Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGGUNAAN BAHASA UNTUK

KEPERLUA ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI


DAN SENI
Disusun untuk Memenuhi tugas dengan mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Akhmad Khusni Mubaroq, M.Pd

Disusun Oleh :

Jihan Nadya Q (P1337424417015)

Aprilia Havilda (P1337424417016)

Ayu Puspaningrum (P1337424417017)

Indiria Ega Octami N (P1337424417018)

JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN


KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas karunianya, sehinga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Penggunaan Bahasa untuk
Keperluan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni”.

Kami menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga Allah mengganti budi
baik itu dengan balasan yang berlipat.

Jika dalam makalah ini terdapat kekurangan atau penyajian yang kurang tepat,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki kami. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A.Latar Belakang................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C.Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................24
PENUTUP.........................................................................................................................24
1. Kesimpulan...........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di era mutakhir yang sedemikian pesat ini, Teknologi Informasi


dan Komunikasi memegang kendali atas peradaban manusia. Dominasi
IT pada setiap kehidupan manusia tergambar dalam pola keseharian
manusia dewasa ini, seperti penggunaan telepon seluler canggih, sosial
media, komputer, browsing, dan sebagainya.
Dalam menggunakan berbagai media informasi tersebut, tentu saja
bahasa teks masih menjadi fitur standar yang dipakai, meskipun saat
ini perlahan fitur tersebut mulai beralih ke bahasa audio. Untuk itulah
maka para pengguna teknologi informasi diharuskan menguasai bahasa
yang dipakai pada suatu teknologi informasi tersebut, sebab bahasa
merupakan penghubung tunggal antara pengguna dengan teknologi
informasi yang digunakan.
Bahasa merupakan alat komunikasi antara yang satu dengan yang
lain. Dengan bahasa semua hal dapat dimengerti maksud dan tujuan
tertentu. Selain itu bahasa juga digunakan untuk menyampaikan
sesuatu hal, gagasan (pendapat), ide kepada orang lain agar bisa
memahami apa yang kita inginkan. Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa
adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh
dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya,
ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya
di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai
prasarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam

4
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena
bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).

B. Rumusan Masalah
1. Apa peranan bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan IPTEK?
2. Apa peranan bahasa Indonesia dalam pengembangan IPTEK?
3. Bagaimana dampak perkembangan IPTEK terhadap bahasa
Indonesia?

C. Tujuan
Melalui makalah ini kita dapat mengetahui apa peranan bahasa
Indonesia dalam konteks ilmiah dan IPTEK, peranan bahasa Indonesia
dalam pengembangan IPTEK, dan bagaimana dampak perkembangan
IPTEK terhadap bahasa Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Bahasa Indonesia dalam Konteks Ilmiah dan IPTEK


Bahasa merupakan budaya dari masyarakat yang berfungsi sebagai
alat komunikasi. Bahasa dan masyarakat adalah dua hal yang saling
berpengaruh. Apabila suatu masyarakat berkembang dengan baik, maka
bahasa akan berkembang dengan baik, Dengan demikian dapat dikatakan,
bahwa suatu bahasa akan berkembang dengan baik apabila masyarakat
pemakainya memberikan perhatian positif. Sebaliknya, apabila masyarakat
mengacuhkan atau melupakan bahasa, maka bahasa itu akan musnah atau
setidaknya bahasa itu sulit berkembang.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi
sebagai wahana untuk menyampaikan imformasi dengan cepat dan
sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat menguasai ilmu tersebut.
Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara
maju seperti negara-negara di Eropa dan Amerika. Karena bahasa Inggris
berkembang secara seimbang dengan ilmu pengetahuannya, maka
penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang dipakai dalam
memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun banyak yang
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik dengan bahasa
Indonesia yang perkembangannya tak seimbang dengan perkembangan
budaya masyarakatnya. Oleh sebab itu, walaupun bahasa Indonesia sudah
berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai
pengantar ilmu pengetahuan.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu
pengetahuan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari
karena kata yang dipakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada
konotatif, ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa basa-basi. Di

6
samping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang
saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu :
1. Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan uraian
yang padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan
akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
2. Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak membiarkan
pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan. Sebaliknya,
yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan
khusus. Semua data yang perlu haruslah ada. Sedangkan yang
berlebih-lebihan haruslah ditinggalkan.
3. Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan
sintaksis yang tidak berbelit-belit.
4. Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik dan
logis antara bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan
yang baik dan logis tetap tampak.
5. Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna di
dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai dengan
menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis serta berdasarkan
urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat diperjelas dengan
makna kalimat yang lain, baik yang mendahului maupun yang
mengikutinya.
1) Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan sejelas
mngkin tanpa menggunakan implikasi seperti yang banyak terdapat
dalam bahasa lisan sehari-hari.
2) Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan oleh
penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang sama
bagi para pembaca.
3) Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara penulis
dan pembaca.
4) Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
pembaca.

7
5) Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ciri ini kita temukan pula dalam pengungkapan profesional,
artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak hanya menyangkut
hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus diperhatikan.
Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut
penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama
tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian
dalam pemakaian lambang dan satuan.
Apabila seluruh ciri-ciri di atas dipergunakan dalam suatu karangan
ilmiah, ditambah dengan adanya metode penelitian yang cocok dengan
materi yang diteliti, maka karangan itu akan tampak canggih bagi
pembaca. Oleh karena itu, penulis tidak perlu takut apabila bahasa yang
dipergunakan tidak indah, tidak muluk-muluk, dan tidak selalu
menggunakan istilah baru yang merupakan padanan kata dari bahasa asing
B. Peranan Bahasa Indonesia dalam Pengembangan IPTEK
Ditinjau dari segi usia, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
masih muda. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun
1928 yang ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. sejak itu pula nama Indonesia dipakai sebagai nama
tersebut, yang sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu. Setelah
Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan bahasa negara, seperti
dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36. ini berarti
bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir pada tahun
1945, bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945. Suatu
kenyataan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi di negara kita ini,
sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Kepesatan perkembangannya, perlu diimbangi oleh bahasa yang
mampu mewadahinya serta yang mampu meneruskan ilmu pengetahuan
dan teknologi ini, baik secara horisontal (kepada generasi yang sama),
maupun secara vertikal (kepada generasi yang akan datang). Untuk itu,
pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk bahan

8
pembahasan seyogyanya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah
populer. Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau
pengetahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas,
dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat
umum. Nadanya informatif, diselingin banyak humor agar menarik bagi
pembaca.
Orang awam biasanya tidak tertarik kepada istilah yang terlalu
khusus dan terdengar aneh. Mareka ingin sesuatu yang biasa-biasa saja,
yang sudah ada di dalam masyarakat. Apabila di dalam masyarakat ada
istilah yang dapat dipergunakan untuk merujuk pada suatu konsep tentang
pengetahuan dan teknologi, maka hendaklah istilah itu dipakai. Apabila
tidak ada istilah yang sesuai dengan konsep itu, maka hendaklah
mengambil istilah yang sudah ada, yang maknanya hampir sama atau
mendekati istilah yang dimaksud. Penggunaan istilah baru sebagai
pengganti istilah asing, memang seyogyanya mendapatkan perhatian
khusus dari para penulis karangan ilmiah. Namun pengembangan
penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada keberanian istilah baru
itu dalam masyarakat.
Kata canggih misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik.
Salah satu alasannya mungkin karena kata sophisticated yang semula
dipergunakan sebelum kata ”canggih” dilakukan, belum begitu banyak
dipergunakan oleh penulis ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata-kata
politik, sukses, dan stop, misalnya sudah merupakan kata serapan yang
sangat mapan. Namun kata baru yang berasal dari kata-kata tersebut tidak
semuanya mendapat penerimaan yang sama di kalangan masyarakat. Kata
menyetop sudah lazim digunakan secara umum, demikian juga kata
memolitikkan. Namun kata menyukseskan masih bersaing dengan kata
mensukseskan tanpa ada tanda-tanda yang mana yang akan tersingkir,
seperti hanya dengan kata mempolitikkan. Begitu pula dengan
kecendrungan sementara orang untuk menggunakan istilah-istilah yang

9
kurang cocok untuk karangan ilmiah, seperti penggunaan akhiran -an,
untuk kata apa, dan cepat juga dapat dihilangkan. Dalam bahasan
Indonesia, untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, telah tumbuh
peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah mengharuskan
penghayatan ilmu yang bersangkutan dan pemahaman bahasa yang
secukupnya. Di sini kita temukan perpaduan antara cara cipta dan cita rasa.
Ada banyak istilah yang kita ciptakan hanya dengan membubuhkan
awalan dan akhiran.
Bentuk lain, penuturan bahasan Indonesia sebagai bahasa IPTEK,
yang merupakan padanan dari bahasa asing, misalnya kata engineering
dapat dipadankan dengan kata rekayasa. Dari kata rekayasa dapat
diciptakan kata perekayasaan, merekayasa, teknik merekayasa, rekayasa
genetika, dan sebagainya. Belakangan ini ada anggapan dari kebanyakan
orang, bahwa bahasa Indonesia tidak dapat diringkas. berdasarkan
penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo Hadijojo, yang
difokuskan pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa Inggris
Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan
dengan jumlah kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi.Namun
demikian, ada juga yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang
lebih panjang Modern well Design dalam bahasa Indonesia Perencanaan
sumur Bor Masa Kini.
Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus
ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik,
ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan
demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai
prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
iptek itu.

10
Tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam
struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda,
yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai
sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di
dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana
berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa,
kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari
daya nalar (pikiran). Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana
keilmuan perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.
C. Dampak Perkembangan IPTEK terhadap Bahasa Indonesia
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara
langsung memberikan dampak terhadap penggunaan bahasa Indonesia
baik yang bersifat postif maupun negatif.
1. Dampak Positif
a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dunia terhadap bahasa
Indonesia dimana menurut catatan Wall Street Journal bahwa
jumlah pengguna media sosial Facebook di Indonesia menyentuh
angka 59 juta pengguna sedangkan pengguna media sosial Twitter
di Indonesia adalah 50 juta pengguna. Ini tentu berpengaruh secara
signifikan pada meningkatnya pengetahuan masyarakat dunia
terhadap masyarakat dan bahasa Indonesia. Belum termasuk
penyebaran massif melalui media lain, seperti media televisi dan
aplikasi sosial media global yang lain.
b. Meningkatnya produksi buku-buku terjemahan ke dalam bahasa
Indonesia

11
Saat ini banyak buku dari luar negeri yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia, baik itu buku fisik maupun buku berbentuk
ebook. Banyaknya buku terjemahan ini selain sebagai pengayaan
literature juga merupakan sebuah media pembauran kesusasteraan
antar bangsa.
c. Bertambahnya kosakata dalam Bahasa Indonesia
Secara langsung pertambahan jumlah kosakata bahasa Indonesia
terjadi dengan sangat cepat. Hal ini terjadi dan mayoritas
dipengaruhi oleh bahasa Inggris. Contoh: Information menjadi
Informasi, Communication menjadi Komunikasi, Technology
menjadi Teknologi, dan lainlain.
d. Bahasa Indonesia sebagai kandidat bahasa Internasional
Berdasarkan jumlah penutur dan penggunaan di viral sosial, bahasa
Indonesia termasuk yang terbesar diantara bahasa-bahasa yang
memiliki penutur yang banyak. Ketertarikan dunia terhadap bahasa
Indonesia tercermin dari bermunculannya pusat studi bahasa
Indonesia di beberapa universitas terkemuka di dunia. Selain itu,
saat ini bahasa Indonesia menjadi yang paling berpotensi untuk
dijadikan sebagai bahasa penghubung di antara komunitas negara
negara ASEAN.
2. Dampak Negatif
a. Tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif berakibat pada
semakin mudahnya penerimaan terhadap berbagai penetrasi budaya
luar. Ini lebih mudah terjadi pada penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, salah satu contoh adalah penggunaan media
sosial oleh remaja yang cenderung menggunakan bahasa gaul di
media sosial dari pada bahasa Indonesia yang baik dan benar.

b. Tergerusnya budaya asli Indonesia

12
Masyarakat global yang lebih terbuka menawarkan budaya baru
yang lebih mudah dipilih oleh generasi muda.
c. Campur Kode
Banyak masyarakat lebih bangga menggunakan istilah asing atau
mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa asing baik secara
lisan maupun tulisan. Kata-kata seperti Good Morning, I Love You,
Ganbatte, Arigatto, Sayonara, serta banyak kalimat populer lain
lebih senang diucapkan dalam bahasa Inggris daripada bahasa
Indonesia.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa bahasa
Indonesia memiliki kemampuan yang sama dengan bahasa lainnya
dalam memasyarakatkan IPTEK. Tanpa adanya bahasa (termasuk
bahasa Indonesia) IPTEK tidak dapat tumbuh dan berkembang.
Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata
memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar
dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu,
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan
bahasa sebagai prasarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika
cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam
berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).

B. Saran
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan
perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu
pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

14
Makagiansar, M. 1990. Dimensi dan Tantangan Pendidikan dalam Era Globalisasi.
dalam Mimbar Pendidikan. Th. IX/4. Bandung: University Press IKIP Bandung.

Moeliono, Anton. 1985. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan


Alternatif di dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan.

Pateda, Mansoer. 1990. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa. Pusat Pembinaan dan


Pengembangan Bahasa. 1975. Seminar Politik Bahasa Nasional. Jakarta: Pusat
Bahasa

15

Anda mungkin juga menyukai