Anda di halaman 1dari 13

Makalah Ujian Akhir

IMPAKSI GIGI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Oleh :

Syauqy
Kholilurrahman
21804101043

Pembimbing
drg. Wahyu Susilaningtyas, Sp.Pros

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
IMPAKSI GIGI dengan lancar.
Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi definisi,
epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, penatalaksanaan, serta prognosis, dari IMPAKSI
GIGI.
Dengan selesainya tugas makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki
penulis, masih banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

` Malang, 22 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................


...................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
...................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
...................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
........................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.
........................................................................................................................
1
1.3 Tujuan.............................................................................................................
2
1.4 Manfaat...........................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Impaksi…..
.................................................................................................
3
3.2.1 Definisi.................................................................................................
3
3.2.2 Etiologi.................................................................................................
4
3.2.3 Klasifikasi.............................................................................................
5
3.2.4 Manifestasi Klinis.................................................................................
9
3.2.5 Komplikasi...........................................................................................
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
.................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anak-anak memiliki 20 gigi sulung yang terdiri atas masing-masing 10 gigi
pada maksila dan mandibula. Setiap rahangnya memiliki 4 gigi insisivus, 2 gigi
kaninus, dan 4 gigi molar. Erupsi gigi pada anak-anak sering menimbulkan
masalah dalam kesehatan gigi dan mulut. Salah satu adalah terjadinya impaksi
gigi
Impaksi adalah gigi yang tidak dapat erupsi ke posisi fungsional
normalnya. Gigi impaksi merupakan gigi yang terpendam di dalam tulang rahang
atau terhalang jaringan gusi dan tidak berhasil muncul ke permukaan, biasanya
disebabkan oleh gigi di sebelahnya, sehingga dikategorikan sebagai patologik dan
membutuhkan perawatan. Di Indonesia frekuensi yang paling sering terjadi
impaksi adalah gigi molar ke tiga mandibula. Pertumbuhan gigi molar tersebut
dimulai pada usia 17-21 tahun, 9-24% kasus melaporkan bahwa pertumbuhan gigi
tersebut mengalami impaksi tetapi ada juga yang melaporkan bahwa 13-15% gigi
tersebut tidak mengalami pertumbuhan (Biswari et al, 2010)
Gigi impaksi ini bisa menyebabkan berbagai masalah di dalam mulut,
mulai dari rasa sakit yang mengganggu sampai gangguan yang lebih serius di
mulut. Masalah yang dapat ditimbulkan antara lain pericoronitis dan periodontitis.
Tindakan yang sering dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah pembedahan
atau dalam istilah medis disebut dengan odontektomi (Tridjaja, 1993)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah definisi dari impaksi gigi?
2. Bagaimana etiologi dari impaksi gigi?
3. Bagaimana klasifikasi dari impaksi gigi?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari impaksi gigi?
5. Bagaiaman Komplikasi dari impaksi gigi?
6. Bagaimana hubungan antara impaksi gigi?
7. Bagaiamana penatalaksanaan dari impaksi gigi?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari impaksi gigi
2. Untuk mengetahui etiologi dari impaksi gigi
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari impaksi gigi
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari impaksi gigi
5. Untuk mengetahui komplikasi dari impaksi gigi
6. Untuk mengetahui hubungan dari impaksi gigi
7. Untuk mengetahui tatalaksana dari impaksi gigi

1.4 MANFAAT
Agar dapat menjadi sumber referensi mahasiswa kedokteran dan
masyarakat umum mengenai impaksi gigi, dan memberikan pembelajaran
mengenai penyakit terkait dan bagaiama menatalaksanakannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 IMPAKSI
2.1.1 Definisi
Gigi impaksi atau gigi terpendam adalah gigi yang erupsi normalnya
terhalang atau terhambat, biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologis
sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang
normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi (Pedersen,
1996).
Istilah impaksi berarti sebagian gigi atau seluruh gigi yang tidak dapat erupsi
dengan sempurna ke bidang oklusal, dikarenakan terhambat oleh gigi sebelahnya,
tulang, dan jaringan lunak disekitarnya. Gigi impaksi juga dapat terjadi
dikarenakan proses evolusi mengecilnya ukuran rahang sebagai akibat dari
perubahan perilaku dan pola makan pada manusia. Beberapa faktor yang diduga
juga menyebabkan impaksi antara lain karies pada permukaan distal molar kedua,
perikoronitis, kista, hiperplasi jaringan atau infeksi lokal (Amanat et al., 2014).
Pada kenyataannya pertumbuhan gigi molar ke tiga sering menimbulkan
masalah dan menimbulkan keadaan infeksi pada jaringan lunak disekitarnya
sehingga mengganggu kenyamanan mulut dan gigi geligi yang lain . Banyak gigi
molar ketiga yang tidak mengalami erupsi sempurna karena mengalami
gangguan erupsi. Gangguan tersebut adalah suatu keadaan dimana gigi molar
ketiga terhalang pertumbuhannya untuk mencapai kedudukan normal. Hal
tersebut merupakan gangguan umum yang terjadi di negara dengan standar
kehidupan yang tinggi (Henry, 1935).

2.1.2 Etiologi
Impaksi molar ketiga dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, antara
lain jaringan sekitar gigi yang terlalu padat, persistensi gigi susu, tanggalnya gigi
susu yang terlalu dini, tidak adanya tempat bagi gigi untuk erupsi, dan rahang
terlalu sempit karena pertumbuhan tulang rahang yang kurang sempurna
(Chandha et al, 2007). Impaksi biasanya dapat diartikan untuk gigi yang erupsi
oleh sesuatu sebab terhalang, sehingga gigi tersebut tidak dapat keluar dengan
sempurna mencapai oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi geligi.
Selain itu penyebab terjadinya impaksi dapat diakibatkan karena keadaan
lokal dan keadaan yang jarang ditemukan (Kresnananda, 2014).
1) Keadaan lokal:
a. Posisi yang tidak teratur dari gigi-geligi dalam lengkungan rahang.
b. Tekanan terhadap gigi tersebut dari gigi tetangga.
c. Adanya penyakit-penyakit yang menyebabkan nekrosis tulang karena
inflamasi atau abses yang ditimbulkan.
d. Radang kronis dan terus menerus sehingga dapat menyebabkan penebalan
jaringan mukosa disekitarnya.
e. Premature loss gigi desidui yang dapat mengakibatkan hilang atau
berkurangnya tempat untuk gigi permanen penggantinya.
2) Keadaan Sistemik
a. Penyebab prenatal
Herediter (keturunan) dan miscegenation (percampuran ras)
b. Penyebab postnatal
Semua keadaan-keadaan yang dapat mengganggu pertumbuhan anak,
misalnya penyakit: anemia, TBC, gangguan kelenjar endokrin dan
malnutrisi.

2.1.3 Klasifikasi
George B Winter, G.J. Pell & Gregory menklasifikasikan impaksi molar ke
tiga mandibula sebagai berikut :
a. Berdasarkan dalamnya molar ketiga mandibula impaksi di dalam rahang:
Posisi A : Bagian tertinggi dari molar ketiga bawah impaksi sama dengan
oklusal plane gigi molar kedua mandibula .

Posisi B : Bagian tertinggi dari molar ketiga bawah impaksi terletak di


bawah molar kedua bawah, dan diatas cervical line molar kedua mandibula

Posisi C : Molar ketiga bawah impaksi terletak dibawah garis servikal gigi
molar kedua mandibula.

b. Berdasarkan hubungan antara ramus mandibular dan distal molar kedua


bawah.
Kelas I: Ruangan yang tersedia cukup untuk ukuran mesiodistal mahkota
gigi molar ketiga bawah antara ramus mandibula dan permukaan distal
gigi molar kedua bawah.
Kelas II: Ruangan antara permukaan distal gigi molar kedua bawah dan
ramus mandibula lebih kecil dari ukuran mesiodistal mahkota gigi molar
ketiga bawah.
Kelas III: Seluruh atau sebagian besar molar tiga berada dalam ramus
mandibular.

Gambar 2. Posisi impaksi berdasarkan dalamnya molar ke tiga didalam rahang.


Sumber: Fragiskos D. Oral Surgery. Data Primer, 2007

c. Berdasarkan aksis panjang gigi atau posisi gigi impaksi molar tiga
terhadap gigi molar dua. Posisi-posisi gigi tersebut meliputi:

Mesioangular (miring ke mesial)


Gigi molar ketiga bawah mengalami tilting terhadap gigi molar kedua ke
arah mesial.
Distoangular (miring ke distal)
Axis panjang molar ketiga bawah mengarah ke arah distal atau posterior
menjauhi molar kedua.
Vertikal
Axis panjang gigi molar ketiga bawah berada pada arah yang sama dengan
axis panjang gigi molar kedua bawah.
Horizontal
Axis panjang gigi molar ketiga bawah mendatar secara horizontal terhadap
axis panjang gigi molar kedua bawah
Buccoangular
Condong/miring ke bukal
Linguoangular
Condong/miring ke lingual
Inverted
Gigi impaksi terbalik

Gambar 3. Posisi impaksi berdasarkan sumbu aksis molar ketiga mandibula.


Sumber : Fragiskos D. Oral Surgery. Data Sekunder, 2007

d. Impaksi gigi kaninus diklasifikasikan menjadi berikut:


Kelas I : Kaninus rahang atas impaksi terletak di sebelah palatinal dengan
posisi horizontal, vertikal, semivertikal
Kelas II : Kaninus rahang atas impaksi terletak di bagian bukal maksila
dengan posisi horizontal, vertikal, semivertikal
Kelas III : Kaninus rahang atas impaksi terletak diantara bukal atau labial
dengan palatinal
Kelas IV : Kaninus rahang atas impaksi terletak didalam prosesus
alveolaris biasanya secara vertikal antara gigi insisivus dan gigi premolar
Kelas V :Kaninus rahang atas impaksi terletak pada rahang atas yang tidak
bergigi

e. Pola Pertumbuhan Molar Ketiga Rahang Bawah

Gigi molar ketiga bawah adalah gigi terakhir pada lengkung mandibula
dan gigi kedelapan dari garis tengah atau midline. Gigi molar ketiga rahang
bawah ini membantu molar kedua dalam fungsinya. Gigi ini mempunyai
bentuk yang lebih kecil dan tidak begitu baik pertumbuhannya. Molar ketiga
rahang bawah mempunyai banyak variasi dan anomali dalam bentuk dan
posisi misalnya impaksi. Kronologi pertumbuhan gigi molar ketiga yaitu :
a. Tahap inisiasi, terjadi pada umur 3.5 – 4 tahun. Tahap inisiasi adalah
permulaan pembentukan kuntum gigi (bud) dari jaringan epitel mulut.
b. Kalsifikasi dimulai, pada umur 8-10 tahun
c. Pembentukan mahkota, pada umur 12-16 tahun.
d. Tahap erupsi, pada umur 17-21 tahun.
e. Pembentukan akar selesai, terjadi pada umur 18-25 tahun
Gigi molar ketiga bawah mengalami kalsifikasi pada usia 9 tahun dan erupsi
penuh pada usia 20 tahun. Proses pembentukan akar sempurna terjadi pada usia
22 tahun. Dengan keluarnya gigi molar ketiga, maka selesailah proses erupsi aktif
gigi tetap (Itjingningsih, 2012).

2.1.4 Manifestasi Klinis


Ada beberapa orang yang mengalami masalah dengan terjadinya gigi impaksi.
Dengan demikian mereka merasa kurang nyaman melakukan hal-hal yang
berhubungan dengan rongga mulut. Tanda-tanda umum dan gejala terjadinya gigi
impaksi adalah:
1. Inflamasi, yaitu pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan
pada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi
2. Resorpsi gigi tetangga, karena letak benih gigi yang abnormal sehingga
meresorpsi gigi tetangga
3. Kista (Folikuler)
4. Rasa sakit atau perih disekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yang lama
(neuralgia)
5. Fraktur rahang (patah tulang rahang)
6. Dan tanda-tanda lain.

2.1.5 Komplikasi
Kerusakan atau keluhan yang ditimbulkan dari impaksi dapat berupa:
1. Inflamasi di sekitar mahkota gigi yang impaksi (perikoronitis, perikoronal
abses)
2. Resorpsi gigi tetangga
3. Pembentukan kista di sekitar mahkota gigi (kista dentigerous,
ameloblastoma)
4. Fraktur rahang
5. Sakit pada telinga, gigi-gigi seluruh rahang dan daerah yang dipersarafi
N.V dan N.VII

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gigi impaksi adalah suatu gigi yang seluruhnya atau sebagian tidak tumbuh
atau terhalang oleh gigi lain atau tulang atau jaringan lunak sehingga tidak
mencapai posisi anatomis yang normal. Hal ini dapat terjadi karena
ketidaktersediaan ruangan yang cukup pada rahang untuk tumbuhnya gigi dan
angulasi yang tidak benar dari gigi tersebut. Pasien dapat tidak merasakan keluhan
apapun sampai benar-benar terjadi kerusakan yang berarti. Penetalaksanaan gigi
impaksi dilakukan dengan odontektomi atau odontotomi. Impaksi gigi yang tidak
ditangani dengan segera akan menyebabkan timbulnya komplikasi yang parah
seperti timbulnya kista.

DAFTAR PUSTAKA

Amanat, N., Mirza, D., Rizvi, K.F., 2014. Pattern of Third Molar Impaction :
Frequency and Types Among Patients Attending Urban Teaching Hospital of
Karachi. Pakistan Oral & Dental Journal, 34(1), 1–4. Diakses pada tanggal
22 oktober pukul 05.00
Archer W. Oral and maxillofacial surgery. 5th ed. Philadelphia:W.B Saunders
Company; 1975 Diakses pada tanggal 22 oktober pukul 05.10
Biswari G, Gupta P, Das D. Wisdom teeth- a major problem in young generation,
study on the basis of types and associated complication. Journal of College
of Medical Sciences-Nepal;2010: p 24 Diakses pada tanggal 22 oktober
pukul 05.20
Chandha, M.H., dan Zahbia , Z.N., 2007. Pengaruh Bentuk Gigi Geligi Terhadap
Terjadinya Impaksi Gigi Molar Ketiga Rahang Bawah. Dentofasial Jurnal
Kedokteran Gigi, 2(6), 65–65. Diakses pada tanggal 22 oktober pukul 05.10
Henry C.B. Wisdom teeth and their complication. Lancet, 1935; P 313-6 Diakses
pada tanggal 22 oktober pukul 05.30
Olasoji HO, Odusanya SA. Comparative study of third molar impaction in
rural and urban areas of South-Western Nigeria. Odontostomal Trop;2000:
P 25-8 Diakses pada tanggal 22 oktober pukul 04.00
Pedersen, G.W., 1996, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (terj.), Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 29-100. Diakses pada tanggal 22 oktober pukul
10.00
Siagian, K. V., 2011. Penatalaksanaan Impaksi Gigi Molar Ketiga Bawah Dengan
Komplikasinya Pada Dewasa Muda. Jurnal Biomedik, 3(3), 186–194
Diakses pada tanggal 22 oktober pukul 10.00
Tridjaja AN. Pengamatan klinik gigi molar tiga bawah impaksi dan variasi
komplikasi yang diakibatkannya di RS Cipto Mangunkusumo bulan Juli
1993 s/d Desember 1993. 2011. Available from : URL:
http://eprints.lib.ui.ac.id/12366/ Diakses pada tanggal 22 oktober pukul
04.00

Anda mungkin juga menyukai