Anda di halaman 1dari 6

BAB 3.

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penulisan


Penelitian ini menggunakan desain studi kasus. Desain studi kasus adalah
suatu karya tulis ilmiah berupa paparan hasil penerapan proses asuhan
keperawatan kepada klien secara ideal sesuai dengan teori dan berisi pembahasan
atau suatu kesenjangan yang terjadi di lapangan. Penyusunan karya tulis ini
dilaksanakan melalui:
3.1.1 Studi lapangan untuk memperoleh data primer yaitu data yang diperoleh
penulis secara langsung dari sumber data, baik melalui pengamatan (observasi),
wawancara (interview), pemeriksaan fisik maupun hasil pengukuran langsung
lainnya. Data ini dari sumber lapangan (klien/keluarga).
3.1.2 Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh teori-teori dan sebagai
rujukan untuk melengkapi data sekunder yang relevan dan mutakhir dengan
permasalahan. Data sekunder yang dimaksud adalah data yang diperoleh penulis
dengan memanfaatkan data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan
oleh pihak lain, dalam bentuk publikasi ilmiah seperti buku, jurnal, majalah ilmiah
dan lain sebagainya.

3.2 Batasan Istilah


1. Asuhan Keperawatan adalah suatu metode yang sistemis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan
respon unik individu pada suatu kelompok dan perseorangan terhadap
gangguan kesehatan yang dialami, baik actual maupun potensial.
2. Klien adalah individu yang mencari tahu atau menerima perawat medis.
Klien dalam studi kasus ini klien dengan diagnose medis dan masalah
keperawatan yang sama.
3. Stroke / Cerebro Vaskuler Accident (CVA) adalah gangguan pembuluh
darah otak yang diakibatkan terhentinya suplai darah kebagian otak adanya
sumbatan, penyempitan, atau rusaknya pembuluh darah yang
menyebabkan deficit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau
hemoragi sirkulasi saraf otak.
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral adalah keadaan otak yang
mengalami penurunan suplay oksigen dan dapat mengakibatkan penurunan
perfusi darah. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dapat
menimbulkan berbagai masalah yang kompleks bagi klien diantaranya :
peningkatan intracranial, nyeri kepala, hilangnya kesadaran, dan tiba-tiba
mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan.

3.3 Partisipan
Partisipan dalam penulisan ini adalah :
3.3.1 Dua orang pasien yang mengalami stroke dengan masalah keperawatan
gangguan perfusi jaringan tahun 2019.
3.3.2 Pasien memenuhi minimal 2 batasan karakteristik
3.3.3 Menandatangani Inform consent

3.4 Lokasi dan Waktu


Pada poin lokasi dan waktu ini penulis menjabarkan dimana tempat
menulis dan kapan menulis.
3.4.1 Lokasi Penulisan
Penulisan ini dilakukan di tahun 2019. Pelayanan dilakukan di RSUD dr.
Haryoto diruang Melati. Studi kasus dirumah sakit lama waktu sejak klien dirawat
dirumah sakit sampai pulang dan atau klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika
sebelum 3 hari klien sudah pulang makan perlu penggantian klien lainnya yang
sejenis.
3.4.2 Waktu
Total waktu yang diperlukan selama 3 minggu. Dengan pasien pertama pada
minggu pertama, pasien kedua pada minggu ketiga.
3.5 Pengumpulan Data
Pada penulisan ini, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :
3.5.1 Desain untuk melakukan wawancara yaitu melalui empat tahapan yaitu
pemeriksaan, proses wawancara, analisa hasil wawancara dan melaporkan hasil
wawancara. Tahapan persiapan dimulai dari menyiapkan tema yang ingin dicari,
dikaji dengan format askep lansia, mengetahui latar belakang, partisipan dan
memperhatikan latar belakang social budaya partisipan. Tahapan proses
wawancara dapat dibagi menjadi tahap sebelum wawancara, saat memulai
wawancara dan proses inti wawancara. Dilaksanakan secara langsung kepada
lansia.
3.5.2 Obsevasi dan pemeriksaan fisik pada system tubuh klien.
Dilakukan oleh peneliti dengan pemeriksaan head toe to.
3.5.3 Studi dokumentasi hasil pemeriksaan diagnostic dan data yang sesuai.

3.6 Uji Keabsahan data


Untuk menjamin keabsahan data maka, dilaksanakan pengkajian secara
langsung tentang data saat ini.
Confirmability / konfirmabilitas adalah penilaian keabsahan data yang
didapatkan dari kesamaan penilaian oleh dua atau lebih peneliti terhadap
pengambilan keputusan dalam proses penelitian tentang bagaimana metode
pengumpulan data dan bagaimana melakukan interpretasi data. Dalam penelitian
kuatitatatif lebih dikenal dengan objektivitas

3.7 Analisis data


Analisis data dilakukan penulis dilapangan, sewaktu pengumpulan data
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan kategori yang ada dan
selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan
dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil intrepetasi
wawancara dalam yang akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi
dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya di intrepetasikan dan
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
intervensi tersebut. Urutan dalam analisis data adalah :
3.7.1 Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi dan
dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin
dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).
3.7.2 Pengkajian
Dari hasil wawancara yang terkupul dalam bentuk catatan lapangan
dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data subyektif
dan obyektif, di analisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudian
dibandingkan nilai normal.
3.7.3 Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, gambar, bagan dan
teks naratif. Kerahasiaan klien dijaga dengan mengaburkan identitas klien.
3.7.4 Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
hasil-hasil penulisan terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara induksi (masalah umum menjadi
khusus). Data yang dikumpulkan terkait dengan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

3.8 Etika penulisan


Dalam menyusun proposal ini, dicantumkan etika yang mendasar dalam
studi kasus, terdiri dari:
3.8.1 Persetujuan setelah penjelasan (informed consent)
Adalah persetujuan dari partisipan untuk ambil bagian dalam penelitian
setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang proses penelitian.
Informed concent terdiri dari dua komponen penting yaitu informasi dan
persetujuan. Informed consent merupakan penjelasan informasi yang spesifik dari
peneliti kepada calon partisipan. Informasi-informasi penting yang disampaikan
dalam informed concent terdiri dari penjelasan tentang aktivitas dalam proses
penelitian, penjelasan gambaran resiko dan ketidaknyamanan yang mungkin
terjadi, menjelaskan manfaat dari penelitian, menjelaskan kemungkinan alternatif
intervensi, menjamin kerahasiaan identitas dan data partisipan, kompensasi untuk
keikutsertaan dalam penelitian, menawarkan untuk menjawab pertanyaan,
keikutsertaannya tanpa paksaan, memberitahukan bahwa terdapat pilihan untuk
menarik diri dari penelitian, dan memberikan penjelasan sampai calon partisipan
memahami sepenuhnya proses penelitian.
3.8.2 Prinsip kerahasiaan identitas partisipan (anonymity)
Memiliki arti bahwa tidak ada seorangpun bahkan penelitinya dapat
mengidentifikasi partisipan dalam penelitian (Schneider, Whitehead, Elliott, et al,
2007) ataupun peneliti tidak dapat menghubungkan antara partisipan dengan data
yang berasal dari partisipan tersebut (Polit and Beck, 2004). Hal ini merupakan
tantangan terutama dalam penelitian kualitatif, karena peneliti bertemu langsung
bahkan bertatap muka, jadi meskipun identitas partisipan dirahasiakan dengan
menggunakan pengkodean akan tetapi beberapa informasi tertentu dapat
menghubungkan dengan partisipan. Sehingga diperlukan komitmen dari peneliti
untuk menjaga prinsip kerahasiaan identitas partisipan (Schneider, Whitehead,
Elliott, et al, 2007). Beberapa tindakan dapat melindungi identitas partisipan
adalah dengan menghancurkan semua yang berhubungan dengan data demografi
partisipan setelah penelitian selesai dilaksanakan (Speziale & Carpenter, 2007).
3.8.3 Kerahasiaan data (confidentiality)
Adalah peneliti harus dapat menjaga kerahasiaan partisipan dan tidak akan
mempublikasikan identitas partisipan dan dapat menjamin bahwa tidak ada pihak
lain yang dapat memiliki akses terhadap identitas mereka dalam penelitian (Polit
& Beck, 2004: Mauthner, Birch, Jessop dan Miller, 2005). Peneliti menjaga
kerahasiaan dalam penelitian ini dengan cara menyimpan seluruh dokumen hasil
pengumpulan data seperti lembar persetujuan, biodata, file rekaman dan transkrip
hasil wawancara dalam tempat khusus yang hanya dapat diakses oleh peneliti,
informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
akan dimusnahkan jika semua ata tidak digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, T.A., 2012. Sistem Neurobehavior. Jakarta: Salemba Medika.


Batticaca, F.B., 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Dosen Keperawatan Medikal Bedah Indonesia, 2016. Rencana Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Badrul Munir, S.S., 2015. Neurologi Dasar. Jakarta: Sagung Seto.

Esther, 2010. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktek Keperawatan. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.

Indonesia, D.K.M.B., 2016. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Lumbantobing, S.M., 2004. Stroke Bencana Pedarahan Darah Di Otak. Jakarta:


Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Muttaqin, A., 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, A., 2012. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Nina, 2009. Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Smeltzer & Bare, 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal - Bedah. Jakarta: EGC.

Sudoyo, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.

Wahyu Widagdo, S.K.M.K.S.K., Toto Suharyanto, S.K.N. & Ratna Aryani,


S.K.N., 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Trans Info Media.
Wilkinson, J.M., 2016. Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA-I, Intervensi
NIC, Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai