Anda di halaman 1dari 15

PRESENTASI KASUS

SKIZOFRENIA KATATONIK

Disusun oleh:

Faradila Niaoctaviani

1102015071

Pembimbing:

Dr. Eri Achmad Achdiar, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019
STATUS PSIKIATRI

I. DATA PRIBADI

Nama : Tn. E
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Usia : 36 tahun
Agama : Islam
Alamat : Pangkalang
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja

Dilakukan Auto dan Alloanamnesis dengan Ibu Pasien (02/01/2020)

II. KELUHAN

Keluhan Utama : Bicara dan tertawa sendiri sejak 6 bulan yang lalu
Keluhan Tambahan : Bicara tidak nyambung, mendengar suara – suara yang
mengajaknya bicara, sulit tidur, dan tidak merawat diri

2
III. ANAMNESIS

Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan Ibu Pasien.

1. Assalamualaikum pak (Pasien tidak menjawab)


2. Silahkan duduk pak (Pasien duduk) Dok, dokter Erinya
ada? Keluhannya kepalanya panas,
dirawat ya dok?
3. Ada pak sebelumnya, saya (Pasien tidak menjawab. Pasien
perkenalkan diri dulu, nama saya duduk dengan tangan dilipat diatas
Faradila, saya izin menanyakan meja dan mempertahankan
beberapa informasi perihal posisinya sambil terus bicara
penyakit yang bapak alami ya. sendiri dan menolehkan kepala ke
Sebelumnya mohon dijawab kanan dan kiri)
dengan jujur dan kerahasiaan Katalepsi, Stereotipik, gelisah.
akan saya jaga.
4. Sebelumnya nama bapak siapa? (Pasien menjawab namanya)
5. Tinggal nya dimana pak? Desa pangkalang
6. Datang kesini diantar siapa pak? Ibu
7. Kegiatan sehari – hari nya apa (pasien tidak menjawab, bicara
pak? sendiri)
(Mumbling)

Makan tidur aja dok sama paling


mondar – mandir sendiri aja kadang
kadang (Ibu Pasien)
8 Gimana kabarnya hari ini pak? Gimana bu? Panas kepalanya ya
bu?
(Irrelevan)

3
Kamu itu gimana kabarnya? Suka gak
nyambung gini dok (Ibu Pasien)
9. Oh gituu, baik ada keluhan apa Dokter Eri nya ada? Di rawat gak
pak? dok? Keluhannya kepala panas ya
bu?

Ini dok suka ngomong sendiri, gak


nyambung kalo diajak bicara (Ibu
Pasien)
10. Sudah berapa lama bu seperti ini? Terakhir berobat itu bulan juni dok
terus gak berobat lagi, nah dari gak
berobat itu mulai makin tidak jelas
ngomong sendiri, ketawa sendiri, gak
nyambung juga sama susah tidur dok.
(Ibu Pasien)
11. Sebelumnya sempet sembuh bu? Ya gak sembuh bener sih dok cuman
udah mulai bisa disuruh, naik motor,
ke mesjid, diajak ngomong masih
agak nyambung (Ibu Pasien)
12. Sudah mulai berobat dari kapan Sejak 2010 dok (Ibu Pasien)
bu?
13. Kemarin putus berobat karena apa Bpjs nya ditahan sih dok. (Ibu Pasien)
bu?
14. Baik, pak. Sekarang bicara sendiri (bicara sendiri) ada ini ngajak
ini sama siapa? ngomong. (Halusinasi auditorik) Tapi
dokter eri nya ada gak bu haji?
Dirawat gak? (Ekolalia)
15. Iya ada dokternya, saya tanya (pasien tidak menjawab, dan bicara
dulu tapi bapaknya ya. Bapak sendiri)
kenal gak siapa yang ngajak

4
ngobrol? Gak nyambung dok (Ibu Pasien)
16. Pak, sekarang yang diajak bicara (bicara sendiri) Ada ini disamping
nih kelihatan wujudnya? Atau saya (Halusinasi visual)
bapak lihat bayangan bayangan?
17. Bapak tau gak siapa yang dilihat? Nggak tau
18. Bicaranya tentang apa pak? (Pasien tidak menjawab dan bicara
sendiri)
19. Pak, apakah bapak sekarang ada Nggak ada
masalah yang lagi dipikirkan?
20. Bapak banyak teman di sekitar (pasien tidak menjawab)
rumahnya pak?
Ngga ada dok, orangnya suka
sendirian aja terus tetangga juga pada
takut soalnya (Ibu Pasien)
21. Oh gitu, menurut bapak ada yang Ada Ibu yang ngawasi, tapi dokter eri
suka mengawasi bapak dan nya ada gak bu haji? Dirawat gak?
berniat jahat gak di rumah, di
sekitar rumah? Kalau suka jalan mondar mandir itu
loh dok kadang takut suka kejauhan jd
saya suka ngikutin (Ibu Pasien)
22. Pak, tadi kata ibu kan bapak suka Tidak ada
mondar – mandir sendiri, ada
yang nyuruh atau mengendalikan
bapak gak?
23. Baik bapak, ada keluhan lain yang Keluhannya apa bu? Kepalanya panas
ingin diceritakan? ya bu?
24. Kalau tidurnya gimana? Semalam (pasien bicara sendiri, tidak
bisa tidur gak pak? menjawab)

Tidak bisa tidur dok semalaman (Ibu

5
Pasien)
25. Kalau makan minum gimana bu? Makan agak susah dok (Ibu Pasien)
26. Emosi nya gimana bu dirumah? Dulu sih suka marah marah dok
Suka ngamuk, marah – marah sampai mukul, kalau sekarang
gak? Atau senang berlebihan? alhamdulillah nggak sih, gak ada
senang berlebihan, biasa aja sih dok
lebih banyak menyendiri (Ibu Pasien)
27. Dulunya sempat ada riwayat Sakit sih engga dok, tapi dulu mulai
trauma apa bu pencetusnya? Apa kaya gini tuh sekitar tahun 2007
sempat ada sakit? Atau ada karena anak saya kan kerja jadi tukang
kejadian yang membuat stress? parkir, terus gak diangkat angkat jadi
yang jaga karcis. Jadi suka diem,
marah marah sendiri, ngamuk terus
mulai ngomong sendiri itu dok.
Ditambah mungkin pikiran karena
belum nikah – nikah juga kan. (Ibu
Pasien). Berapa tahun lalu itu juga
sempet dirawat dok disini.
28. Oh gitu, dirumah berarti tinggal Iya dok tinggal sama saya aja
sama ibu aja ya?
29. Bapaknya suka minum – minum Enggak pernah dok, dirumah saya
alkohol atau konsumsi obat diluar awasi terus (Ibu Pasien)
obat yang diberikan dari rumah
sakit gak bu?
30. Sempat ada percobaan bunuh diri Enggak dok, saya juga takut
apa tidak bu? makannya saya suka amankan pisau-
pisau di dapur (Ibu Pasien)
31. Pak sekarang tau gak lagi Di jenun, Rumah sakit
dimana?
32. Ini pagi apa sore pak? Pagi

6
33. Kalau ini siapa pak? (menunjuk Ibu
ibunya)
34. Tadi kesini naik apa pak? Naik mobil

Mobil angkutan umum itu dok (Ibu


Pasien)
35. Sebelum kesini tadi pagi mandi Mandi
gak?
Enggak mandi dok cuman guyur aja
gak pakai sabun, susah disuruh mandi
(Ibu Pasien)
36. Dari rumah jam berapa pak Jam 8 ya bu?
kesininya?
Iya (Ibu Pasien)
(daya ingat tidak terganggu)
37. Sampai sini jam berapa kira – Jam 9
kira?
38. Kalau dari rumah jam 8, sampai 10 jam ya bu?
sini jam 9 berarti dijalan berapa (Intelegensi dasar terganggu)
lama pak?
39. Kira – kira dari rumah sampai sini Deket bu, Tapi dokter eri nya ada gak
berapa pak jaraknya? bu haji? Dirawat gak?
40 Pak dulunya bapak kerja dimana? Kerja jadi tukang parkir
(daya ingat tidak terganggu)
41 Pak coba eja nama bapak dari (pasien tidak bisa menjawab, bicara
belakang sendiri)
(Konsentrasi terganggu)
42. Pak suka makan buah gak? bapak Pisang, dirawat ya bu?
tau gak persamaan apel sama (Pikiran abstrak terganggu)
jeruk?

7
43. Pak, kalau ada api dirumah apa (pasien tidak bisa menjawab, bicara
yang bapak lakukan? sendiri)
44. Pak, kata ibu waktu dulu suka Udah enggak
marah – marah, ngamuk sampai
mukul ibu ya?
45. Menurut bapak, apa marah – Tidak tahu, Tapi dokter eri nya ada
marah seperti itu termasuk gak bu haji? Dirawat gak? (Daya nilai
tindakan yang baik? buruk)
46. Daritadi bapak nanya mau Iya dok, panas kan bu kepalanya?
dirawat, memangnya bapak (Tilikan buruk)
sedang sakit?
47. Kepalanya panas sejak kapan Sejak kapan bu?
memangnya?
48. Berarti bapak ke rumah sakit ini Iya, dirawat ya bu?
sekarang karena kepalanya panas?
49. Nanti ya kita lihat dulu apa perlu Tidak ada
dirawat atau tidak, sekarang
bapak ada lagi yang ingin
disampaikan?
50. Baik kalau begitu, terimakasih (tidak menjawab salam)
pak, assalamualaikum
Waalaimuksalam dok (Ibu Pasien)

IV. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien laki laki 36 tahun datang ke Poli Jiwa RSUD Arjawinangun dibawa
oleh ibunya karena bicara semakin sendiri dan semakin tidak nyambung. Pasien
biasanya rutin kontrol namun tidak pernah kontrol lagi sejak Juni 2019. Saat
diwawancara pasien tampak tidak merawat diri dan gelisah. Pasien kerap bicara
sendiri dan menoleh ke sebelah kirinya berulang kali. Posisi pasien dari mulai
wawancara hanya melipat tangan di meja dan dipertahankan sampai wawancara

8
selesai. Saat di wawancara bicara pasien cepat, miskin ide dan tidak nyambung.
Pasien kerap kali menanyakan “apakah dokter Eri ada di dalam?”, “keluhan saya
panas kepalanya ya bu”, “saya dirawat ya bu?” berulang – ulang. Pasien mengaku
bicara dengan suara yang mengajaknya bicara dan hanya dirinya yang
mendengarnya. Sudah beberapa bulan ini pasien dikeluhkan sulit tidur. Kegiatan
pasien hanya makan dan tidur tidak bersosialisasi dengan siapapun bahkan
keluarganya. Pasien lebih senang menyendiri.
Keluhan pasien ini bermula sejak 2007. Ibu pasien mengatakan saat itu
anaknya bekerja sebagai juru parkir. Namun sudah beberapa waktu kerja, pasien
tidak kunjung diangkat menjadi petugas karcis. Saat itulah pasien mulai menarik
diri, marah – marah, mengamuk dirumah, bicara tidak nyambung dan bicara
sendiri. Kemudian tahun 2010 pasien dibawa untuk berobat, dan sempat dirawat
di RSUD Arjawinangun. Setelah beberapa tahun menjalani pengobatan, kondisi
pasien sudah lumayan membaik. Pasien sudah mulai bisa dimintai tolong ibunya,
bisa naik motor, ke mesjid dan mulai sedikit nyambung bila diajak bicara ibunya.
Saat di wawancara tidak ada gangguan dalam kesadaran, orientasi dan
daya ingat. Namun konsentrasi pasien selalu terpecah. Pasien kerap bicara sendiri
dan harus dipanggil berulang kali untuk menjawab pertanyaan. Pasien juga
tampak memperhatikan sekitarnya berulang kali. Pasien juga tidak menyadari
penyakit apa yang dideritanya. Pasien tidak pernah meminum alkohol dan obat –
obatan selain obat dari RSUD Arjawinangun.

V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

a. Psikiatrik : Berobat karena keluhan Ini ± 9 Tahun


b. Medik : Tidak Ada
c. Obat dan Alergi : Tidak Ada
d. Kehilangan : Tidak Ada
e. Bunuh Diri : Tidak Ada
f. Pendidikan : SD
g. Pernikahan : Belum Menikah

9
h. Pekerjaan : Tidak Bekerja
i. Penyalahgunaan zat : Tidak ada

VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Psikiatrik

Tidak ada keluarga yang menderita atau mengalami sakit psikiatri seperti pasien
atau gangguan psikiatri lain
Medik

Tidak ada keluarga yang menderita atau mengalami sakit seperti hipertensi dan
diabetes melitus

10
STATUS MENTALIS
Berdasarkan pemeriksaan :
I. Deskripsi umum
a. Kesan Umum
Tidak tampak sakit
b. Penampilan
Tidak rapih, pasien tidak mandi, baju kumal, bau badan dan kuku kotor
c. Perilaku dan aktivitas Psikomotorik
Katatonia, Katalepsi, Stereotipik. Mumbling, Gigling
d. Sikap terhadap pemeriksa
Guarded (tampak berhati – hati)

II. Mood, Afek, Emosi


a. Mood : Aleksitimia
b. Afek : terbatas
c. Keserasian afek : tidak serasi

III. Bicara
a. Kecepatan : cepat
b. Kuantitas : miskin ide
c. Volume : pelan
d. Artikulasi : jelas, ekolalia.

IV. Gangguan Persepsi


a. Halusinasi : Auditori dan Visual
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada

V. Alam Pikiran
a. Proses dan bentuk pikir: irelevan

11
b. Isi pikiran
- Waham : tidak ada
- Obsesi : tidak ada
- Preokupasi : tidak ada

VI. Sensorium dan fungsi kognitif


a. Kesadaran : komposmentis
b. Orientasi
- Waktu : baik
- Tempat : baik
- Orang : baik
c. Daya ingat
- Segera : baik
- Jangka pendek : baik
- Jangka Panjang: baik
d. Pikiran abstrak : terganggu
e. Konsentrasi dan perhatian : terganggu (distraktibilitas)
f. Intelegensi dan kemampuan informasi (tingkat pengetahuan) : terganggu
g. Kemampuan menolong diri sendiri : terganggu
h. Pengendalian impuls : baik

VII. Daya nilai


a. Daya nilai sosial : terganggu
b. Daya nilai realitas : terganggu
c. Uji daya nilai : terganggu

VIII. Tilikan
Buruk

IX. Taraf dapat dipercaya


Dapat dipercaya parsial

12
X. Diagnosis Multi Aksial
a. Aksis I : Skizofrenia Katatonik
b. Aksis II :-
c. Aksis III :-
d. Aksis IV :-
e. Aksis V : GAF 30 – 21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya
nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang.

XI. Pemeriksaan Penunjang


Psikiatri : Tidak dilakukan
Medik fisik : Tidak dilakukan

XII. Diagnosis Banding

Gangguan Psikosis Non organik

XIII. Terapi
1. Farmakoterapi
Tab. Chlorpromazin 100 mg No X
S001
2. Non Farmakologi
 Rujuk ke spesialis jiwa
 Terapi Psikososial
Bertujuan untuk memberikan dukungan emosional kepada pasien
sehingga pasien mampu meningkatkan fungsi social dan
pekerjaannya dengan lebih baik.
a. Pelatihan keterampilan sosial
Bersamaan dengan terapi farmakoterapi. Dengan adanya
gejala psikotik pada pasien skizofrenia seperti bagaimana cara
berhubungan dengan orang lain, termasuk kontak mata yang
buruk, respons lambat, ekspresi muka yang aneh, kurangnya

13
spontanitas dalam situasi social, dan persepsi yang tidaka kurat
atau kurangnya persepsi terhadap orang lain. Pelatihan
keterampilan perilaku mengarahkan tingkah laku ini melalui
rekaman video, terapi bermain peran dan tugas pekerjaan
rumah. Keterampilan social menunjukan berkurangnya tingkat
kekambuhan.
b. Terapi berorientasi keluarga

Mengacu pada interaksi dengan anggota keluarga mengenai


kesehatan jiwa dan masalah biopsikososial lain yang
mempengaruhinya, dilakukan secara terstruktur, terorgansisasi
dan terencana. Focus dari terapi keluarga adalah memperbaiki
hubungan interpersonal keluarga yang bermasalah dengan
anggota keluarga lain. Mengedukasi keluarga tentang
skizofrenia. Diskusi tentang episode psikotik dan hal-hal yang
memperparahnya.
c. Assertive Community Treatment
Pasien diterapi oleh satu tim multidisiplin (manajer kasus,
psikiatri, dokter umum perawat). Satu tim memberikan semua
layanan kapan dan di mana dibutuhkan oleh pasien, 24 jam
sehari, 7 hari seminggu. Terapi intensif yang menyediakan
kegiatan pengobatan, rehabilitasi, dan dukungan.
d. Terapi kelompok
Terapi kelompok biasanya focus kepada perencanaan
hidup, masalah dan hubungan. Terapi kelompok terbukti efektif
untuk mengurangi isolasi diri, meningkatkan rasa kekompakan,
dan meningkatkan pengujian realitas pada pasien skizofrenia.
e. Terapi kemampuan kognitif
Meningkatkan distorsi kognitif, mengurangi distraksibilitas,
dan belajar memperbaiki kesalahan. Beberapa penelitian
membuktikan adanya penurunan halusinasi dan delusi dengan
metode ini.

14
XIV. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad Sanationam : dubia ad malam

15

Anda mungkin juga menyukai