DISUSUN OLEH
ARIE JEFRY KA’ARAYENO
NPM : 1406522670
Oligoanalgesia, atau rasa nyeri, dipahami menjadi masalah yang signifikan namun kurang
dipahami (NIH. National Institute of Health State of the Science Statement, 2002) Hambatan
yang terjadi terhadap pengobatan meliputi takut efek samping, ketakutan toleransi dan
kecanduan, fatalisme dalam hal pengobatan rasa sakit, dan dosis obat yang tidak adekuat.
Penyebab lainnya termasuk keengganan terhadap penggunaan obat-obatan, miskin keuangan,
dan keinginan untuk tetap waspada (Dawson R, 2005). Sehingga penilaian nyeri yang tepat
dipertimbangkan menjadi sebuah prasyarat untuk perawatan nyeri yang tepat. Namun demikian
penelitian yang menunjukkan penilaian atau pengkajian rasa nyeri dirasakan masih belum cukup,
dan tidak dikelola secara memuaskan.
Holen et al (2006) menuliskan dalam penelitiannya bahwa terdapat sebuah survey di antara 897
dokter di The Eastern Cooperative Oncology Group, 76% dilaporkan penilaian nyeri sebagai
single yang paling penting dan menjadi salah satu hambatan untuk pengelolaan nyeri yang
memadai. Dengan demikian, penilaian berkala terhadap nyeri kanker penting untuk identifikasi
dini guna menunjang pengobatan kanker dan kualitas hidup pasien. Aristoteles pernah menulis,
"Tujuan orang bijak bukanlah untuk mengamankan kesenangan, tapi untuk menghindari rasa
sakit. Sentil P Kumar (2011) menyebutkan dalam tulisannya, bahwa The World Health atau
Organization Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Centre for Symptom Evaluation in
Cancer Care telah mengembangkan sebuah pengkajian nyeri yang spesifik pada pasien kanker,
yaitu Brief Pain Inventory (BPI).
Karena sakit akibat kanker bisa sangat bervariasi selama Sepanjang hari, BPI meminta pasien
untuk menilai rasa nyeri mereka pada intensitas saat ini (rasa sakit sekarang), dan juga yang
terburuk/ terparah, nyeri paling sedikit/ ringan, dan rata-rata nyeri selama minggu sebelumnya
atau selama 24 jam terakhir. BPI juga meminta pasien untuk menilai bagaimana rasa nyeri
mereka mengganggu aktivitas umum sehari-hari, yaitu mood, ketika berjalan, kerja, tidur,
menilai hubungan dengan orang lain, dan kenikmatan hidup, menggunakan nilai numerik yang
dengan skala 0-10 (0 = 'tidak ada interferensi' dan 10 = 'mengganggu sepenuhnya'). BPI pertama
dikembangkan dalam bahasa Inggris, namun kini BPI sudah banyak digunakan di berbagai
Negara maju seperti Amerika Serikat dan telah divalidasi di beberapa bahasa lain. Seperti bahasa
China, bahasa Prancis, bahasa Taiwan, Hindi, bahasa Jepang, bahasa Spanyol, bahasa Italia,
Vietnam, Filipina, Cebuano, Jerman, bahasa Yunani, dan bahasa Norwegia (Young Ho Yuna et
al, 2004)
Kebutuhan akan penilaian nyeri klinis yang efisien dan alat ukur dalam perawatan paliatif untuk
pasien dengan kanker menjadi salah satu fokus praktisi kesehatan saat ini. Untuk menjawab
kebutuhan tersebut Brief Pain Inventory (BPI) menjadi salah satu pilihan yang baik berdasarkan
penelitian sebelumnya. Dibeberapa Negara bahkan benua, BPI adalah alat atau instrument yang
valid dan andal dan direkomendasikan untuk penilaian rasa nyeri kanker serta guna pemantauan
perawatan nyeri pada penderita kanker (Leppert W & Majkowicz M, 2010). Namun dalam
penerapannya di Indonesia membutuhkan pembuktian yang terstruktur, sebelum diterapkan
kepada pasien kanker yang ada di layanan kesehatan kita. Maka berdasarkan paparan di atas,
Penulis tertarik melakukan penelitian tentang penerapan Brief Pain Inventory Assessment Tool
untuk mengkaji nyeri pada pasien kanker,yang akan dilakukan di Lantai 8 Unit Kemoterapi
Rawat Inap Zona B, Gedung A RSCM Jakarta.
.
1.2 Tujuan
1.2.1 Membuktikan apakah Brief Pain Inventory valid, reliabel ataupun sesuai digunakan
menjadi alat penilaian nyeri pada pasien kanker di Lantai 8 Unit Kemoterapi, Gedung A
RSCM Jakarta.
1.2.2 Menerapkan alat atau instrument BPI sebagai penilaian nyeri dan pemantauan
penanganan nyeri di penderita kanker di Lantai 8 Unit Kemoterapi, Gedung A RSCM
Jakarta.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Hasil penerapan evidence based nursing (EBN) ini diharapkan dapat meningkatkan
pemantauan nyeri yang tepat pada pasien kanker dan meningkatkan kenyamanan pasien
kanker dengan keluhan nyeri
1.3.2 Bagi Perawat
Hasil penerapan EBN ini harapannya dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan atau
intervensi keperawatan untuk memantau keluhan nyeri pada pasien kanker
1.3.3 Bagi Keilmuan Keperawatan
1.3.4 Hasil penerapan EBN ini harapannya dapat dijadikan sebagai salah satu standard
pemantauan nyeri pada pasien kanker
BAB II
PERTANYAAN KLINIK DAN PENELUSURAN EVIDENCE
Berangkat dari hal tersebut mahasiswa mencoba lebih mempelajari dan memang belum ada
instrument khusus nyeri kanker yang dapat digunakan oleh perawat. Sehingga setelah mendapat
arahan dari pembimbing akademik, pembimbing klinik, serta dukungan perawat di ruangan
mahasiswa mencoba memberanikan diri mengangkat topik terkait instrument khusus nyeri
kanker pada pasien kanker, yang harapannya nanti dapat digunakan di ruangan sebagai satu
instrument khusus nyeri kanker, sehingga kebutuhan pasien juga terkait penanganan nyeri yang
dialaminya dapat ditangani dengan lebih komprehensif dan maksimal sesuai masing-masing
kebutuhan.
Dalam prosesnya setelah membuat PICO, mahasiswa mulai mencari referensi terkait instrument
pengkajian nyeri pada pasien kanker dari berbagai sumber jurnal yang ada yaitu Proquest, Ebsco
Host, PubMed, dan Science Direct. Setelah itu mahasiswa melakukan analisa / Critical Appraisal
dan menentukan referensi yang dapat digunakan, dan menentukan intrumen yang rencananya
akan diterapkan pada pasien. Setelah menentukan jurnal baru mahasiswa mempresentasikan
rencana kegiatan penelitian sebelum kemudian masuk kepada pelaksanaan penelitian.
Tabel 2.1 Format PICO
P I C O
(Population) (Intervention) (Comparative) (Outcome)
Semua pasien kanker Brief Pain Inventory Visual Analog Scale instrument yang dapat
yang mengalami / Assessment Tool (VAS) digunakan (valid dan
mengeluhkan nyeri (Short-Form) reliabel) untuk
mengkaji keluhan
nyeri khususnya pada
pasien kanker dengan
menggunakan Brief
Pain Inventory (BPI)
Pertanyaan klinis:
Apakah Brief Pain Inventory (BPI) valid dan reliable digunakan sebagai instrument pengkajian
nyeri pada pasien kanker di Gedung A Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta
2 Cancer pain, Assessment Proquest Ditemukan 11.143 dengan kata kunci cancer
pain dan assessment, dan beberapa pencarian
dari database lain yang belum dalam bentuk
full text atau hanya abstrak, didapatkan melalui
sumber ini full textnya
Systematic Review, OR PubMed Pada host ini penulis menemukan beberapa
RCT, Pain Measurment, sumber yang sama dengan sumber
Tool, Assesment sebelumnya, dimana sumber sebelumnya
hanya menampilkan abstrak namun dari host
ini didapatkan full textnya. Selain itu penulis
mencoba mencari beberapa sumber pendukung
3 atau instrument yang menurut penulis menarik
khususnya jenis penelitian berupa systematic
review. Hasilnya penulis mendapatkan
beberapa penelitian systematic review dan
artikel yang menunjang topic instrument yang
akan diangkat oleh penulis
Berdasarkan sedikit paparan diatas, artikel yang ditelusuri yaitu dalam bahasa Inggris, full text,
dengan jenis penelitian cross sectional, cohort dan systematic review, dan dengan pembatasan
waktu mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2017. Penulis menentukan 3 jurnal, kemudian
dipilih satu artikel untuk dijadikan rujukan dan beberapa artikel lainnya sebagai pendukung,
artikel tersebut adalah:
1. Karine A. Ferreira et al (2010), dengan judul Validation Of Brief Pain Inventory To
Brazilian Patients With Pain
2. Wojciech Leppert & Mikolaj Majkowicz (2010), dengan judul Polish Brief Pain
Inventory for Pain Assessment and Monitoring of Pain Treatment in Patients with Cancer
3. Senthil P Kumar (2011) dengan judul Utilization of Brief Pain Inventory as an
Assessment Tool for Pain in Patients with Cancer: A Focused Review
BAB III
RINGKASAN JURNAL
Abstrak :
Konteks :
BPI adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan di sekitar dunia. Dianjurkan
untuk dimasukkan atau digunakan ke dalam semua kriteria nyeri kronik berdasarkan uji klinis.
BPI pertama kali dikembangkan di Inggris dan telah banyak digunakan di Amerika Serikat.
Skala ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti Rusia, Cina, Italia, Jerman,
bahasa Yunani, bahasa Spanyol, dan bahasa Jepang, BPI itu sendiri merupakan bentuk penilaian
dalam skala pendek dan mudah dimengerti. Namun, skala ini belum diterjemahkan dan divalidasi
ke bahsa Brasil Portugis. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempresentasikan versi Brasil dari BPI, dan untuk mengevaluasi psikometri sifat dari pasien di
Brasil yang menderita sakit kanker, juga untuk menentukan Cutpoints Optimal (CP) untuk nyeri
ringan, sedang, dan parah berdasarkan penilaian nyeri pasien.
Objektif :
Tujuan dari penelitian ini untuk evaluasi, penerapan dan validasi Brief Pain Inventory (BPI) di
Pusat Pelayanan Kanker, Rumah Sakit Sao Paulo berkerja sama dengan Universitas São Paulo
Brasil.
Metode :
Penelitian Cross-Sectional di Pusat Sakit Rumah Sakit Kanker dan Universitas Sao Paulo di Sao
Paulo Brasil. Setelah mendapat persetujuan dari komite etik dari institusi, Peneliti merekrut 143
pasien kanker dengan nyeri yang direkrut antara bulan Juni 2004 sampai dengan Desember 2006.
Hasil :
BPI-B terdeteksi signifikan mengkonfirmasi dua hal mendasar, yaitu tingkat keparahan nyeri,
dan gangguan rasa nyeri, dengan Cronbach's α masing-masing 0,91 dan 0,87.
Kesimpulan :
Berdasarkan temuan Peneliti, Peneliti menyimpulkan bahwa BPI-B adalah pengukuran yang
valid dan andal untuk menilai rasa nyeri penderita kanker di Rumah Sakit Sao Paulo Brasil.
Adapun level atau tingkatan evidence menurut Polit & Beck (2012) yaitu terdiri dari level I a
(Systematic Review of RCT), level I b (Systemstic Review of non randomized trial), level II a
(Single RCT), level II b (Single non-randomized trial), level III a (Systematic Review of
Correlation/observasional Studies), level IV (Single Correlation/observasional Study), level V
(Systematic Review of Descriptive/qualitative/physiologic Studies), level VI (Single
Descriptive/qualitative/physiologic Study), dan level VII (Opinion of Authorities, Expert
Committees).
BAB IV
TELAAH KRITIS
4.1 Validity
Dalam proses validitas, jurnal ini telah dibahas dan dikritisi menggunakan worksheet Diagnostic
Accuracy Studies, dan menjawab pertanyaan antara lain :
Was the diagnostic test evaluated in a Representative spectrum of patients (like those in
whom it would be used in practice)?
Penelitian ini (Cross Sectional Study) merekrut 143 semua pasien kanker dengan keluhan nyeri
di Rumah Sakit Pusat Kanker Sao Paulo sejak juni 2004 sampai dengan desember 2006.
Berdasarkan laporan National Cancer Institute José Alencar Gomes da Silva pada tahun 2001-
2005 dilaporkan ada 83.317 kasus kanker yang terdaftar di pelayanan kesehatan di kota Sao
Paulo. Adapun kriteria syarat peserta penelitian yaitu (1) Pasien yang memenuhi syarat bersedia
diminta untuk menjadi pasien rawat jalan di institusi, (2) Memiliki diagnosis patologis kanker,
(3) Didiagnosis dengan spesialis keluhan nyeri karena hanya mengalami nyeri kronis yang
berhubungan dengan kanker dan tidak ada kondisi menyakitkan lainnya, (4) Tidak menjalani
operasi dalam 30 hari terakhir, (5) tidak mengalami infeksi, dan (6) sudah berumur 18 tahun atau
lebih. Jika pasien yang memenuhi syarat setuju untuk berpartisipasi, akan menyetujui dalam
informed consent tertulis.
Usia rata-rata peserta penelitian adalah 57,30 (standar deviasi [SD] = 13,28, range = 27-85), dan
61,54% (n = 88) di antaranya adalah perempuan. 53,85% (n = 77) telah menyelesaikan
setidaknya sekolah dasar. Hanya 16,78% (n = 24) yang buta huruf, dan 23,08% (n = 33) telah
menyelesaikan Sekolah Menengah Atas. Semua pasien mengalami sindrom nyeri akibatnya
kanker. Waktu rata-rata setelah onset nyeri 8,61 bulan (SD = 11,64, median = 5,00, kisaran = 1-
96). Sekitar 41% (n = 58) pasien dengan diagnosis kanker payudara, 23,78% (n = 34) dengan
kanker paru-paru, dan 12% dengan kanker prostat (n = 16) atau kanker genitourinari (n = 17).
Waktu rata-rata sejak kanker diagnosis adalah 28,79 bulan (SD = 33,13, median = 17,50, kisaran
= 2-168). Mayoritas pasien yaitu dengan metastasis (65,73%, n = 94).
Was the reference standard applied regardless of the index test result?
Dalam penelitian atau tulisan ini, peneliti telah menyampaikan telah melakukan Analisis Faktor
Confirmatory (CFA) digunakan untuk menentukan penyesuaian BPI-B yang diidentifikasi dalam
versi bahasa Inggris. selain Brief Pain Inventory (BPI), biasa digunakan The McGill Pain
Questionnaire (MPQ) sebagai instrument pengkajian nyeri di Rumah Sakit Pusat Kanker Sao
Paulo. Dan BPI dilakukan uji Agar instrument dapar digunakan secara baik oleh semua peserta
penelitian. Peneliti menggunakan terjemahan standar oleh ahli bahasa. Setelah dilakukan back-
forward translate dari bahasa ingris ke brasil dan sebaliknya dan dapat dimengerti oleh orang
brasil tanpa melihat versi aslinya, maka BPI versi Brasil sudah dibuat dan siap digunakan untuk
di uji cobakan.
Was there an independent, blind comparison between the index test and an appropriate
reference ('gold') standard of diagnosis?
Setiap Pasien pada penelitian ini dikaji menggunakan baik dengan MPQ (standart pengkajian di
RS Sao Paulo) dan BPI (standart pengkajian nyeri yang diteliti). Sehingga pasien dan peneliti
tidak menentukan dan mengetahui mana dari format pengkajian yang digunakan.
5.1 Subjek
Subjek yang direncanakan terlibat dalam penerapan EBN ini adalah semua pasien kanker di
Gedung A RSCM yang mengalami / mengeluh nyeri.
Adapun kriteria subjek yang cocok untuk pelaksanaan EBN ini adalah :
1. Pasien bersedia menjadi peserta EBN
2. Pasien yang diagnosis kanker
3. Didiagnosis dengan keluhan nyeri dan hanya mengalami nyeri kronis yang berhubungan
dengan kanker atau tidak dengan kondisi menyakitkan lainnya
4. Tidak mengalami infeksi
5. Sudah berumur 18 tahun atau lebih
6. Mendapatkan persetujuan dari perawat klinis yang bertugas
Kegiatan 4-9 11-15 18-22 25-29 2-6 9-13 16-20 23-27 30-3 6-10 13-17 20-24
Penyusunan proposal
EBN dan konsul
pembimbing
Presentasi proposal,
traslate intrument
Uji coba program
EBN (10 org)
Pelaksanaan EBN
Evaluasi
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Brief Pain Inventory (BPI), merupakan intrumen pengkajian nyeri pada nyeri kanker.
Berdasarkan hasil penelitian jurnal yang sudah didapatkan, maka akan diterapkan di Gedung
A sesuai rencana pelaksanaan yang sudah dibuat oleh penulis.
6.2 Saran
Berorientasi kepada kebutuhan pasien kanker, melalui kolaborasi dan perbaikan kualitas
hidup pasien dengan kanker, semoga melalui proses EBN ini, hasilnya dapat menjadi nilai
positif bagi Pelayan kesehatan dan pasien ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Cleeland CS, Gonin R, Hatfield AK, Edmonson JH, Blum RH, Stewart JA et al (1994) Pain and
its treatment in outpatients with metastatic cancer. N Engl J Med 330(9):592–596
Hølen JC, Hjermstad MJ, Loge JH, Fayers PM, Caraceni A, De Conno F, et al. Pain assessment
tools: Is the content appropriate for use in palliative care? J Pain Symptom Manage
2006;32:567-80
Instituto Nacional de Cancer Brasil (2001) Cuidados paliativos oncológicos: controle da dor.
Rio de Janeiro: INCA-MS
Karine A et al (2010), Validation of brief pain inventory to Brazilian patients with pain, Support
Care Cancer (2011) 19:505–511.
Leppert W & Majkowicz M (2010). Polish Brief Pain Inventory for Pain Assessment and
Monitoring of Pain Treatment in Patients with Cancer. Journal Of Palliative Medicine. Vas.
Sofias 76, 11528 Athens (Greece) Volume 13, Number 6, 2010
Mystakidou K et al (2001). Greek Brief Pain Inventory: Validation and Utility in Cancer Pain.
Pain Relief and Palliative Care Unit Areteion Hospital, University of Athens
Senthil P Kumar (2011). Utilization of Brief Pain Inventory as an Assessment Tool for Pain in
Patients with Cancer: A Focused Review. Indian Journal of Palliative Care / May-Aug 2011 /
Vol-17 / Issue-2