran inquiri training dengan multirepresentasi berbantuan
powerpoint untuk meningkatkan berfikir kreatif siswa pada materi pokok
Usaha dan Energi di kelas X semester genap di SMA Swasta St.Petrus
Medan T.P 2018/2019 ?
meningkatkan berfikir kreatif siswa pada materi pokok Usaha dan Energi di
kelas X semester genap di SMA Swasta St.Petrus Medan T.P 2018/2019 ?
DAFTAR PUSTAKA