PENDAHULUAN
Latar Belakang
pemeriksaan fisik dan anamnese guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam
Oleh karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya
analis kesehatan, harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen klinik.
Kami sebagai mahasiswa analis kesehatan, tentunya juga harus memahami betul cara
cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil
Salah satu hal paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu
berbeda. Misalnya, antikoagulan EDTA yang tidak boleh dipakai dalam pengawetan
2.1.1 Sputum
Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan
trakea. (Sumber: Petunjuk Laboratorium Diagnostik R. Gandasoebrata:176)
Secara umum
A. Wadah Spesimen
Pada pengambilan specimen Sputum dapat digunakan stoples kaca bertutup ulir atau
stoples plastic bertutup ulir sekali pakai sebagai wadah specimen. Bisa juga menggunakan
kotak karton kecil yang dapat dibuat dilaboratorium menggunakan kertas karton dan stopler.
Kotak karton ini bersifat sekali pakai sebagai wadah sepesimen dilaboratorium.
B. Penyimpanan
Cara penyimpanan sputum:
1. Penyimpanan: < 24 jam pada suhu ruang.
2. Penyimpanan pada pot steril berpenutup.
C. Pengiriman
2.1.2 Darah
Secara umum
A. Cara Menampung
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah : Darah dari suntikan harus
dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-
lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa
melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung
vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai
berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.Homogenisasi sampel jika menggunakan
antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-
10 kali dengan lembut.Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.Urutan
memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama -botol biakan (culture)
darah atau tabung tutup kuninghitam kedua – teskoagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung
non additive (tutup merah),keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator
atau clotactivator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin),tabung
tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat).
B. Wadah Penampung
C. Penyimpanan
Cara penyimpanan darah:
Yaitu berbeda-beda untuk masing-masing laboratorium.
D. Pengiriman
Cara pengiriman spesimen:
Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan
data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data
yang harus disertakan, yaitu:
3. Data 1:
Botol dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct
labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis
tes yang diminta dan tanggal pengambilan.
4. Data 2:
Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang
mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir(minimal
3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan
spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.
Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir.
2.1.3 CSF (Cairanserebrospinal)
Secara Umum
A. Wadah Spesimen
Darah koleksi
FormulirPermintaan
3. Tipe Spesimen
4. Tanggal koleksi
1. Pemohon Pemeriksaan
3. Tanggal lahir
4. Tempat
5. Tipe Spesimen
- Persiapkan pasien dan secara aseptic kumpulkan CSF kedalam tabung reaksi yang
steril
- Dengan segera menempatkan 1 ml dari CSF kedalam suatu botol yang pre-warmed
dari medium trans-isolate
- Simpan CSF untuk uji mikroskopis dan kimia dalam syringe orisinil (replace cap).
Dinginkan dan kirim ke laboratorium scepat mungkin
Spesimen harus sudah tiba di laboraturium dalam waktu 1 jam setelah pengambilan,
jika tidak memungkinkan specimen harus disimpan dalam lemari es atau media transport
dalam beberapa jam saja transport dalam beberapa jam saja. Pengiriman specimen harus
secepat mungkin dengan menggunakan cooling box (2-8ºC) kecuali jika waktu perjalanan
kurang dari 1 jam.
. SumberKesalahan
1. Wadah sampel yang tidak steril menyebabkan sampel terkontaminasi oleh kuman-
kuman sehingga memberikan hasil positif palsu.
5. Cedera pembulu darah yang diakibat karena tindakan lumbal fungsi menyebabkan
terdapatnya darah pada sampel sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang positif palsu.
2.1.4 Feses
Secara umum
A. Wadah Spesimen
Pada pengambilan specimen feses diambil kira-kira 100 gram feses dalam wadah
yang bersih dan kering tanpa pengawet. Wadah yang paling cocok yaitu wadah bertutup ulir.
Pastikan bahwa cacing dewasa atau segmen-segmen ikut terambil.
B. Penyimpanan
Cara penyimpanan feses:
Yaitu berbeda-beda untuk masing-masing laboratorium.
Penyimpanan untuk mikrobiologi
Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang untuk transport.
2. Bila > 1 jamgunakan media transpot yaitu media Carry and Blair, Stuart’s
medium, Pepton water.
3. Penyimpanan: < 24 jam pada suhu ruang, > 24 jam pada suhu 4°C
C. Pengiriman
Cara pengiriman spesimen:
Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan
data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data
yang harus disertakan, yaitu:
5. Data 1:
Botol dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct
labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis
tes yang diminta dan tanggal pengambilan.
6. Data 2:
Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang
mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir(minimal
3 hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan
spesimen, dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.
Jadi, data mengenai spesimen harus jelas: label dan formulir.
2.1.5 Urine
Urin dalam keadaan normal adalah steril, pencemaran yang biasanya terjadi pada
uretra atau periuretra. Urin yang digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi harus
urin segar tidak boleh urin yang telah disimpan selama 24 jam.
Secara Umum
A. Wadah Spesimen
Wadah specimen urine haruslah bersih, kering, dan bermulut lebar. Kalau specimen urine
harus dikirim ke tempat lain, berapapun lamanya, pengawet yang sesuai harus ditambahkan
pada specimen tersebut, untuk mencegah tumbuhnya bakteri atau menetasnya telur variable.
C. Penyimpanan
Segera priksa dalam 30 menit; atau taruh dalam almari es dan paling lama 24 jam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan wadah spesimen adalah: Cara
Penyimpanan/Pengiriman spesimen. Adapun tujuan dari pemahaman
cara pengelolaan wadah spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil
yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak
rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium.
Penanganan Spesimen untuk Pemeriksaan Mikrobiologi berdasarkan tata
cara meliputi:
1. penampungan,
2. penyimpanan,
3. pemberian label dan
4. cara pengiriman spesimen.
https://dokumen.tips/documents/cara-pengambilan-penyimpanan-dan-pengiriman-spesimen-klinik-
56877e4128afc.html
https://www.scribd.com/document/326027923/pemilihan-Wadah-Spesimen#