PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina).
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun. 90% dari kanker serviks
berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar
penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Karsinoma serviks
biasanya timbul pada zona transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel
kolumnar. Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat
penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila
program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun
dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara
berkembang. Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel
epitel serviks (Geovani, 2011).
Kanker leher rahim (Ca Cervix) merupakan penyakit kanker kedua terbanyak yang
dialami oleh wanita di seluruh dunia. Menurut International Agency for Research on Cancer
(IARC), 85% dari kasus kanker di dunia, yang berjumlah sekitar 493.000 dengan 273.000
kematian, terjadi di Negara-negara berkembang, dan Indonesia merupakan mempunyai
jumlah pengidap kanker serviks kedua terbesar setelah Cina.
Di seluruh dunia, di perkirakan terjadi sekitar 500.000 kanker serviks baru dan 250.000
kematian setiap tahunnya yang kurang lebih 80% terjadi di negara sedang berkembang. Di
Indonesia, insidens kanker serviks di perkirakan kurang lebih 40.000 kasus pertahun dan
masih merupakan kanker wanita yang tersering. Dari jumlah itu, 50% kematian terjadi di
negara - negara berkembang. Hal itu terjadi karena pasien datang dalam stadium lanjut.
Menurut data Departemen Kesehatan RI, penyakit kanker leher rahim saat ini menempati
urutan pertama daftar kanker yang di derita kaum wanita. Saat ini di Indonesia ada sekitar
100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Kanker serviks yang
sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif
cepat. Selain itu, lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit di temukan dalam
keadaan stadium lanjut. Selama kurun waktu 5 tahun, usia penderita antara 30 - 60 tahun,
terbanyak antara 45 - 50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif
memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% dari wanita berusia <35 tahun menunjukkan
1
kanker serviks yang invasif pada saat di diagnosis, sedangkan 53% dari kanker insitu
terdapat pada wanita di bawah usia 35 tahun.
Penyakit kanker serviks ini belum diketahui penyebabnya secara pasti, sehingga sulit
untuk dilakukan pencegahan primer.Penyebabnya diduga antara lain melakukan hubungan
seksual pertama kali di bawah umur 20 tahun, pasangan seksual dua orang atau lebih, cerai
atau pisah dengan hubungan seksual yang tidak stabil, merokok, higiene perorangan yang
rendah, kemiskinan, melahirkan anak pada usia muda, rangsangan terus-menerus pada leher
rahim misalnya pada frekuensi koitus yang tinggi, peradangan, paritas lebih dari tiga dan
adanya bahan-bahan mutagen yang diduga dapat merubah sel-sel di jaringan rahim secara
genetik misalnya sperma yang mengandung bahan rokok, penggunaan kontrasepsi
hormonal, komplemen histon, mikoplasma, klamidia, virus herpes simpleks (HSV 2), human
papiloma virus tipe 16,18,31 (HPV 16, 18, 31), rikomonas vaginalis (Rauf, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ca serviks ?
2. Apa etiologi ca serviks ?
3. Apa klasifikasi klinis ca serviks ?
4. Bagaimana patofisiologi ca serviks ?
5. Apa manifestasi klinis ca serviks ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang ca serviks ?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis ca serviks ?
8. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan ca serviks ?
9. Apa komplikasi ca serviks ?
10. Bagaimana pencegahan dan penanganan ca serviks ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Supaya mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan komunitas tentang
konsep ca serviks dan cara pemberian asuhan keperawatan komunitas ca serviks.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian ca serviks
2. Untuk mengetahui etiologi ca serviks
3. Untuk mengetahui klasifikasi klinis ca serviks
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi ca serviks
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik ca serviks
2
6. Untuk menegetahui pemeriksaan penunjang ca serviks
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis ca serviks
8. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan keperawatan ca serviks
9. Untuk mengetahui komplikasi ca serviks
10. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan penanganan ca serviks
D. Metode Penulisan
1. Tulisan menggunakan font Arial Narrow
2. Tulisan menggunakan size 11 dengan spasi 1,5
E. Sistematika Penulisan
Sistem Penulisan pada makalah ini terdiri dari :
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Bab I
Pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan; tujuan umum, tujuan
khusus, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan).
4. Bab II
Tinjauan Teori (pengetian Ca serviks, etiologi, klasifikasi klinis, patofisiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan oenunjang, penatalaksanaan medis, penatalaksanaan
keperawatan, komplikasi, pencegahan dan penanganan)
5. Bab III
Kasus dan Pembahasan (asuhan keperawatan komunitas pada anemia)
6. Bab V
Penutup (kesimpulan, saran).
Daftar Pustaka
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ca Serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks
yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
(Diananda,Rama, 2009 ).
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok
penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi
sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun,
90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang
menuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
di sekitarnya (FKUI, 2009). Kanker ini adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak
terjadi pada wanita di seluruh dunia. Namun, tes pap smear yang rutin dapat membantu
mengetahui adanya kanker serviks secara dini. Kanker serviks adalah kanker yang muncul
pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim
dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi,
penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.
B. Etiologi Ca Serviks
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara
tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa
jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas
maka keadaannya disebut kanker serviks.Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui
namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap
masih terlalu muda.
2. Jumlah kehamilan dan partus Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering
partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma
serviks.
4
3. Jumlah perkawinan wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks.
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan
perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas
makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak
terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai
pencetus terbentuknya kanker serviks.
STADIUM KRITERIA
5
Iib Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral, tetapi belum sampai ke
dinding panggul.
III Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau parametrium sampai dinding
panggul.
IIIa Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai ke dinding
panggul.
IIIb Penyebaran sampai ke dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas
infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul, atau proses pada
tingkat I atau II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal atau
hidronefrosis.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan
mukosa rektum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara histologi)
atau telah bermetastasis keluar panggul atau ke tempat yang jauh.
Iva Telah bermetastasis ke organ sekitar
D. Patofisiologi Ca Serviks
Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan
gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang mengalami mutasi dapat
berkembang menjadi sel displasia. Apabila selkarsinoma telah mendesak pada jaringan
syaraf akan timbul masalahkeperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat
mengganggu kerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang
menimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan
dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien
dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala dari kanker serviks
stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang menyebabkan kelemahan dan kelelahan
sehingga timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek samping
antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit
membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa terdapat pada terapi eksternal
radiasi ). Efek samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan
kering sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit.
Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau
kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan muncul. Tidak
6
sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim ini merasa cemas akan
penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bias dikarenakan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa
kanker tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian. (Price, syivia Anderson,
2006).
7
morfologi sel - sel yang mengalami eksfoliasi, maka kolposkopi menilai perubahan pola
epitel dan vascular serviks yang mencerminkan perubahan biokimia dan perubahan
metabolik yang terjadi di jaringan serviks.
3. Biopsi
Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat ) terlihat
seluruhnya dengan kolposkopi. Jika SSP tidak terlihat seluruhnya atau hanya terlihat
sebagian kelainan didalam kanalis serviskalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan
diambil secara konisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam
sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10%.
4. Konisasi
Konosasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks sedemikian rupa
sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut ( konus ), dengan kanalis servikalis sebagai
sumbu kerucut. Untuk tujuan diagnostik, tindakan konisasi selalu dilanjutkan dengan
kuretase. Batas jaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan kolposkopi.
Jika karena suatu hal pemeriksaan kolposkopi tidak dapat dilakukan, dapat dilakukan tes
Schiller. Pada tes ini digunakan pewarnaan dengan larutan lugol ( yodium 5g, kalium
yodida 10g, air 100ml ) dan eksisi dilakukan diluar daerah dengan tes positif ( daerah
yang tidak berwarna oleh larutan lugol ). Konikasi diagnostik dilakukan pada keadaan -
keadaan sebagai berikut :
1. Proses dicurigai berada di endoserviks.
2. Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi.
3. Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen biopsy.
4. Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik.
8
2. Golongan obat - obatan yang memastikan pada fase tertentu darimanaproliferasi
termasuk obat fase spesifik.
3. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar,
termasuk obat - obatan siklus spesifik.
I. Komplikasi Ca Serviks
1. Pendarahan
2. Infertil
3. Obstruksi ureter
4. Hidronefrosis
5. Gagal ginjal
6. Pembentukan fistula
7. Anemia
8. Infeksi sistemik
9. Trombositopenia
9
J. Pencegahan dan Penanganan Ca Serviks
Pengendalian kinder serviks dengan pencegahan dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu pencegahan prmer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier Strategi kesehatan
masyarakat dalam mencegah kematian karena kanker serviks antara lain adalah dengan
pencegahan primer dan pencegaan sekunder.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan kegiatan uang dapat dilakukan oleh setiap orang
untuk menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker
serviks. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekankan perilaku hidup sehat untuk
mengurangi atau menghindari faktor resiko seperti kawin muda, pasangan seksual ganda
dan lain-lain. Selain itu juga pencegahan primer dapat dilakukan dengan imunisasi HPV
pada kelompok masyarakat.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan deteksi dini dan skrining
kanker serviks yang bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks secara dini
sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Perkembangan kanker serviks
memerlukan waktu yang lama. Dari prainvasif ke invasive memerlukan waktu sekitar 10
tahun atau lebih. Pemeriksaan sitologi merupakan metode sederhana dan sensitive untuk
mendeteksi karsinoa pra invasive. Bila diobati dengan baik, karsinoma pra invasive
mempunyai tingkat penyembuhan mendekati 100%. Diagnosa kasus pada fase invasive
hanya memiliki tingkat ketahanan sekitar 35%. Program skrining dengan pemeriksaan
sitologi dikenal dengan Pap mear test dan telah dilakukan di Negara-negara maju.
Pencegahan dengan pap smear terbuki mampu menurunkan tingkat kematian akibat
kanker serviks 50-60% dalam kurun waktu 20 tahun.
Selain itu, terdapat juga tiga tingkatan pencegahan dan penanganan kanker serviks,
yaitu :
a. Pencegahan Tingkat Pertama
1) Promosi Kesehatan Masyarakat misalnya :
a) Kampanye kesadaran masyarakat
b) Program pendidikan kesehatan masyarakat
c) Promosi kesehatan
2) Pencegahan khusus, misalnya :
a) Interfensi sumber keterpaparan
b) Kemopreventif
10
b. Pencegahan Tingkat Kedua
1) Diagnosis dini, misalnya screening
2) Pengobatan, misalnya :
a) Kemoterapi
b) Bedah
c. Pencegahan Tingkat Ketiga
Rehabilitasi, misalnya perawatan rumah sedangkan penanganan kanker
umumnya ialah secara pendekatan multidiscipline. Hasil pengobatan radioterapi dan
operasi radikal kurang lebih sama, meskipun sebenarnya sukar untuk dibandingkan
karena umumnya yang dioperasi penderita yang masih muda dan umumnya baik.
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda
dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya
menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena,
vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher
rahim.
2. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat
meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan
tahun.Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk
mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
4. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
5. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear
bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
6. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap
smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
7. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
8. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini
dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya
untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS CA SERVIKS
I. DATA DEMOGRAFI
A. Struktur Keluarga
Nama KK : Tn. K
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA/ Sederajat
Pekerjaan : Sopir
Suku/ Bangsa : Sunda
B. Daftar Anggota Keluarga
No. Nama/ Jenis Hub Agam Pendidi Pekerjaa Kead Fisik Ket.
Umur Kelami Klg a kan n
n
L P Sehat Sakit
C. Data Ekonomi
a. Penghasilan rata-rata perbulan :
1. <Rp 1.000.000 2. Rp 1.000.000-3.000.000 3. >Rp 3.000.000
b. Apakah keluarga menabung :
1. Ya 2. Tidak
12
II. LINGKUNGAN FISIK
A. Perumahan
a. Status Kepemilikan :
1. Sewa 2. Numpang 3. Milik sendiri
b. Tipe Rumah
1. Permanen 2. Semi permanent 3. Tidak permanen
c. Lantai
1. Tanah 2. Papan 3. Tegel 4. Semen
d. Ada jendela di setiap kamar
1. Ya 2. Tidak
e. Ada jendela di setiap rumah
1. Ya 2. Tidak
f. Jika Ya, apakah dibuka setiap hari
1. Ya 2. Tidak
g. Pencahayaan dalam Rumah di siang hari
1. Terang 2. Remang-remang 3. Gelap
h. Jarak rumah dengan tetangga
1. Bersatu 2. Dekat 3. Terpisah
i. Halaman di sekitar rumah
1. Ada 2. Tidak
j. Jika ada , lokasinya
1. Di depan 2. Disamping 3. Di belakang
k. Pemanfaatan pekarangan
1. Kebun 2. Kolam 3. Kandang
l. Berapa luas rumah 360 m2
B. Sumber Air
a. Sumber air untuk masak dan minum
1. PAM 2. Sumur 3. Air mineral
b. Jika di PAM, sumur
1. Dimasak 2. Tidak
c. Sumber air mandi/ mencuci
1. PAM 2. Sumur 3. Sungai 4. Lain-lain, sebutkan………..
d. Jarak sumber air dengan septic tank
1. < 10 m 2. > 10 m
13
e. Tempat penampungan air sementara
1. Bak 2. Gentong 3. Ember 4. Lain- lain, sebutkan…………….
f. Kondisi tempat penampungan air
1. Terbuka 2. Tertutup
g. Kondisi air dalam penampungan
1. Berwarna 2. Berbau 3. Berasa 4. Tidak berasa/ berwarna
h. Ada jentik dalam penampungan air
1. Ya 2. Tidak
C. Pembuangan Sampah
a. Dimana keluarga membuang sampah
1. Sungai 2. Ditimbun 3. Dibakar 4. Sembarang tempat
5. Lain-lain, sebutkan……….
b. Penampungan sampah sementara
1. Ada 2. Tidak ada/ berserakan
c. Bila ada, keadaannya
1. Terbuka 2. Tertutup
d. Jarak dengan rumah
1. Dekat (< 5 m) 2. Jauh (> 5 m)
D. Pembuangan Limbah
a. Kebiasaan keluarga BAB & BAK
1. Jamban/ WC 2. Sungai 3. Sembarang
b. Jenis jamban yang digunakan
1. Cemplung 2. Plengsengan 3. Leher angsa
c. Pembuangan air limbah
1. Resapan 2. Got 3. Sembarangan
d. Kondisi saluran pembuangan
1. Lancar 2. Tersumbat/ tergenang
E. Kandang Ternak
a. Kepemilikan kandang tenak
1. Tidak 2. Ya, jenisnya ternak ayam
b. Bila Ya, letak kandang
1. Dalam rumah 2. Di luar rumah
c. Kondisi
1. Terawat 2. Tidak terawat
14
III. KONDISI KESEHATAN UMUM
A. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana kesehatan terdekat
1. Rumah sakit 2. Puskesmas 3. dr/ Perawat/ Bidan
4. Balai pengobatan 5. Lain-lain, sebutkan……….
b. Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit
1. RS 2. Puskesmas 3. Dokter praktik
4. Perawat 5. Bidan 6. Lain-lain, sebutkan…….
c. Kebiasaan Keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan
1. Beli obat bebas 2. Jamu
d. Sumber pendanaan kesehatan keluarga
1. ASTEK/ASKES 2. Tabungan 3. Dana sehat
4. JPS/ASKES MASKIN 5. Tidak ada
e. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga
1. Jalan kaki 2. Becak 3. Angkot
4. Kendaraan pribadi
f. Jarak rumah dengan sarana kesehatan
1. < 1 Km 2. 1- 2 Km 3. 2- 5 Km
4. > 5 Km
B. Masalah Kesehatan Khusus
a. Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir
1. Demam berdarah 2. Batuk pilek 3. Asma
4. TBC 5. Thypoid 6. Infeksi menular seksual
7. Lain-lain, sebutkan.....
15
d. Bila tidak, alasannya
1. Dilarang suami 2. Agama 3. Tidak tahu
4. Lain-lain, sebutkan……….
B. Ibu Hamil
a. Apakah ada ibu hamil dalam keluarga
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, umur kehamilan trimester
1. I (0- 3 bulan) 2. II (4- 6 bulan) 3. III (7- 9 bulan)
c. Bila Ya, kehamilan yang ke
1. 1 2. 2 3. 3 4. > 3
d. Berapa usia bumil saat ini
1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun
e. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya
1. Tidak 2. Ya, sebutkan…………..
f. Bila Ya
1. 2 kali 2. 3 kali 3. 4 kali
g. Bila Tidak, alasannya
1. Tidak ada biaya 2. Tidak sempat 3. Tidak tahu
4. Lain-lain, sebutkan…………
h. Apakah mendapatkan TT
1. Tidak 2. Ya
i. Bila Ya
1. Lengkap (2 kali) 2. Tidak lengkap (1 kali)
j. Adakah penyakit/ keluhan yang dirasakan bumil saat ini
1. Lemah, letih, lesu 2. Pusing 3. Mual & muntah
4. Bengkak di kaki atau tempat lain 5. Lain-lain, sebutkan……...
C. Ibu Menyusui
a. Apakah ada buteki
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, apakah ibu meneteki anaknya
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Ya, lamanya menyusui
1. < 1 bulan 2. 1 – 4 bulan 3. 5 – 12 bulan
1. > 12 bulan
16
d. Bila Tidak, alasannya
1. Pekerjaan 2. Tidak tahu 3.Penyakit 4.Lain-lain, sebutkan……
D. Balita
a. Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita
1. Tidak 2. Ya
b. Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Tidak, alasannya
1. Jauh 2. Tidak ada waktu 3. Lain-lain, sebutkan….
d. Apakah anak ibu sudah diimunisasi
1. Tidak 2. Ya
e. Jenis imunisasi yang sudah didapatkan
1. Polio….kali 2. BCG 3. DPT…..kali
4. Hepatitis 5. Campak
f. Bila tidak diimunisasi, alasannya
1. Tidak tahu 2. Waktu 3. Lain-lain, sebutkan
g. Apakah anak memiliki KMS
1. Tidak 2. Ya
h. Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini berat badan anak berada pada
1. Di daerah garis hijau 2. Diatas garis hijau sampai kuning
3. Di bawah garis titik-titik 4. Di bawah garis merah
E. Anak dan Remaja
a. Dalam keluarga mempunyai anak sekolah/ remaja
1. Tidak 2. Ya
b. Jika Ya, usia anak saat ini
1. 6 – 10 tahun 2. 11 – 15 tahun 3. 16 – 21 tahun
c. Pendidikan anak berada pada tingkat
1. SD 2. SMP 3. SMA
4. PT
d. Kegiatan anak di luar sekolah
1. Kegamaan, sebutkan….. 2. Karang Taruna
3. Olahraga, sebutkan volly 4. Lain-lain, sebutkan…..
e. Apakah ada anak yang menderita penyakit
1. Tidak 2. Ya, sebutkan
f. Jika Ya, sudahkah berobat
17
1. Sudah 2. Belum, alasannya
g. Jika sudah, berobat kemana
1. Medis, sebutkan Bidan 2. Non medis, sebutkan….
h. Bagaimana penggunaan waktu luang anak
1. Musik/ TV 2. Olahraga 3. Rekreasi
4. Keagamaan
i. Kebiasaan anak
1. Merokok 2. Alkohol 3. Narkoba
4. Lain-lain, sebutkan olahraga
F. Usia Lanjut
a. Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut (lebih dari 60 tahun)
1. Tidak ada 2. Ada, usianya……..
b. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit
1. Tidak 2. Ya
c. Jika Ya, jenis penyakitnya
1. Asma 2. TBC 3. Hipertensi
4. Kencing manis 5. Rheumatik/arthritis 6. Katarak
7. Osteoporosis 8. Penyakit kulit 9. Jantung
10. Liver 11.Lain-lain, sebutkan…….
d. Upaya yang telah dilakukan
1. Berobat ke sarana kesehatan 2. Berobat ke non medis
3. Diobati sendiri 4. Lain-lain, sebutkan……..
e. Penggunaan waktu senggang pada lansia
1. Berkebun/pekerjaan rumah 2. Jalan-jalan
3. Senam 4. Lain-lain, sebutkan………
f. Apakah ada posyandu lansia di daerah tempat tinggal saudara
1. Tidak ada 2. ada
g. Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut
1. Tidak 2. Ya…….kali/bulan
h. Jika tidak, alasannya
1. Tidak tahu 2. Tidak mau
18
II. ANALISIS DATA
DATA MASALAH
Do :
Do :
Do :
19
III. RENCANA KEGIATAN (POA)
1. Nyeri akut 1) Berikan Perawat Kamis, 4 Juli Rumah Tn. Rp. Dana Desa
berhubung penyuluhan 2019 K 500.00
an dengan pada keluarga 0,-
ketidakma tentang teknik
mpuan relaksasi
keluarga 2) Ajarkan
untuk keluarga cara
merawat teknik
anggota relaksasi
keluarga
yang sakit
20
cara keluarga
perawatan cara
merawat
anggota
keluarga
yang sakit
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
di sekitarnya . Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain, umur pertama kali melakukan hubungan
seksual, jumlah kehamilan dan partus, infeksi virus, sosial ekonomi, hygiene dan sirkumsisi,
merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
B. Saran
Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah dari pada
mengobati. Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan berarti sulit untuk
menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita selalu berusaha hidup sehat dan teratur.
22
Daftar Pustaka
23