Anda di halaman 1dari 12

PENGUKURAN GAYA BERAT LOKAL UNTUK METROLOGI

Mahmud Yusuf, Titik Lestasi, Dian Distriati B, Muhammad Ridwan,


Dian Premana
Pusat Instrumentasi Rekaysa dan Kalibrasi, BMKG, Jakarta
mahmud.yusuf@bmkg.go.id

INTISARI
Gaya berat merupakan parameter fundamental dalam fisika, pengukuran gaya berat tidak hanya
untuk keperluan penelitian dan eksplorasi geofisika, namun data gaya berat juga digunakan pada
laboratorium kalibrasi. Pada bidang metrologi gaya berat sangat diperlukan untuk standar
laboratorium kalibrasi massa dan tekanan. Pada penelitian ini dilakukan analisis data hasil
kalibrasi tekanan dengan alat standar PG7601 terhadap alat tekanan unit under test (UUT)
PTB330 di laboratorium tekanan BMKG. Kemudian dilakukan perbandingan pada nilai koreksi
tekanan alat standar terhadap UUT. Pada perhitungan pertama menggunakan nilai gaya berat
teoritis (GN) kota Jakarta sebesar 9.78091769 m/s2 yang kedua dengan menggunakan nilai gaya
berat hasil pengukuran diperoleh nilai 9.78149238 m/s 2. Kemudian dilakukan analisis
ketidakpastian dari hasil pengukurannya. Dari hasil perbandingan pada perhitungan kalibrasi
Piston Gauge PG7601, diperoleh hasil relatif error dengan memasukan nilai gaya berat
pengukuran langsung lebih kecil bila dibandingkan dengan relatif error bila digunakan nilai gaya
berat dari perhitungan lintang tempat. Dan ketidakpastian pengukuran gaya berat memberikan
kontribusi yang sangat kecil pada kalibrasi tekanan.

Kata Kunci: Gaya berat, Metrologi, Gravimeter relatif

ABSTRACT
Gravity is a fundamental parameter in physics, gravity measurement is not only for geophysical
research and exploration purposes, but gravity data are also used in calibration laboratories. In
metrology gravity data used for laboratory standards of mass and pressure. In this research,
data analysis of pressure calibration results with PG7601 standard tool on PTB330 unit under
test unit (UUT) in BMKG pressure laboratory. Then a comparison of the standard pressure
correction values against the UUT. In the first calculation using the value of gravity theoretical
(GN) city of Jakarta amounted to 9.78091769 m / s2 the second by using the gravity value of the
measurement obtained value of 9.78149238 m / s2. Then the uncertainty analysis of the
measurement results. From the comparison result on Piston Gauge PG7601 calibration
calculation, the result of relative error by entering the direct measurement gravity value is
smaller when compared with the relative error when the gravity value is used from the
calculation of latitude. And the uncertainty of gravity measurements makes very little
contribution to pressure calibration.

Keywords: Gravity, Metrology, Relative Gravimeter


1. PENDAHULUAN
Saat ini perindustrian di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Pada
industri yang menghasilkan produk barang pasti terdapat kegiatan pengukuran yang
menggunakan alat ukur. Dan hasil pengukuran menentukan kualitas produk yang
dihasikan. Namun ada waktunya dimana alat ukur sudah kurang akurat sehingga alat
tersebut perlu dikalibrasi. Pada dasarnya kalibrasi adalah proses membandingkan alat
ukur yang digunakan dengan alat ukur standar yang terkalibrasi dan tertelusur sampai ke
satuan internasional. Dalam industri dan pabrik-pabrik, alat ukur tekanan memiliki peran
yang penting dalam proses produksi, karena apabila terjadi kesalahan dalam pengukuran
tekanan dapat menyebabkan kerusakan bahkan dapat menimbulkan bahaya. Sehingga
alat ukur tekanan sangat penting untuk dikalibrasi. Selain pada bidang industry,
pengukuran tekanan juga digunakan di laboratorium kalibrasi dan juga lembaga
metrologi nasional.
Gaya berat merupakan parameter fundamental dalam fisika, gaya berat tidak
hanya digunakan pada ilmu alam tetapi digunakan juga dalam fisika terapan[1]. Data
[2],
gaya berat dalam metrologi diperlukan khususnya dalam lingkup tekanan dan massa
[3]
. Pengukuran gaya berat tidak hanya untuk keperluan penelitian dan eksplorasi
geofisika, namun data gaya berat digunakan pada laboratorium kalibrasi khususnya
terkait kalibrasi massa dan tekanan. Dalam metrologi gaya berat sangat diperlukan secara
presisi untuk standar gaya dan tekanan, nilai gaya berat lokal harus diketahui secara
[4]
akurat dan presisi . Gaya berat dipermukaan bumi memiliki nilai yang berbeda-beda,
beberapa faktor yang mempengaruhi nilai gaya berat disuatu tempat adalah letak
geografis, ketinggian dan distribusi densitas di bawah permukaan bumi [5].
Untuk mengetahui nilai gaya berat dapat dihitung secara teoritis berdasarkan
posisi geografis tempat dan juga diukur langsung dengan menggunakan alat Gravimeter
[6]
, namun untuk keperluan laboratorium harus dilakukan pengukuran langsung untuk
akurasi hasil kalibrasi. Secara umum alat ukur tekanan bekerja dengan prinsip hidrostatik
dimana perubahan tekanan berdasarkan parameter densitas cairan perubahan tinggi pada
[7]
pipa dan konstanta gaya berat lokal . Variasi gaya berat lokal memberikan kontribuasi
[8]
ketidakpastian dalam pengukuran alat ukur tekanan . Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hasil pengukuran gaya berat di laboratorium kalibrasi tekanan dan analisis
ketidakpastiannya.
2. TEORI DASAR
Pada semua benda dipermukaan bumi bekerja sebuah gaya dengan arah vertikal
ke bawah[9]. Mengamati gaya berat sebenarnya merupakan pengamatan percepatan gaya
berat dipermukaan bumi, yang diakibatkan oleh gaya berat. Gaya berat diterjemaahkan
kedalam bahasa inggris menjadi Gravity. Hal ini didasarkan pada pendekatan bahwa
gravity berasal dari kata gravis yang mempunyai arti berat (heavy). Sedangkan
gravimeter adalah pengukuran gaya berat. Anomali gaya berat yang diukur di permukaan
adalah merefleksikan besar tarikan benda anomali bawah permukaan dengan arah ke
pusat bumi dan merupakan turunan dari gaya yang dihasilkan sesuai dengan hukum
Newton. Percepatan gaya berat mempunyai satuan ms-1 dalam Sistem Internasional,
namun hasil pengukuran dalam studi geodesi dan geofisika satuan gaya berat biasa
dinyatakan dalam 1 mGal = 10-5 ms-2 dan 1 µGal = 10-8 ms-2 .
Nilai gaya berat secara teoritis (GN) dapat diperoleh dari persamaan The
International Gravity Formula pada konferensi International Union Geodesy and
Geophysic (IUGG) 1980, yang menghitung nilai gaya berat disuatu tempat berdasarkan
posisi tempat dipermukaan bumi dengan menghitung lintang tempat ( ) yaitu:
GN = 9,780327(1+0,0053024 sin2 – 0,0000058 sin22 ) …1
Selain itu gaya berat dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran. Pengukuran
gaya berat dapat dilakukan dengan dua cara seperti dijelaskan pada Gambar 1, yaitu
pertama adalah pengukuran absolut/mutlak yaitu pengamatan gaya berat secara langsung
misalnya dengan prinsip benda jatuh bebas atau ayunan, prinsip benda jatuh bebas ini
adalah dengan mengukur jarak yang dilalui sebuah benda jatuh dalam selang waktu yang
tertentu. Dan kedua adalah pengukuran relatif yaitu merupakan suatu cara untuk
mendapatkan nilai gaya berat secara tidak langsung dengan mengukur perbedaan nilai
gaya berat di suatu tempat relatif terhadap titik acuan yang nilai gaya beratnya telah
diketahui.
Gambar 1. Ilustrasi pengukuran gaya berat (a) mutlak dan (b) relatif

Pada pengukuran gaya berat relatif nilai gaya berat disuatu lokasi (g) diperoleh
selisih nilai pembacaan alat ( r) di titik yang akan diukur dengan titik dasar yang sudah
diketahui nilai gaya beratnya (GAbs), dan dikoreksi faktor apungan (drift), serta koreksi
pasang surut bumi (earth tide/ETC), dijelaskan pada persamaan berikut :
g = GAbs + r – drift – ETC …2
Gravimeter relative bekerja dengan prinsip hukum Hooke yang menyatakan
bahwa perubahan panjang pegas sebanding dengan gaya berat. Pada gravimeter tipe
SCINTREX CG-5 bekerja sistem quartz elastis. Sebuah mass yang penggantung pada
pegas quartz akan ditarik oleh gaya gravitasi yang akan menyebabkan adanya perubahan
posisi massa, perubahan posisi tersebut akan dideteksi oleh sebuah capacitive
displacement tranducer kemudian diubah menjadi perubahan gaya berat. Sebuah sirkuit
umpan balik/ feedback circuit tegangan DC ke lempeng kapasitor menghasilkan gaya
elektrostatik pada massa yang membawa massa tersebut kembali ke posisi nol. Tegangan
feedback tersebut diukur sebagai nilai relatif gaya berat pada titik pengukuran, kemudian
diubah menjadi sinyal digital dan kemudian dikirim ke sistem akuisisi data instrumen
untuk pemrosesan, display dan stroge [10].
Koreksi drift diberikan karena pada gravimeter relatif sistem pegas terpengaruh
apungan, dimana pengukuran pada titik yang sama dengan rentang waktu yang berbeda
mengalami perubahan karena kejenuhan pegas, sehingga data pengukuran perlu di
koreksi, koreksi drift dianggap linier untuk waktu yang relatif pendek kurang dari 4 jam
[11]
.
Salah satu alat ukur kalibrasi yang dipengaruhi oleh nilai gaya berat lokal adalah
alat ukur tekanan. Alat ukur tekanan berupa Force Balanced Piston Gauge ( FPG) adalah
alat ukur standar untuk kalibrasi tekanan. Alat tersebut menghasilkan tekanan dengan
mekanisme gaya pada Piston. Prinsip kerja alat kalibrasi tekanan berdasarkan hidrostatik
dengan persamaan :
P = F/A …3
Dimana tekanan (P) yang dihasilkan oleh gaya (F) yang bekerja pada satuan luas/
Effective area (A) . Akurasi alat FPG ditentukan oleh ingkat presisi dari pengaturan
beban/massa dan piston. Sedangkan aplikasi pada pengukuran gaya (F), dipengaruhi oleh
besaran gaya berat lokal (g) berpengaruh dan mass (m) yang diukur melalui persamaan
berikut :
F = m.g …4
Namun ada beberapa sumber kesalahan pengukuran yang dapat berpengaruh[7].
Dengan memahami sumber kesalahan dan mengetahui cara mereduksinya maka akan
sangat meningkatkan akurasi dalam kalibrasi tekanan. Dari model matematika
pengukuran tekanan paling sedikit ada tiga sumber ketidakpastian yang dapat diketahui
yaitu ketidakpastian densitas media cairan, ketidakpastian nilai gaya berat lokal dan
ketidakpastian perubahan ketinggian permukaan cairan. Dan ketidakpastian pada gaya
berhubungan dengan ketidakpastian pada pengukuran massa dan ketidakpastian dari
pengukuran gaya berat lokal[12].

3. METODOLOGI
Telah dilakukan pengukuran gaya berat di Laboratorium kalibrasi peralatan
meteorologi BMKG untuk lingkup kalibrasi tekanan dan massa. Untuk pengukuran gaya
berat digunakan alat gravimeter relatif tipe Autograv SCINTREX CG-5 dengan resolusi
0.001 mGal dengan tingkat akurasi 0.010 mGal. Pengukuran dilakukan dengan metode
looping, dimulai dari titik dasar gaya berat di laboratorium kalibrasi geofisika yang telah
diketahui nilai gaya berat absolut ke beberapa titik di ruangan kalibrasi alat meteorologi,
seperti pada Gambar 2. Titik dasar gaya berat di laboratorium kalibrasi geofisika pada
tahun 20013 telah diukur dengan menggunakan alat gravimeter absolute A-10 dari
Universitas Khusyu Jepang. Untuk menjamin ketertelusuran pengukuran gaya berat pada
titik dasar gaya berat, gravimeter A-10 sebelumnya dikalibrasi pada beberapa komponen
pengukur jarak dan waktunya sehingga tertelusur sampai ke satuan internasional (SI).
Sedangkan gravimeter SCINTREX CG-5 dikalibrasikan ke lembaga metrologi
internasional (NIM-Beijing) yang tertelurus ke BIPM.
Pada penelitian ini dilakukan analisis data hasil kalibrasi tekanan dengan alat
standar PG7601 terhadap alat tekanan unit under test (UUT) PTB330 di laboratorium
tekanan BMKG. Kemudian dilakukan perbandingan pada nilai koreksi tekanan alat
standar terhadap UUT. Pada perhitungan pertama menggunakan nilai gaya berat teoritis
(GN) pada persamaan 1 pada perhitungan tekanan alat standard an yang kedua dengan
menggunakan nilai gaya berat hasil pengukuran. Kemudian dilakukan analisis
ketidakpastian dari hasil pengukurannya.

Gambar 2. Metode pengukuran gaya berat

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dengan menggunakan persamaan 1 dilakukan perhitungan gaya berat di kota
Jakarta dengan kordinat -6.156 S LS, dan 106.841012 BT, kemudian diperoleh nilai gaya
berat GN = 978091.769 mGal atau 9.78091769 m/s2. Sedangkan hasil pengukuran pada
tiga ruangan kalibrasi pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran gaya berat di laboratorium Kalibrasi
Nomor Nilai Gaya
Ketidakpastian
Lokasi berat
(ppm)
(m/s2)
1 Lab kalibrasi Hydrometer 9.78149453 0.86
2 Lab kalibrasi Tekanan 9.78149238 0.86
3 Lab kalibrasi Massa 9.78149214 0.87

Selisih antara nilai gaya berat secara teoritis dan pengukuran langsung sebesar
0.00057 m/s2. Perhitungan ketidakpastian pengukuran gaya berat relatif dihitung
berdasarkan estimasi faktor yang berpengaruh dari faktor lingkungan dan sistem
peralatan. Komponen ketidakpastian yang dapat disebabkan oleh komponen-
komponen dalam Tabel 2.
Tabel 2. Komponen ketidakpastian pengukuran gaya berat relatif

Ketidakpastian pada pengukuran gaya berat yang paling besar bersumber dari
pengaruh apungan/drift nilainya sampai 0,02 mGal dan repeatability hasil pengukuran.
Kemudian dilakukan kalibrasi tekanan dengan alat standar Piston Gauge FG7601
Merk Fluke, dengan alat UUT PTB330, pada perhitungan hasil kalibrasi dilakukan
simulasi dengan memasukan parameter gaya berat langsung dari alat Gravimeter
SCINTREX CG-5 pada ruang kalibrasi tekanan diperoleh nilai 9.78149238 m/s2, hasil
pengukuran yang telah dilakukan ditampilkan pada Tabel 3. Nominal tekanan yang
diberikan bervariasi dari nilai 50 s/d 110 kPa, dengan massa yang diberikan dari 5 s/d 11
Kg pada luas piston 9.81 cm2.
Tabel 3. Hasil Kalibrasi Tekanan dengan parameter gaya berat pengukuran langsung
G_obs = 9,78149238 m/s2

Perubahan tekanan standar berubah secara proporsional terhadap besar gaya yang
diberikan, pada luasan yang tetap, seperti tampak pada Gambar 3. Sedangkan relative
error mendekati nilai standar pada nilai nominal 80 kPa. Pada Gambar 5 tampak hasil
pengukuran yang ditampilkan dengan error bar dari nilai ketidakpastian pengukuran.
Pada parameter standar yang sama kemudian dilakukan simulasi dengan
memasukan nilai gaya berat secara perhitungan posisi lintang tempat yang diperoleh dari
persamaan 1, nilai gaya berat di Jakarta sebesar 9.78091769 m/s2. Hasil kalibrasi tekanan
diperoleh pada Tabel 4 :
Gambar 3. Pengaruh tekanan terhadap perubahan gaya

Tabel 4. Hasil Kalibrasi Tekanan dengan parameter gaya berat pengukuran langsung G N =
9,78091769 m/s2

Pada hasil perhitungan tekanan dengan memasukan nilai gaya berat teoritis
menunjukan nilai relative error yang lebih besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa
dengan memasukan nilai gaya berat pengukuran langsung menghasilkan nilai error yang
lebih kecil. Perbandingan relatif error pada kedua hasil perhitungan ditunjukan pada
Gambar 4.
Gambar 4. Plot Hasil pengukuran gaya berat dan error bar nilai ketidakpastiannya
Ketidakpastian hasil kalibrasi tekanan bersumber dari beberapa parameter sesuai
dengan model pengukuran yaitu bersumber dari alat standar, Densitas udara, gaya berat
lokal, perubahan tinggi dan parameter pembacaan seperti resolusi alat, dan repeatability.
Repeatibility memberikan kontribusi yang paling besar sedang gaya berat lokal
ketidakpastiannya sangat kecil.

Gambar 5 Kontribusi ketidakpastian kalibrasi tekanan alat PG7601


5. KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan nilai gaya berat menjadi parameter yang penting
dalam kalibrasi tekanan. Nilai gaya berat dapat diperoleh hasil perhitungan secara teoritis
berdasarkan posisi lintang tempat, dan juga dapat diukur secara langsung. Dari hasil
perbandingan pada perhitungan kalibrasi Piston Gauge PG7601, diperoleh hasil relatif
error dengan memasukan nilai gaya berat pengukuran langsung lebih kecil bila
dibandingkan dengan relatif error bila digunakan nilai gaya berat dari perhitungan
lintang tempat. Dan ketidakpastian pengukuran gaya berat memberikan kontribusi yang
sangat kecil pada kalibrasi tekanan.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terimakasih kepada Bidang Instrumentasi Rekayasa dan Kalibrasi
Peralatan Geofisika atas ketersedian data untuk melakukan penelitian ini baik secara
individu maupun kelompok.

7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Torge,W., 1989, Gravimetry. deGruyter, Berlin, 465pp.
[2] Kochsiek, M., 1984, The mass unit “Kilogram”, precision measurement of mass,
attainable uncertainties of a new definition. Spec Publ 617, 427-35.
[3] Woo,S.Y, Choi,I.M, Song,H.W, 2007, Measurement of gravitational acccerelation
values at the calibration laboratories in korea, IMEKO 20th TC3, 3rd TC16 and 1st
TC22 International Conference.
[4] Sousa,M.A, Melhorato,R.L, 2014 Absolute and Relative Gravity Measurements at
Brazilian Metrology Laboratories, Conference Paper.
[5] Yusuf,M, 2011, Analisis data gaya berat kombinasi dengan menggunakan gravimeter
absolut (A10) dan gravimeter relatif (lacoste romberg), Tesis,Institute Teknologi
Bandung.
[6] Komite Gaya berat Nasional (KGN),1992 “Buku Petunjuk untuk Operator
gravimeter La Coste & Romberg, ISSN 012619/1982.
[7] Hariyadi. S, Hidayanti. F, Gunadi. S, 2015, Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat
Ukur Tekanan Rendah, Jurnal ilmiah GIGA vol 18 (1) hal 22-29
[8] S. Lewis and G. Peggs, 1992 “The Pressure Balance - A practical guide to its use”,
Second Edition , HMSO NPL publication. ISBN 0-11-480061-8.
[9] Telford, W.M, L.P Geldart, R.E Sheriff. 1990. Applied Geophysics Second Edition.
Cambridge University Press. Australia.
[10] Scintrex Ltd. 2012 CG-5 Scintrex autograv system operation manual, part I #
867700 revision 8. Scintrex Limited, Concord.
[11] Jacob, T., J. Chery, R. Bayer, N. Le Moigne, J. P. Boy, P. Vernant, and F. Boudin.,
2009, Time lapse surface to depth gravity measurements on akarst system reveal
the dominant role of the epikarst as a water storage entity, Geophys. J. Int., 177,
347–360, doi:10.1111/j.1365-246X. 2009.04118.x.
[12] Bartel, T. 2005. Uncertainty in NIST Force Measurements. Journal of Research of
the National Institute of Standards and Technology. Volume 110, Number 6.

HASIL DISKUSI
1. Pertanyaan : Adakah pengaruh rotasi dan revolusi bumi terhadap pengukuran ini?
Jawaban : Iya ada, pengukuran gaya berat dipengaruhi juga oleh faktor eksternal
yaitu posisi Matahari dan Bulan dan pergerakannya, yang menyebabkan adanya gaya
pasang surut. Faktor pasang surut bumi akibat matahari dan bulan mempengaruhi
nilai pengukuran gaya berat namun nilainya kecil maksimum nilai gaya berat akibat
pasang surut bumi (earth tide) sebesar 0.200 miliGal. Sehingga kurang signifikan
apabila diterapkan pada koreksi pada pengukuran tekanan.
2. Pertanyaan : Lab tekanan LIPI telah diukur dengan menggunakan gravimeter absolute
dari KRISS dan juga oleh alat BMKG, namun ketidakpastian alat KRISS lebih kecil
0.001 uGal sedangkan alat BMKG 5 mGal.
Jawaban : Hasil pengukuran dengan alat gravimeter absolute akan memberikan nilai
ketidakpastian yang lebih kecil. Karena pengukuran absolute bersifat langsung dan
tidak ada pengaruh di apungan/drift. Sedangkan bila diukur dengan gravimeter
relative milik BMKG terdapat ketidakpastian yang lebih besar karena faktor dari drift
dan dari base absolutenya itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai