Anda di halaman 1dari 33

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN SKZOFRENIA

HEBEFRENIK/GANGGAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

PENDENGARAN & RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG

GARUDA RS JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Nama Mahasiswa : Anindia Putri Selihana

NPM : 402017003

Ruang Rawat : R. Garuda

Tanggal Dirawat : 02 Juli 2018

Tanggal Pengkajian : 03 Juli 2018

I. IDENTITAS PASIEN

1. NAMA : Tn. R

2. JENIS KELAMIN : Laki – laki

3. UMUR : 23 Tahun

4. ALAMAT : Kp. Pangsalatan Rt/Rw 01/02 Kel. Ganjarsari,

Kec. Cikalong Wetan

5. AGAMA : Islam

6. PENDIDIKAN : SD

7. BANGSA : Sunda

8. NO. MEDREC : 0557833

9. INFORMAN : Pasien dan Rekam Medik


IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

1. NAMA : Tn. T

2. JENIS KELAMIN : Laki-laki

3. ALAMAT : Kp. Pangsalatan Rt/Rw 01/02 Kel. Ganjarsari,

Kec. Cikalong Wetan

4. HUB DGN KLIEN : Ayah Kandung Klien

II. ALASAN MASUK

“saya dibawa ke rumah sakit karena saya merusak rumah karena saya

tersinggung dengan ucapan orang -orang” Klien dibawa oleh orang tuanya ke

RSJ Prov Jabar pada tanggal 02 Juli 2018 pukul 13.40 WIB dengan keluhan

mengamuk. Menurut data rekam medik 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

keluarga mengatakan klien gelisah, mengamuk, marah, merusak dan memukul,

kelusitan tidur dan sering keluyuran. Pada saat dikaji tanggal 03 Juli 2018 klien

mengatakan ada permpuan yang berbisik – bisik menyuruhnya untuk marah dan

merusak, menurut klien suara tersebut datang tidak menentu terkadang suara

perempuan itu muncul dan terkadang klien melihat bayangan putih. Klien

terlihat gelisah, mondar mandir dan berteriak teriak serta berbicara cepat dan

keras.

Masalah Keperawatan: Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran

dan penglihatan & Resiko Perlikau Kekerasan.


III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu

Ya, riwayat klien menggalami gangguan jiwa ± 4 tahun yang lalu dan sudah

keluar masuk RSJ Prov Jabar sebanyak 3 kali yaitu pada tahun 2013, 2015 dan

2018. Disebabkan klien teratur minum obat tetapi klien jarang control ke RSJ.

2. Pengobatan sebelumnya

Pengobatan sebelumnya tidak berhasil, klien teratur minum obat tetapi klien

jarang control sehingga pengobatan klien tidak efektif.

3. Trauma

Jenis
Saksi Usia Pelaku Usia Korban Usia
Trauma
Aniaya
- - - - - -
Fisik
Aniaya
- - - - - -
Seksual
Penolakan
- - - - - -

Kekerasan
dalam - - - - - -
Keluarga
Tindakan Klien pernah
Kriminal masuk penjara
selama 3 tahun
akibat
- - - -
mengkonsums
i obat dan
terlibat
tawuran.
IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda Vital:

TD: 110/70 mmHg, Nadi 84 x/menit, Suhu 36.4 oC RR 20x/menit

2. Atopometrik:

BB: 50 kg, TB:160 cm

3. Keluhan Fisik

Klien mengatakan perut terasa melilit dan ingin terus BAB

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan:

: Laki – laki

: Perempuan

: Laki-Laki yang meninggal

: Perempuan yang meninggal


: Pasien

: Tinggal dalam 1 rumah

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri

“yang paling saya sukain dari diri saya mah rambut karena menurut saya

rambut adalah mahkota, lalu ada anggota tubuh lain yang tidak saya sukai yaitu

telapak kaki saya karena telapak kaki saya pecah-pecah”.

b. Identitas Diri

Status klien adalah sebagai anak, saat ini klien masih single belum menikah,

sebelum dirawat di RSJ klien mengakui bahwa dirinya anak nakal yang suka

kebut kebutan, minum dan ngobat tetapi klien pernah kerja menjadi pelayan di

sebuah restoran. Dan pada saat ini klien mengakui keadaan sakit jiwa yang

dialaminya.

c. Peran

“Saya mah anak dari 5 bersaudara, peran saya the sebagai penganti bapa

karena saya the anak laki-laki satu-satunya, saya harus kerja biar adik saya bisa

makan enak”.

d. Ideal Diri

“saya mah pengen cepet pulang mau sembuh, tidak ingin mengkonsumsi

obat-obatan, kebut-kebutan, tawuran dan meresahkan warga, saya ingin menjadi

sosok yang ramah dan lemah lembut sehingga tidak ada yang mengatai saya

sebagai orang gila”.


e. Harga Diri

“Saya mau menghadapi dengan sabar dan ramah tamah ketika nanti saya

dapat pulang dari rumah sakit ini dan ada teman-teman saya yang mengatai saya

orang gila karena pernah di rawat di RSJ, saya hadapi saja”.

3. Hubungan social

a. Orang yang berarti

“yang paling berarti buat saya adalah Ibu karena yang paling dekat dengan

saya, menurut saya ibu adalah segala-galannya dan saya sangat merasa tenang

dan aman bila berada dekat dengan ibu”.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien mengatakan suka mengikuti kegiatan karangtaruna di daerahnya yang

dilakukan setiap 1 minggu sekali.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien seorang yang memiliki percaya diri dan mudah bersosialisasi namun

ketika menghadapi sesorang yang tidak menyenangkan untuknya klien mudah

sekali marah.

Masalah Keperawatan :

4. Spiritual

a. Nilai dan Keyakinan

“saya beragama islam”, ketika sedang berteriak terkadang klien suka

menyebutkan Istigfar.
b. Kegiatan Ibadah

“saya suka sholat tapi jarang kemasjid saya mah”. Klien mengetahui 5 waktu

dan rakkaat sholat, tetapi selama klien berada di ruanga klien tidak menjalankan

sholat walaupun sudah diingatkan waktu sholat.

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Penampilan, cara berpakaian seperti biasanya dan penggunaan pakaian

sesuai, rambut rapi, kuku pendek dan kotor.

Masalah Keperawatan: Tidak terdapat masalah

2. Pembicaraan

Saat diajak berkomunikasi klien berbicara cepat, keras, dan terkadang sulit

dimengerti

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

3. Aktivitas motoric

Sehari-hari jika tidak ada kegiatan klien menghabiskan waktu dikamarnya,

dan sesekali klien mondar mandir sambil berteriak-teriak dan sangat aktif jika

ada kegiatan.

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

4. Alam perasaan

“Saya merasa gembira bisa tinggal di RSJ dari pada tinggal di penjara”. Klien

selalu membandingan keadaan/kondisi penjara dengan keadaan di RSJ saat ini.


5. Afek

“saya ingin pulang ingin ketemu ibu, kalua sama ibu hati saya tenang”, klien

tampak berwajah sedih tetapi setelah berapa menit kemudian tiba-tiba teriak-

teriak kegirangan. Afek klien labil, kadang senang kadang sedih

6. Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif ketika diajak ngobrol, terdapat kontak mata pada saat diajak

berbicara.

7. Persepsi

“Saya mendengar suara perempuan yang nangis, kadang dia berbisik ingin

saya marah, tapi kadang saya tidak mendengar lagi suara-suara itu, suaranya

seperti pacar saya yang sudah tidak ada” pada saat diajak berbicara terkadang

pandangan klien mengarah kesegalah arah dan pasien berbicara sendiri. Klien

sudah bisa bagaimana caranya menghardik suara yang datang.

8. Proses pikir/ arus fikir

Saat berinteraksi klien mampu menjawab apa yang ditanyakan, tetapi

terkadang jawaban klien meloncat dari topik yang ditanyakan, tetapi nanti tiba-

tiba klien balik lagi menjawab pertanyaan yang diberikan kepada klien. Klien

menjawab pertanyaan yang diberikan dengan pembicaraan yang cepat dan keras.

9. Isi pikir
Klien tidak memiliki waham.

10. Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran klien masih cukup baik. Klien dapat mengetahui apakah

ini pagi, siang, sore atau malam. Klien juga mengetahui kalau saat ini sedang di

Rumah Sakit Jiwa, klien belum mengenal beberapa temannya yang ada

diruangan, dan klien belum bisa mengenali perawat.

11. Memori

a. Jangka Panjang

Klien tidak dapat menyebutkan tanggal lahir, terkadang klien masih

mengingat kejadian sebelum dibawa ke rumah sakit jiwa tetapi bila ditanya

kembali klien mengatakan lupa awal kejadian klien di bawa ke RSJ, dan klien

tidak ingat hari apa klien dibawa ke rumah sakit jiwa, tetapi klien mengetahui

sudah berapa hari klien berapa di RSJ.

b. Jangka Pendek

Klien lupa nama-nama teman-temannya yang berada di ruangan dan klien

lupa nama-nama perawat yang berada di rungan.

c. Saat ini
Klien selalu lupa nama-nama teman atau perawat yang ada di ruangan

walaupun sudah beberapa kali diberitahu, tetapi klien tetap tidak ingat dan tidak

focus mengingat.

12. Tingkat kosentrasi dan berhitung

Klien mampu berkonsentrasi dengan baik, ketika klien diberi pertanyaan

hitungan sepert 2 + 2 dan 3 x 3 berapa? Klien dapat menjawab dengan benar

pertanyaa tersebut.

13. Kemampuan penilaian

Klien mampu mengambil keputusan sederhana misalnya “kalau bapak

dikasih pilihan bapak pilih mandi dulu atau makan dulu?” klien menjawab “saya

memilih mandi dulu terus makan”.

14. Daya tilik diri

Klien menyadari bahwa klien saat ini mengalami gangguan jiwa dan pernah

dirawat dirumah sakit jiwa 4 kali.

VII.PERUBAHAN KEBUTUHAN KLIEN PULANG

1. Makan dan Minum

Klien makan 3 kali sehari (pagi, siang, sore), porsi makan selalu habis, cara

makan klien buru-buru sehingga makanan berantakan, sebelum makan klien

tidak pernah mencuci tangan, klien dapat makan secara mandiri. Setelah makan

klien dapat merapihkan kembali tempat makannya dan setelah makan pasien

selalu meminta air minum.

2. BAB dan BAK


Klien dapat kekamar mandi sendiri ketika ingin BAB/BAK, pada saat

pengkajian klien sedang mengalami diare sebanyak 7x BAB “ perut saya sakit

seperti melilit”.

3. Mandi

“Saya sering mandi biar bersih dan wangi, tapi saya tidak pake sabun disini

tidak ada sabun dan tidak ada sikat gigi”. Klien mandi sehari 2 kali tiap pagi dan

sore hari, peralatan mandi sudah disiapkan tetapi klien tidak memanfaatkannya.

4. Berpakaian

Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan, klien berpakaian cukup

rapih

5. Istirahat Tidur

Klien sering tidur baik siang hari maupun malam hari, pada malam hari

kurang lebih klien tidur selama 7 jam, klien terbangun ketika ingin BAK/BAB.\

6. Penggunaan Obat

Klien minum obat sesuai dengan waktunya (pagi dan sore) dan klien minum

obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter, obat klien disiapkan oleh

perawat sehingga klien dapat minum obat secara teratur.

7. Pemeliharaan Kesehatan

“Saya sering kontrol ke RS Cibadak kadang juga suka RSJ sini (RSJ.Prov

Jabar). Keluarga klien menggunakan BPJS untuk membiayai perawatan klien

selama dirumah sakit.


8. Kegiatan di Dalam Rumah

“Saya kalua dirumah menyiapkan makan dan minum sendiri, mandi sendiri

apa-apa juga saya sendiri”.

9. Kegiatan di Luar Rumah

“Saya mah suka nongkrong (berkumpul) sama temen-temen kalua di rumah,

kebut-kebutan, sok kadang ngilu tawuran, kalua lagi kesel sok ngobat jadi

bahagia perasaanya kalua udah ngobat”.

VIII. MEKANISME KOPING

“Kalau saya ada masalah tidak cerita kepada siapapun, buat apa cerita?

Kalua cerita saya tetap tidak bahagia, mending minum (Alkohol) dan dextro

campur kukubima aduh rasanya seperti di surga, bahagia tak terkira semua

masalah hilang”. Perilaku tersebut termasuk dalam mekanisme koping

maladaptive.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

“di kampung saya mah, saya aktif sering main sama teman-teman sekitar

rumah, kumpul-kumpul kalau malam-malam dipinggir jalan”. Klien

termasuk orang yang aktif, ketika ada kegiatan TAKS klien mudah

berinteraksi dengan teman lainnya yang mengikuti TAKS.

X. PENGETAHUAN

“Kalau mendengar suara langsung tutup mata sama telingga terus bilang

pergi dan baca istigfar terus kalua saya marah langsung pukul bantal”. Klien

dapat mendemostrasikan cara menghardik dengan benar dan cara


mengendalikan emosi, tetapi klien belum menerapkan cara-cara tersebut

ketika halusinasinya muncul dan ketika klien mulai marah.

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosa Medis : Skizofrenia Hebefrenik

Terapi Sosial : TAK Simulasi Persepsi

Terapi Medis :

No Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek Samping


1. Risperidone 2x1 Digunakan Demam pada lansia, Mengantuk,
2mg Table untuk mengatasi kanker payudara, pusing, kepala
t beberapa gejala kelebihan lemak dalam terasa ringan,
yang darah, stroke, kelainan banyak berliur,
berhubungan pembuluh darah otak, mual, berat
dengan kondisi pengerasan arteri, badan naik,
kejiwaan, tekanan darah rendah, mudah lelah.
diantaranya BB dan gula darah
adalah: tinggi, penyakit ginjal
skizofrenia, kronis. Alergi terhadap
gangguan komponen obat ini.
bipolar, lekas
marah yang
berhubungan
dengan autisme.
2. Clozapine 0-0-1 Pasien Riwayat Sakit kepala,
100 mg skizofrenia granulositopenia & mengantuk,
yang tidak agranulositosis, pandangan
responsive atau gangguan fungsi kabur, pusing,
intoleransi sumsum tulang, epilepsi mual, gangguan
dengan tak terkontrol, psikosis buang air kecil,
neuroleptic alkoholik da toksik konstipasi,
klasik. lainna, intoksikasi obat, tubuh merasa
kondisi koma, kolaps panas dan
pada sirkulasi darah, berkeringat,
depresi SSP, gangguan mulut kering
fungsi hati, gagal ginjal, namun produksi
atau gagal jantung. air liur
meningkat, BB
bertambah,
nafsu makan
berkurang,
tremor, merasa
sangat lelah,
sesak napas,
dan jantung
berdebar.
3. Thyroxifenidi 2x1/2  Mengobati  Hipersensitivitas  Gangguan
l 2mg tablet kekakuan, terhadap sistem
tremor, triheksifenidil atau kekebalan
kejang, dan bahan lainnya tubuh.
control otot yang terkandung  Gangguan
yang buruk dalam obat. kejiwaan;
pada  Berhati-hati bagi kekhawatir
penyakit penderita ganggua an, gelisah,
Parkinson jantung, gangguan kebingung
 Mengobati hati, gangguan an, agitasi,
dan ginjal, tekanan delusi,
mencegah darah tinggi, halusinasi,
kondisi otot prostat, psikosis, insomnia,
akibat glukoma, apabila
menggunaka konstipasi. mengakibt
n obat-obatan kan
seperti gangguan
chlorpromazi kejiwaan,
ne (CPZ), maka
fluhepnazine pemakaian
(Prolixin), obat harus
perphenazine dihentikan.
(Trilafon),  Penurunan
haloperidol, fungsi
thiothixene. memori
Gangguan dalam
ekstrapiramidal jangka
karena obat. pendek
 Gangguan
sistem
saraf;
pusing.
4. Cotrimoxazol 2x1 Infeksi saluran  Jangan Efek samping
e forte tablet pencernaan, menggunkan cotrimoxazole
sebagai contrimoxazole forte tablet
pencegahan forte tablet untuk yang umum
traveller diare pasien yang seperti mual,
yang memiliki alergi muntah, ruam,
disebabkan oleh antibiotic diare, demam,
bakteri e.coli, trimethoprim dan gatel, nyeri otot
sebagai sulfamethoaxazole dan sendi.
alternative  Penggunaan obat
antibiotic ini untuk pasien
golongan dengan gangguan
quinolone. hati dan ginjal
yang berat
sebaiknya
dihindari.

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal/Jam : 02 Juli 2018 / 13.40 WIB

No Lab : 0702.10

No.Med.Rec : 055833

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


1. Darah Rutin
Hemoglobin 15,4 12.0 - 16.0 g/dL
Leukosit 10.600* 4000 - 10000 g/dL
Hematocrit 44 37 - 47
Trombosit 298.000 150000 - 450000
2. Kimia Klinik
Ureum 35 14 – 45 mg/dL
Kreatinin 0.63 0.7 – 1.5 mg/dL
GDS 86 110-140 mg/dL
SGOT 28
SGPT 48

XII.DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan Persepsi sensori/ Halusinasi Pendengaran

2. Resiko Perilaku Kekerasan

3. Defisit Perawatan Diri

ANALISA DATA
No Tanggal Data Masalah
1. 03 Juli 2018 DS: Gangguan Persepsi
“Saya mendengar suara Sensori/ Halusinasi
perempuan yang nangis, Pendengaran

kadang dia berbisik ingin saya


marah, tapi kadang saya tidak
mendengar lagi suara-suara itu,
suaranya seperti pacar saya
yang sudah tidak ada”
DO:
 Klien tampak gelisah
 Saat diajak berkomunikasi
klien berbicara cepat, keras dan
terkadang tidak jelas.
 Afek klien labil, kadang
datar dan kadang begitu senang.
 Klien tampak mondar
mandir
 Tatapan klien terkadang
melihat ke atas kesegalah arah
seperti melihat sesuatu.
 Klien sering berteriak-
teriak.

2. 03 Juli 2018 DS : Resiko Perilaku


“Saya dibawa ke rumah sakit Kekerasan
karena saya merusak rumah
karena saya tersinggung
dengan ucapan orang -orang
yang suka bilang saya orang
gila, saya kalua marah tidak
terkontrol suka pengen bawa
benda tajam”
DO :
 Klien memiliki riwayat
merusak rumah, ketika klien
emosi klien suka membawa
benda tajam dan klien suka
mengikuti tawuran.
 Perilaku klie agresif dapat
dilihat dari isi pembicaan yang
terkadang menyombongan diri,
ketika berbicara keras, posisi
badan klien tangap dan santai,
ketika diajak berbicara klien
tidak memperhatikan jarak
dengan lawan bicara.

XIII. DAFTAR MASALAH PERAWATAN

1. Gangguan Persepsi sensori/ Halusinasi Pendengaran

2. Resiko Perilaku Kekerasan

3. Defisit Perawatan Diri


XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari/ Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
Dx Tanggal Keperawatn Hasil
1. 04 Juli 2018 Gangguan Persepsi Setelah dilakukan 1) Ajarkan SP 1 Pasien
Sensori: Halusinasi tindakan keperawatan  Bina hubungan  Hubungan saling
Pendengaran selama 2 X Pertemuan saling percaya percaya merupakan
klien dapat dapat  Identifikasi jenis dasar untuk
mengontrol halusinasinya halusinasi klien kelancaran hubungan
dengan kriteria hasil  Identifikasi isi interaksi selanjutnya.
sebagai berikut: halusinasi klien Mengenal prilaku
1. Klien dapat membina  Identifikasi waktu pada saat halusinasi
hubungan saling halusinasi klien, timbul memudahkan
percaya. Identifikasi perawat dalam
2. Klien dapat mengenal frekuensi halusinasi melakukan intervensi.
halusinasinya. klien, Identifikasi Mengenal halusinasi
3. Klien dapat durasi halusinasi memungkinkan klien
mengontrol klien untuk menghindarkan
halusinasinya.  Identifikasi situasi factor pencetus
yang menimbulkan timbulnya halusinasi.
halusinasi Dengan mengetahui
 Identifikasi respons waktu isi frekuensi
klien terhadap halusinasi
halusinasi mempermudah
 Ajarkan klien tindakan keperawatan.
menghardik
halusinasi
 Anjurkan klien
memasukkan cara
menghardik
halusinasi dalam
jadwal kegiatan
harian.
2) Ajarkan SP 2 Pasien
 Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien  upaya untuk memutus

 Latih klien siklus halusinasi


sehingga halusinasi
mengendalikan tidak berlanjut.
halusinasi dengan
cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
 Anjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
3) Ajarkan SP 3 Pasien
 Evaluasi jadwal  upaya untuk memutus
kegiatan harian klien siklus halusinasi
 Latih klien sehingga halusinasi
mengendalikan tidak berlanjut,
halusinasi dengan membantu alternative
melakukan kegiatan pilihan untuk
(kegiatan yang bisa mengontrol halusinasi.
dilakukan klien)
 Anjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.

4) Ajarkan SP 4 Pasien  upaya untuk memutus


 Evaluasi jadwal kegiatan siklus halusinasi
harian klien. sehingga halusinasi
 Berikan pendidikan tidak berlanjut
kesehatan tentang
penggunaan obat secara
teratur.
 Anjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian/
beri pujian jika klien
menggunakan obat
dengan benar.
 Anjurkan klien
mendemonstrasikan cara
mengontrol halusinasi
yang sudah diajarkan.
 Anjurkan klien memilih
salah satu cara
mengontrol halusinasi
yang sesuai.
5) Kolaborasi dengan
dokter, pemberian terapi
obat

2. 04 Juli 2018 Resiko Perilaku Setelah dilakukan 1. Ajarkan SP 1 pada klien


Kekerasan tindakan keperawatan 2 x seperti berikut:
pertemuan klien dapat  Identifikasi penyebab  Identifikasi penyebab
mengontrol terjadinya tanda dan gejala serta menjadi dasar
perilaku kekerasan akibat perilaku mengolah data dari
dengan kriteria hasil : kekerasan. masalah klien.
1. klien dapat
mengidentifikasi  Latih fisik 1 seperti  Bernafas secara
penyebab dan tanda Tarik nafas dalam dalam dan Panjang
perilaku kekerasan.  Masukan dalam jadwal dapat mengurangi
2. Dapat mengetahui harian klien. stress ketika merasa
penyebab jenis tertekan.
perilaku kekerasan 2. Ajarkan SP 2 pada klien
yang pernah dengan cara seperti
dilakukan berikut:
3. Klien dapat  Evalusi kegiatan yang
menyebutkan akibat lalu (SP 1)
dari perilaku  Latih cara fisik 2 dengan  Mengendalikan
kekerasan yang cara pukul Kasur/bantal emosi agar tidak
pernah dilakukan  Masukan dalam jadwal melukai orang lain.
4. Klien dapat harian pasien.
menyebutkan cara 3. Ajrkan SP 3 pada klien
mengontrol perilaku dengan cara seperti
kekerasan secara: berikut :
 Fisik  Evaluasi kegiatan SP 1
 Social/verbal
 Spiritual dan SP 2)
 Terapi  Latih secara  Membantu klien
Psikofarmatika social/verbal dengan untuk tidak berbicara
menolak dan meminta menggunakan nada
dengan baik serta tinggi ketika
mengungkapkan dengan bersosialisasi dengan
baik. orang lain.
 Masukan dalam jadwal
harian klien.
4. Ajarkan SP 4 pada klien
dengan cara seperti
berikut :
 Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 2 & SP 3)
 Latih secara spiritual  Sholat dan berdoa
seperti berdoa dan merupakan media
sholat. seseorang dengan
 Masukan dalam jadwal sang maha kuasa
dengan hal begitu
harian klien. perasaan seseorang
5. Ajarkan SP 5 pada klien akan lebih tenang.
dengan cara seperti
berikut:
 Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP3 & SP4)
 Latih patuh obat seperti  Obat dapat
minum obat secara membantu
teratur dengan prinsip mengurangi gejala-
5b. gejala yang muncul
 Susun jadwal minum pada pasien dengan
obat secara teratur gagguan jiwa.
 Masukan dalam jadwal
harian klien.
XV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/ No Tanda
Implementasi Evaluasi
Tanggal Dx Tangan
Rabu/ 1. Mengajarkan SP 1: S: Anindia
04 Juli 2018  Membina hubungan “Saya senang berkenalan P.S
saling percaya sama bu anin, bu anin baik
 Mengidentifikasi suka mengajak saya curhat,
jenis halusinasi saya masih suka mendengar
klien suara perempuan kadang
 Mengidentifikasi isi suara itu menyuruh saya
halusinasi klien marah kadang suaranya tidak

 Mengidentifikasi jelas, suaranya mucul tiba -

waktu halusinasi tiba aja bu saya teh takut


klien jadinya”.

 Mengidentifikasi O:

frekuensi halusinasi  Klien kooperatif saat

klien diajak berinteraksi.

 Mengindentifikasi  Klien mau membina

durasi halusinasi hubungan saling percaya

klien dengan perawat.

 Mengidentifikasi  Kontak mata klien ada

situasi yang pada saat berinteraksi.

menimbulkan  Klien mau menjawab


halusinasi pertanyaan yang

 Mengidentifikasi diberikan oleh perawat.

respons klien  Klien mau menceritakan


terhadap halusinasi masalahnya.

 Mengajarkan klien  Klien mau


menghardik memperhatikan cara
halusinasi menghardik yang
 Menganjurkan klien diajarkan oleh perawat
memasukkan cara dan mau
menghardik mempraktekannya
halusinasi dalam dengan benas.
jadwal kegiatan A: SP 1 Halusinasi tercapai.
harian. P:
 Melakukan Klien:
pemberian obat  Motivasi klien untuk
sesuai dengan jam melakukan menghardik
dan dosis dari halusinasi secara mandiri.
dokter. Perawat:
 Evaluasi SP 1 Halusinasi
 Monitor klien latihan
menghardik.
 Lanjutkan SP 2
Halusinasi.
Rabu/ 1. Mengjarkan SP 2: S:
04 Juli 2018  mengevaluasi - Klien mengatakan
jadwal kegiatan perasaannya hari ini
harian klien senang bertemu lagi
 Melatih klien dengan perawat.
mengendalikan - Klien mengatakan “saya
halusinasi dengan masih suka mendengar
cara bercakap-cakap suara bisikan itu, pada
dengan orang lain. sore hari”.
 menganjurkan klien - Klien mengatakan kalau
memasukkan dalam kemarin sudah diajarkan
jadwal kegiatan bagaimana cara untuk
harian. menghardik halusinasi.
 Melakukan - Klien mengatakan setelah
pemberian obat menghardik suara-suara
sesuai dengan jam yang didengarnya itu
dan dosis dari hilang.
dokter. - Klien mengatakan mau
diajari cara mengontrol
halusinasi dengan
menemui orang lain
untuk bercakap-cakap
dan mau
mempraktekannya.
O:
- Klien kooperatif saat
berinteraksi.
- Klien mau kontak mata
dengan perawat.
- Klien mampu bercakap-
cakap dengan perawat
meskipun hanya sebentar.
A:
- SP 2 Halusinasi tercapai.
P:
Klien:
- Motivasi klien untuk
segera menemui perawat
atau klien yang lain dan
bercakap-cakap jika
halusinasinya muncul.

Perawat:
- Evaluasi SP 2 Halusinasi.
- Lanjutkan SP 3
Halusinasi.
Kamis/ 1. Mengajarkan SP 2 S: Anindia
Juni 2018 Pasien - “Saya masih suka Putri
 Mengevaluasi mendengar suara tapi Selihana
jadwal kegiatan udah jarang, saya suka
harian klien langsung tutup mata
 Melaatih klien sama telingga terus baca
mengendalikan istigfar biar ilang
halusinasi dengan suaranya”.
cara mengajak orang O:
lain berbicara. - Klien masih mudah lupa
 Anjurkan klien nama perawat dan hanya
memasukkan dalam ingat cara mengontrol
jadwal kegiatan halusinasi dengan cara
harian. pertama (menghardik
halusinasi) tetapi klien
mudah lupa untuk
melakukan cara
halusinasi yang kedua
yaitu menemui orang lain
untuk bercakap-cakap.
- Klien tampak kooperatif
dan antusias saat
diajarkan SP 2 halusinasi
- Klien mau melakukan
kontak mata dengan
perawat.
A:
SP 2 Halusinasi belum
tercapai
P:
Klien :
- Motivasi klien untuk
belajar mengontrol
halusinasi dengan cara
menghardik, bantu klien
mengulang dan mengingat
kembali bagaimana cara
kedua mengatasi halusisasi
yaitu dengan menemui
orang lain untuk bercakap-
cakap dan melakukan
aktivitas sesuai dengan
jadwal yang telah disusun.
Perawat :
- Monitor klien latihan
menghardik, menemui
orang lain untuk bercakap-
cakap dan melakukan
aktivitas sesuai jadwal.
Jumat/ 06 2 Mengajarkan SP 1 S: Anindia
Juli 2018 Perilaku kekerasan “Saya marah karena orang Putri
 Mengidentifikasi orang sering mengatai saya Selihana
penyebab tanda orang gila, makanya saya
dan gejala serta suka merusak tempat, karena
akibat perilaku kalua saya marah saya tidak
kekerasan. dapat mengontrolnya”.
 Melatih fisik 1 O:
seperti Tarik nafas  Klien dapat menceritakan
dalam penyebab timbulnya
 Memasukan dalam marah,tetapi klien tidak
jadwal harian klien dapat menjelaskan tanda
dan gejala tetapi klien tahu
dampak dari marah yang
tidak terkontrol dapat
merisaukan orang lain.
 Klien sudah dapat
menyebutkan istigfar 3
kali ketika marah.
A:
SP 1 Perilaku Kekerasan
tercapai
P:
Lanjut SP 2 mengenai cara
memukul bantal ketika klien
mulai merasa kesal atau
marah.
Sabtu / 07 2 Mengajarkan SP 2 pada S : Anindia
Juli 2018 klien dengan cara “Saya tidak mau melukai Putri
seperti berikut: orang lain, saya mau menjadi Selihana
 mengevaluasi orang yang bai, saya suka
kegiatan yang lalu mempraktekkan pukul bantal
(SP 1) kalua kesel”.
 Melatih cara fisik 2 O :
dengan cara pukul  Menurut data rekam
Kasur/bantal medik klien sering
 Masukan dalam merusak dan suka
jadwal harian membawa benda tajam.
pasien.  Apa yang dicarakan klien
tidak terlihat klien
melakukan SP 2 perilaku
kekerasan ketika marah,
tetapi klien sudah
mengetahui cara memukul
bantal ketika marah.
A:
SP 2 tercapai
P:
Motivasi klien untuk
mempraktekan SP 2
Lanjut SP 3 perilaku
kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai