“ HIV AIDS ”
A. Latar Belakang
1
HIV adalah singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Virus ini
yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang. Seseorang dapat terjangkit
virus HIV, apabila virus tersebut masuk ke dalam saluran peredaran darah.
Virus HIV menyerang sistem kekebalan seseorang. Jika tidak diatasi, maka virus
ini akan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh melemah
terhadap penyakit lain bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kondisi inilah
yang dinamakan AIDS ( “Acquired Immune Deficiency Syndrome” ).
Penderita HIV bukan berarti pengidap penyakit AIDS atau seseorang yang
akan segera meninggal. Bahkan tanpa pengobatan banyak penderita HIV masih
dapat bertahan hidup cukup lama. Pada saat ini pengobatan yang telah
dikembangkan dapat memperlambat kerusakan pada system kekebalan tubuh,
yang mengarah ke AIDS. Dengan pengobatan tersebut banyak penderita HIV
dapat hidup sehat aktif dan bahagia.
B. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
b. Tujuan Umum
c. Tujuan Khusus
Pasien dan keluarga pasien mampu :
- Mengenal masalah kesehatan
- Mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
- Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang
sakit atau yang mempunyai gangguan fungsi tubuh atau membutuhkan
asuhan keperawatan
- Memodifikasi atau Memelihara lingkungan baik fisik, psikis, maupun
sosial sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga
- Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat seperti
puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat, posyandu, RS, untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
2
C. Rencana Kegiatan
a. Topik
Ketahui Pencegahan HIV AIDS
b. Metode
a) Ceramah
b) Diskusi/Tanya jawab
c. Media
a) Lembar balik
b) Leaflet
a) Waktu : 30 Menit
b) Hari/ Tanggal : Senin, 30 September 2019
c) Tempat : Ruang Anyelir RS Umum Daerah Dr. Hj. Abdul
Moeloek
e. Pengorganisasian
Moderator :
Penyaji :
Narasumber :
Fasilitator :
Demonstrator :
Observer :
: Moderator
: Penyaji
: Narasumber
: Demonstrator
: Fasilitator
3
:Observer
: Keluarga/ pasien
Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
Sasaran : Pasien dan keluarga
Tempat : Nyaman
Pencahayaan : Cukup
Media : Lengkap dan dapat difungsikan dengan baik
Susunan tempat : Rapih dan Teratur
2. Kriteria Proses
- Pasien dan keluarga mengikuti kegiatan sesuai dengan jadwal
- Sambutan diberikan dari ketua kelompok kepada pasien dan keluarga
- Keadaan ruangan tidak gaduh.
- Pasien dan keluarga diskusi dan tanya jawab dengan mahasiswa sesuai
dengan sesi tanya jawab
3. Kriteria Hasil
1. Tes lisan
a. Mahasiswa mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada
pasien dan keluarga tentang materi penyuluhan yang telah dijelaskan.
b. Bila pasien dan keluarga dapat menjawab > 75 o/o dari pertanyaan
yang diajukan, maka penyuluhan dinyatakan berhasil
4
Total Skor :
5
LAMPIRAN
A. Pengertian
Virus HIV adalah virus yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menyerang
sistem kekebalan tubuhnya. Bila sistem kekebalan tubuh sudah rusak atau lemah,
maka seseorang akan dengan mudahnya terserang berbagai penyakit yang ada di
sekitar kita seperti TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS. AIDS adalah:
6
A = Acquired (didapat)
I = Immune (kekebalan tubuh)
D = Deficiency (kekurangan)
S = Syndrome (gejala)
Jadi, perlu untuk Anda perhatikan bahwa HIV adalah virusnya, sementara AIDS
adalah gejala penyakit yang menyerang tubuh akibat daya tahan tubuh atau sistem
imunitas yang melemah akibat infeksi HIV.
Beberapa kondisi di bawah ini adalah gejala-gejala awal yang mungkin muncul
saat terinfeksi HIV:
1. Demam
Salah satu gejala acute retroviral syndrome (ARS) yang pertama kali muncul
biasanya berupa demam ringan dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius.
Gejala awal ini dapat disertai dengan beberapa gejala lain, seperti kelelahan,
pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
2. Kelelahan
Sama halnya dengan respons tubuh terhadap infeksi virus pada umumnya,
sistem kekebalan tubuh juga akan memberikan respons peradangan terhadap
infeksi HIV. Hal ini akan mengakibatkan tubuh mengalami rasa letih dan lesu
sebagai gejala awal HIV. Mirip dengan rasa tidak enak badan yang sering
dialami menjelang flu.
3. Nyeri pada kelenjar getah bening dan otot
Nyeri pada persendian, otot, dan kelenjar getah bening juga dapat menjadi
salah satu gejala awal HIV. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari
7
sistem kekebalan tubuh dan kemungkinan besar akan mengalami peradangan
saat terjadi infeksi. Jika peradangan terjadi di kelenjar getah bening, maka
ketiak, pangkal paha, dan leher kemungkinan akan terasa nyeri. Selain itu,
sama halnya dengan infeksi virus lainnya, gejala awal HIV dapat meliputi nyeri
pada sendi dan otot.
Gejala akut HIV ini kemudian akan menghilang, dan memasuki tahap infeksi
kedua, yaitu tahap nongejala. Pada tahap ini, infeksi HIV tidak akan
menimbulkan gejala apapun dalam waktu yang cukup lama, yakni sekitar 5
hingga 10 tahun. Meski tidak mengalami gejala, namun sudah bisa menularkan
HIV pada orang lain.
Tanpa pengobatan maka selanjutnya status HIV dapat berkembang memasuki
tahap ketiga. Pada saat ini, daya tahan tubuh sudah sangat rendah sehingga
mengalami AIDS.
Saat sudah mencapai tahap lanjutan HIV menjadi AIDS, gejala-gejala yang
mungkin timbul dapat berupa rasa lelah berkepanjangan, demam lebih dari 10
hari, sesak napas, nyeri di tenggorokan, infeksi jamur di kulit atau vagina, diare
kronis (diare berlarut-larut terjadi hingga berminggu-minggu), berkeringat saat
malam hari serta berat badan turun tanpa alasan yang jelas.
C. Cara Penularan
Penderita infeksi HIV adalah seseorang yang berpotensi untuk menularkan
penyakit yang dideritanya kepada orang lain. Perlu Anda ingat bahwa HIV hanya
bisa hidup di dalam cairan tubuh seperti:
1. Darah
2. Cairan vagina
3. Cairan sperma
4. Air Susu Ibu (ASI)
HIV adalah virus yang hanya hidup di cairan tubuh tertentu dan tidak hidup di
permukaan tangan atau permukaan kulit penderita. Maka dari itu, penularan HIV
juga hanya dapat terjadi melalui cara tertentu, yaitu melalui:
8
1. Hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, berhubungan seks
dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat pelindung
(kondom)
2. Kontak darah/ luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV
3. Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian
dengan orang yang terinfeksi HIV
4. Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya
HIV tidak menular melalui:
1. gigitan nyamuk
2. orang bersalaman
3. berciuman
4. orang berpelukan
5. makan bersama
6. tinggal serumah
Infeksi HIV adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan hanya dengan berkontak
fisik yang simpel seperti bersalaman atau bersinggungan dengan penderita. Selama
tidak melakukan hal-hal yang berisiko menularkan HIV, Anda tetap aman untuk
berinteraksi dengan penderita. Maka dari itu, pendampingan yang intensif terhadap
penderita HIV/AIDS ini sangat dianjurkan untuk mencegah kondisi mental dan
tubuh pasien HIV menjadi semakin memburuk.
D. Pencegahan
HIV adalah virus yang menakutkan. Namun, tetap ada cara pencegahan agar tidak
tertular penyakit akibat virus ini. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah
penularan infeksi HIV/AIDS:
1. Hindari hubungan seks bebas/berganti-ganti pasangan
2. Lakukan tes sebelum menikah
3. Gunakan kondom bila berhubungan seks
4. Hindari penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bergantian
Menurut Kepala Disdukcapil KB Kapuas Hulu, Drs Ibrahim M (Kapuas Pos, hal
14), untuk lebih memudahkan mengingat maka sebaiknya menggunakan rumus
ABCDE, yaitu
1. A (Abtinence) artinya, tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
9
2. B (Befaithfull) artinya, berhubungan seks hanya dengan pasangan yang sah.
3. C (Condom) artinya, gunakanlah kondom apabila salah satu dari pasangan
yang sah mengidap Infeksi Menular Seksual (IMS) atau HIV/AIDS.
4. D (Drugs) artinya hindari pemakaian narkoba suntik.
5. E (Equipment) artinya, mintalah pelayanan kesehatan dengan peralatan yang
steril.
E. KOMPLIKASI
AIDS adalah tahap lanjutan progresif dari infeksi HIV. HIV dapat mengurangi
sistem kekebalan tubuh, sehingga bisa menyebabkan berbagai infeksi lainnya. Jika
memiliki AIDS, Anda mungkin memiliki beberapa komplikasi kondisi yang cukup
parah, seperti:
1. Infeksi
Infeksi akibat HIV/AIDS bisa terjadi lebih dari satu dalam waktu yang
bersamaan. Adapun berbagai infeksi yang biasanya muncul, yaitu tuberkulosis,
infeksi sitomegalovirus, kriptokokus meningitis, toksoplasmosis, dan
cryptosporidiosis.
2. Kanker
AIDS juga bisa memunculkan penyakit kanker di dalam tubuh. Jenis kanker
yang biasanya muncul yaitu kanker paru-paru, ginjal, limfoma, dan sarkoma
Kaposi.
3. Tuberkulosis (TBC)
10
4. Sitomegalovirus
5. Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi jamur yang juga sering terjadi akibat HIV/AIDS.
Kondisi ini menyebabkan peradangan dan menyebabkan lapisan putih dan
tebal pada selaput lendir mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina.
6. Kriptokokus meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak
dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokal adalah
infeksi sistem saraf umum pusat akibat HIV/AIDS yang disebabkan oleh jamur
di dalam tanah.
7. Toksoplasmosis
Infeksi yang mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit yang
menyebar terutama melalui kucing. Kucing yang terinfeksi biasanya memiliki
parasit di dalam tinjanya. Tanpa disadari, parasit ini kemudian dapat menyebar
ke hewan lain dan manusia. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa
menyebabkan infeksi otak serius seperti ensefalitis.
8. Cryptosporidiosis
Infeksi ini disebabkan oleh parasit usus yang umum ditemukan pada hewan.
Biasanya seseorang bisa terkena parasit ini ketika menelan makanan atau air
yang terkontaminasi. Parasit tumbuh di usus Anda dan saluran empedu,
menyebabkan diare parah kronis pada orang dengan AIDS.
11
Selain infeksi, Anda juga berisiko mengalami kanker dan masalah neurologis, dan
masalah ginjal ketika Anda memiliki AIDS.
12