Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Anggota :

Kresensia Ose ( 2161000220057 )


Karolina Eka Ate ( 2161000220061 )
Magriana Bili ( 2161000220084 )
Yafed Ndubu Hawula ( 2161000220017 )

INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO MALANG


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSATA DAN KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
‘Bimbingan dan Konseling” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya
salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau
telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi
yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang membimbing
mata kuliah Bimbingan dan Konseling atas bimbingannya pada semester ini meskipun baru
memasuki awal perkuliahan. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan
pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini, karena apalah
gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing maupun pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...
C. Tujuan………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian BK……………………………………………………………………....
B. Tujuan BK………………………………………………………………………......
C. Arah Pelayanan BK…………………………………………………………….......
D. Dasar bimbingan dan konseling
E. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
F. Melatar belakangi diperlukannya bimbingan dan konseling

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sangat banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang tidak
dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk menyelesaikan masalah
pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu agas
Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan mutlak
adalah di kuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan Konseling itu oleh semua
personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang seolah – olah selalu di pakai dalam
saat yang bersamaan, sehingga sepintas lalu orang banyak menganggap keduanya memiliki arti
yang sama. Dalam hal tertentu istilah Bimbingan dan Konseling itu dapat berarti sama, namun
dalam hal tertentu pula istilah tersebut akan mempunyai arti yang berbeda.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Apa saja tujuan Bimbingan dan Konseling?
3. Pelayanan apa saja yang ada dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah?
4. Apa saja dasar bimbingan dan konseling?
5. Apa saja prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
6. Apa yang melatar belakangi diperlukannya bimbingan dan konseling?

C. TUJUAN
Dapat menjelaskan keterkaitan, tujuan bimbingan dan konseling di sekolah, serta
pelayanan yang ada pada Bimbingan dan konseling kepada calon tenaga pendidik agar tidak
terjadi kesalah pahaman mengenai identifikasi Bimbingan dan konseling yang sebenarnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BK
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata “counseling”). Dalam
praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan.
Keduanya merupakan bagian yang integral.

1. Pengertian Bimbingan
a) Pengertian Bimbingan Secara Etimologi
Menurut Winkel dalam Tohirin“bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance”.
Kata “guidance”yang kata dasarnya “guide”memiliki beberapa arti :
a) menunjukkan jalan (showing the way),
b) memimpin (leading),
c) memberikan petunjuk (giving instruction),
d) mengatur (regulating),
e) mengarahkan (governing), dan
f) memberi nasihat (giving advice).

b) Pengertian Bimbingan Secara Terminologi


a. Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses
bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam
hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat.
b. Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun
perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang
(individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan arah pandangannya
sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti : bantuan yang diberikan
oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam
suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Pengertian Konseling
1) Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus artinya
dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel),
anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling
secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran
(Tohirin, 2011: 21-22).

2) Pengertian Konseling Secara Terminologi


a. Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan
antarpribadi d mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk meningkatkan
pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya (Tohirin, 2011: 22).
b. James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara
dua orang individu di mana seorang Counselor membantu Counsele supaya ia lebih baik
memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada
waktu itu dan waktu yang akan datang. (kutipan Djumhur dan M. Surya (1975) .
c. Rogers (1982) mengemukakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan hubungan
langsung antar individu, dengan tujuan memberika bantuan kepadanya dalam merubah
sikap dan tingkah lakunya.
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING adalah kontak atau
hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien,
yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-
norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien (siswa).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan dan
Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing
(konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik
antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan
masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.

B. TUJUAN BK
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik
individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial,
belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma
yang berlaku. Tujuan bimbingan dan konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa
dalam mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.
Sudrajat (2008) menyatakan bahwa pelayanan BK di sekolah diarahkan pada
ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah satu lembaga
pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan
kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan
visi profesi konseling, yaitu terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui
tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan
masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri, dan bahagia.
Kemudian Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu supaya
orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas
perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam
membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri
secara memadai.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan dan
konseling di sekolah:
1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat
hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka capai
sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk mengenal kelebihan
dan kekurangan mereka.
2. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan mengenal
keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa adanya yang terdapat
pada diri mereka secara positif dan dinamis.
3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu hal
tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri.
4. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada
akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada keputusan yang
mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
5. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan
mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.
Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial (afektif), belajar
(akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek pribadi-sosial siswa adalah:
1. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
2. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
3. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat dan harga dirinya.
4. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap
tugas dan kewajibannya.
5. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan sesama
manusia.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek belajar (akademik) siswa
adalah:
1. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3. Memiliki motifasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek karier siswa (kebanyakan bagi
siswa SMA) adalah:
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang
menunjang kematangan kompetensi karier.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya
dan sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita kariernya masa depan.
C. ARAH PELAYANAN BK

a. Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling elementer, yaitu
kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-
emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat (significant persons) memiliki peranan
paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK atau
Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons
berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

b. Pelayanan Pengembangan
Pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan
tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa akan
dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang
memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal,
serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan
pelaksanaan pelayanan pengem-bangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para
pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan
pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan BK yang dilaksanakan oleh Guru BK
atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.

c. Pelayanan Teraputik
Pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan terhadap
pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan
tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga, kegiatan
belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta didik, Guru BK atau Konselor
memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK atau Konselor dapat
menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengem-bangan, dan pelayanan peminatan.

d. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/ Pendalaman Minat Studi Siswa


Pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman minat
peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas
minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir
dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada
dalam pelayanan BK. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini
terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.

e. Pelayanan Diperluas
Pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti personil
satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan
kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama
satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi siswa. Pelayanan
diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan
dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik.

D. Dasar Bimbingan dan Konseling


Dasar bimbingan dan konseling adalah ketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan dalam
peyelenggaraan pelayanan, agar kegiatan pelayanan tersebut dapat terlakasana dengan baik serta
mendapat hasil yang memuaskan bagi konseling.

Dasarbimbingan dan konseling tersebut adalah :

1. Asas Kerahasiaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data
dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain
2. Asas Kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan
baginya.Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik
dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai
informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
4. Asas Kegiatan
Yaitu asas bimbingan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan.Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan
memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan
kepadanya.
5. Asas Kemandirian
Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu
peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri
6. Asas Kekinian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran
layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien
dalam kondisi sekarang.

E. Prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah hal-hal yang menjadi pegangan dalam proses
bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik
disekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
1. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu (guidance is fo all individuals). Prinsip ini
berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang
tidak bermasalah maupun yang bermasalah.
2. Bimbingan bersifat individualisasi
3. Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.
4. Bimbingan menekankan hal yang positif
5. Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan,
karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap
diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
6. Bimbingan merupakan usaha bersama
7. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru
dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.

F.Latar Belakang diperlukannya Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan


manusia.Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti.Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain
muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat
maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak
lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang
lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya
sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada
pada dirinya. Walaupun demikian, tidak semua manusia mampu mengenal segala kemampuan
dirinya.Mereka memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri, lengkap
dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan tersebut dapat diberikan oleh
bimbingan dan konseling.
Pada kenyataannya, bimbingan dan konseling juga diperlukan, baik oleh masyarakat yang
belum maju maupun masyarakat yang modern. Persoalan-persoalan yang timbul dalam
masyarakat modern sangat kompleks. Makin maju suatu masyarakat maka akan semakin
kompleks persoalan-persoalan yang dihadapi oleh anggota masyarakatnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki arti yang sama
yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau sekelompok orang. Dari segi lain
konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, konseling juga merupakan alat yang
paling ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan
titik sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu
(a) Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. (b) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri. (c) Untuk
dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal. (d) Untuk dapat menerima diri sendiri
dan lingkungan secara positif dan dinamis. (e) Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Bimbingan dan Konseling memiliki arah pelayanan seperti pelayanan dasar, pelayanan
pengembangan, terapeutik, dan peminatan.

B. SARAN
Seorang guru bisa dinilai memiliki mutu kerja yang berkualitas jika bisa membimbing
siswa dengan baik, jadi hendaknya mendalami dan menguasai bidang Bimbingan dan Konseling
agar jika terjadi masalah yang di hadapi peserta didik hendaknya membimbing mereka agar
menjadi pribadi yang berkualitas pula.
DAFTAR PUSTAKA

Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers.


Syahril, Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang: Angkasa
Raya.
Syamsu, Yusuf dan Ahmad Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Rosdakarya.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta : PT Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai