Anda di halaman 1dari 12

TABUNG RESONANSI

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada hakekatnya gelombang menjalar adalah suatu gangguan yang

menjalar dalam suatu medium yang di maksud di sini adalah sekumpulan

benda yang saling berinteraksi dimana karena adannya sumber getaran.

Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium dan ada pula yang

tidak memerlukan medium. Perambatan gelombang dalam medium yaitu

seperti gelombang tali, sedangkan gelombang yang tidak melalui medium

yaitu seperti gelombang radio.

Dua buah gelombang merambat dalam satu medium, hasilnya

adalah jumlah dari simpangan kedua gelombang tersebut. Hasil dari

superposisi ini menimbulkan berbagai fenomena seperti pelayanan,

interferensi dan resonansi. Menurut Corff (2013) Dawai tidak dapat

menghasilkan nada yang nyaring jika tidak dapat dilengkapi dengan

resonansi. Ruang resonansi ini dapat beresonansi dengan dawai yang

bergetar didekatnya. Tanpa ruang resonansi, gitar dan biola tidak akan

menghasilkan nada yang nyaring dan merdu. Jika gelombang datang

secara terus-menerus maka akan terjadi resonansi. Resonansi pada

umumnya terjadi jika gelombang mempunyai frekuensi yang sama dengan

atau mendekati frekuensi alamiah, sehingga terjadi amplitude yang

maksimal. Peristiwa resonansi ini banyak dimanfaatkan dalam kehidupan.

Misalkan saja resonansi gelombang suara pada alat-alat musik.


Jika gelombang suara merambat dalam satu tabung berisi udara,

maka antara gelombang datang dan gelombang yang dipantulkan oleh

dasar tabung akan terjadi superposisi, sehingga dapat timbul resonansi

gelombang. Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka perlu dilakukan

suatu praktikum mengenai tebung resonansi.

2. Tujuan

Tujuan yang ingin di capai pada praktikum tabung resonansi adalah

a. Menentukan frekuensi resonansi dari sebuah perbedaan panjang


gelombang
b. Menginvestigasi hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang
tabung dalam bentuk grafik.

B. KAJIAN TEORI

Kita dapat menggambarkan gelombang baik dalam aliran udara yaitu

dalambentuk pergeseran udara maupun dalam tekanan udara. Dalam udara

pada ujung tabung tertutup harus mempunyai simpul pergeseran karena udara

tidak bergerak bebas untuk bergerak. Sebaliknya, pada ujung tabung yang

terbuka akan ada perut karena udara dapat bergerak bebas. Udara dalam

tabung bergetar dalam bentuk gelombang tegak longitudinal. Mode-mode

yang mungkin dari getaran untuk tabung terbuka pada kedua ujungnya

(disebut tabung terbuka) dan untuk tabung terbuka satu ujungnya dan ujung

lainnya tertutup (disebut tabung tertutup) (Giancolli, 2001).

Sebuah pipa orgel adalah sebuah contoh sederhana dari bunyi yang

berasal dari sebuah kolam udara yang bergetar. Jika kedua ujung sebuah pipa
adalah terbuka dan aliran udara dialirkan diarahkan melawan sebuah tepi,

maka gelombang longitudinal dapat dihasilkan didalam tabung tersebut.

Kolam udara kemudi n akan beresonansi pada frekuensi getaran alamiahnya,

yang diberikan oleh

n
vn  v n = 1,2,3,……………………...…( 2.1 )
2l

Frekuensi fundamental di dalam kedua kasus tersebut adalah 440 siklus/detik.

Spektrum bunyi tersebut memperlihatkan amplitudo relatif dari berbagai

komponen harmonik dari gelombang tersebut (Gribbin, 2005).

Resonansi memegang peranan penting dalam instrumental musik.

Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring jika tidak dapat

dilengkapi dengan resonansi. Ruang resonansi ini dapat beresonansi dengan

dawai yang bergetar didekatnya. Tanpa ruang resonansi, gitar dan biola tidak

akan menghasilkan nada yang nyaring dan merdu (Corff, 2013).


C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan tabung resonansi

dapat dilihat pada Tabel 2.1 Berikut.

Tabel 2.1 Alat dan Bahan Percobaan Tabung Resonansi


No. Alat dan Bahan Fungsi

1. 1 set tabung resonansi Untuk menghasilkan peristiwa resonansi

2. Osiloskop Menampilkan gelombang hasil resonansi

3. Catu daya Sebagai pengatur tegangan

4. Kabel penghubung Untuk menghubungkan komponen dalam


rangkaian

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai

berikut.

a. Merangkai alat seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Percobaan Tabung Resonansi

b. Menyalakan catu daya dan kemudian menyalakan osiloskop

c. Mengatur tegangan sumber menjadi 3 volt

d. Mendorong piston pada jarak 0,04 m pada tabung resonansi


e. Mengamati bentuk gelombang pada osiloskop dan mencatat hasil

frekuensinya pada table pengamatan

f. Mengulangi langkah d dan e untuk jarak 0,06 m, 0,08 m dan pada

tegangan 6 Volt dengan jarak yang sama.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Data pengamatan

Data pengamatan percobaan tabung resonansi adalah sebagai

berikut.

Tabel 2.2 Data Pengamatan Percobaan Tabung Resonansi


Tegangan Panjang resonansi
No Frekuensi (Hz)
(volt) (m)
0,04 100,4
1 3 0,06 100,8
0,08 100
0,04 99,6
2 6 0,06 100,2
0,08 100,8
Bentuk gelombang untuk masing-masing panjang tabung dapat

dilihat pada Gambar 2.2 sampai 2.7 berikut.

1) Tegangan sumber 3 Volt, panjang tabung 0,04 m dengan

f = 100,4 Hz

Gambar 2.2 Bentuk Gelombang pada Tegangan Sumber 3 volt dan


Panjang Tabung 0,04 m

2) Tegangan sumber 3 Volt, panjang tabung 0,06 m dengan

f = 100,8 Hz

Gambar 2.3 Bentuk Gelombang padaTegangan Sumber 3 Volt


dan Panjang Tabung 0,06 m
3) Tegangan sumber 3 Volt, panjang tabung 0,08 m dengan

f = 100 Hz

Gambar 2.4 Bentuk Gelombang Untuk Tegangan 3 Volt dan


Panjang Tabung 0,08 m

4) Tegangan sumber 6 Volt, panjang tabung 0,04 m dengan


f = 99,6 Hz

Gambar 2.5 Bentuk Gelombang pada Tegangan 6 Volt dan


Panjang Tabung 0,04 m
5) Tegangan sumber 6 Volt, panjang tabung 0,06 m dengan

f = 100,2 Hz

Gambar 2.6 Bentuk Gelombang Pada Tegangan Sumber 6 Volt


dan Panjang Tabung 0,06 M

6) Tegangan sumber 6 Volt, panjang tabung 0,08 m dengan

f = 100,8 Hz

Gambar 2.7 Bentuk Gelombang Pada Tegangan Sumber 6 Volt


dan Panjang Tabung 0,08 M
b. Analisis data

1) Menentukan panjang gelombang

λ = 4. L

= 4 . 0,04 m

= 0,16 m

2) Menentukan cepat rambat gelombang dengan Tegangan 6 Volt dan

panjang resonansi 0,04 m

v=λf

= 0,16 m . 90 Hz

= 14,4 m/s

Dengan cara yang sama data selanjutnya dapat dilihat pada Table 2.3

berikut.

Tabel 2.3 Hasil Penentuan Panjang Gelombang dan Cepat Rambat


Gelombang
No Tegangan Panjang f (Hz) λ (m) v (m/s)
(volt) resonansi (m)
1. 3 0,04 100,4 0,16 14,4

2. 3 0,06 100,8 0,24 24

3. 3 0,08 100 0,32 35,45

4. 6 0,04 99,6 0,16 16,032

5. 6 0.06 100,2 0,24 24,144

6. 6 0.08 100,8 0,32 32,512


3) Grafik hubungan antara jarak piston dengan frekuensi untuk

tegangan 3 volt dan 6 volt

Gambar 2.8 Grafik Hubungan Antara Jarak Piston dengan Frekuensi


pada Tegangan 3 volt dan 6 Volt

2. Pembahasan

Pada percobaan ini, dilakukan pengukuran panjang gelombang

dan cepat rambat gelombang bunyi pada tabung resonansi. Dengan

memvariasikan tegangan sumber dan panjang tabung resonnansi, kita

dapat menemukan perbedaan panjang gelombang dan cepat rambat

gelombang bunyi pada tabung resonansi. Pada tegangan 3 Volt dengan

panjang tabung sebesar 0,04 m diperoleh panjang gelombang sebesar 0,16

m dan cepat rambat gelombang sebesar 14,4 m/s dengan frekuensi 90 Hz.

Ketika panjang tabung resonansi diperbesar yakni 0,06 dan 0,08 m

diperoleh panjang gelombang dan cepat rambat gelombangnya secara

berturut-turut adalah 0,24 m, 24 m/s dan 0,32 m, 35,45 m/s dengan

frekuensi masing-masing sebesar 100 Hz dan 100,8 Hz.


Pada tegangan 6 Volt dengan panjang tabung 0,04 m didapatkan

panjang gelombang sebesar 0,16 m dan cepat rambat gelombang sebesar

16,032 m/s. untuk perubahan panjang tabung 0,06 m dan 0,08 m

mempunyai panjang gelombang yang sama ketika tegangan sumber 3 Volt

yang membedakan adalah cepat rambat gelombang yaitu secara berturut-

turut 24,144 m/s dan 32,512 m/s dengan frekuensi masing-masing 100,6

Hz; 101,6 Hz,100 Hz, 99,6Hz,100,2 Hz dan 100,8. Menurut korff, 2013).

Bahwa panjang tabung dengan frekuensi itu berbanding lurus. Semakin

pendek tabung yang diberikan, maka frekuensi yang dihasilkan semakin

besar. Sebaliknya semakin panjang tabung yang diberikan maka

frekuensinya juga semakin kecil.

Berdasarkan analisis data yang telah di lakukan pada percobaan

tabung resonansi yaitu hubungan antara jarak piston dengan frekuensi

untuk tegangan 6 volt dan 9 volt, tidak sesuai dengan teor. Dalam hal ini

teori menyatakan bahwa jarak piston berbanding terbalik dengan frekuensi

yaitu semakin besar jarak piston yang di gunakan maka frekuensi yang di

hasilkan semakin kecil. Sedangkan hasil yang kami dapatkan berdasarkan

praktek tidak menentu. Hal ini di karenakan oleh beberapa hal yaitu

adanya alat yang tidak berfungsi dengan baik dan kesalahan pengamatan.

Sedangkan untuk panjang gelombang dan cepat rambat gelombang yang di

hasilkan sudah sesuai dengan teori, dimana teori menyatakan bahwa

hubungan panjang gelombang dengan cepat rambat gelombang berbanding


lurus, di mana semakin besar panjang gelombang maka semakin besar

cepat rambat gelombang.

Berdasarkan hasil yang diperoleh panjang gelombang dan

frekuensi getaran pada tabung resonansi tidak berpengaruh pada cepat

rambat gelombang di dalam tabung resonansi. Hal ini karena salah satu

faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi di udara adalah suhu

karena berdasarkan percobaan Mall dan Van Beek (Belanda), diketahui

bahwa cepat rambat bunyi di udara bergantung pada suhu udara.

Anda mungkin juga menyukai