Anda di halaman 1dari 5

Nama : Elieana Nuraeni Lestari

NPM : 0119124007

KUIS 10 APLK

1. Karakteristik Instrumen derivative


 Memiliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying) dan satu atau lebih
jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran atau keduanya. Persyaratan
perjanjian tersebut menentukan besarnya nilai penyelesaian perjanjian (settlements),
dan pada beberapa kasus, menentukan apakah suatu penyelesaian diperlukan.
 Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial netinvestment),
atau memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang lebihkecil dibandingkan
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan
menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar.
 Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus (net
settlement), atau instrumen derivatif dapat segera diselesaikan dengan sarana terpisah
di luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan
aktiva sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda dengan net
settlement.
2. Jenis-jenis transaksi derivative
 Spot

Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam
jangka waktu dua hari.

 Future

Future contract adalah kontrak untuk membeli sesuatu aset di masa depan dengan harga
yang ditetapkan dan diperdagangkan di bursa_dengan_sifat_terstandar. Misalnya, A dan B
membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A akan menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per
US$ pada 30 Juni 2008, tidak peduli berapa kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini
dapat dipandang sebagai spekulasi, paling tidak berunsur maysir, meskipun disisi lain para
pelaku bisnis pada beberapa kasus menggunakannya sebagai mekanisme hedging
(melindungi nilai transaksi berbasis valas dari risiko gejolak kurs). Ulama kontemporer
menolak transaksi ini karena tidak terpenuhinya rukun jual beli yaitu ada uang ada barang
(dalam hal ini ada rupiah ada dollar). Oleh karena itu, transaksi futures tidak dapat dianggap
sebagai transaksi jual beli, tetapi dapat ditransfer kepada pihak lain. Alasan kedua
penolakannya adalah hampir semua transaksi futures tidak dimaksudkan untuk
memilikinya, hanya nettonya saja sebagaimana transaksi margin trading.

 Forward

Foward adalah Tansaksi/kontrak membeli/menjual valuta asing lawan valuta lainnya pada
tanggal valuta dimasa yang akan datang dengan harga/rate yang sudah ditentukan sekarang
(pada tanggal kontrak).

 Swap

Swap adalah Suatu kontrak untuk membeli/menjual sejumlah valuta asing (refference
currency) terhadap valuta asing lainnya (non-refference currency) pada tanggal valuta
tertentu dan secara bersamaan disepakati untuk menjual/membeli kembali jumlah tersebut
di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan. Salah satu contoh transaksi
swaps adalah bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah
terhadap dolar pada kurs Rp 9.500 per dolar pada 1 Januari 2008. B menempatkan US$ 1
juta. A menempatkan Rp 9,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu. Ulama kontemporer
juga menolak transaksi ini karena kedua trasaksi itu terkait (adanya semacam ta’alluq) dan
merupakan satu kesatuan sebagaimana difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional-MUI.
Sebab, bila yang satu dipisahkan dari yang lain, maka namanya bukan lagi transaksi swaps
dalam pengertian konvensional.

 Option

Transaksi option (currency option) yaitu perjanjian yang memberikan hak opsi (pilihan)
kepada pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak diikuti dengan
pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak,
dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi tersebut. Misalnya, A dan B membuat
kontrakpada 1 Januari 2008. A memberikan hak kepada B untuk membeli dollar AS dengan
kurs Rp 9.350 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 2008, tanpa B berkewajiban
membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada
B tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A
memberikan hak kepada B untuk menjualnya disebut put option.

Adapun contoh transaksi option dapat diilustrasikan seperti berikut:

Setelah suatu kontrak GBP/USD FX option disepakati, nasabah menjual 1,000,000 dan
membeli US$2,000,000 (jual/beli ini berlangsung dalam suatu proses yang bersamaan) pada
tanggal 31 December. Dalam kasus ini, prapersetujuan nilai tukar atau strike price adalah
2.0000 GBP/USD atau 0.5000 USD/GBP. (£1,000,000 dari kaca mata USD investor,
$2,000,000 dari kaca mata GBP investor).

Tipe kontrak ini disebut call pada dollar dan put pada poundsterling dan sering disebut
GBP/USD put oleh pelaku pasar, seperti halnya put pada nilai tukar, hal ini sebenarnya bisa
disamakan dengan USD/GBP call, tapi tidak dilakukan karena konvensi pasar adalah menulis
angka 2.0000 (normal quote), bukan angka 0.5000 (inverse quote).

Jika nilai tukar pada tanggal 31 Desember lebih rendah daripada 2.0000 GBP/USD
(anggaplah 1.9000 pound per USD), yang berarti US dollar menguat dan pound melemah,
maka saat option diberlakukan, pemegang kontrak akan menjual GBP pada harga USD
2.0000 dan segera membeli kembali pada harga spot market 1.9000, sehingga untung
(2.0000 USD/GBP - 1.9000 USD/GBP)*1,000,000 GBP = USD 100, 000 pada transaksi ini. Jika
pemegang kontrak menukar kembali keuntungannya dalam GBP, maka keuntungannnya
adalah 100,000/1.9000 = GBP 52,631.58 GBP.

3. Jika nilai tukar pada tanggal 31 Desember lebih rendah daripada 2.0000 GBP/USD
(anggaplah 1.9000 pound per USD), yang berarti US dollar menguat dan pound melemah,
maka saat option diberlakukan, pemegang kontrak akan menjual GBP pada harga USD
2.0000 dan segera membeli kembali pada harga spot market 1.9000, sehingga untung
(2.0000 USD/GBP - 1.9000 USD/GBP)*1,000,000 GBP = USD 100, 000 pada transaksi ini. Jika
pemegang kontrak menukar kembali keuntungannya dalam GBP, maka keuntungannnya
adalah 100,000/1.9000 = GBP 52,631.58 GBP.

4. Arbitrasi (arbitration) adalah penyelesaian perselisihan di luar pengadilan oleh pihak ketiga
sebagai penengah (disebut dengan arbitrator atau arbiter). Pihak ketiga tersebut ditunjuk
oleh pihak yang berselisih. Ketika arbiter telah mengambil putusan, maka putusan tersebut
bersifat mengikat dan semua pihak yang berselisih harus menaatinya.

Spekulasi, keuangan dalam artian sempit yaitu termasuk membeli, memiliki, menjual, dan
menjual short saham, cryptocurrency, obligasi, komoditi, mata uang, koleksi, real
estate, derivatif, ataupun instrumen keuangan lainnya dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dari fluktuasi harga di mana pembelian tersebut bukannya untuk digunakan
sendiri atau untuk memperloeh penghasilan yang timbul dari deviden atau bunga .
Spekulasi atau agiotage pada pasar keuangan adalah berbeda dengan apa yang
disebut lindung nilai, investasi jangka panjang ataupun pendek, dan arbitrasi.
5. Salah satu kegunaan derivatif adalah sebagai suatu alat untuk mengalihkan risiko.
Contohnya, petani dapat menjual kontrak berjangka atas hasil panenan kepada spekulator
sebelum panen dilakukan. Si petani melakukan lindung nilai atas risiko naik atau turunnya
harga panenan dan si spekulator menerima pengalihan risiko ini dengan harapan imbalan
yang besar. Sipetani mengetahui secara pasti nilai jual hasil panen yang akan diperolehnya
kelak dan si spekulator akan memperoleh keuntungan apabila harga jual mengalami
kenaikan namun apabila harga jual mengalami penurunan maka ia akan mengalami
kerugian.

6. a) Futures sebagai lindung nilai

Manfaat utama yang diberikan kontrak futures adalah untuk melindungi nilai (hedging)
aset yang dijadikan patokan dari ancaman risiko ketidakpastian perubahan harga di masa
depan. Pihak yang melakukan transaksi dalam kontrak futures untuk tujuan lindung nilai
(hedging) disebut sebagai para hedger. Para hedger ini bisa melakukan kegiatan
perdagangan komoditi secara fisik dan juga memanfaatkan kontrak futures untuk
mengurangi risiko perubahan harga di masa depan. Para hedger ini biasanya terdiri dari
para produsen, maupun para pedagang komoditi.

b) Futures sebagai sarana spekulasi

Manfaat lain dari transaksi kontrak futures adalah sebagai ajang spekulasi untuk
memperoleh keuntungan dari perubahan harga yang terjadi. Pihak-pihak yang melakukan
transaksi kontrak futures untuk tujuan spekulasi disebut sebagai spekulator. Bagi seorang
spekulator, salah satu cara tercepat untuk memperoleh keuntungan adalah dengan cara
membeli pada saat harga rendah dan menjual ketika harga tinggi. Keberadaan spekulator
ini menjadikan pasar lebih likuid.

7. Pelaku Transaksi Derivatif :

- Pengguna Akhir (End Users)

Berdasarkan Laporan G-30 tahun 1993, sebagian besar pengguna akhir derivatif yaitu
sekitar 80% adalah perusahaan-perusahaan, disamping badan-badan pemerintah dan
sektor publik. Alasan-alasan yang mendorong pengguna akhir menggunakan instrumen
derivatif adalah untuk sarana lindung nilai (hedging), memperoleh biaya dana yang lebih
rendah, mempertinggi keuntungan, untuk mendiversifikasikan sumber-sumber dana,
untuk mencerminkan pandangan-pandangan pasar melalui posisi yang diambil.
- Pialang (Dealer)

Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak sebagai pialang. Fungsi dari dealer
antara lain menjaga likuiditas dan terus menerus tersedianya transaksi, memenuhi
permintaan pengguna akhir dengan segera, memberikan kemampuan untuk
mempertinggi likuiditas pasar dan efisiensi harga.

Anda mungkin juga menyukai