DISUSUN OLEH
AVINDA (201823013)
DOSEN PEMBIMBING :
Eva Marti,Ns.,M.Kep
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
laporan field study ppi fieldstudy dengan tepat waktu dan tanpa halangan suatu
apapun. Tugas ini penulis susun sebagai pemenuhan tugas Keselamatan Pasien dan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan dan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penulis dalam kegiatan perkuliahan bentuk pembelajaran
pada semester III di STIKes Panti Rapih ini.
Dengan penyusunan makalah laporan field study ppi fieldstudy ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Eva marti.,Ns.,M.Kep
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ...................................................................................................
D. Manfaat .................................................................................................
C. Program PPI
A. Pertanyaan ............................................................................................
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................
Penutup ......................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pencegahan dan pengendalian infeksi dirumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah
sakit. Salah satu program pencegahan dan pengendalian infeksi ( PPI) adalah kegiatan
surveilans, disamping adanya kegiatan lain seperti pendidikan dan
latihan,kewaspadaan isolasi serta Kegiatan surveilans infeksi difasilitas pelayanan
kesehatan merupakan salah satu kegiatan yang penting dan luas dalam program
pengendalian infeksi dan suatu hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan
dari program PPI.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya yang
ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat
pelayanan kesehatan (Minnesota Department of Health, 2014). Pencegahan
dan pengendalian infeksi adalah upaya/tindakan yang dilakukan oleh
institusi (rumah sakit) untuk melaksanakan prosedur standar yang bertujuan
melindungi pasien (klien), dan petugas kesehatan serta pengunjung atau
keluarga pasien dari kemungkinan kejadian infeksi pada saat memperoleh
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pencegahan dan pengendalian
infeksi (IPC) bersifat universal Komponen yang relevan dari semua sistem
kesehatan dan melibatkan Kesehatan dan keselamatan orang yang
menggunakan layanan kesehatan Dan mereka yang menyediakannya. (Storr et
al, 2017)
Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
(Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit
(Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah
infeksi nosokomial. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang bertujuan untuk perawatan atau penyembuhan pasien, apabila dilakukan
tidak sesuai prosedur maka berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi,
baik bagi pasien yang lain atau bahkan pada petugas kesehatan itu
sendiri. Karena tidak dapat ditentukan secara pasti asal infeksi, maka sekarang
istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired infection) diganti dengan istilah
baru yaitu “Healthcare-associated infections” (HAIs) dengan pengertian yang
lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, serta tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi
juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan
tindakan perawatan pasien (Akib et al, 2008).
Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau Healthcare Assosiated infections (HAIS) adalah
infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di Rumah Sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain, yang tidak terjadi infeksi dan tidak dalam masa inkubasi
saat pasien masuk Rumah Sakit. IRS juga mencakup infeksi yang didapat di Rumah
Sakit tetapi bisa juga muncul setelah keluar Rumah Sakit dan juga infeksi akibat kerja
pada fasilitas kesehatan.
Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan
kesehatan memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai
"pengendalian". Secara hirarkis hal ini telah ditata sesuai dengan
efektivitas pencegahan dan pengendalian infeksi (Infection Prevention and
Control–IPC), yang meliputi: pengendalian bersifat administratif,
pengendalian dan rekayasa lingkungan, dan alat pelindung diri (Slamet et
al, 2013).
2. Mengangkat tenaga IPCN yang purna waktu (full time) sebanyak satu
orang. Adanya IPCN yang purna waktu tersebut sangat membantu fungsi
pengawasan terhadap kinerja Infection Prevention Control Link Nurse
(IPCLN) terutama yang berkaitan dengan tugas surveilans infeksi
nosokomial dengan mendesain, melaksanakan, memonitor dan
mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi rumah sakit. IPCLN
adalah perawat pelaksana harian atau penghubung dengan IPCN dari
tiap unit rawat inap/unit pelayanan.
E. Pelaksanaan surveilans
Pelaksanaan SSI di Rumah Sakit X Surabaya dilakukan secara
rutin setiap bulan oleh IPCLN di setiap ruangan dengan menggunakan
bundle preventionSSI yang ada pada status rekam medik pasien mulai dari
tahap preoperasi, durante operasi dan postoperasi. Dilakukan pengumpulan
data dengan studi dokumentasi status rekam medik pasien untuk
selanjutnya dilakukan pengolahan data oleh IPCN PPI Rumah Sakit X
Surabaya agar dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat. Setiap
pasien dengan tindakan pembedahan dilengkapi dengan formulir bundle
prevention SSI pada status rekam medisnya oleh petugas pendaftaran.
1) Eliminasi
Eliminasi merupakan suatu pengendalian resiko yang bersifat
permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas
pertama. Eliminasi dapat di lakukan dengan cara memindahkan objek
kerja atau sistem kerja yang kehadirannya pada batas yang tidak
dapat diterima oleh ketentuan atau kadarnya melebihi NAB.
Eliminasi adalah cara pengendalian resiko yang paling baik, karena
resiko terjadinya kecelakaan dan sakit akibat potensi bahaya
ditiadakan.
2) Subtitusi
3) Rekayasa Teknik
4) Pengendalian Administrasi
A. Kesimpulan
B. Penutup
DAFTAR PUSTAKA