Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesis Tindakan Transfusi Darah


Pada Ny.T di Ruang Flamboyan II
RSUD Salatiga

Hari : Jumat
Tanggal : 13 Desember 2019
Jam : 14.00 WIB
A. Keluhan Utama : Lemas
B. Diagnosa Medis : Anemia
C. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi infeksi
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS : Pasien mengatakan badannya terasa sangat lemas
DO : Tampak lupa post op. Laparatomy, tampak luka pus pada
abdomen (Hb: 8,2 g/dL, leukosit: 3,8 ribu/ul)
E. Dasar Pemikiran :
Anemia adalah kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (hb),
hematokrit atau hitung eritrosit yang berakibat pada penurunan kapasitas
pengangkutan oksigen oleh darah. Kasus anemia akan menjadi berbahaya
jika tidak ditangani dengan baik. Pada penurunan kadar hemoglobin dalam
tubuh akan menimbulkan resistensi aliran darah perifer yang berakibat
pada penurunan transport oksigen yang mana hal itu akan menimbulkan
hiposia dan perasaan lemas yang dialami pasien. Selain itu, anemia juga
membuat pertahanan sekunder menjadi tidak adekuat yang berpotensi
meningkatkan resiko infeksi (NANDA, 2015) Pada pasien dengan kasus
anemia seringkali merasakan perasaan lemas dan pada kasus Ny. T
terdapat luka post op. Laparatomy dan luka pus pada abdomen. Sehingga
untuk mengatasi hal tersebut, pasien memerlukan tindakan transfusi darah
sesuai kebutuhan dan sesuai dengan golongan darah yang dimiliki oleh
pasien.
Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan
modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi darah dapat
menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan.
Transfusi sel darah merah hampir selalu diindikasikan pada kadar
hemoglobin <7g/dL, terutama pada anemia akut.
F. Prinsip tindakan keperawatan
Ya Tidak
Tindakan
1 0
Tahap pra tindakan
1) Persiapan alat
a. NaCl infused 0,9%
b. Produk darah
c. Transfusi set
2) Persiapan pasien
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan
c. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan
dilakukan
d. Menanyakan persetujuan pasien untuk
diberikan tindakan
Tahap tindakan
a. Cuci tangan
b. Gantung larutan NaCl 0,9 % dalam botol untuk
digunakan setelah tranfusi darah.
c. Gunakan selang infus yang mempunya filter
(selang Y atau tunggal).
d. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9 % (lihat
prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu
sebelum pemberian tranfusi darah.
e. Sebelum dilakukan tranfusi darah terlebih
dahulu memeriksa identifikasi kebenaran produk
darah: periksa kompatibilitas dalam kantong
darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi
pasien, periksa kadaluwarsa, dan periksa adanya
bekuan.
f. Buka set pemberian darah.
Untuk selang Y, atur ketiga klem.
Untuk selang tunggal, klem pengatur pada
posisi off.
g. Cara tranfusi darah dengan selang Y:
Tusuk kantong NaCl 0,9 %
Isi selang dengan NaCl 0,9 %
Buka klem pengatur pada selang Y dan
hubungkan ke kantong NaCl 0,9 %.
Tutup/klem pada slang yang tidak digunakan.
Tekan/klem sisi balik dengan ibu jari dan jari
telunjuk (biarkan ruang filter terisi sebagian).
Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan
selang terisi NaCl 0,9 %.
Kantong darah perlahan-lahan dibalik-balik 1 –
2 kali agar sel-selnya tercampur. Kemudian
tusuk kantong darah dan buka klem pada selang
dan filter terisi darah.
h. Cara tranfusi darah dengan selang tunggal:
Tusuk kantong darah
Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk
(biarkan ruang filter terisi sebagian).
Buka klem pengatur biarkan selang terisi darah.
i. Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan
membuka klem pengataur bawah.
j. Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang infus
dengan NaCl 0,9 %.
k. Catat tipe, jumlah dan komponen darah yang
diberikan.
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Tahap pasca tindakan


1) Evaluasi pasien
Pasien tidak mengalami bintik-bintik merah
dikulit atau mengeluh panas
2) Evaluasi tindakan
Transfusi PRC diberikan 1 kolf
Nilai Keterangan

G. Analisis Tindakan

ANEMIA

Kekurangan nutrisi Destruksi sel darah


merah

Kegagalan sumsum
tulang (HB ↓) Kehilangan sel darah
merah (eritrosit)

Penurunan kadar
Hb

Pertahanan sekunder Resiko tinggi


tidak adekuat infeksi
Transfusi Darah (PRC)

Meningkatkan kadar darah (HB), transport O2 ↑

Dalam pemberian tindakan transfusi darah perlu dipertimbangkan


kondisi pasien itu sendiri, tanda dan gejala hipoksia, kehilangan darah,
resiko anemia dan resiko transfusi. Menurut Astuti dan Laksono (2013),
transfusi darah adalah suatu proses menyalurkan darah atau produk darah
dari satu orang ke sistem peredaran darah orang lainnya sehingga sangat
penting untuk melakukan pengecekan kembali terhadap produk darah yang
diberikan pada pasien. Baik dari segi identitas ataupun dari segi kecocokan
paket darah dengan golongan darah pasien.

H. Bahaya dilakukannya tindakan :


Dalam melakukan tindakan transfusi darah sangat penting untuk
melakukan pengecekan terhadap produk darah yang akan diberikan pada
pasien untuk menghidari kesalahan pemberian darah yang akan berakibat
timbulnya alergi hingga resiko kejang yang mungkin terjadi akibat
kesalahan pemberian. Sehingga saat melakukan tindakan ini, penting
memerhatikan prosedure yang ada.
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan (Sesuai NIC (Nursing
Intervention Criteria)
Pemberian posisi semifowler dan relaksasi napas dalam untuk
meningkatkan rasa nyaman pasien
J. Hasil yang di dapatkan setelah dilakukan tindakan
S : Pasien mengatakan masih merasakan lemas namun sudah mulai
berkurang dengan pemberian posisi dan napas dalam yang meningkatkan
rasa nyaman
O : Aktivitas pasien dibantu keluarga atau petugas kesehatan selama
proses transfusi, transfusi diberikan 2 kolf, S: 36,7⁰C
A : Masalah resiko tinggi infeksi ditandai dengan penurunan hemoglobin
belum terjadi
P : Pantau TTV pasien selama proses transfusi
K. Evaluasi diri
Saat melakukan tindakan transfusi darah, kurang memeperhatikan keadaan
umum pasien seperti pemantauan tanda-tanda vital dan reaksi alergi yang
mungkin timbul selama proses transfusi.
Daftar pustaka / Referensi
Astuti, W.D., and Laksono, A.D., 2013. Keamanan DARAH DI
INDONESIA “Potret Keamanan Transfusi Darah di Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan.”

Bulecheck et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC), 6th


Edition. Elsevier Global Rights : United Kingdom

NANDA NIC-NOC. 2015. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis dan NANDA. Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction Publishing

Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI

(Ernida Oktavia) (......................................)

Anda mungkin juga menyukai