Anda di halaman 1dari 11

KIMIA LINGKUNGAN

“Desinfektan dan Macam-Macam Desinfektan Air Serta Teknik Samplingnya”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Kimia Lingkungan

Dosen Pengajar : Desembra Lisa, S.Pd. M.Pd

Disusun oleh kelompok 3 :

1. Liyana
2. Nur Amalia Putri
3. Muhammad Sidiq Ari Wibowo
4. Puteri Ullyana Saragih P21345119059
5. Sabrina Christianingrum P21345119073

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA 2
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada

kami.Sehingga kami mampu menyelesaikan makalah Kimia Lingkungan sesuai waktu yang telah

ditentukan.Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas berkelompok yang

telah diberikan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat

kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya

kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun

orang yang membacanya.Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata

yang kurang berkenan.

Jakarta, 06 November 2019


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan
untukmencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga
untukmembunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya.Sedangkanantiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau
membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup.
Bahandesinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan
dan pakaian.

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik
dandesinfektan.Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena
adanya batasan dalam penggunaan antiseptik.Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak
merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan
jugadijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan
kuman.Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai
bahan dalam proses sterilisasi.

Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat
menentukanefektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan. Dalam
proses desinfeksisebenarnya dikenal dua cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia
(penambahan bahan kimia).Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia,
khususnya jenis-jenis bahan kimia yangdigunakan serta aplikasinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian desinfektan?
2. Apa saja macam-macam desinfektan air?
3. Bagaimana teknik sampling dalam desinfektan air?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian desinfektan.
2. Untuk mengetahui macam-macam desinfektan air.
3. Untuk mengetahui teknik samplingnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desinfektan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegahterjadinya infeksi


atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, jugauntuk membunuh atau
menurunkan jumlahmikroorganisme atau kuman penyakitlainnya.Disinfektan digunakan
untuk membunuhmikroorganisme pada benda mati.

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit denganbahan


kimiaatau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan
membunuhmikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukanapabila sterilisasi sudah tidak
mungkin dikerjakan, meliputi :penghancuran danpemusnahan mikroorganisme patogen yang
ada tanpatindakan khusus untukmencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.

10 Kriteria Suatu Desinfektan dikatakan ideal, Yaitu:

1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar


2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban.
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia.
4. Tidak bersifat korosif.
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda.
6. Tidak berbau atau baunya disenangi.
7. Bersifat biodegradable atau mudah diurai.
8. Larutan stabil.
9. Mudah digunakan dan ekonomis.
10. Aktivitas berspektrum luas.

2.2 Macam- macam Desinfektan Air

1. Chlorin(Cl2)

Chlorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai
oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidant, chlorin digunakan untuk menghilangkan
bau, rasa dan warna pada pengelolahan air bersih, serta untuk mengoksidasi Fe+2 dan
Mn-2 yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe+3 dan Mn-3 . Yang
dimaksud dengan chlorin tidak hanya Cl2 saja, akan tetapi termaksuk juga asam
hiphochlorite (HOCl) dan ion hypochlorite (OCl). Serta beberapa jenis chloramine,
seperti monochloramine (NH2Cl) termaksud di dalamnya.

Chlorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl (bleach) dan
Ca(OCl)2. Chloramines terbentuk karena adanya reaksi antara amonia (NH3), baik
anorganik amonia maupun organik amonia di dalam air dengan chlorine. Adapun jenis-
jenis chlorin adalah sebagai berikut :

a. AnorganikChloramine
Seperti telah disebutkan di atas, chloramine terbentuk karena adanya amonia di
dalam air.Chloramine kurang efektif sebagai desinfektan bila dibandingkan dengan
chlorine, tetapi bersifat lebih stabil sehingga residualnya lebih persistent.Pementukan
jenis chloramines tergantung pada pH dan pertandingan NH3 dengan HOCl.
b. OrganikCChloramine
Pada organic chloramines reaksi yang terbentuk agak lambat tetapi hasilnya
stabil, sehingga residualnya tetap ada setelah beberapa jam.Kemampuan desinfektan
lebih rendah bila dibandingkan dengan anorganik chloramine.
c. Natrium dan Calsium Hphochlorit

Natrium dan Calsium hypochlorite banyak digunakan sebagai desinfektan di


dalam kolam renang. Keduanya menjadi efektivitas yang sama dengan chlorine.
Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan memengaruhi kualitas air yang
didesinfeksi. Penambahan chlorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turuny pH
air, karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan chlorine dalam
bentuk natrium hypochlorite akan menaikkan alkalinityair tersebut, sehingga pH akan
lebih besar pula. Sedangkan Calsium hypochlorite akan menaikkan pH kesadahan
total air ang didesinfeksi.

d. Chorine dioksida

Sejak tahun 1944 chlorine dioksida (ClO2) sudah digunakan dalam proses
pengolahan air bersih, untuk menghilangkan rasa dan bau akibat adanya phenol.
Selain menghilangkan rasa dan bau ClO2 digunakan pula untuk menghilangkan zat
besi (Fe) dan mangan (Mn), serta sebagai desinfektan dan pencegah adanya algae.

2. Ozone (O3)

Ozone atau O3 bersifat mudah larut di dalam air dan mudah terdekomposisi pada
temperature dan pH tinggi.Karena sifat terakhir ini, maka ozone harus disiapkan/dibuat
sesaat sebelum digunakan.Ozone merupakan oksidator kuat yang bereaksi cepat dengan
hampir semua zat organik dan anorganik.Meskipun demikian, peekecualian terjadi bagi
ion chlorida karena tidak bereaksi dengan ozone dan amonia yang hanya sedikit bereaksi
dengan ozone.

Sifat ozone yang bereaksi dengan cepat menyebabkan persistensinya di dalam air
hanya sebentar saja. Dengan demikian desinfektan ini kurang efektif bila dimasudkan
untuk “menjaga” kualitas air yang terkontaminasi di jaringan distribusi. Ozone tidak
stabil di dalam air serta mempunyai waktu paruh sebesar 40 menit pada pH 7,6 dan suhu
14,6 derajat C. Pada suhu udara bebas diperkirakan waktu paruhnya hanya sekitar 10-20
menit.

3. Iodine dan Bromine

Sudah sejak lama iodine digunakan sebagai anti septik pada luka yang kita derita,
meskipun demikian penggunaannya sebagai desinfektan kurang popular sampai saat
ini.Dibandingkan dengan chlorine, penggunaan iodine memerlukan biaya besar.Seperti
halnya chlorine dan bromine, efektivitas iodine dalam membinasakan bakteri dan cyste,
masih sangat tergantung pada pH.Akan tetapi dalam membinasakan virus, iodine lebih
efektif daripada chlorine dan bromine.Bromine merupakan bakterisida dan virusida yang
efektif.Pada kehadiran amonia di dalam air, bromine lebih efektif bila dibandingkan
dengan chlorine.Sebagai cystisida, asam hypobromus masih tetap aktif pada pH > 9.
4. Desinfektan Lain
Beberapa desinfektan yang belum banyak digunakan karena kurang efektif atau
karena penggunaannya masih merupakan hal baru, itu sebagai berikut :
a. Ferrate
Ferrate merupakan garam dari asam ferric (H2FeO4) dimana Fe bervalensi
6.Sebagai bakterisida atau virusida, ferrate lebih baik dari pada chloramine.

b. Hydrogen Peroksida
Hydrogen peroksida (H2O2) adalah oksidator yang digunakan pula sebagai
desinfektan.Penggunaannya tidak popular, karena harganya mahal dan konsentrasi
yng diperlukan sebagai desinfektan cukup tinggi.
c. Kalium Permanganat

Kalium permanganate (KMnO4) merupakan oksidator kuat yang sudah sejak


lama digunakan. Dalam proses pengolahan air bersih, penggunaan KMnO4 adalah
sebagai oksidator untuk mengurangi kadar Fe dan Mn di dalam air, serta untuk
menghilangkan rasa dan bau dari air yang diolah. Selain itu KMnO4 digunakan pula
sebagai algisida.Penggunaan KMnO4 sangat terbatas karena harganya mahal,
dayanya sebagi bakterisida rendah, serta warnanya mengganggu bila digunakan pada
konsentrasi tertentu.

2.3 Teknik Sampling Dalam Desinfektan Air

Pemeriksaan Kadar Ammonium


Sebanyak 22 sampel air kolam renang diperiksa kadar ammoniumnya menggunakan
metode Nessler secara kolorimetri sebelum dilakukan penambahan kaporit dengan
konsentrasi yang berbeda. Pada 25 ml sampel ditambahkan 1,5 ml larutan Garam Signet
dan 0,5 ml Nessler kemudian dikocok. Jika larutan sampel berwarna kuning coklat muda
berarti Ammonium positif. Bandingkan dengan Blanko yang dititrasi dengan larutan
Standar Ammonium klorida (NH4Cl) 0,1 mg/L NH4⁺.
Konsentrasi NH₄⁺ (mg/L) = 1000 x Standar NH₄Cl x ml 25 titran

Analisa Residual Klorin Secara Iodometri


Pada 22 erlenmeyer dimasukkan 25 ml sampel air kolam renang dan ditambahkan
sejumlah kaporit dengan konsentrasi 10 gram/L sesuai dengan tabel 2 dibawah ini,
kemudian ditutup dan didiamkan selama 30 menit di tempat gelap. Berturut-turut
ditambahkan 25 ml larutan asam asetat glasial, 1 spatula kristal KI dan 3 tetes larutan
amilum. Kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat hingga warna kuning
hilang dan dicatat kebutuhan volume titran. Hasil titrasi dihitung residual klorinnya :
Residual Klorin = 1000 25 x ml titran x N titran x 35,45

Penentuan Dosis Optimum Kaporit dan Prosentase Penyisihan Ammonium


Pembuatan grafik BPC dengan data konsentrasi kaporit akhir dan residual klorin Dari
grafik BPC dapat ditentukan dosis optimum kaporit dalam bentuk kristal dan larutan yang
ditambahkan pada air kolam renang tiap liter nya. Dosis optimum kaporit dikalikan
dengan jumlah sampel untuk dimasukkan kedalam sampel air. Air kolam renang yang
telah ditambah dosis optimum kaporit dalam bentuk kristal dan larutan dihitung kembali
kadar ammoniumnya untuk mendapatkan prosentase penyisihan ammonium kemudian
dihitung prosentase penyisihan (removal) ammonium dengan rumus sebagai berikut:
Removal NH4 + = nilai NH4+(sebelum−setelah)penambahan kaporit nilai
NH4+sebelum penambahan kaporit x 100%
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

http://nanosmartfilter.com/jenis-desinfektan-air/
https://www.academia.edu/32453914/Makalah_desinfektan

Anda mungkin juga menyukai