Anda di halaman 1dari 10

Hotman Paris Minta DPR Revisi Aturan soal

Sistem Peradilan di KPPU - Tribunnews.com


8/ 10/ 2019| 07:00 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengacara kondang Hotman Paris mengkritisi sistem peradilan


dan sistem organisasi di Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU). Kritik itu dia lontarkan
karena kasus dugaan pelanggaran persaingan usaha yang menimpa kliennya, Grab Indonesia dan PT
Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI) ditangani oleh anggota majelis hakim dan penyidik yang
sama, yaitu Guntur Saragih.

Apalagi, Guntur sebelumnya mengeluarkan pendapat yang menurut Hotman Paris yang menyudutkan
kliennya, dan seakan-akan telah memberikan putusan awal.Menurutnya, pendapat yang dilontarkan
Guntur termasuk ke dalam dugaan pelanggaraan kode etik.

"Keputusan KPPU itu kan judulnya demi keadilan berdasarkan ketuhanan YME berarti sama dengan
keputusan pengadilan. Artinya seorang yang memutus dia adalah hakim, dan Anda tahu di pengadilan
tidak boleh hakim konferensi dan memberikan opini bahwa katanya karena dua terlapor menggunakan
pengacara yang sama maka memperkuat tuduhan KPPU," kata Hotman Paris di kantor KPPU, Jakarta,
Senin (8/10/2019).

"Ini dia ke wartawan begitu banyak kasih opini, padahal dia yang memutus. Itu dugaan pelanggaran
kode etik serius. Mudah-mudahan KPPU ketuanya beri perhatian serius," imbuhnya. Hotman
mencontohkan sistem peradilan yang menurutnya ideal, yaitu yang ada di Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Dalam lembaga antirasuah itu, penyidik hingga hakim memiliki fungsi masing-
masing. "KPK itu penyidik dan jaksa orang KPK, yang mengadili orang luar kan di pengadilan
(tipikor). Di KPPU lain, dia penyidiknya, dia yang nuntut, dia yang mengadili," ucapnya. Untuk itu,
Hotman Paris meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merivisi Undang-Undang Persaingan Usaha
terutama terkait sistem organisasi lembaga tersebut.

"Ini gimana kita dapat keadilan musti dapat perhatian serius dari DPR harus diubah itu UU. Dia yang
sidik, tuntut, hakimnya orang-orang dia juga," ucapnya. Sebelumnya, Komisioner Komisi
Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Guntur Saragih mengatakan langkah Grab Indonesia PT
Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI) memilih pengacara yang sama semakin memperkuat dugaan
KPPU akan adanya pelanggaran persaingan usaha.
Sektor Hukum Mulai Jadi Incaran Startup
Jumat, 27/ 09/ 2019

Hampir semua sektor sekarang bisa memanfaatkan teknologi, bahkan hukum. Hal itulah yang
coba disodorkan oleh sebuah startup bernama Lawble. Startup ini disebut berangkat dari
masalah sulitnya mengkompilasi berbagai peraturan hukum Indonesia, yang sering ditemui
oleh para praktisi hukum. Lawble sendiri ditawarkan dalam bentuk website application, yang
dapat berguna untuk kompilasi berbagai produk hukum Indonesia.

"Dengan Lawble, kami memiliki sistem bookmark dan kolaborasi sehingga memudahkan
para praktisi dan menghemat waktu mereka lebih dari 70% dari yang biasanya," tambah Eric
Wishnu, Chief Technology Officer Lawble, dalam keterangannya.

Lebih lanjut, Lawble menyasar Law Firm dan perguruan tinggi untuk menggunakan
layanannya. Apalagi saat ini setidaknya ada lebih dari 700 Law Firm yang tercatat. Di tahun
pertamanya startup ini berharap meraih 10 user untuk satu Law Firm, dengan penetrasi pasar
sebesar 50% dari jumlah Law Firm tercatat. Sehingga diharapkan ada sekitar 3.500 hingga
4.000 user bisa terjaring sebagai pelanggan dari sektor Law Firm.

Di sisi lain, Lawble membidik 20 perguruan tinggi di mana diharapkan setidaknya ada 100
pengguna untuk bergabung, atau sekitar 2.000 member. Produk dan layanan Lawble sendiri
terbagi menjadi dua, yaitu untuk praktisi hukum seperti Law Firm, dan masyarakat umum
atau kalangan akademis.

"Kami memiliki visi jangka panjang, dimana nantinya masyarakat Indonesia akan paham
mengenai setiap produk hukum yang berlaku," kata Charya Rabindra Lukman, Founder dan
CEO Lawble. "Kami memulai dari hal sederhana, dengan bantuan teknologi, kami
menyediakan akses pengetahuan ke produk hukum yang mudah dan menyeluruh bagi
masyarakat Indonesia. Dengan akses hukum yang mumpuni, kami yakin hukum tidak lagi
dipandang sebagai sesuatu yang rumit, tetapi akan menjadi partner dalam aktifitas sehari-
hari," jelasnya. Lawble menargetkan setidaknya akan ada lebih dari 50.000 peraturan yang
bisa diakses oleh masyarakat dan praktisi hukum. Berkaca dari jumlah penduduk dan jumlah
produk hukum yang banyak, startup ini juga yakin Indonesia merupakan pasar yang besar
untuk mengembangkan segmentasi RegTech.
Dua Panitera Kena Jerat KPK, JK
Berharap Ada Pembenahan di Lembaga
Peradilan
17/ 06/ 2019| 04:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, perlu dilakukan


pembenahan menyeluruh di tubuh lembaga peradilan di Indonesia. Hal ini terkait operasi
tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap dua panitera dalam
waktu dua bulan terkait kasus dugaan suap.

JK mengatakan, pengadilan merupakan benteng terakhir dalam upaya penegakan hukum di


Tanah Air. Jika benteng ini bobol, kata Kalla, tentu akan menyulitkan mereka yang ingin
mencari keadilan.

“Mudah-mudahan dengan langkah tegas ini, ada perubahan lah. Supaya ada ketakutan
berbuat atau untuk tidak berbuat itu,” kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat
(17/6/2019). Pembenahan yang diperlukan terutama dalam hal transparansi penanganan
kasus dan mental pegawai. JK mengakui, persoalan gaji pegawai yang sempat dipersoalkan
diduga menjadi penyebab maraknya kasus suap di pengadilan.

“Tapi setelah semua dikasih tunjangan-tunjangan tinggi tetap saja (ada suap),” kata dia. Ia
menambahkan, diperlukan reformasi birokrasi di pengadilan. Sistem reward and punishment
perlu diberikan kepada setiap pegawai.

“Kalau dia baik, apa yang diberikan. Kalau dia ini, hukumannya apa. Itu semuanya yang
ingin saya sampaikan,” kata dia.
Ketua MK Buka Kompetisi Peradilan
Semu Regional Timur di UMI Makassar
15/ 10/ 2019| 10:05 WIB

RAKYATKU.COM - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI, Dr Anwar Usman membuka


Constitutional Moot Court Competition (CMCC) 2019 atau kompetisi peradilan semu
konstitusi tingkat nasional.

Pembukaan berlangsung di Auditorium Al-Jibra kampus Universitas Muslim Indonesia


(UMI) Makassar, Selasa (15/10/2019). Kompetisi ini memperebutkan piala ketua Mahkamah
Konstitusi. Kegiatan dirangkaikan seminar nasional yang didahului sambutan rektor UMI dan
ketua MK yang sekaligus membuka acara.

Dalam sambutannya, Anwar Usman mengatakan bahwa CMCC menjadi wadah bagi
mahasiswa untuk mengimplementasikannya dalam bentuk berkontribusi bagi kepentingan
masyarakat.

"Dalam media peradilan semu sudah berulang kali dipraktikkan oleh adik-adik mahasiswa
dengan menjadi pemohon di Mahkamah Konstitusi," kata Anwar Usman. Seminar nasional
itu sendiri mengangkat tema, "Gagasan Reformulasi GBHN dalam UUD 1945".

Empat narasumber dihadirkan. Mereka yakni guru besar Fakultas Hukum UMI, Prof Dr HA
Muin Fahmal; Wakil Ketua MK, Prof Dr Aswanto; mantan hakim MK, Dr Harjono, dan
pakar hukum tata negara, Dr Refly Harun.

Seminar ini dihadiri peserta dari berbagai kalangan, baik dosen UMI, mahasiswa UMI, serta
delegasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Prabowo: Hukum untuk Orang Kaya,
Orang Kecil Salah Dikit Masuk Penjara
29/ 03/ 2019| 06:00 WIB

Capres Prabowo Subianto berkampanye terbuka di Lapangan Galuh Mas, Karawang, Jawa
Barat, Jumat (29/3/2019). (Marlinda Oktavia Erwanti/detikcom)

Karawang - Capres Prabowo Subianto berbicara soal penegakan hukum di Indonesia.


Prabowo menilai hukum di Indonesia hanya berpihak kepada orang kaya.

"Hukum hanya untuk orang kaya dan berkuasa," kata Prabowo saat kampanye di Lapangan
Galuh Mas, Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/3/2019). Ketum Partai Gerindra itu juga
menilai hukum di Indonesia hanya tajam ke bawah. Dia menyebut ada orang tak salah tapi
bisa dipenjara.

"Orang kecil diinjak-injak. Salah sedikit masuk penjara, nggak salah aja masuk penjara,"
katanya. Prabowo berjanji, jika terpilih nanti, keadilan akan ditegakkan. Hukum tidak akan
tebang pilih.

"Saya saya bersaksi di hadapan saudara-saudara sekalian, seandainya nanti saya... sebentar
dong, saya bicara atau kau yang bicara. Saya bicara atau kau yang bicara? Kalau kau yang
bicara, sini.... Tolong, tolong ini terlalu semangat kadang-kadang. Masih mau dengar saya?
Saya sudah lupa tadi mau bicara apa tadi," kelakar Prabowo saat massa antusias mendengar
janjinya.

"Saya bersaksi kalau nanti saya jadi presiden. Seandainya saya mendapat mandat dari rakyat
5 tahun ke depan, saya berjanji saya akan bentuk pemerintahan yang paling bersih, yang
paling terbuka, yang paling transparan, yang paling murah," lanjutnya.

Prabowo mengatakan sudah muak dengan ketidakadilan dan korupsi yang merajalela di
Indonesia. Dia pun berjanji membuat pemerintahan Indonesia yang bersih dan terbebas dari
korupsi.
Update Kasus Hukum Kontraktor yang
Sebut Bupati Biadab di Facebook Halaman
all - Kompas.com
Selasa, 16/ 07/ 2019| 12:00 WIB

TAKENGON, KOMPAS.com - Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah Iptu Agus Riwayanto
Diputra SIK mengatakan, SM, pemilik akun Facebook yang dilaporkan karena menghina Bupati Aceh
Tengah Shabela Abubakar, telah diperiksa. Kepada polisi, SM mengakui menuliskan status terkait
"Bupati Aceh Tengah Biadab" karena kecewa hasil lelang sebuah proyek.

"Dalam kasus UU ITE ini, yang bersangkutan masih sebagai saksi terlapor. Namun, handphone
terlapor sudah kami amankan (untuk pemeriksaan)," ujar Agus saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa
(16/7/2019).

Untuk mengembangkan penyelidikan, polisi berencana melibatkan sejumlah saksi ahli untuk
mendalami kasus UU ITE ini. Meski telah membenarkan tulisan yang berbuntut panjang itu, SM tidak
ditahan karena ancaman pidana di bawah lima tahun.

Sebelumnya, SM, seorang kontraktor, menyebut menyebut Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar
biadab dalam akun Facebooknya. Ia mengatakan itu karena kecewa dan menganggap proses tender
tak wajar. Akibatnya, Shabela melaporkan pria tersebut ke polisi, Minggu (14/7/2019) lalu, dengan
tuduhan penghinaan dan pencemaran nama baik.

Kepala Bagian Hukum Setdakab Aceh Tengah Mursidi M Saleh mengatakan, laporan tersebut
diterima oleh kepolisian setempat, Minggu (14/7/2019) malam sekitar pukul 22.30 WIB.

"Laporan itu atas dasar dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik terhadap jabatan, yakni
Bupati Aceh Tengah," kata Mursidi, tidak lama setelah memberikan laporan tersebut.

Bantah ada intervensi bupati


Sementara itu, Pokja I PUPR Aceh Tengah, dihubungi Kompas.com, Rabu (17/7/2019), membantah
ada intervensi dari Bupati Aceh Tengah terkait proses lelang.

"Tidak ada intervensi bupati, karena kami tunduk langsung di bawah Unit Kerja Pengadaan Barang
dan Jasa (UKPBJ) di Sekreriat PU Aceh Tengah," jelasnya.

Sementara itu, lanjut Iwan, setelah pengumuman pemenang lelang sebuah tender, pihaknya
memberikan ruang kepada perusahaan untuk menyanggah.

"Sesuai aturan, masa sanggah diberikan selama lima hari, bahkan ada sanggah banding, setelah itu
tidak ada sanggahan lagi, dan SM tidak melakukan itu," ucapnya.

Sejauh ini, tambah Iwan, pihaknya hanya mengetahui dugaan ujaran berbau penghinaan dan
pencemaran nama baik tertuju kepada Bupati Aceh Tengah, bukan ke panitia lelang.

"Kita lakukan tender sesuai aturan, sekarang (status Facebook) itu pribadinya dia (SM), kalau dia
tidak senang ya silakan, yang jelas dia tidak pernah menghina panitia lelang. Tapi kalau dia menghina
seorang kepala daerah itu urusan dia," katanya.

Saat ditanya tentang proyek yang mengikutsertakan perusahaan SM, Iwan mengaku lupa, dan
mempersilakan untuk membuka LPSE Aceh Tengah.

"Saya lupa detailnya, yang pasti terkait proyek pembangunan jalan, silakan dilihat di LPSE Aceh
Tegah," pungkas Iwan, yang saat dihubungi mengaku sedang berada di luar daerah.
Wakil Ketua DPR: Hukum Internasional
Harus Lindungi Bangsa yang Lemah
16/10/2019, 18:22 WIB

KOMPAS.com – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI kembali menyuarakan pentingnya


hukum internasional melindungi bangsa yang lemah dari dominasi bangsa-bangsa kuat. Salah
satu contoh dalam konteks ini adalah kemerdekaan Palestina.

Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua DPR RI, Aziz Syamsuddin yang memimpin langsung
delegasi Indonesia saat menghadiri Sidang Umum ke-141 Inter-Parliamentary Union (IPU) di
Belgrade, Serbia, 13-17 Oktober 2019. "Kami (DPR RI) memandang jika banyak resolusi
Dewan Keamanan PBB tentang Palestina yang belum dijalankan oleh para anggotanya,"
kata Aziz Syamsuddin.

Pada pertemuan yang dibuka Presiden Serbia dan dihadiri lebih dari 1.700 peserta ini,
delegasi Indonesia juga membicarakan penguatan hukum internasional. Hal itu selaras
dengan tema sidang, yakni "penguatan Hukum Internasional: Peran dan Mekanisme Parlemen
dan Kontribusi Kerja Sama Kawasan”. Tak cuma itu, DPR RI memanfaatkan momen hari
jadi ke-130 IPU tahun 2019 ini untuk semakin menguatkan peran dan kontribusinya di forum
internasional.

“Membangun perdamaian dan keamanan di tengah dinamika dunia memerlukan berbagai


pendekatan dan kebijakan. Tentu saja hal ini melibatkan berbagai aktor di tingkat nasional
dan internasional, termasuk anggota parlemen," ujar Aziz Syamsuddin. Ia percaya jika
Sidang IPU akan memberikan pencerahan dan masukan yang baik dalam memperbaiki
kinerja parlemen di masa depan.

Dimulainya kembali diplomasi parlemen DPR RI

Sidang ke-141 IPU juga menjadi momen dimulainya kembali diplomasi parlemen DPR RI
periode 2019-2024. Sidang IPU kali ini menurut Aziz merupakan kali pertamanya ia hadiri
sebagai Wakil Ketua DPR RI.
Selain Aziz, hadir pula anggota DPR RI lain seperti Nurul Arifin dari Fraksi Partai Gerindra,
Willy Aditya dari Fraksi Nasdem, dan Jon Erizal dari Fraksi PAN.

Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Aziz menyampaikan jika pertemuan
ASEAN + 3 dan Grup Geopolitik Asia Pasifik menjadi awal rangkaian Sidang IPU.

Pertemuan itu merupakan konsultasi untuk menyamakan visi kawasan terhadap isu yang
berkembang di IPU.

Sementara Presiden IPU, Gabriela Baron mengatakan jika Asia Pasifik yang dinamis
merupakan kawasan yang sangat berpengaruh di IPU.
Ketua MK Ingatkan Jangan Menghina
Lembaga Peradilan
Rabu, 14/06/2019, 09:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Anwar Usman


mengingatkan semua pihak untuk menjaga marwah lembaga MK dalam persidangan sengketa
pilpres ini.

Anwar menyampaikan ini kepada para pemohon, termohon, dan pihak terkait dalam sidang
pendahuluan sengketa pilpres.

"Pada pemohon, termohon, marilah kita menjaga marwah konstitusi. Untuk itu, kami mohon
selama persidangan tidak mengeluarkan pernyataan atau keterangan yang mengarah kepada
penghinaan lembaga peradilan MK," ujar Anwar di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka
Barat, Jumat (14/6/2019).

Anwar juga menyampaikan komitmen para hakim MK mengenai independensi mereka.

Dia menegaskan hakim MK tidak takut pada tekanan atau intervensi apapun selama proses
sidang berlangsung.

"Sejak kami ucapkan sumpah, kami bertekad tidak bsa dipengaruhi siapapun dan hanya takut
pada Allah," kata Anwar.

Anda mungkin juga menyukai