LP ABDOMINAL PAIN (Irdiany)
LP ABDOMINAL PAIN (Irdiany)
DISUSUN OLEH :
KELAS : A (2016)
PRODI S1 KEPERAWATAN
A. Pengertian
a. Nyeri Viseral
Nyeri viseral terjadi karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ
intraperitineal yang dipersarafi oleh susunan saraf otonom. Peritoneum viseral
tidak sensitive terhadap rabaan, pemotongan atau radang. Kita dapat
melakukan sayatan atau jahitan pada usus tanpa dirasakan oleh pasien, akan
tetapi bila dilakukan tarikan, renggangan atau kontraksi yang berlebihan dari
otot (spasme) akan member rasa nyeri yang tumpul dan disertai rasa sakit.
Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat lokalisasi nyeri,
digambarkan pada daerah yang luas dengan memakai saluruh telapak tangan.
Karena nyeri ini tidak pengaruh oleh gerakan, pasien biasanya bergerak aktif
tampa menyebabkan bertambahnya rasa nyeri (Sjamsuhidayat dkk,2010).
b. Nyeri Somatik
B. Etiologi
Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai dengan tegangan otot dengan rasa
mual yang merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat
timbul karena adanya rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia.
Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian
atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian
bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada
saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa
usus. Jaras saraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa
nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit
oleh serabut A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas disubmukosa, lapisan
muskularis, dan serosa dari organ abdomen.
Serabut C ini akan bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke ganglia pre dan
parapertebra dan memasuki akar dorsal ganglia. Impuls aferen akan melewati
medulla spinalis pada traktus spinotalamikus lateralis menuju talamus, kemudian
ke korteks selebri. Implus aferen dari viscera biasanya dimulai oleh renggangan
atau akibat penurunan ambang nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas
bersifat tumpul, pegal, dan berbatas takjelas dan sulit dilokalisasi. Implus nyeri
dari viscera abdomen atas (lambung, duodenum, pankreas, hati dan sistem
empedu), mencapai medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan
diderah epigasterium. Implus nyeri yang timbul dari segmen susus yang meluas
dari ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9
dan 10, dirasakan disekitar umbilikus.
Dari kolom distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genetalia perempuan,
implus nyeri mencapai segmen toraks 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama.
Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalar ke labium
atau troktum. Jika proses penyakit meluas ke peritoreum maka implus nyeri
dihantarkan oleh serabut aferen somatik ke radiks spinal segmentalis 1,3 nyeri
yang disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan
porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya.
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan DL
c. Amilase :Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan
diagnostik pankreatitis.
d. β-HCG(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-HCG dalam serum lebih
akurat daripada dalam urine)
e. Gas darah arteri :Asidosis metabolik(iskemia usus, peritonitis,
pankreatitis)
f. Urin porsi tengah (MSU):infeksi saluran kemih
g. EKG:Infark miokard
h. Rotgen thorak:Viskus perforasi(udara bebas),Pneumonia
i. Rotgen Abdomen :Usus iskemik(dilatasi,usus yang edema dan
menebal),Pankreatitis(pelebaran jejunum bagian atas
’sentimel),Kolangitis(udara dalam cababg bilier),Kolitis akut(Kolon
mengalami dilatasi,edema dan gambaran menghilang),obstruksi akut(Usus
mengalami dilatasi,tanda ’string of pearl’) Batu Ginjal (Radioopak dalam
saluran ginjal )
j. Ultrasonografi
k. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi
peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang
didiagnosis bandingnya luas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk
dilakukan laparotomi dan diagnosis belum pasti,,pankreatitis,trauma
hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurisma
l. IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal
F. Penatalaksanaan
a. Medis
1. Pemberian Analgetik
2. Pembedahan
b. Keperawatan
1. Kaji nyeri dengan tehnik PQRST
2. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
3. Berikan posisi yang nyaman pada klien
4. Berikan HE tentang nyeri
G. Komplikasi
a. Perporasi gastrointestinal
Yaitu suatu bentuk penetrasi yang komplek dari dinding lambung, usus
halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari usus kedalam rongga perut.
b. Obstruksi gastrointestinal
Yaitu pengumbatan yang terjadi didalam usus, baik usus halus maupun
besar.