Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan Novel Hurt

Nabila kini hidup hanya berdua dengan ibunya, karena ayahnya telah meninggal pda saat ia
berumur satu tahun. Sekarang Nabila duduk dibangku kelas 12 IPA 1 bersama dua orang sahabtanya yaitu
Laura dan Nico yang kerap dipanggil bule karena ibunya berasal dari Amerika. Pada suatu hari Nabila
pergi kesekolah di antar ibunya, sesampainya dikelas ia mencari-cari Laura. Bel masuk telah berbunyi
namun Laura belum kelihatan juga, tiba-tiba ia di kagetkan oleh kedatangan Nico dan ia memberitahu
bahwa Laura tidak berangkat. Pada saat jam istirahat Nabila pergi ke kantin bersama Nico, tanpa disadari
disana ia bertemu dengan pria yang ada pada mimpinya semalam, pria yang disukainya. Dari situlah
Nabila mengetahui nama pria itu, yaitu Malik. Nabila pun merasakan jatuh cinta pada pandangan
pertama. Pelajaran akhirnya berakhir, karena Laura hari ini tidak berangkat Nico pun mengajak Nabila
untuk pulang bersama dengan jalan kaki. Pada saat diperjalanan Nabila merasakan getaran perhatian yang
diberikan oleh Nico. Ia merasa juga kagum kepada Nico karena Nico sangat perduli pada lingkungan.
Dalam hati, Nabila berkata bahwa tidak boleh jatuh cinta pada Nico, ia harus focus pada Malik orang
yang disukainya lebih dulu.

Semakin hari Nabila dan Malik semakin dekat. Malik pun memberanikan diri untuk mengajak
Nabila jalan. Malik sudah memiliki rencana untuk menyatakan cinta kepada Nabila. Pada sisi lain Nico
merasa cemburu dengan kedekatan Nabila dan Malik, sebenarnya Nico juga mencintai Nabila. Karena
tidak ingin Nabila berada pada cinta Malik, pada hari yang sama Nico mengirim surat untuk Nabila yang
isinya mengajak Nabila jalan dan Nico juga akan menyatakan cintanya. Namun semua terlambat, Nabila
lebih dulu menjadi pacar Malik. Nico diberitahu Laura bahwa Nabila dan Malik sudah jadian. Hujan lebat
mengguyur Nico yang bergegas kerumah Nabila untuk mengambil surat itu kembali. Hati Nico terasa
amat sakit, lalu Nico pergi kerumah Laura untuk bercerita bahwa ia mencintai Nabila, pada saat itu juga
hati Laura merasakan sakit, Laura memberanikan diri untuk jujur kepada Nico, bahwa ia mencintai Nico.

Laura menceritakan tentang keadaan Malik kepada Nico, bahwa Malik sekarang mengidap
penyakit HIV. Hati Nico pun terbakar dan bepikiran bahwa Malik laki-laki yang tidak benar, karena ia
tidak mau Nabila dirusak oleh Malik, Nico menghampiri Malik di kelasnya dan langsung memukul Malik
sambil berkata agar dia menjauhi Nabila. Nabila pun dating untuk memisahkan mereka, Nabila marah
kepada Nico karena telah memukul Malik. Nico memberitahukan yang sebenarnya bahwa Malik
mengidap penyakit HIV, Nabila merasa kecewa lalu pergi.

Hubungan Nabila dengan Malik pun renggang, bahkan untuk saat ini Nabila enggan bertemu
dengan Malik. Akan tetapi Nabila merasa kasihan kepada Malik yang mau menunggu Nabila dan ia
menemui Malik. Nabila tersadar bahwa Malik selama ini sangat mencintai Nabila,Malik bersandar di
bahu Nabila, ia pun pergi untuk selamanya karena penyakit yang ada pada tubuhnya. Disisi lain Nico juga
pergi ke Amerika entah sampai kapan ia akan kembali. Kini Nabila harus jauh dari raga kedua pria yang
mencintainya tetapi tidak untuk cintanya.
Pokok Persoalan

Pada bab prolog, menceritakan tentang keluarga seorang gadis yang bernama Nabila. Ia sekarang
tinggal hanya dengan ibunya, karena ayahnya telah meninggal apada saat ia masih berusia satu tahun.
Ibunya bekerja sebagai wirausaha yang emeneruskan usaha toko besi peninggalan ayahnya.

Kedua pada bab dia, bercerita pada saat Nabila disekolah dan tiba-tiba ia melihat seorang pria
yang ada pada mimpinya. Nabila pun jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat ia sedang melamunkan
pria itu, ia pun di kagetkan kadatangan sahabatnya yang bernama nico yang kerap dipanggil bule.

Pada bab Getaran Pertama menceritakan Nabila bertemu dan berkenalan dengan seseorang yang
disukainya saat ia sedang makan di kantin bersama Nico. Nama pria itu adalah Malik.

Bab Nico oh Nico bercerita saat saat pulang sekolah. Nico pun mengajak Nabilan untuk pulang
jalan kaki bersama. Pada saat itu ia terkagum pada Nico karena ia perhatian kepadanya dan peduli pada
lingkungan karena setiap ada sampah yang dibuang sembarangan ia memungutnya. Akan tetapi ia harus
tetap focus pada malik, pria yang sudah disukainya lebih dulu.

Pada bab romantika sang sahabat, bercerita ketika Nico menghantar Nabila pulang kerumah
dengan di boncengkan sepeda. Keringat Nico terkucur membasahi wajahnya dan Nabila mengusap. Nico
juga sangat perhatian pada Laura pada malam harinya, Nico mau menyelesaikan catatan sejarah Laura
karena Laura tertidur pulas.

Selanjutnya bab semakin dekat, menceritakan kedekatan Nabila dengan Malik. Mereka bertemu
kembali di sekolah, dan mengobrol bersama. Malik mengajak Nabila untuk jalan-jalan nanti malam.

Pada bab malam yang tak terduga, bercerita tentang kegelisahan Nabila yang menunggu Malik
yang tak kunjung dating, Nabila kecewa karena merasa dibohongi, Malik sampai dirumah Nabila sudah
larut malam karena ban sepeda Malik bocor dan ia hrus mendorong, Nabila merasa tidak enak hati karena
sudah berpransangka buruk. Tiba-tiba Laura dating karena ia ingin bertanya tentang Malik, karena sudah
larut malam Malik dan Laura pulang bersama.

Pada bab antara Nabila, Malik dan Nico berecerita tentang Nabila dan Malik yang sudah
berpacaran. Pada hari yang sama Nico juga ingin mengungkapkan perasaannya pada Nabila, namun ia
sudah terlambat.

Bab kesedihan yang lain, menceritakan tentang kesedihan Nico. Kemudian Nico menceritakan
kekecewaannya pada Laura. Dan Laura pun sakit hati juga, karena ia juga mencintai Nico. Sesampainya
dirumah Nico diberitahu ayahnya bahwa ia harus ikut pindah ke Amerika. Nico tidak sanggup
meninggalkan cintanya yang masih mengambang.

Bab menjelang, Nico memberitahu Laura bahwa ia akan segera pindah ke Amerika. Laura sedih,
ia juga bercerita kepada Nico bahwa Malik mengidap HIV. Hati Nico memanas, ia menghampiri Malik
dan memukulnya. Nabila menghampiri tak marah pada Nico, dan akhirnya Nabila tahu yang sebenarnya.

Bab pergi, bercerita tentang Nico yang meminta maaf kepada Malik karena ia salah paham
tentang penyakitnya. Ia juga bepamitan untuk pergi ke Amerika. Disisi lain Nabila masih merasa berat
untuk bertemu Malik, tetapi mau tidak mau ia harus menemuinya. Mereka bertemu di taman, Malik
mengungkap bahwa ia benar-benar mencintai Nabila, sampai akhirnya Malik bersandar di bahu Nabila
dan pergi untuk selamanya.

Akhir bab epilog, Nabila kembali bangkit dari keterpurukan, dan di sekolah ia dikejutkan oleh
rencana Laura yang menyuruh semua laki-laki untuk bersekolah menaiki sepeda.

Pandangan Pengarang

Penulis novel ini adalah sesorang siswa dari SMKN 4 Samarinda yang memliki imajinasi tinggi
karena kekuatan berpetualang dalam imajinasi, dengan imajinasinya itu ia mampu menulis sebuah novel
remaja yang sangat bagus ini. Heri aktif di komunitas penulis di daerahnya, cerita yang dia tulis
kebanyakan berdasarkan riset. Hal ini ia dedikasi kan kepada para remaja yang sedang megalami jatuh
cinta, supaya mereka sadar jika cinta bukanlah segalanya.
Esai

EDENSOR

“Andrea Hirata”

Semangat Juang Demi Menempuh Pendidikan Dan Pencarian Cinta

Edensor, merupakan Novel ke-3 karya Andrea Hirata setelah novel sebelumnya berjudul Laskar
pelangi. Novel yang berjudul “Edensor” ini merupakan salah satu bentuk pengalaman dari seorang
Andrea Hirata. Kisah-kisah di dalamnya merupakan simpul kejadian yang pernah Ia alami. Pendidikan,
kisah romantisme, serta penjelajahannya menjadi media bagi dirinya menjalani kisah cintanya.
Bagaimana semangatnya mencari A-Ling kemudian dia harus rela menerima hasil dari semangatnya itu.

Dalam novel yang berjudul “edensor” ini, saya menemukan kutipan yang sangat menarik pada
lembar ke-13 yang menjadi kalimat pembuka yaitu “Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius,
fantastis dan sporadic, namun setiap elemennya adalah sub system keteraturan dari sebuah desain holistic
yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal kecil apapun terjadi
karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tidak terbantahkan”.

Edensor, mengulas tentang perjalan hidup Ikal (Andrea) dan Arai, saudara sekaligus teman
seperjalanannya yang telah melalui banyak perjalana kisah kehidupan, suka maupun duka.

Pertemuannya dengan Weh, lelaki yang harus menanggung aib karena menderita penyakit burut,
penyakit nista yang disebabkan oleh ulah nenek moyangnya yang telah berani melanggar aturan agama.
Weh merupakan tokoh yang telah mengajarkannya cara membaca bintang, mengurai langit sebagai kitab
terbentang serta membawanya pada satu pemahaman tentang konstelasi zodiak. Zenit dan nadir, pesan
terakhir yang ditinggalkan Weh sebelum kematiannya. Weh adalah orang pertama yang telah
mengenalkan Andrea pada diri sejatinya, dan telah menguatkan tekat Andrea untuk menjelajahi separuh
belahan dunia, berjalan di atas tanah-tanah mimpi, dan menemukan cinta yang sesunguhnya. Pelajaran
yang tidak akan ditemukan di bangku pendidikan formal, karena hanya kekuatan semesta yang mampu
menguak realita kehidupan.

Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan yang
menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi yang telah menjadi mimpi-mimpi
masa kecil mereka. Universitas Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan
persahabatan dengan mahasiwa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang. Kehidupan
bangsa eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan pada berbagai realita
betapa rendahnya kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia. Hanya semangat dan tekad yang
kuat yang mampu menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk menjadi bagian dari sistem
pendidikan yang modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan pengetahuan mengharuskan dua sahabat
ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan mereka.

Dalam novel ini bercerita tentang Ikal dan Arai yang berencana untuk melakukan perjalanan
keliling benua Eropa mengikuti tradisi para pengelanan back packer Kanada. Rencana perjalanan panjang
ini mendapat respon yang serius dari para sahabat, yang akhirnya dijadikan sebagai ajang pertaruhan
untuk mengukur keberanian untuk menahklukkan tantangan. Penjelajahan panjang menjelajahi benua
eropa dengan bermodal semangat dan keberanian. Perjalanan dimulai dari kota Paris Perancis melintasi
benua Eropa dan berakhir di Spanyol. Pencarian Andrea akan cinta masa kecil telah membawa mereka
melintasi rute perjalanan yang panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan Casablanca di
benua Afrika. Rasa lapar, kelelahan serta ancaman kematian karena kedinginan tidak menyurutkan
semangat dan keberanian Andrea untuk menjelajahi enigma tentang A Ling yang kini menjadi semakin
terang.

Dalam novel yang berjudul “Edensor” ini, membawa kita pada perjalanan yang tidak hanya
membawa kita pada tempat-tempat yang spektakuler, tidak hanya memberi kita tantangan yang
menghadapkan pada cinta putih, tetapi mampu membawa kita pada satu kesadaran kesejatian diri
manusia. Toleransi, daya tahan bukanlah hal yang dapat ditawar-tawar dalam keadaan apapun.
Dibutuhkan semangat, kemauan dan daya juang tinggi untuk menghidupi setiap mimpi hingga mewujud
dalam sebuah realita kehidupan.

Akan tetapi dalam novel ini, saya banyak menemukan istilah-istilah dan kalimat-kalimat yang
sulit dimengerti oleh pembaca, seperti pada istilah “Gracias senor dan la niege au sahara”. Dan pada
kalimat “Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika liku
hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan
yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga- duga, menyerap,
mengikat, mengganda, berkembang dan terurai”

Pada akhir cerita novel ini, hanya menceritakan ketika Ikal menemukan desa khayalan A-Ling,
Edensor. Bukan Ikal bertemu dengan A-Ling. Tepatnya pada tema yang tertulis “ Lorong waktu”, Ikal
tiba di suatu tempat yang benama “Sheffield” . Sheffield merupakan kota yang tak lebih dari kota pabrik
yang telah bangkrut dan ia pun menaiki bus buntut yang berisikan segelintir petani, hingga ia pun sampai
disuatu tempat yang sangat jauh dari sheffield dan tempat itu seolah mengingatkannya akan sebuah negeri
khayalan yang telah lama hidup dalam kalbunya, dan ia pun turun dari mobil dan bertanya tentang nama
tempat dimana ia berada pada saat itu pada seorang ibu, dan ibu itupun menatapnya dengan lembut lalu
menjawab “sure lof, it’s Edensor”.

Banyak nilai sosial yang dapat kita petik dari novel ini yaitu semangat juang dua orang laki-laki
yang berkobar-kobar demi menempuh pendidikan dan pencarian cinta mereka. Dan Novel yang berjudul
“Edensor” ini, sangat cocok bagi pelajar Karena dapat memotivasi semangat belajar mereka. Karena
novel ini menceritakan Ikal dan Arai yang tidak menduga kalau mereka dapat beasiswa untuk belajar ke
Perancis, Eropa. Dan juga semangat penulis yang kokoh walau diterjang penderitaan. Dan Penulis
sepertinya mengharapkan para pembaca agar mencontoh watak tokoh utama dalam mengarungi
kehidupan.
Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel

1.Unsur-unsur Pembangun Novel

a) Tema
Tema dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” yaitu “Kasih Tak Sampai”. Mengapa “Kasih Tak
Sampai”? karena cerita dalam novel tersebut bercerita tentang harapan ronggeng Srintil untuk
dapat hidup bersama dengan lelaki yang sangat dicintai dan didambakan sejak kecil, karena dia
memang teman bermainnya, yaitu Rasus. Namun Rasus tidak mau menerima ajakan Srintil untuk
menikah, karena bagi Rasus, Ronggeng adalah milik masyarakat, milik orang banyak, dan milik
semua orang. Maka Rasus merasa akan sangat egois jika harus menikahi Srintil. Meskipun
sebenarnya hati Rasus sangat sakit ketika harus mengatakan hal itu kepada Srintil. Srintilpun
sebenarnya tahu perasaan Rasus, bahwa dia masih sangat mencintainya. Namun Rasus tidak mau
mengakuinya dan lebih memilih pergi meninggalkan Srintil, neneknya yang sudah tua, dan
Dukuh Paruk.
b) Alur
Alur yang diguna Alur atau jalannya cerita dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” menggunakan
alur maju yang disertai dengan “flash back” atau kembali ( mundur ) kemasa lalu, baik yang
dialami oleh tokoh utama atau pemeran lainya. Dalam cerita ini yakni ditengah-tengah cerita
pengarang menceritakan kembali masa lalu yang sempat dialami oleh pemeran cerita. Seperti
menceritakan kembali terjadinya peristiwa tempe bongrek sebelas tahun yang lalu atau semasa
bayinya Srintil, yakni :“ Orang-orang Dukuh Paruk pulang kerumah masing-masing. Mereka,
baik lelaki maupun perempuan, membawa kenangan yang dalam. Malam itu kenangan atas
Srintil meliputi semua orang Dukuh Paruk. Penampilan Srintil malam itu mengingatkan kembali
bencana yang menimpa Dukuh Paruk sebelas tahun yang lalu........Sebelas tahun yang lalu ketika
Srintil masih bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujab lebat…”.
c) Latar
Latar Tempat :
 Dukuh Paruk. “dua puluh tiga rumah berada di pedukuhan itu, dihuni oleh orang-orang
seketurunan…”.
 Ladang/ Kebun “ditepi kampung, tiga anak sedang bersusah payah mencabut sebatang
singkong. Yakni Rasus, Darsun dan Warta…”.
 Dibawah pohon nangka. “dipelataran yang membatu dibawah pohon nangka,...Srintil
menari dan bertembang. Gendang, gong dan calung mulut mengiringinya..”.
 Rumah Nyai Kartareja. “di dalam rumah. Nyai Kartareja sedang merias Srintil. Tubuhnya
yang kecil dan masih lurus tertutup kain sampai ke dada …”.
 Perkuburan. “rombongan bergerak menuju perkuburan dukuh paruk. Kartareja berjalan
paling depan membawa pedupan….”.
 Pasar Dawuan. “Perkenalanku dengan pedagang singkong di pasar memungkinkan aku
mendapat upah…”.
 Di Markas Tentara. “pada hari pertama menjadi tobang, banyak hal baru yang
kurasakan…”
 Di Hutan. “Sampai di hutan, perburuan langsung dimulai. Dalam hal ini aku kecewa
karena tiga orang tentara yang kuiringkan sama sekali tak berpengalaman dalam hal
berburu…

Latar Waktu :

 Sore hari “ ketiganya patuh. Ceria dibawah pohon nangka itu sampai matahari menyentuh
garis cakrawala.” (Tohari,Ahmad, 2008:7)
 Malam hari “ jadi pada malam yang bening itu, tak ada anak Dukuh Paruk yang keluar
halaman...” (Tohari,Ahmad, 2008:7)
 Pagi hari “ menjelang fajar tiba, kudengar burung sikakat mencecet si rumpun aur di
belakang rumah.” (Tohari,Ahmad, 2008:63)

Latar Suasana :

 Tenang, tentram
“Sakarya merasa hawa dingin bertiup di kuduknya. Suara hiruk-pikuk bergalau dalam
telinga. Dan tiba-tiba Sakarya terkejut oleh sinar menyilaukan yang masuk matanya.
Matahari pagi muncul di balik awan. “Ah, boleh jadi benar, kematianku sudah
dekat,” gumam Sakarya. Aneh, Sakarya merasakan ketentraman dalam hati setelah
bergumam demikian.”
 Gembira, bangga, bahagia
“Kegembiraan itu lahir dan berkembang dari Dukuh Paruk. Berita cepat tersiar
bahwa pada malam perayaan Agustusan nanti Srintil akan kembali meronggeng.
Kurang dua hari lagi, tetapi sudah banyak orang bersiap-siap. Anka-anak mulai
bertanya tentang uang jajan kepada orangtua mereka. Para pedagang, dari pedagang
toko sampai pedagang pecel bersiap dengan modal tambahan. Juga tukang lotre putar
yang selalu menggunakan kesempatan ketika banyak orang berhimpun.”
 Tegang, genting
“Kenapa Jenganten?”
d) Tokoh dan Penokohan
 Rasus : bersahabat, penyayang, pendendam, pemberani
 Srintil : Bersahabat, seorang ronggeng, agresif, Dewasa
 Dursun : bersahabat
 Warta : bersahabat, perhatian dan penghibur
 Sakarya (Kakek Srintil): Penyayang, tega
 Ki Secamenggala : nenek moyang asal Dukuh Paruk
 Kartareja dan Nyai Kartareja : mistis, egois
e) Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa
dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :

Uluk-uluk perkutut manggung


Teka saka negndi,

Teka saba tanah sabrang

Pakanmu apa

Pakanku madu tawon

Manis madu tawon,

Ora manis kaya putuku, Srintil

f) Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh
Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti
adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar
cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia
dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
g) Amanat
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui novel
“Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah: agar kita semua mau dan mampu melihat seseorang itu
tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga dari hatinya. Dan agar kita mau berpikir mengenai
tragedi-tragedi kemanusiaan yang terjadi disekeliling kita. Pesan lain mungkin juga seperti
jangan menyia-nyiakan orang yang telah sepenuh hati mencintai kita, karena belum tentu suatu
saat nanti kita dapat menemukan orang yang mencintai kita seperti itu.

Pembuka Novel

Sepertinya malam telah menelan keramaian kota. Kengerian tercipta seiring dengan munculnya
suara binatang malam. Hujan baru saja reda, tapi rintiknya masih sedikit ada. Sesaat lagi, jarum panjang
menyelesaikan tugasnya yang sangat panjang, berputar-putar seperti komedi putar, berkeliling menempuh
angka satu ke angka lain. Dan ini dikerjakan selama 24 jam, tak pernah mengeluh ‘aku sudah lelah’.

Anda mungkin juga menyukai