Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, anemia
merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara
berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia.
Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil.
Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, , prevalensi
anemia dunia berkisar 40-88%.Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di
Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1%
perempuan. Anemia adalah gangguan yang umum selama kehamilan. Anemia
selama kehamilan dapat menyebabkan malapetaka akibat buruk yang serius,
seperti ketuban pecah dini, infeksi nifas, pembatasan pertumbuhan janin,
hipoksia janin, dan kelahiran prematur. Studi sebelumnya telah mengidentifikasi
beberapa faktor risiko potensial untuk anemia, seperti status gizi buruk,
kehamilan berganda, status sosial ekonomi yang buruk, usia di atas 30 tahun,
multiparitas, dan jarak kelahiran yang lebih pendek. Sekitar 30-40 persen bayi
baru lahir menderita berat badan lahir rendah karena anemia ibu dan gizi buruk.
Menurut Alessandro tahun 2009, Turunnya kadar hemoglobin (Hb)
terlihat pada kehamilan normal (juga dikenal sebagai anemia fisiologis atau
anemia kehamilan) disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang relatif lebih
besar (50%) dibandingkan dengan peningkatan volume sel darah merah (25%).
Penurunan hematokrit mencapai titik terendah selama akhir trimester kedua
hingga awal ketiga. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
mendefinisikan anemia sebagai tingkat Hb atau hematokrit (Hct) di bawah centil
ke-5 untuk populasi yang sehat, yang dilengkapi dengan zat besi, yaitu Hb
kurang dari 11 g / dL atau Hct kurang dari 33% di trimester pertama, dan Hb
kurang dari 10,5 atau Hct kurang dari 32% setelahnya. Anemia berat biasanya
didefinisikan sebagai kadar Hb kurang dari 8,5 mg / dL. Dua penyebab paling

1
umum dari meningkatkan kehamilan dan defisiensi nutrisi perifer dan
kehilangan darah akut.
Hampir separuh atau sebanyak 48,9 persen ibu hamil di Indonesia
mengalami anemia atau kekurangan darah, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018. Berdasarkan data Riskesdas 2018 persentase ibu hamil
yang mengalami anemia tersebut meningkat dibandingkan hasil Riskesdas tahun
2013 yaitu sebesar 37,1 persen. Dari data tahun 2018, jumlah ibu hamil yang
mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6 persen,
usia 25-34 tahun sebesar 33,7 persen, usia 35-44 tahun sebesar 33,6 persen, dan
usia 45-54 tahun sebesar 24 persen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Anemia dan kehamilan dengan anemia?
2. Apa tanda dan gejala pada kehamilan dengan anemia?
3. Apa penyebab Anemia dalam kehamilan?
4. Apa factor resiko kehamilan dengan anemia?
5. Apa saja klasifikasi kehamilan dengan anemia?
6. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anemia dan anemia dalam kehamilan.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala anemia dalam kehamilan.
3. Untuk mengetahui penyebab anemia dalam kehamilan.
4. Untuk mengetahui factor resiko anemia dalam kehamilan.
5. Untuk mengetahui klasifikasi anemia dalam kehamilan.
6. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
anemia

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr/dl .Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr/dl pada trimester I dan III
atau kadar kurang dari 10,5 gr/dl pada trimester II. (Royadi.2018)
Anemia selama kehamilan didefinisikan sebagai Haemoglobin (Hb)
10gr</ dl (Ht < 30%). Jika Hb kurang dari 11,5 gr/dl pada awal kehamilan
wanita mungkin perlu diberikan obat profilaktik karena hemodilusi berikutnya
biasanya mengurangi kadar Hb untuk kurang 10gr/dl. (Atikah,2011)
Anemia adalah keadaan massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang
beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh atau dapat juga disimpulkan sebagai penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit di bawah normal.Seorang
perempuan hamil didiagnosis mengalami anemia apabila memiliki kadar
hemoglobin dibawah 11 g/dl. (Sabrina,dkk,2012)
Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin kurang
dari 11gr/dl.

B. Tanda dan Gejala


Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya kelelahan,
kelemahan, pusing, dispneu ringan dengan tenaga). Gejala dan tanda lain
mungkin termasuk pucat dan jika terjadi anemia berat, akan mengalami takikardi
atau hipotensi. Anemia meningkatkan resiko kelahiran prematur dan infeksi ibu
post partum.Gejala lain yang muncul seperti : merasa lelah atau lemah, kulit
pucat progresif dari kulit, denyut jantung cepat, sesak napas, konsentrasi
tergaanggu.(Atikah,2011)
3
C. Penyebab
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi,
penyebab utamanya adalah pola makan yang buruk, multiparitas, menoragia

Kekurangan asam folat Kekurangan protein Kekurangan zat besi

Berkurangnya produksi Berkurangnya Berkurangnya


sel darah merah dan pembentukan pembentukan enzim-
menimbulkan hemoglobin enzim respirasi
abnormalitas sel darah jaringan
merah
Anemia defisiensi besi
Anemia megaloblastik Defisiensi pemakaian
oksigen

Kemampuan darah
untuk membawa
oksigen berrkurang Gejala anemia

(Hanretty,2014)

D. Faktor Resiko
Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan jika:
1. Mengalami 2 kehamilan yang berdekatan
2. Hamil dengan lebih dari satu anak
3. Sering mual dan muntah karena morning sickness
4. Tidak mengonsumsi cukup zat besi
5. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
6. Hamil saat masih remaja
7. Kehilangan banyak darah misalnya dari cidera atau selama operasi
(Atikah,2011)

4
E. Klasifikasi

Ada 2 jenis anemia dalam kehamilan yaitu anemia defisiensi besi yang
menyebabkan anemia mikrositik hipokrom dan anemia defisiensi asam folat
yang berhubungan dengan anemia megaloblastic. Pembagian anemia dalam
kehamilan. Berbagai macam pembagian anemia dalam kehamilan telah
dikemukakan oleh para penulis sebagai berikut :

a. Anemia defisiensi besi 62,3%


b. Anemia megaloblastik 29,0%
c. Anemia hipoplastik 8,0%
d. Anemia hemolitik 0,7%

1. Defisiensi Besi
a. Perubahan komponen darah dalam kehamilan
Efek hemodelusi pada kadar hemoglobin sangatlah penting. Pada saat
kehamilan aterm,wanita-wanita hamil diharapkan mempunyai kadar
hemoglobin ≥11gr/dl.
b. Diagnosis
Apusan darah tepi memperlihatkan gambaran anemia mikrsitik
hipokrom. Perhitugan darah secara tomatis akan menunjukkan nilai rata-
rata volumesel darah merah dan nilai rata-rata hemoglobin yang rendah .
Kadar besi dan kadar ferritin dalam serum juga rendah.
c. Tatalaksana
Suplemen besi oral merupakan pilihan pengobatan utama. Banyak pusat-
pusat kesehatan di Inggris memberikan profilaksis terhadap anemia
dalam kehamilan dengan memberikan preparat besi 100 mg daasam folat
400 mikrogram setiap harinya kepada wanita hamil. Anemia dalam
kehamilan biasanya berhubugan dengan tidak dikonsumsinya preparat
ini. Alasannya mungkin karena kepatuhan pasien yang kurang,absorpsi
yang buruk,atau karena mual dan muntah.

5
Kegagalan untuk berespons terhadap pengobatan membutuhkan evaluasi
lebih lanjut. Ketika preparat besi oral tidak cocok, karena alasan apapun,
maka dapat diberikan preparat besi sorbitol intramuscular. Infus besi
dekstran dapat diberikan ketika kepatuhan pasien buruk. Besi dekstran
atau besi sukrosa dapat digunakan. Biasanya, preparat infus diberikan
dalam dosis kecil dulu sebagaiui coba untuk mencegah kejadian
anafilaksis.

d. Anemia berat menjelang persalinan


Besi parenteral dapat diberikan sampai minggu ke-35 kehamilan. Setelah
itu,transfuse besi perlu diberikan kepada wanita yang menderita anemia
berat dan anemia simptomatik yang waktu persalinannya tidak pasti dan
kemungkinan mengalami persalinan premature. Konsentrat sel darah
merah harus diberika perlahan-lahan dan diberikan dalam beberapa
tahapan. Kapasitas pengangkutan oksigen dari seldarah merah yang
ditransfusikan pada 24 jam pertama setelah transfuse masih rendah. Sel-
sel darah merah diberikan untuk mencegah komplikasi kehilangan darah
pada saat melahirkan. Pada kasus yang lebih ringan, darah harus tersedia
pada saat melahirkan dan di transfusikan pada saat atau setelah proses
melahirkan,tergantung pada keadaan klinis.

2. Defisiensi asam folat


Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Kadarnya yang
tidak adekuat akan menyebabkan penurunan proliferasi sel. Efefknya
terutama dapat dilihat pada jaringan-jaringan yang berproliferasi dengan
cepat seperti sumsum tulang belakang. Saat ini defisiensi asam folat yang
berat sudah jarang. Konsumsi asam folat profilaksis untuk mencegah defek
tabung saraf ternyata mengurangi risiko anemia pada kehamilan. Sayangnya,
asam folat profilaksis tersebut cenderung dikonsumsi bukan oleh populasi
wanita hamil yang berisiko tinggi mengalami defisiensi nutrisi.Pada anemia

6
defisiensi asam folat yang berat, gejala klinisnya dapat menyerupai gejala
dan tanda defisiensi nutrisi lainnya misalnya glositis.
a. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium akan tampak anemia makrositik
hipokrom. Apusan darah tepi kadang memperlihatkan sel-sel
megaloblastik. Hiperpigmentasi neutrofil juga dapat ditemukan.
b. Tatalaksana
Defisiensi yang sudah terdiagnosa harus diobati dengan suplementasi
asam folat oral 5 mg tiga kali sehari selama kehamilan. Defisiensi
vitamin B12 sangat jarang terjadi dalam kehamilan karena anemia
pernisiosa akibat kekurangan vitamin B12 biasanya menyebabkan
infertilitas.
c. Diagnosa
Kekurangan folat diduga terjadi jika CBC menunjukkan anemia dengan
indeks makrositik lebar atau distribusi RBC (RDW) lebar. Serum folat
yang rendah mengkonfirmasikan diagnosis.

(Hanretty,2014)

3. Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik
dalam kehamilan. Ciri lain dari anemia ini adalah bahwa pengobatan dengan
segala maca obat penambah darah tidak memberi hasil. Etiologi anemia
hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti,
kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun, atau obat-obat.
Dalam hal yang terakhir anemianya dianggap hanya sebagai komplikasi
kehamilan. Karena obat-obat penambah darah tidak memberi hasil, maka
satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita adalah transfusi
darah, yang sering perlu diulang sampai berapa kali.
Biasanya anemia dengan hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita
dengan selamat mencapai masa nifas, akan sembuh dengan sendirinya.

7
Dalam kehamilan-kehamilan berikutnya biasanya wanita menderita anemia
hipoplastik lagi. Namun tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya anemia hemoplastik karena kehamilan. Akan tetapi, dalam
pemberian obat-obat pada wanita hamil selalu harus dipikirkan pengaruh
samping obat itu.
4. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghacuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar untuk hamil, apabila hamil maka anemianya biasanya
menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan
menyebaabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia.

Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 2 golongan besar,


yakni :

1. Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti


sferositosis, eliptosis, anemia hemolitik herediter, thalasemia, anemia sel
sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxymal noctural
haemoglobinuria
2. Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskuler, seperti pada
infeksi (malaria, sepsis dsb), keracunan arsenikum, neoarsphenamin,
timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin, nitrofurantoin (furadantin),
racun ular pada defisiensi G-6-PD, antagonismus rhesus atau ABO,
leukimia, penyakit Hodgkin, limfosarkoma, penyakit hati, dan lain-lain.

Gejala-gejala yang lazim dijumpai adalah gejala-gejala proses hemolitik,


seperti anemia, hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia,
hiperurobilinuria, dan sterkobilin lebih banyak dalam feses. Disamping itu
terdapat pula sebagai tanda regenerasi darah seperti retikulositosis dan
normoblastemia, serta hiperplasia erithropoesis dalam sumsum tulang.

8
Pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung pada jenis
dan beratnya. Obat-obat penambah darah tidak memberi hasil. Transfusi
darah yang kadang diulang beberapa kali diperlukan pada anemia berat
untuk meringankan penderita ibu dan untuk mengurangi bahaya hipoksia
janin. Splenektomi dianjurkan pada anemia hemolitik bawaan dalam
trimester II atau III. Pada anemia hemolitik yang diperoleh harus dicari
penyebabnya.

(Prawiroharjo,2006)

F. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Secara Medis
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk mengatasi
anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan konsekuensi serius
perdarahan. Penanganan anemia secara efektif perlu dilakukan. Ibu hamil
berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan memperoleh
pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman dan efektif akan
memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah
pelaksanaan tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen melalui tranfusi
darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi
beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus dan
bakteri (Pratami, 2016).

Tinjauan Cochrane terhadap 17 penelitian menemukan bahwa


pemberian zat besi oral dapat menegurangi anemia defesiensi zat besi
selama trimester II kehamilan dan meningkatkan kadar Hb dan firitin seru
dibandingkan dengan pemberian plasebo. Penelitian tersebut diambil dari
101 penelitian yang sebagian besar uji cobanya berfokus pada hasil
laboratorium tentang efek perlakuan berbeda terhadap ibu hamil yang
mengalami anemia defesiensi zat besi, penilaian morbiditas ibu & bayi,
parameter faal darah, dan efek samping pengobatan. Terdapat satu uji acak
terkontrol yang menyatakan bahwa pemberian zat besi oral harian selama
empat minggu memiliki hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kadar
9
Hb rata-rata 19,5 g/dl. Zat besi oral dan iron polymaltose aman diberikan
dan dapat meningkatkan kadar Hb dengan lebih efektif dibandingkan
dengan pemberian zat besi oral secara terpisah pada anemia defesiensi zat
besiyang berkaitan dengan kehamilan (Pratami, 2016).

Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan


peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran. Selain itu,
tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia yang berkepanjangan. Ibu
yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat, baik harian maupun
intermiten, tidak menunjukan perbedaan efek yang signifikan. Konsumsi
zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit, tetapi
meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering kali
menimbulkan efek samping mual dan sembelit. Sekitar 10-20% ibu yang
mengkonsumsi zat besi oral pada dosis pengobatan mengalami efek
saamping, seperti mual, muntah, konstipasi atau diare. Ibu hamil yang
menderita anemia berat mungkin memerlukan tranfusi darah, yang
terkadang tidak memberi peningkatan kondisi yang signifikan. Selain itu,
tranfusi darah juga menimbulkan resiko, baik bagi ibu maupun janin
(Pratami, 2016).

Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang tidak
menunjukan tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar Hb lebih dari
10,0 g/dl terbukti memberi dampak positif, yaitu prevelensi anemia selama
hamil dan enam minggu postpartum berkurang. Efek samping berupa
hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb lebih dari 13,o g/dl lebih sering terjadi
pada ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat setiap hari
dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi supleman. Dalam menagani
anemia, profesional kesehatan harus menerapkan strategi yang sesuai
dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil. Penanganan anemia defesiensi
zat besi yang tepat akan meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan
mencegah kebutuhan akan intervensi lebih lanjut (Pratami, 2016).

10
b. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang hamil adalah makan
makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau,
daging merah, sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu
memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Selain itu pemebrian vitamin adalah cara terbaik
untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi dan folat, dan
pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap hari, yaitu
dengan cara mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi
(Proverawati, 2011).

G. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
1.) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2.) Keluhan utama
Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan mata
berkunang-kunang
3.) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang berdekatan,
dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat
memungkinkan terjadinya anemia
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan kehamilan
yang berdekatan
4.) Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola makan
Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi
seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak
mengkonsumsi tablet Fe
11
b. Pola aktivitas/istirahat
Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia mudah kelelahan,
keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak
5.) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi
menurun, pernapasan lambat.
a.) Kepala
Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah,
 Mata
Biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
 Mulut
Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering
 Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia
kehamilan Palpasi : tidak teraba jelas bagian janinya
Auskultrasi : denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit
b.) Ekstremitas
CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema, dan akral
biasanya dingin
6.) Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan labor dasar
Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dab ke tiga kurang
dari 11 g/dl dan pada timester dua <10,5 g/dl
Hematokrit : <37% (normal 37-41%)

Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4juta/mm3)


Trombosit : <200.000 (normal 200.000 - 400.000/mel)

12
2. Diagnosis Keperawatan
a. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kewaspadaan perdarahan (00206)
b.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan (00002)

c. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia


dalam kehamilan) (00093)
d.Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen (00092)

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Risiko perdarahan NOC: NIC :
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perdarahan
kurang pengetahuan keperawatan, pasien mampu :
tentang kewaspadaan mengatasi resiko kehilangan 1. Monitor tanda dan
perdarahan darah dengan kriteria hasil : gejalah perdarahan
1. Tidak ada kehilangan 2. Lindungi pasien dari
darah yang terlihat trauma yang dapat
2. Tidak ada distensi menyebabkan
abdomen perdarahan
3. Tidak ada perdarahan 3. Hindari mengangkat
pervaginam benda berat
4. Tidak ada penurunan 4. Instruksikan pasien
tekanan darah sistolik untuk meningkatkan
5. Tidak ada penurunan makanan yang kaya
tekanan darah diastolik vitamin K
6. Tidak ada kehilangan 5. Instruksikan pasien
panas tubuh dan keluarga untuk
7. Tidak ada penurunan memonitor tanda-
Hemoglobin (Hb) tanda perdarahan dan
8. Tidak ada penurunan mengambil tindakan
yang tepat jika terjadi
Hematokrit (Ht)
perdarahan (misalnya
melapor kepada
perawat)
6. Instruksikan pasien
dan keluarga untuk
memonitor tanda

13
perdarahan dan
mengambil tindakan
yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya,
lapor kepada perawat)
Ketidakseimbangan NOC: Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1) Tentukan jumlah
kebutuhan tubuh keperawatan, pasien mampu kalori dan jenis nutrisi
berhubungan dengan menunjukkan keseimbangan yang dibutuhkan
kurang asupan nutrisi tidak terganggu untuk memenuhi
makanan dengan kriteria hasil : persyaratan gizi
1. Nafsu Makan : 2) Monitor kalori dan
Indikator : asupan makanan
a. Keinginan 3) Monitor
untuk kecendrungan
makan tidak terjadinya penurunan
terganggu dan kenaikan berat
b. Rangsangan badan
untuk 4) Berikan arahan bila
makan tidak diperlukan
terganggu
2. Status Nutrisi : Monitor Nutrisi
Asupan makanan & 5) Timbang berat badan
cairan pasien
Indikator : 6) Monitor
a. Asupan makanan kecendrungan turun
secara oral tidak dan naiknya berat
terganggu badan
b.Asupan cairan 7) Identifikasi
secara oral tidak pertumbuhan berat
terganggu badan terakhir
8) Monitor tugor kulit
dan mobilitas
9) Monitor adanya mual
muntah
10) Monitor adanya
(warna) pucat,
kemerahan dan
jaringan konjungtiva
yang kering
11) Lakukan
pemeriksaan
laboratorium (Hb, Ht )
Keletihan NOC : Manajemen Energi :
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan jenis dan
kelesuan fisiologis keperawatan, pasien banyaknya aktivitas
14
(anemia dalam mampu mengurangi tingkat yang dibutuhkan
kehamilan) kelelahan dengan kriteria untuk menjaga
hasil : ketahanan
1. Tidak terjadi kelelahan 2. Bantu pasien
2. Tidak ada kelesuan untuk memilih
3. Tidak ada kehilangan aktivitas- aktivitas
selera makan yang akan dilakukan
4. Tidak ada penurunan 3. Anjurkan tidur siang
motivasi bila diperlukan
5. Tidak ada sakit kepala 4. Bantu pasien untuk
6. Tidak terjadi nyeri otot menjadwalkan priode
7. Kuliatas tidur tidak istirahat
terganggu 5. Instruksikan
8. Kualitas istirahat tidak pasien/orang yang
terganggu. terdekat dengan
pasien mengenai
kelelahan (gejala
yang mungkin
muncul dan
kekambuhan yang
mungkin nanti akan
muncul kembali).
6. Monitor
intake/asupan nutr

Intoleran aktivitas NOC: Peningkatan Latihan


berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Gali hambatan
ketidakseimbangan keperawatan, pasien individu terkait
antara suplai dan mampu menunjukkan latihan fisik (seperti,
kebutuhan oksigen toleransi terhadap aktivitas senam hamil, dll)
dengan kriteria hasil : 2. Dukung ungkapan
1. Frekuennsi nadi saat perasaan mengenai
beraktivitas tidak latihan atau
terganggu (80-100 kebutuhan untuk
kali/menit) Tekanan darah melakukan latihan
sistolik dalam beraktivitas 3. Dukung individu
tidak terganggu (110- 140 untuk memulai atau
mmHg) melanjutkan latihan
2. Tekanan darah diastolik 4. Lakukan latihan
dalam beraktivitas tidak bersama individu, jika
terganggu (75-85 mmHg) diperlukan
3. Frekuensi pernapasan 5. Libatkan
ketika beraktivitas tidak keluarga/orang yang
terganggu (12-20 memberikan
kali/menit) perawatan dalam
merencanakan dan
15
meningkatkan
program latihan
6. Instruksikan individu
terkait frekuensi,
durasi, dan intensitas
prodram latihan yang
diinginkan
7. Monitor respon
individu terhadaap
program latihan
8. Sediakan umpan balik
positif atau usaha
yang dilakukan
individu

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr/dl .Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr/dl pada trimester I dan III atau kadar
kurang dari 10,5 gr/dl pada trimester II. Anemia selama kehamilan didefinisikan
sebagai Haemoglobin (Hb) 10gr</ dl (Ht < 30%). Jika Hb kurang dari 11,5 gr/dl
pada awal kehamilan wanita mungkin perlu diberikan obat profilaktik karena
hemodilusi berikutnya biasanya mengurangi kadar Hb untuk kurang 10gr/dl.
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat
besi. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada ibu hamil dengan anemia adalah
motivasi ibu untuk menambah asupan zat besi, anjurkan ibu untuk menambah
intake nutrisi, mencegah ibu untuk memngangkat beban yang berat, instruksikan
pasien dan keluarga untuk memonitor tanda-tanda perdarahan dana mengambil
tindakan dengan tepat jika terjadi perdarahan.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa diharapkan dengan adanya makalah asuhan keperawatan ini

dapat memperbanyak pengetahuan tentang proses asuhan keperawatan

2. Bagi perawat diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Bagi dunia keperawatan diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan mampu

memberikan layanan kesehatan semaksimal mungkin.

17
DAFTAR PUSTAKA

Proverawati,Atikah.2011.Anemia dan Anemia Kehamilan.Jogjakarta : Nuha Medika

Hanretty,Kevin P.2014.Ilustrasi Obstetri.edisi ke-7. Diterjemahkan oleh : Budi Iman


Santoso.Jakarta. CV Pentasada Media Edukasi

NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakarta : EGG

Prawiroharjo,Sarwono.2006. Ilmu Kebidanan.Jakarta:Tridasa Printer

Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG

Abirami,dkk.2018. “Assessment on Level of Knowledge Regarding Iron deficiency


Anemia During Pregnancy among Antenatal Mothers at SRM General
Hospital”(http://web.b.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=9&sid=729
a90a5-81fb-42cd-b827-404a3db31437%40pdc-v-sessmgr01 )

Liu,Xing Hui.2018. “Association between Maternal Weight Indicators and Iron


Deficiency Anemia during Pregnancy: A Cohort
Study”(http://ovidsp.tx.ovid.com/sp-
3.32.2a/ovidweb.cgi?&S=BKPJFPAODODDKJLDNCDKKADCCGIBAA00&Li
nk+Set=S.sh.24%7c2%7csl_10&Counter5=SS_view_found_article%7c00029330
-201811050-00008%7cyrovft%7covftdb%7cyrovftt&Counter5Data=00029330-
201811050-00008%7cyrovft%7covftdb%7cyrovftt) diakses pada 18 Februari
2019

Royadi, Win Irwan. 2018. ”Anemia dalam Kehamilan”.


(https://med.unhas.ac.id/obgin/?p=102) diakses pada 18 Februari 2019

18
MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS
KEHAMILAN DENGAN ANEMIA
Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan maternitas
Dosen pembimbing Sri Lestari Dwi Astuti, S.Kep.Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :
1. Dita Riskawati P27220017 136
2. Elyta Susanti P27220017 137
3. Reska Ayu Anggraini P27220017 157
4. Rizqi Dwi Jayanti P27220017 158

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2018/2019
19
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayahNya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik untuk memenuhi

tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas dengan judul “Kehamilan dengan Anemia”.

Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tentunya kami banyak mengalami kesulitan

terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Namun, berkat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan makalah yang

telah ditentukan oleh dosen pembimbing. Dan penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dosen pengampu yaitu Bu Sri Lestari Dwi Lestari, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku

dosen Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

2. Orang tua yang telah mendukung dan mendoakan kesuksesan kami

3. Teman-teman yang telah menyemangati dalam proses belajar ini

Kami sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,

penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif yang nantinya dapat

memacu kami untuk lebih baik lagi di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini

dapat memberikan pemahaman dan kesadaran bagi generasi muda.

PENULIS

20
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i


Daftar Isi ...................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Teori ................................................................................................. 3
A. Pengertian ........................................................................................................ 3
B. Tanda dan Gejala ............................................................................................. 3
C. Penyebab .......................................................................................................... 4
D. Faktor Resiko ................................................................................................... 4
E. Klasifikasi ........................................................................................................ 5
F. Penatalaksanaan ............................................................................................... 9
G. Konsep Asuhan Keperawatan .......................................................................... 11
BAB III Penutup .......................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................ 17
Daftar Pustaka

21
LEMBAR KONSULTASI

NO. Tanggal Kritik saran ttd

22

Anda mungkin juga menyukai