LANDASAN TEORI
5) Gangguan pernafasan:
Asma akan merupakan kondisi yang sering dijumpai, terutama karena aspirin. Pasien
yang telah diketahui sensitif terhadap aspirin kemungkinan besar juga akan sensitif
terhadap analgetika atau antiinflamasi lain.
2. Reaksi karena faktor genetik
Pada orang-orang tertentu dengan variasi atau kelainan genetik, suatu obat
mungkin dapat memberikan efek farmakologik yang berlebihan.
3. Efek yang mungkin timbul pada perpanjangan obat
a) Adisi, terjadi bila campuran obat atau beberapa obat yang diberikan bersama-sama
menimbulkan efek yang merupakan jumlah dari efek masing-masing obat secara
terpisah pada pasien.
b) Sinergis, terjasi bila campuran obat atau beberapa obat yang diberikan bersama-
sama dengan aksi proksimat yang sama menimbulkan efek yang lebih besar dari
jumlah efek masing-masing obat secara terpisah pada pasien.
c) Potensiasi, terjadi bila campuran obat atau beberapa obat yang diberikan pada
pasien, menimbulkan efek lebih besar daripada jumlah efek masing-masing secara
terpisah pada pasien.
d) Antagonis, terjadi bila campuran obat atau beberapa obat yang diberikan bersama-
sama pada pasien menimbulkan efek yang berlawanan.
A. Kesimpulan
Efek samping adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau
membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak
mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah
seminimal mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar
sudah diketahui.
Efek samping obat dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, misalnya
berdasarkan ada atau tidaknya hubungan dengan dosis, berdasarkan bentuk-bentuk
manifestasi efek samping yang terjadi dan sebagainya.
Adapun faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat adalah Faktor
bukan obat seperti Intrinsik dari pasien, yakni umur, jenis kelamin, genetik,
kecenderungan untuk alergi, penyakit, sikap dan kebiasaan hidup. Ekstrinsik di luar
pasien, yakni dokter (pemberi obat) dan lingkungan, misalnya pencemaran oleh
antibiotika. Dan faktor obat seperti Intrinsik dari obat, yaitu sifat dan potensi obat
untuk menimbulkan efek samping, pemilihan obat, cara penggunaan obat, dan
interaksi antar obat.
Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan
untuk selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien pada
waktu-waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep dokter
maupun dari pengobatan sendiri dan gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas dan
bila tidak ada alternatif non-farmakoterapi serta hindari pengobatan dengan berbagai
jenis obat dan kombinasi sekaligus. Adapun penanganan efek sampingnya adalah
segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek samping serta
upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi penderita.
B. Saran
Dalam pemakaian obat, hendaknya kita perhatikan kontra indikasi dari obat
tersebut, untuk mencegah efek samping dari obat yang berlebihan. Dan adapun
penangan dari efek samping tersebut disesuaikan dengan efek sampng yang
ditimbulkan oleh obat yang telah dikonsumsi atau telah masuk ke dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Anief M, 2007, Apa yang Diketahui tentang Obat. Yogyakarta: GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS.
Dwi, F.Y. 2010. Efek samping obat. Jakarta: Hilal Ahmar.
Ikawati, Z. 2010. Cerdas mengenali obat. Yogyakarta: Kanisius