Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP DASAR PRAKTEK

KEBIDANAN
“Asuhan Kepada Klien yang Kehilangan/Kematian”

Dosen Pengampu : Yeni Utami, S.SiT,M.Kes


Oleh :
1. Arifta Roisatul Jannah
2. Anggreini Diana Putri
3. Deffy Hanif Aryani
4. Iga Ilmana

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya
bisa menyelesaikan laporan Praktikum Biologi tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Guru Pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Laporan Praktikum Biologi ini dapat
disusun dengan baik.

Semoga Laporan Praktikum Biologi yang telah kami susun ini turut memperkaya
khazanah ilmu biologi serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
juga menyadari bahwa Laporan Praktikum Biologi ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian
demi penyusunan Laporan Praktikum Biologi dengan tema serupa yang lebih baik lagi.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………...i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
A. Latar belakang…………………………………………………………………………1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………..1
C. Tujuan masalah………………………………………………………………………..1
D. Manfaat………………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...3
Konsep kehilangan
A. Definisi kehilangan……………………………………………………………3
B. Bentuk kehilangan…………………………………………………………….3
C. Tipe-tipe kehilangan…………………………………………………………..4
D. Jenis-jenis kehilangan…………………………………………………………4
E. Factor resiko uang menyertai kehidupan……………………………………...5
F. Factor yang mempengaruhi reaksi kehilangan………………………………..5
Konsep berduka
A. Definisi berduka……………………………………………………………….6
B. Jenis-jenis berduka…………………………………………………………….6
C. Respon berduka………………………………………………………………..7
D. Dampak kehilangan…………………………………………………………....7
E. Tindakan petugas terhadap keluarga yang kehilangan………………………...7
F. Jenis jenis depresi……………………………………………………………...8
G. Tindakan petugas terhadap pasien yang mengalami sakaratul maut…………..9
H. Perubahan pada tubuh seseorang yang meninggal…………………………….9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...
12
B. Saran………………………………………………………………………………….
12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
13
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam siklus kehidupan, setiap individu pasti pernah mengalami perasaan kehilangan
dan berduka. Kehilangan adalah kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan
atau ketidaklengkapan sesuatu yang sebelumnya ada. Contoh amputasi, gangguan fungsi
tubuh dll. Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan.
Perasaan kehilangan bisa mempengaruhi sikap dan perilaku individu yang
mengalaminya. Kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk berkembang, kadang-
kadang akan timbul regresi, serta merasa takut saat ditinggalkan atau dibiarkan
kesepian, kehilangan dapat juga menimbulkan disintegrasi dalam keluarga, dan menjadi
pukulan yg sangat berat serta menghilangkan semangat hidup individu yg
ditinggalkan.Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka
sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada keinginan
untuk mencari bantuan kepada orang lain. Perawat atau bidan bekerja sama dengan pasien
yang mengalami berbagai tipe kehilangan dan membantu pasien untuk memahami dan
menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka dapat
berlanjut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud konsep kehilangan?
2. Apa yang dimaksud konsep berduka?
3. Bagaimana dampak dari kehilangan?
4. Bagaimana tindakan petugas terhadap keluarga yang kehilangan?
5. Apa saja jenis-jenis dari depresi?
6. Bagaimana tindakan petugas saat menangani pasien yang mengalami sakaratul maut?
7. Bagaiman perubahan tubuh seseorang yang meninggal?

C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum :
a. Untuk memenuhi tugas KDPK
b. Agar mahasiswa kebidanan mampu mengerti dan memahami konsep
kehilangan dan berduka.
4
2. Tujuan khusus :
a. Agar mengerti dan memahami konsep dasar kehilangan dan konsep dasar
berduka.
b. Agar mahasiswa kebidanan mengerti dan memahami dampak dari
kehilangan.
c. Agar mengerti dan memahami tindakan petugas terhadap keluarga yang
kehilangan.
d. Agar mengerti dan mampu bagaimana tindakan petugas saat menangani
pasien yang mengalami sakaratul maut.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Untuk mengembangkan wawasan dan kemampuan bagi mahasiswa kebidanan
dalam menyusun makalah secara sistematis. Dapat menerapkan atau mempraktikkan
ilmu pengetahuan yang diperoleh pada masyarakat secara langsung serta menambah
pengetahuan tentang konsep dasar kehilangan dan berduka.
2. Bagi institusi
Menambah sumber kepustakaan dan dapat digunakan sebagai masukan bagi teman-
teman dan tim penyusun selanjutnya dalam pembuatan makalah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

TRIGGER CASE 2
Ibu Irma usia 20 tahun telah melahirkan 2 jam yang lalu anak pertama di rumah sakit,
setelah pernikahan 2 tahun. Bayi ibu Irma laki-laki, dengan BB 1900 gr, lahir secara spontan
yang mengalami sesak nafas (asfiksi), akral dingin dan biru. Setelah dilakukan penanganan
awal bayi kondisi bayi kejang dan ditemukan tanda-tanda, keadaan umum lemah, pernafasan
tidak teratur 18x/menit, nadi tidak teraba, akral teraba dingin dan biru. Setelah diperiksa oleh
bidan dinyatakan bayi ibu Irma meninggal. Kemudian bidan memberitahu kepada ibu dan
keluarga bahwa bayinya meninggal, kemudian bidan melakukan perawatan jenazah. Akibat
kehilangan tersebut selama 2 hari setelah meninggalnya bayi, dari keluarga mengatakan respon
ibu Irma cenderung murung, menyendiri, dan nafsu makan berkurang. Dari pemeriksaan
subyektif dan obyektif yang didapatkan, ibu saat ditanyakan keluhan menangis dan merasakan
mual. Dari tanda obyektif ditemukan ibu terlihat berduka, muka terlihat pucat, dan detak
jantung cepat, serta pernafasannya terganggu. Jadi, disimpulkan ibu Irma mengalami depresi
post partum karena kehilangan anaknya. Salah satu tindakan bidan yang diberikan adalah
memberikan konseling kepada ibu Irma, setelah diberikan konseling ibu Irma merasakan
keadaannya lebih baik.

Konsep Kehilangan
A. Definisi kehilangan
Kehilangan kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan atau ketidaklengkapan
sesuatu yang sebelumnya ada. Contoh amputasi, gangguan fungsi tubuh dll. Rasa
kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama
kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Setiap individu akan
bereaksi terhadap kehilangan.

B. Bentuk Kehilangan
Adapun bentuk dari kehilangan yaitu:
1. Kehilangan Maturasional
Kehilangan yang diakibatkan oleh tranmisi kehidupan normal untuk pertama
kalinya misal : anak yang mulai berjalan kehilangan citra tubuh semasa bayinya.
6
2. Kehilangan Situasional
Kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba dalam merespons kejadian eksternal
spesifik misal kematian mendadak dari orang yang dicintai.

C. Tipe-tipe Kehilangan
1. Kehilangan Nyata
Kehilangan yang dapat diidentifikasi oleh individu atau orang lain contoh :
amputasi dan kehilangan fungsi tubuh.
2. Kehilangan yang dirasakan
Kehilangan yang dapat dirasakan oleh individu, tetapi tidak oleh orang lain
misal : menurunkan harga diri.

D. Jenis-jenis Kehilangan
1. Kehilangan benda external
Mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi uang, berpindah tempat,
dicuri, atau rusak karena bencana alam.
2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Bisa diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal
termasuk dari latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian
secara permanen, misalnya berpindah rumah, dirawat di rumah sakit atau berpindah
pekerjaan.
3. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
Kehilangan yang sangat bermakna atau orang yang sangat berarti adalah salah
satu kehilangan yang sangat membuat stress, misalnya pekerjaan, kepergian
anggota keluarga atau teman dekat, orang yang dipercaya atau binatang peliharaan,
perceraian.
4. Kehilangan aspek diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis,
atau psikologis.

5. Kehilangan hidup
Dimana seseorang mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon
7
pada kegiatan dan orang disekitarnya sampai pada kematian yang sesungguhnya,
misalnya kematian anggota keluarga, teman dekat atau diri sendiri atau orang yang
hidup sendirian dan sudah menderita penyakit terminal sekian lama dan kematian
merupakan pembebasan dari penderitaan. .

E. Faktor-faktor Resiko yang Menyertai Kehilangan menurut martocchio:


1. Status sosial ekonomi yang rendah
2. Kesehatan yang buruk
3. Kematian yang tiba-tiba atau sakit yang mendadak
4. Merasa tidak adanya dukungan sosial yang memadai.
5. Kurangnya dukungan dari kepercayaan keagamaan.
6. Kekurangan dukungan dari keluarga atau seseorang yang tidak dpat mengadapi
ekspresi berduka.
7. Kecendrungan yg kuat tentang keteguhan pada seseorang sblum keatian/kehidupan
setelah mati dari seseorang yg sudah mati.
8. Reaksi yg kuat tentang distress, kemarahan dan mencela diri sendiri.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI KEHILANGAN


1. Perkembangan .
a. Anak- anak.
1) Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa merasakan.
2) Belum menghambat perkembangan.
3) Bisa mengalami regresi
b. Orang Dewasa
Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup, tujuan hidup,
menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa dihindari.
2. Keluarga.
Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan. Anak terbesar biasanya
menunjukan sikap kuat, tidak menunjukan sikap sedih secara terbuka

3. Faktor Sosial Ekonomi.

8
Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi keluarga, beraati
kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan secara ekonomi.Dan hal ini
bisa mengganggu kelangsungan hidup.
4. Pengaruh Kultural.
Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur ‘barat’ menganggap
kesedihan adalahsesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanya diutarakan pada
keluarga, kesedihan tidak ditunjukan pada orang lain. Kultur lain menggagap bahwa
mengekspresikan kesedihan harus dengan berteriak dan menangis keras-keras.
5. Agama.
Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman. Menyadarkan bahwa
kematian sudah ada dikonsep dasar agama. Tetapi ada juga yang menyalahkan
Tuhan akan kematian.
6. Penyebab Kematian
Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan menyebabkan
shock dan tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada yang menganggap bahwa
kematian akibat kecelakaandiasosiasikan dengan kesialan.

Konsep Berduka

A. Definisi Berduka
Merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan dengan berbagai
cara yang unik pada masing-masing individu berdasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi
budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya. Hal ini terjadi dalam masa kehilangan dan
sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan.

B. Jenis-jenis Berduka
1. Berduka normal terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap
kehilangan.
2. Berduka antisipatif, yaitu proses melepaskan diri yang muncul sbelum kehilangan
atau kematian yang sesungguhnya terjadi.
3. Berduka yang rumit, dialami oleh individu yang sulit untuk maju ke tahap
berikutnya.

9
4. Berduka tertutup, yaitu kedukaan dengan kehilangan yang tidak dpat diakui secara
terbuka.

C. Respons Berduka
Respons individu ketika berduka terhadap kehilangan dapat melalui tahap-tahap sebagai
berikut.
1. Tahap pengingkaran
Reaksi awal individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya dan
tidak mengerti atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar-benar telah
terjadi.
2. Tahap kemarahan
Pada tahap ini, individu menolak kehilangan.
3. Tahap tawar menawar
Pada tahap ini, terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan.
4. Tahap depresi
Pada tahap ini, pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang-kadang
bersikap sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusan, rasa tidak
berharga, bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri.
5. Tahap penerimaan
Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi rasa kehilangan.

D. Tanda dan Gejala Berduka


1. Efek sosial
a. Menarik diri dari lingkungan
b. Isolasi (emosi dan fisik) dari istri, keluarga dan teman.

E. Dampak Kehilangan
1. Pada masa anak-anak, kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk
berkembang, kadang-kadang akan timbul regresi, serta merasa takut saat
ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kaehilangan dapat menimbulkan disintegrasi
dalam keluarga.

10
3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya karena kematian pasangan hidup,
dapat menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat huyidup
individu yang ditinggalkan.

F. Tindakan Petugas terhadap Keluarga yang Kehilangan


1. Tindakan pada pasien dengan tahap pengingkaran
a. Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
b. Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas kemudian mendorong pasien
untuk berbagi rasa.
c. Memberikan jawaban yg jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit,
pengobatan, dan kematian.
2. Tindakan pada Pasien dengan Tahap Kemarahan
Mengizinkan dan mendorong pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya secara
verbal tanpa melawanya kembali dengan kemarahan.
3. Tindakan pada pasien dengan tahap tawar menawar
Membantu pasien dalam mengungkapkan rasa bersalah dan takut.
4. Tindakan pada Pasien dengan Tahap Depresi
a. Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut.
b. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah.
5. Tindakan pada Pasien dengan Tahap Penerimaan
Membantu pasien menerima kehilangan yg tidak bisa dielakkan.

G. Jenis-Jenis Depresi
1. Menurut WHO berdasarkan tingkat penyakit
a. Depresi Psikogenik
Depresi ini terjadi karena pengaruh psiologis individu.
b. Depresi Endogenik
Depresi ini diturunkan biasanya timbul tanpa didahului oleh masalah
psikologis/fisik tertentu, tetapi bisa juga dicetuskan oleh trauma fisik
maupun psikis.
c. Depresi Somatogenik
Pada Depresi ini dianggap bahwa faktor2 jasmani berperan dlm timbulnya
depresi.

11
2. Berdasarkan pada gejala dan tanda-tanda terbagi menjadi
a. Depresi reaktif
Merupakan istilah yang digunakan untuk gangguan mood depresi yang
ditandai oleh apati dan retardasi atau oleh kecemasan dan agtasi.
b. Exhaustion depression. Merupakan depresi yang ditimbulkan setelah
bertahun-bertahun masa laten, akibat tekanan perasaan yang berlarut-larut,
goncangan jiwa yang berturut atau pengalaman berulang yang
menyakitkan.
c. Depresi neurotic. Asal mulanya adalah konflik-konflik psikologis masa
anak-anak (seperti keadaan perpisahan dengan ibu pada masa bayi,
hubungan orang tua anak yang tidak menyenangkan) yang selama ini
disimpan dan membekas dalam jiwa penderita.

H. Tindakan Petugas Saat Menangani Pasien yang Mengalami Sakaratul Maut


1. Memberi tahu pada keluarga tentang tindakan yg akan dilakukan.
2. Mendekatkan alat.
3. Memisahkan pasien dgn pasien lain.
4. Mengizinkan keluarga untuk mendampingi pasien tdk boleh ditinggalkan sendiri.
5. Membersihkan pasien dari keringat.
6. Membasahi bibir pasien dgn kassa lembab, bila tampak kering menggunakan
pinset.
7. Membantu melayani dalam upacara keagamaan.
8. Mengobservasi tanda2 kehidupan (vital sign) terus menerus.
9. Mencuci tangan.
10. Melakukan dokumentasi tindakan.

I. Perubahan pada Tubuh Seseorang yang Meninggal


1. Death Rattle
Death Rattle adalah istilah umum rumah sakit saat pasien yang hendak meninggal
mengeluarkan suara yang mengerikan, namun apa sebab suara ini keluar? Hal ini
terjadi setelah hilangnya refleks batuk dan kehilangan kemampuan untuk menelan.
2. Cheynes-Stokes Respiration
Ini adalalah pola pernapasan yang sangat abnormal ditandai dengan napas yang
sangat cepat dan kemudian periode tidak bernapas (apnea).
12
Dalam jangka pendek, jantung menjadi lemah dan terlalu banyak bekerja, ini
membuat tubuh hiperventilasi (bernapas normal cepat) dan kemudian, tidak ada
energi lebih untuk bernapas untuk jangka waktu lama (apnea).
3. Defecation
Setelah kematian, setiap otot dalam tubuh manusia akan berhenti untuk
menerima energi dalam bentuk ATP. Akibatnya, perut akan relaks dan buang air
besar dapat terjadi.
4. Rigor Mortis
Setelah kematian, tubuh tidak mampu untuk memecahkan ikatan yang
menyebabkan kontraksi - menyebabkan keadaan kontraksi terus-menerus.
5. Livor Mortis
Livor mortis adalah warna ungu-merah yang muncul ketika darah tenggelam
kebagian tubuh tertentu.
6. Algor Mortis
Adalah turunnya temperatur tubuh seiring dengan kematian. Terjadi bila suhu diluar
lebih dingin dari suhu tubuh. Orang yang meninggal di lantai kamar mandi lebih
cepat turun suhu tubuhnya daripada orang yang meninggal di luar, anak kecil lebih
cepat turun suhu tubuhnya daripada orang gemuk. Namun normalnya butuh 24 jam
sampai tubuh benar-benar menjadi dingin atau suhu tubuhnya sama dengan
lingkungan sekitar.
7. Tache Noire
Tache Noire, secara harfiah berarti ”titik hitam”, adalah garis cokelat
gelap kemerahan yang akan membentuk horizontal di bola mata. Selama
hidup bola mata tetap lembab karena berkedip, tapi kadang-kadang mereka
tidak lagi dilindungi setelah kematian. Oleh karena itu, Tache Noire akan
terjadi pada individu yang kelopak mata tidak tertutup setelah kematian.
8. Purge Fluid
Adalah cairan berwarna merah kecoklatan yang keluar dari mulut dan lubang anus,
sering disalahartikan sebagai cedera otak atau darah biasa. Ini muncul
sebagai akibat dari gas yang terbentuk di seluruh tubuh.

13
9. Degloving
Setelah kematian kulit akan mengelupas, terutama kulit pada jari-jari dan kuku,
gejala ini membuat kulit mengelupas seperti sarung tangan atau kaos kaki. Hal ini
tejadi sebagai akibat dari pembengkakan gas pada batang, leher dan anggota badan,
yang menjadi bengkak sehingga seseorang dapat mengira mayat itu obesitas. Ketika
gas busuk berada di bawah sejumlah besar tekanan, mereka melepaskan diri dari
tubuh dan seluruh masa yang membusuk hancur bersama jaringan lunak.
10. Maceration
Maserasi berarti “lunak dalam rendaman” dalam bahasa Latin. Hal ini
mengacu kepada bayi yang mati dalam rahim, antara bulan keenam dan bulan
kesembilan kehamilan

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehilangan kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan atau ketidaklengkapan
sesuatu yang sebelumnya ada. Bentuk kehilangan yaitu kehilangan situasional
dan kehilangan maturasional. Jenis-jenis kehilangan yaitu kehilangan benda external,
kehilangan lingkungan yang telah dikenal, kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti,
kehilangan aspek diri, dan kehilangan hidup.
Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Jenis-jenis berduka ada
empat yaitu berduka normal, berduka antisipatif, berduka yang rumit, dan berduka
tertutup. Dampak kehilanganpada masa anak-anak kehilangan dapat mengancam
kemampuan untuk berkembang, Pada masa remaja dewasa muda kaehilangan dapat
menimbulkan disintegrasi dalam keluarga, dan Pada masa dewasa tua, kehilangan
khususnya karena kematian pasangan hidup, dapat menjadi pukulan yang sangat berat dan
menghilangkan semangat hidup individu yang ditinggalkan. Jenis-jenis depresi menurut
WHO berdasarkan tingkat penyakit ada tiga yaitu depresi psikogenik, depresi
endogenik, dan depresi somatogenik. Sedangkan berdasarkan pada gejala dan tanda-tanda
terbagi menjadi tiga yaitu depresi reaktif, exhaustion depression, dan depresi neurotic.
Perubahan pada tubuh seseorang yang meninggal yaitu death rattle, cheynes-stokes
respiration, defecation, rigor mortis, livor mortis, algor mortis, tache noire, purge
fluid, degloving, dan maceration.

B. Saran
1. Klien yang mengalami kehilangan dan berduka hendaknya tidak terlalu berlarut-
larut dalam kesedihan karena akan menyebabkan depresi.
2. Dalam menangani klien yang mengalami kehilangan dan berduka, tenaga kesehatan
harusmelakukan tindakan terhadap keluarga yang ditinggalkan dengan cara
menenangkan hati keluarga agar membantu keluarga menerima kehilangan yg tidak
bisa dielakkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika
Sunarsih, Tri. 2009. KDPK Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika
Niven, Neil. 2003. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional kesehatan.
Jakarta : EGC

16

Anda mungkin juga menyukai