Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1Latar Belakang
Salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam berdarah
dengue muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga mengakibatkan
kepanikan di masyarakat karena berisiko menyebabkan kematian serta penyebarannya
sangat cepat. Angka kejadian demam berdarah terus meningkat dari 21.092 (tahun
2015) menjadi 25.336 orang (tahun 2016). (Dinkesprov Jawa Timur, 2017). Indonesia
adalah daerah endemik Demam Berdarah Dengue (DBD). Prevalensi DBD meningkat
setiap tahun. Beberapa program dan upaya pengendalian telah dilakukan, tetapi masih
belum menunjukkan perubahan signifikan (ICGH Conference Proceedings The 1st
International Conference on Global Health Volume, 2017). Program pencegahan dan
pengendalian demam berdarah telah dilaksanakan pada skala nasional oleh
Departemen Kesehatan Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
Menular sejak 1968. Program-program tersebut meliputi penerapan penyemprotan
orang dewasa di luar negeri, larvasida massal, dan edukasi pengendalian penyakit
kepada masyarakat. Terlepas dari upaya program pengendalian ini, demam berdarah
telah meluas baik dalam kejadian maupun rentang geografis selama bertahun-tahun
dan telah menjadi hiperendemik dengan berbagai serotipe DEN V yang beredar
bersama secara nasional. Beberapa wabah demam berdarah utama telah dilaporkan di
negara ini. (BMC Res Notes, 2019)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,
dan family Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul
sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya
penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat
(Kemenkes RI, 2016). Menurut data WHO (2014) Penyakit demam berdarah dengue
pertama kali dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina,
selanjutnya menyebar keberbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara
yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit
endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika,
Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat memiliki angka tertinggi
terjadinya kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik
Barat telah melewati 1,2 juta kasus ditahun 2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus
di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di
Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan DBD berat. Perkembangan kasus
DBD di tingkat global semakin meningkat, seperti dilaporkan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) yakni dari 980 kasus di hampir 100 negara tahun
1954-1959 menjadi 1.016.612 kasus di hampir 60 negara tahun 2000-2009 (WHO,
2014). Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang cukup
sering mewabah di Indonesia. Data Kemenkes 2019, sebanyak 403 kabupaten/kota
dari 33 provinsi telah melaporkan adanya kasus DBD. Hingga awal Maret 2019
terdapat 34.422 kasus DBD di 459 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Dari
kasus tersebut angka kematian akibat DBD tertinggi ada di Jawa Timur. (VIVA,
2019).
Dengue Hemorrhagic Fever mrupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus yang masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
atau aedes albotus. Jika nyamuk ini menggigit maka virus dengue akan masuk
kedalam tubuh manusia melalui pembuluh darah yang terkena gigitan nyamuk,
dimana gigitan tersebut diikuti oleh perpindahan virus melalui liur nyamuk. Masa
inkubasi virus ini selama 4-6 hari dan selanjutnya manusia tersebut akan mengalami
sakit demam berdarah dengue. Seseorang akan mengalami demam spontan selama 2-7
hari dimana fase ini merupakan tanda-tanda telah masuknya virus kedalam tubuh
manusia. Saat itu juga diikuti dengan adanya mual, muntah, nyeri, adanya petekie,
serta meningkatnya permeabilitas dinding plasma yang menyebabkan kebocoran
plasma yang berpindah ke jaringan sehingga penderita mengalami hipertermi. Jika
tidak ditangani dengan cepat maka akan terjadi ranjatan dan syok yang berlanjut pada
kematian.
Perawat dalam mengatasi Dengue Hemorrhagic Fever dengan cara promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promotif yaitu dengan memberikan penyluhan
tentang penyakit Dengue Hemorrhagic Fever dan penanggulangannya, preventif yaitu
peran perawat dalam mencegah adanya Dengue Hemorrhagic Fever dengan cara
mengubah kebiasaan masyarakat contohnya tidak menggantung pakaian yang sudah
dipakai, menjaga kebersihan lingkungan dan penampungan air serta memberantas
penularan virus dengan melakukan kegiatan 3M. Kuratif yaitu untuk mengatasi
hipertermi dengan kompres air hangat dan intake cairan yang adekuat, dan lain
sebagainya. Rehabilitatif perawat berperan dalam mengembalikan kondisi klien pasca
terjangkitnya Dengue Hemorrhagic Fever dan menganjurkan pasien untuk melakukan
kontrol dan kembali ke Rumah Sakit jika ada keluhan.
1. 2Rumusan Masalah
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Hipertermi dengan Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) pada Anak di Ruang Seruni RSUD Jombang?”
1. 3Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk melakukan Asuhan Keperawatan hipertermi dengan Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) pada anak di Ruang Seruni RSUD Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian hipertermi dengan Dengue Hemorrhagic Fever

(DHF) di Ruang Seruni RSUD Jombang.

2) Menentukan diagnose keperawatan hipertermi dengan Dengue

Hemorrhagic Fever (DHF) pada anak di Ruang Seruni RSUD Jombang.

3) Menyusun rencana tindakan keperawatan hipertermi dengan Dengue

Hemorrhagic Fever (DHF) pada anak di Ruang Seruni RSUD Jombang.

4) Melakukan tindakan keperawatan hipertermi dengan Dengue

Hemorrhagic Fever (DHF) pada anak di Ruang Seruni RSUD Jombang.

5) Melakukan evaluasi pada anak hipertermi dengan Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF) di Ruang Seruni RSUD Jombang.

1. 4Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang hipertermi pada Dengue

Hemorrhagic Fever (DHF) yang dapat dijadikan tambahan referensi untuk

persiapan memasuki dunia kerja dibidang keperawatan.


1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga

Dapat meningkatkan pengetahuan responden dan keluarga tentang

perawatan, pencegahan dan penanganan hipertermi pada Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF).

1.4.3 Bagi Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto

Mengembangkan ilmu keperawatan anak dan menambah literature

tentang hipertermi pada Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).

1.4.4 Bagi instansi Rumah Sakit

Dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dengan

hipertermi pada Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).


LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL
AKADEMI KEPERAWATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO

Nama : ........................................................................................
NIM : ........................................................................................
Judul Tugas Akhir : ........................................................................................
........................................................................................
........................................................................................
Pembimbing 1 : ........................................................................................

NO. TANGGAL REVISI TTD

Anda mungkin juga menyukai