Pendahuluan
Saat ini di Indonesia terdapat beberapa standar akutansi yang mengatur berbagai jenis entitas
yang ada. Standar akuntansi yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :
SAK dan SAK ETAP diterbitkan oleh Dewan Standar Akumansi Keuangan lkatan Akuntan
Standar akuntansi keuangan adalah standar akuntansi yang diperuntukkan untuk entitas yang
diwajibkan menyusun laporan keuangan. Oleh karena penerapan standar akuntansi keuangan
yang cukup kompleks untuk entitas dengan skala relatif kecil, maka diterbitkan standar akuntansi
SAK ETAP hanya dapat dipakai oleh entitas yang tidak memiliki akuntabllitas publik atau
bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
Dalam SAK ETAP dijelaskan lebih lanjut mengenai definisi entitas yang memiliki akuntabilitas
pemyataan pendaftaran, pada otorims pasar modal atau regulamr lain untuk tujuan
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi. pialang dan atau pedagang efek dan pensiun
Berdasarkan definisi di atas, entitas yang terdaftar di pasar modal tidak dapat menggunakan SAK
ETAP. Entitas dalam industri keuangan juga tidak dapat menggunakan SAK ETAP, kecuali BPR
yang berdasarkan peraturan Bank Indonesia diizinkan menggunakan SAK ETAP. Hal tersebut
dimungkinkan karena dalam SAK ETAP dijelaskan bahwa entitas yang memilih akuntabilitas
publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi
SAS diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS 1A1).
Standar akuntansi syariah tersebut diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah.
Cakupan SAS tidak hanya untuk transaksi syariah pada entitas syariah (seperti bank syariah)
melainkan untuk semua entitas, baik entitas syariah maupun entitas konvensional sepanjang
SAP dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP tersebut harus dlgunakan sebagai
acuan dalam menyusun Iaporan keuangan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) merumuskan konsep
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
dan
4. Konsep modal dan pemeliharaan modal.
Kcrangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan untuk semua jenis entitas komersial, baik
sektor publik maupun sektor swasta. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan,
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau
penanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada pihak manajemen.
Keputusan ekonomi yang diambil pemakai laporan keuangan memerlukan evaluasi atas
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan kepastian waktu dari hasil
tersebut. Para pemakai dapat mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan
setara kas dengan lebih baik apabila mereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisi
1. Dasar Akrual
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Artinya, pengaruh transaksi dan peristiwa
lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
dlbayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas dan
akan melanjutkan usahanya di masa depan (going concern). Entitas diasumsikan tidak
usahanya.
Dalam KDPPLK juga diatur mengenai karakteristlk kualitatif. Karakteristik kualitatif merupakan
ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
1. Dapat anahami
Kualitas penting informasi adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis. akuntansi. serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi yang kompleks
yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan dari
laporan keuangan hanya atas dasar penimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengamblian keputusan. Informasi disebut memiliki kualitas relevan apabila dapat
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil
evaluasi di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya.
Informasi dianggap material apabila dengan tidak mencantumkan atau terdapat kesalahan
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus dapat diandalkan. lnformasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dan yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajlkan. Agar dapat
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
keuangan menjadi tidak netral, dan karena itu, tidak andal. Agar dapat dnandalkan, informasi
dalam laporan keuangan juga harus lengkap dalam batasan materiahtas dan biaya.
4. Dapat leandmgkan
Pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas amar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posis: dan kinerja keuangan serta
memperbandingkan laporan keuangan amar entttas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena im, pengukuran dan penya)ian
transaksi dan perisu'wa lain yang serupa hams dilakukan secara konsisten untuk enmas tersebut,
anta: period: cntilas yang same, dan untuk enmas yang berbeda. lmphkasi panting dari
karakteristik kuahtatif ini adalah pemakai laporan keuangan hams mendapat informasi temang
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Iaporan keuangan dan perubahan
kebljakan serta pengaruh perubahan tersebuL
Namun. kebutuhan terhadap daya banding tidak berarti keseragaman kebijakan akuntansi. Entitas
tidak perlu meneruskan kebljakan akumansi yang tidak lagi selaras dengan karakterisuk kualitatlf
relevansi dan keandalan, apabila ada alternatlf lam yang leblh relevan dan lebih andal.
1.
Aset
Aset adalah sumber daya yang dlkuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan dlharapkan akan dnperoleh enmas.
2. Liabihtas
Liabilitas merupakan kewajlban entitas masa kini yang timbul dari peristlwa masa lalu,
penyelesaiannya dlharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas ase! entitas setelah dikurangi semua liabilitas.
4. Penghasdan
Penghasnlan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akumansi dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan llabnlnas yang mengakibatkan
kenalkan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Defmisi penghasilan (income) meliputi bank pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains).
Pendapatan timbuldalam pelaksanaan aktivims entitas yangbiasa sedangkan keuntungan
mencerminkan pos lajnnya yang memenuhi detinisi penghasilan yang mungkin timbul atau
mungkjn lidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang blasa. Defmisi penghasdan juga
mencakupi keuntungan yang belum duealisasi.
5. Beban
Beban (expenses) adalah penumnan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabxlllas yang mengaknbatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkul pembagian kepada penanam modal.
Definisi beban mcncakupi balk kerugnan maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan
aklivitas enutas yang biasa.
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi defmisi
unsur serta
kxiteria pengakuan di dalam neraca (laporan posisi keuangan) atau dalam laporan laba rugi.
l. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir
dari atau ke dalam emitas; dan
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
1.2.2 StanduAkuntansi Kenangan Entitas Imp: Akuntabilitu Publik
Kerangka konseptual dari SAK ETAP disebut dengan istilah Konsep dan Prinsip
Pervasif. Tujuan laporan keuangan menurut konsep dan prinsip pervasif tersebut
adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja kcuangan. dan laporan arus
kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambllan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posusi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tenentu. Dalam memenuhi
tuJuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah ddakukan manajemen
(stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya
Karakteristik informasi kualitatif dalam laporan keuangan terdiri dari: l. Dapat Dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat leandingkan
Karakteristik kualitau'f tersebut serupa dengan karakteristik kualitatjfyang diatur dalam
KDPPLK-SAK
l. Aset adalah sumber daya yang d1kuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan dlharapkan akan dlperoleh entitas.
2. Liabihtas merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengaklbatkan arus kcluar dari sumber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas adalah hak residual atas aset emitas setelah dlkurangi semua liabllitas.
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam
neraca atau laporan
laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria scbagai berikut:
l. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam enmas; dan
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Unsur unsur laporan keuangan maupun prinsip pengakuan tersebut sama dengan yang
diatur dalam KDPPLK.
3. Sebagai acuan bagi auditor dalam mengaudn LKS untuk memberikan opini.
4. Untuk memahami makna informasi yang ada di LKS oleh para pembaca laporan
keuangan.
Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta
oleh Tuhan sebagal amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi
seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan haluki secara material dan
spiritual (a! falnh). Syariah merupakan ketemuan hukum Islam
yang mengatur akn'vitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut
interaksi verukal dengan Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesame makhluk. Prinsip
syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat secara
hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang melakukan transaksi syariah.
Akhlak merupakan norma dan etlka yang berisi nilai nilai moral dalam interaksi sesama makhluk
agar hubungan tersebut menjadi salmg menguntungkan, sinergis dan harmonis.
l.
Persaudaraan (ukhuwah)
Prinsip persaudaraan (ukhuwuh) esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi
sosia] dan humonnsasi kepemingan para plhak untuk kemanfaatan secara umum dengan
semangat saljng tolong menolong. Transaksi syariah menjunyung tmggi mlai kebersamaan dalam
mempetoleh manfaat (sharmg economics) sehingga seseorang tldak boleh mendapat keuntungan
di atas keruglan orang lain. Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip salmg
mengena] (tahruf). salmg memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling menjamin
(takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluj).
Keadllan ('adalah)
Prinsip keadllan ('adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan
memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posismya.
Implementasi keadllan dalam kegiatan usaha berupa aturan prinsip muamalah yang melarang
adanya unsur:
a. Ribs (unsur bunga dalam segala benmk dan jenisnya, baik riba nasiah maupunfndhl);
b. Kezaliman (unsur yang merugikan du'i sendLri, orang lain, maupun lingkungan);
Prinsip kemaslahatan (mashlahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat
yang berdimensi duniawi dan ukhmwi, makerial dan spiritual, scna indmdual dan kolekuf.
Kemaslahatan yang diakul harus memenuhj dua unsu: yakm kepatuhan syanah (halal) scrta
bermanfaat dan membawa kebalkan (thayib) dalam semua aspek secara keseluruhan yang tidak
menimbulkan kemudharatan. Transaksi syariah yang dianggap bermaslahat harus memenuhi
secara keseluruhan unsur unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah (maqasid syan'ah) yaitu
berupa pemeliharaan terhadap:
13Aka] (MI);
C. Ketumnan (nasl);
Keseimbangan (tawazun)
Prinsip keseimbangan (tawazun) esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual,
aspek privat dan pubhk. sektor keuangan dan sektor riil, bisms dan sosial, keseimbangan aspek
pemanfaatan dan pelestarian. 'n’ansaksi syariah udak hanya menekankan pada maksimalisasi
keuntungan entitas semata untuk kepentingan pemllik (shareholder). Sehingga manfaat yang
didapatkan tidak hanya difokuskan pada pemegang saham. akan tetapi pada semua pihak yang
dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi.
Universalism: (syumuliyah)
Prinsip universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dxlakukan oleh, dengan, dan untuk scmua
plhak yang berkepentjngan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan,
sesuai dengan semangat kcrahmatan semata (rahmatan III alamin).
2 Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan balk (lhayib);
3 Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan saman pengukur nilai. bukan sebagai
komoditas; 4. Tidal: mengandung unsur riba;
9.
Tidak mengandung unsur haram; Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time
value afmaney) karena keuntungan yang didapat
dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut
sesuai dengan prinsip al-ghunmu bi] ghurmi (no gain without accompanying risk); 10.
Transaksi dilakukan berdasarknn suatu perjanjian yang jelas dan benar sem untuk
keuntungan semua pihak tanpa memgikan pxhak lain sehingga tidak diperkenankan
menggunakan standar ganda harga
untuk satu akad serta tidak menggunakan dua transaksi bcmamaan yang berkaitan
(tahlluq) dalam satu akad; Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan
(najasy), maupun melalui rckayasa penawaran
I l. (ihtikar); dan 12. Tidak mensandung unsur kolusi dengan snap menyuap (risywah).
2. Tujuan lain: a. Meningkatkan kepamhan terhadap prinsip syariah dalam semua ha].
Salah satu perbedaan entitas syariah dan entitas komersial terlihat dari unsur laporan
keuangan. Laporan keuangan entitas syariah antara lain melipuu': l. Komponen laporan
keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial:
b. c.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain; Laporan arus kas: dan
a. b.
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat; dan Laporan sumber dan penggunaan
dana kebajIkan.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukumn posisi keuangan emitas
syariah adalah aset. liabilitas, dana syirkah temporer, dan ekuitas. Unsur yang berbeda
dengan entitas komersial adalah dana syirkah temporer. Dana syirkah temporer adalah
dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tenentu dari individu dan
pihak lainnya yang mana entltas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan
menginvastasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan
kesepakatan.
Tujuan dari kerangka konseptual akuntansi pemerimahan adalah sebagai acuan bagl
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerimahan.
Dalam bentuk NKRI yang berasas demokrasi, kekuasaan ada di tangan rakyat.
Terdapat pemisahan wewenang di amara eksekuuf, legislanf, dan yudlkanf.
Sebaganmana berlaku dalam lingkungan keuangan pemerintahan, pLhak eksekutif
menyusun anggaran dan menyampaxkannya kepada pihak legislatif untuk
mendapalkan persetujuan. Saelah mendapat persetujuan, pihak eksekutif
melaksanakannya dalam batas-batas apropriasi dan ketentuan perundang-undangan
yang berhubungan dengan apropriasi tersebut. Pihak eksekutifbenanggung jawab atas
penyelenggaraan keuangan tersebut kepada plhak legislatif dan rakyat.
Salah satu mjuan utama pemerintah adalah meningkatkan hsejahteraan selumh rakyat.
dalam rangka membenkan pelayanan kepada masyarakat. Pa}ak yang dipungut dan
pelayanan yang dnberikan oleh pemerintah mengandung sifat sifat tenentu yang wajib
dxpenimbangkan dalam mengembangkan laporan keuangan. antara lain sebagai
berikut:
l) Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang sifatnya suka rela.
2) Iumlah pajak yang dlbayar dltemukan dengan basis pengenaan pajak sebagaimana
ditentukan oleh peraturan perundang undangan.
a.
Anggaran sebagai Pernyataan Kebuakan Pubhk, Target Fiskal, dan Ala! Pengendalian
Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang secara tidak
langsung
dan kawasan reservasi. Dengan demlkian, fungsi asct dimaksud bagi pemerintah
berbeda
dengan fungsinya bagi organisasi komersial. Sebagian besar aset tersebut tidak
menghasilkan
l. Muyarakat:
3. Plhak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman;
dan 4. Pemerimah.
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akumansi yang menurut
l. Pemer'mtah pusat;
2. Pemerintah daemh;
Laporan keuangan pokok entitas pemerintah terdiri dari: l. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Neraca;
Selain laporan keuangan pokok tersebut, entitas pelaporan wajib menyajikan laporan
lain dan/atau elemen informasi akumansi yang diwajibkan oleh ketentuan peraturan
perundang undangan (statutory reports).
I. Asumsi kemandjrian enmas. Asumsi kemandlrian cntitas, balk entitas pelaporan maupun
akumansi, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban unmk menyajlkan laporan keuangan sehmgga udak terjadi kekacauan
amar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya
asumsi ini adalah adanya kewenangan entilas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya
dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab alas pengelolaan aset dan sumber
daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdlksi tugas pokoknya, termasuk alas kehllangan atau
kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang piutang yang terjadi alubat pumsan entitas.
serta terlaksana tidaknya program yang ‘elah dntetapkan.
2. Asumsi kesinambungan entitas. Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas
pelapomn akan berlanjut kcberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak
bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.
3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). Laporan keuangan emitas
pelaporan hams menyajlkan setlap kegiatan yang diasumsikan dapa‘ dinilai
dengan saman uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan
pengukuran dalam akuntansi.
KDPPLK, konsep dan prinsip pervasif SAK ETAP, Sena KDPPLKS mengatur 2 asumsi dasar
saja, yaitu dasar akrual dan kelangsungan hidup. Untuk asumsi kelangsungan hidup juga diatur
dalam asumsi kerangka konseptual akuntansi pemerintahan di atas. Sedangkan unluk dasar
akrual udak termasuk. Pengaturan
mengenaj dasar akrual dijelaskan dalam prinsip akuntansi dan pelaporan pemerinlahan di bagian
basis akuntansi.
Prinsip akumansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan
dilaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar akuntansi, oleh pcnyelenggara akumansi
dan pelaporan
keuangan dalam melakukan kegiatannya, sena oleh pengguna laporan keuangan dalam
memahami laporan keuangan yang disajikan.
Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah: 1. Basis Akuntansi. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja. dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajlban, dan ekuitas
dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat kas diterima di Rekemng Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan
belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas
pelaporan. Emitas pelaporan tidak menggunakan istllah laba. Penentuan sisa pembiayaan
anggaran baik lebih ataupun kurang untuk setiap periode bergantung pada selisih realisasi
penerimaan dan pengeluaran. Pendapatan dan belanja bukan tunai sepem bantuan pihak asing
dalam bentuk barang dan jasa disajlkan pada Laporan Realisasi Anggaran.
Basis akrual untuk Neraca berani bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat
pada
saat terjadinya transaksi. atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh
pada keuangan pemenntah, tanpa memperhaukan saat kas atau setara kas dilemma
atau dnbayar.
Hal ini berbeda dengan entitas komersial maupun entitas syariah yang menggunakan
asumsi dasar akrual dalam penyusunan dan penyajian laporan kenangan.
Ase: dicatat sebesar pengeluaran kas dan selara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang dlharapkan akan
dxbayarkan untuk memenuhi kewa)iban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan
kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain
karena leblh obyekuf dan dapat diverifikasi. Dalam hal udak terdapat mlai historis. dapat
dlgunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkail.
Dalam kerangka dasar emitas komersial dan syariah, tidak terdapat prinsip nilai historis.
Terdapat alternatif penggunaan mlai historis maupun nilai wajar untuk pengakuan aset
dan liabilitas.
Prinsip reahsasi.
Bagi pemerinlah‘ pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerimah selama suatu tahun fiskal akan dlgunakan untuk membayar utang dan
belanja dalam periode tersebuL Prinsxp pemadanan antara biaya dengan pendapatan
(matching cost against revenue principle) dalam akumansi pemerintah tidak mendapat
penekanan sebagaimana deraktekkan dalam akuntansi komersial.
Prinsip ini yang juga berbeda. dikarenakan dalam emitas komersial ditekankan perlunya
matching cast against revenue.
Informasi dimaksudkan untuk menyajlkan dengan wajar transaksi sena peristiwa lain
yang scharusnya disajikan, maka transaksi atau perisuwa lain tersebut perlu dicatat dan
disajlkan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
fonnalnasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tldak konsisten/berbeda
dengan aspek formahtasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan mas Laporan Keuangan.
Pnnsip periodlsitas.
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan enmas pelaporan perlu dibagi menjadi
pcriode-periode pelaporan sehingga kincrja enmas dapat diukur dan posisi sumber
daya yang dlmillkinya dapat dilentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan.
Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
Prinsip konsistensi.
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh entilas pelaporan (prmsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa
tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akumansi ke metode akuntansi yang
lain. Metode akuntansi dapat dmbah dengan syarat bahwa metode yang baru
diterapkan mampu membenkan informasi yang lebih baik dibandmg metode
sebelumnya. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam
Catalan atas Laporan Keuangan.
Sebagaimana dijelaskan di atas. salah satu unsur laporan keuangan yang berbeda dengan emitas
komersial adalah Laporan Realisasi Anggaran. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar
sumber. alokasi. dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dlkelola oleh pemerimah
pusat/daerah, yang menggambarkan perband‘mgan antara anggaxan dan realisasinya dalam satu
periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan,
belanja,
l. Pendapatan (basis kas) adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar dalam period:
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayarkan
kembali oleh pemerimah.
2. Pendapatan (basis akrual) adalah hak pemerimah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih.
3. Belanja (basis kas) adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah yang mengurangi ekultas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerimah.
4. Belanja (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
5. Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas
pelaporan lain. termasuk dana perimbangan dan dana bagi basil.
6. Pembiayaan (jinancing) adalah setiap penerimaan yang perlu dlbayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun
tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerimah terutama dimaksudkan untuk
menutup demit atau memanfaatkan surplus anggaran.
7. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.
Pengeluaran pembiayaan antara lain dlgunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pmjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Neraca emitas pemerintahan terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tenentu.
Perbedaan
dengan entitas komersial terletak di ekuitas dana. Ekuitas Dana dapat dlkelompokkan sebagai
berikut:
l. Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajlban jangka pendek.
2. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerimah yang tenanam dalam aset
nonlancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
3. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemenntah yang dicadangkan untuk tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang undangan.