Disusun Oleh:
DIAH AYU PERMATASARI
(G2A015074)
1. Definisi
Kenyamanan/ rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi
masalah dan nyeri. Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang
mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya.
i. Pengukuran Nyeri
1) Skala Deskriptif
Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan
sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsian
yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.
Pendeskripsi ini dirangking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri
yang tidak tertahankan”.
2) Skala penilaian numerik
Numerical Rating Scale (NRS) menilai nyeri dengan menggunakan
skala 0-10. Skala ini sangat efektif untuk digunakan saat mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik.
3) Skala Analog Visual
Visual Analog Scale (VAS) merupakan suatu garis lurus yang
mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat
pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberikan
kebebasan penuh pada pasien untuk mengidentifikasi keparahan
nyeri.
Untuk mengukur skala nyeri pada pasien pra operasi apendisitis,
peneliti menggunakan skala nyeri numerik. Karena skala nyeri
numerik paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri
sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi progresif. Selain itu
selisih antara penurunan dan peningkatan nyeri lebih mudah
diketahui dibanding skala yang lain.
D. Perencanaan
Tujuan dari rencana tindakan untuk mengatasi nyeri antara lain :
1. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman individu.
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk dapat melakukan aktifitas fisik
yang diperlukan untuk penyembuhan (misal; batuk dan nafas dalam,
ambulasi).
3. Mencegah timbulnya gangguan tidur
4. Secara umum rencana tindakan yang dapat diberikan adalah delegatif
farmakologi sesuai program dokter, dan non farmakologi. Tindakan non
farmakologi yang secara mandiri bisa dilakukan oleh perawat adalah
Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus.
a. Distraksi: Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri
ringan sampai sedang.
Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola), distraksi
audio (mendengar musik), distraksi sentuhan (massase, memegang
mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur). Distraksi
mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada
nyeri, dapat menjadi stategi yang sangat berhasil dan mungkin
merupakan mekanisme yang bertanggung jawab pada teknik kognitif
efektif lainnya
Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan
menstimulasi sistem control desenden, yang mengakibatkan lebih
sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan distraksi
tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan
membangkitkan input sensori selain nyeri.
b. Relaksasi
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam meredakan nyeri punggung.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam
menurunkan nyeri pasca operasi
Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan
frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan
bernapas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat
dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap
inhalasi (” hirup, dua, tiga ”) dan ekhalasi ( hembuskan, dua, tiga ). Pada
saat perawat mengajarkan teknik ini, akan sangat membantu bila
menghitung dengan keras bersama pasien pada awalnya. Napas yang
lambat, berirama juga dapat digunakan sebagai teknik distraksi. Periode
relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan
ketegagan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan
nyeri.
c. Stimulasi kutaneus
Terori gate control nyeri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
bertujuan menstimulasi serabut-serabut yamg menstransmisikan sensasi
tidak nyeri memblok atau menurunkan transmisi, impuls nyeri.
Beberapa strategi penghilang nyeri nonfarmakologis, termasuk
menggosok kulit dan menggunakan panas dan dingin, adalah
berdasarkan mekanisme ini.
Masase adalah stimulasi kuteneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik
menstimulasi reseptor yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat
mempunyai dampak melalui sistem control desenden. Masase dapat
membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot.
Daftar Pustaka
Hidayat, AAA., Musifatul Uliyah. 2010. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: EGC.
Potter, Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Tarwoto, Wartonah. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.