Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Perawatan Jenazah Menurut Islam


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama
Dosen : H. Muhammad Ansori, S.Sos.I., M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Fordianus Candy (2019.C.11a.1010)
Hepi Nopita Sari (2019.C.11a.1011)
Islamanda (2019.C.11a.1012)
Janwaria Changrila (2019.C.11a.1013)
Khofifah Wulannor (2019.C.11a.1014)
Liyana Puspa Cristiana (2019.C.11a.1049)
Mantili (2019.C.11a.1050)
Muhammad Ramadhani (2019.C.11a.1051)
Nadia (2019.C.11a.1052)
Nemi Lestari (2019.C.11a.1053)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita haturkan kepada Allah SWT. Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang
sungguh tiada terkira besarnya, Tak lupa shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang, dari alam
jahiliyah menuju ke alam yang penuh berkah ini.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak. H.
Muhammad Ansori, S.Sos.I., M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Agama. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah memberikan bantuannya berupa materi maupun non materi, karena tanpa
bantuan pihak-pihak tersebut kami semua tidak mungkin dapat menyelesaikan
makalah ini. Selain itu, kami pun mengucapkan terima kasih kepada para penulis
yang kami kutip tulisannya sebagai bahan rujukan penyusunan makalah ini
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Perawatan
Jenazah Menurut Islam” Mata Kuliah “Agama Islam”
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya buat kami tim penyusun.
Amin ya Robbal alamin
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Palangka Raya, 8 Januari 2020

Kelompok 4,

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………….………………………………………. i
Daftar Isi ………………………………………………….……………….. ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….……. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………..……... 1
1.3 Tujuan………..……………………………………….……………. 1
Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengertian Jenazah…………………………....……………..……... 2
2.2 Memandikan Jenazah ...................………….……………………… 3
2.3 Mengafani Jenazah ……………………………….....…………...…4
2.4 Menshalatkan Jenazah ……………………………………..……… 5
2.5 Menguburkan Jenazah …………………………………………….. 8
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan …………………………………………………….… 9
3.2 Saran ……………………………………………………………... 10
Daftar Pustaka ……………………………………………………………. 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami
kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-
baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam
sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu,
menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal dunia
mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka
hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk
menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan
menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya 4
persoalan tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan dalam penjelasan
berikut ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian jenazah?
2. Bagaimana tata cara memandikan jenazah?
3. Bagaimana tata cara mengkafani jenazah?
4. Bagaimana tata cara menshalatkan jenazah?
5. Bagaimana tata cara menguburkan jenazah?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian jenazah
2. Untuk mengetahui bagaimana tata cara memandikan jenazah
3. Untuk mengetahui bagaimana tata cara mengkafani jenazah
4. Untuk mengetahui bagaimana tata cara menshalatkan jenazah
5. Untuk mengetahui bagaimana tata cara menguburkan jenazah

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab Jenazah dan Jinazah yang berarti
mayat dan terdapat pula beberapa usungan berserta mayatnya. Jenazah dapat
disebut juga orang yang telah meninggal dunia. Seorang muslim atau muslimah
yang telah meninggal dunia harus segera diselesaikan pengurusannya.
Penyelenggaraan jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian kaum
muslimin, khususnya penduduk setempat terhadap jenazah muslim/ muslimah.
Namun, sebelum penyelenggaraan jenazah itu dimulai, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan terhadap jenazah tersebut, yaitu :
1. Dipejamkan matanya, mendo’akan dan meminta ampunkan atas dosanya.
2. Dilemaskan tangannya untuk disedekapkan di dada dan kakinya
diluruskan.
3. Mengatupkan rahangnya atau mengikatnya dari puncak kepala sampai ke
dagu supaya mulutnya tidak menganga/terbuka.
4. Jika memungkinkan jenazah diletakkan membujur ke arah utaradan
badannya diselubungi dengan kain.
5. Menyebarluaskan berita kematiannya kepada kerabat- kerabatnya dan
handai tolannya.
6. Lunasilah hutang-hutangnya dengan segera jika ia punya hutang.
7. Segerakanlah fardu kifayahnya.
Menurut syari’at Islam, fardu kifayah dalam menyelenggarakan jenazah ada
empat macam, yaitu :
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Mensalatkan jenazah
4. Menguburkan jenazah

2
2.2. Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah kita juga perlu memperhatikan beberapa hal,
di antaranya yaitu mengenai syarat-syarat wajib memandikan jenazah, orang-
orang yang mempunyai hak memandikan jenazah, dan kemudian tata cara
memandikan jenazah itu sendiri. Berikut adalah pembahasannya :
Syarat – Syarat Wajib Memandikan Jenazah
1. Jenazah merupakan orang islam
2. Terdapat/masih ada bagian tubuhnya walaupun sedikit.(misalkan ketika
orang tersebut tertabrak kereta sehingga tubuhnya hancur berkeping-
keping, namun masih ditemukan bagian tubunya seperti kaki, maka itu
wajib untuk dimandikan).
3. Meninggalnya bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan ketika
membela agama islam).
4. Yang berhak memandikan jenazah
5. Jika jenazah tersebut berjenis kelamin laki-laki maka yang wajib
memandikannya juga laki-laki, perempuan tidak diperbolehkan
memandikan jenazah tersebut kecuali istri dan mahramnya.
6. Jika jenazah tersebut berjenis kelamin perempuan maka yang wajib
meamandikannya adalah perempuan, laki-laki tidak diperbolehkan
memandikan jenazah tersebut kecuali suami dan maharamya.
7. Jika jenazah tersebut merupakan seorang istri, maka apabila suami dan
mahram masih ada, yang lebih berhak memandikan adalah suami.
8. Jika jenazah tersebut merupakan seorang suami, maka apabila istri dan
mahramnya masih ada, yang lebih berhak memandikan adalah istri.
9. Kemudian jika jenazah tersebut adalah anak laki-laki yang masih kecil,
perempuan diperbolehkan untuk memandikannya. Begitu pula sebaliknya,
jika jenazah tersebut anak perempuan yang masih kecil, maka laki-laki
diperbolehkan untuk memandikannya.

3
Tata Cara Memandikan Jenazah
1. Jenazah harus dimandikan di tempat yang tertutup, agar yang melihat
hanya orang-orang yang memandikan saja.
2. Jenazah di tempatkan di tempat yang tinggi, seperti dipan atau meja yang
panjang.
3. Menggunakan sarung unruk menutup aurat jenazah.
4. Jenazah didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, kemudian diusap
perutnya dan ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar. Lalu
yang memandikan menggunakan sarung tangan kiri untuk membasuh
lubang depan dan lubang belakang jenazah, dan kemudian membersihkan
mulut dan hidung jenazah, setelah itu mewudhukannya seperti wudhunya
orang yang masih hidup.
5. Membasuh kepala dan wajah jenazah dengan menggunakan sabun atau
lainnya, kemudian menyisir rambutnya.
6. Membasuh seluruh tubuh dimulai dari sisi kanan jenazah, kemudian sisi
kirinya.
(disunahkan membasuh sebanyak 3 kali)
2.3 Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan
sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum
mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah.
Hal-hal yang disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah adalah :
a) Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
b) Kain kafan hendaknya berwarna putih.
c) Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan
bagi mayat perempuan 5 lapis.
d) Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani
jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
e) Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.

4
Tata Cara Mengkafani Jenazah :
a) Membentangkan tali-tali pengikat kain kafan secukupnya.
b) Membentangkan lapis pertama kain kafan di atas tali tersebut kemudian
ditambahkan wewangian.
c) Membentangkan lapis kedua kain kafan di atas lapis pertama kain kafan
kemudian ditambahkan wewangian.
d) Membentangkan lapis ketiga kain kafan di atas lapis kedua kain kafan
kemudian ditambahkan wewangian.
e) Letakkan jenazah pada kain kafan tersebut.
f) Tutup menggunakan kain kafan lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, lalu
dari sisi kanan ke kiri.
g) Tutup menggunakan kain kafan lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, lalu
dari sisi kanan ke kiri.
h) Tutup menggunakan kain kafan lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, lalu
dari sisi kanan ke kiri.
i) Kemudian mengikat jenazah dengan tali-tali tadi.
2.4 Menshalatkan Jenazah
Rukun sholat jenazah ada delapan, yakni:
a) Niat
b) Berdiri bagi yang mampu
c) Empat kali takbir
d) Mengangkat tangan pada saat takbir pertama
e) Membaca surat Al Fatihah
f) Membaca sholawat Nabi
g) Berdoa untuk jenazah
h) Salam

5
Tata Cara Sholat Jenazah
1. Takbiratul ihram dan membaca niat :
Lafadz niat sholat jenazah (sebagai makmum) untuk jenazah laki-laki
‫صلِّى‬
َ ُ ‫علَى ا‬
َ ‫اال َميِّت‬ َ ‫ت َ َعالَى لل َمأ ْ ُم ْو ًما ْالكفَا َية فَ ْر‬
ْ َ‫ض ت َ ْكب َرات ا َ ْر َب َع َهذ‬
Ushollii ‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbirootin fardhol kifaayati
ma’muuman lillaahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah,
sebagai makmum karena Allah Ta’ala.
Lafadz niat sholat jenazah (sebagai makmum) untuk jenazah perempuan
‫صلِّى‬
َ ُ ‫علَى ا‬ َ ‫ت َ َعالَى لل َمأ ْ ُم ْو ًما ْالكفَا َية فَ ْر‬
َ ‫ض ت َ ْكب َرات ا َ ْر َب َع ْال َميِّت َة هَذه‬
Ushollii ‘alaa haadzihill mayyitati arba’a takbirootin fardhol kifaayati
ma’muuman lillaahi ta’aalaa
Kemudian membaca surat Al Fatihah
Setelah takbiratul ihram, tangan diletakkan di atas pusar sebagaimana
sholat pada umumnya, lalu membaca surat Al Fatihah.
2. Takbir kedua setelah itu membaca sholawat Nabi.
‫ص ِّل اَللَّ ُه َّم‬
َ ‫لى‬
َ ‫ع‬َ ‫لى ُم َح َّمد‬
َ ‫ع‬ َ ‫صلَّيْتَ َكما َ ُم َح َّمد آل َو‬
َ ‫لى‬ َ ‫ع‬َ ‫لى إب َْراهي َْم‬
َ ‫ع‬َ ‫إب َْراهي َْم آل َو‬
َ‫لى إب َْراهي َْم اَللَّ ُه َّم َمجيْد َحميْد إنـَّك‬
َ ‫ع‬َ ‫لى َمجيْدباَر ْك َحميْد إنـَّكَ إب َْراهي َْم آل َو‬ َ ‫ع‬
َ ‫ُم َح َّمد‬
‫لى‬
َ ‫ع‬ َ ‫آل َو‬
‫لى با َ َر ْكتَ َكما َ ُم َح َّمد‬
َ ‫ع‬
َ
Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa
shollaita ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid.
Allohumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa
baarokta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid
Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga
Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada
Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi
Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah
memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

6
3. Takbir ketiga setelah itu membaca doa untuk jenazah.
‫ار َح ْمهُ لَهُ ا ْغف ْر اللَّ ُه َّم‬
ْ ‫عافه َو‬ ُ ‫ع ْنهُ َواع‬
َ ‫ْف َو‬ َ
Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu
Artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan
maafkanlah dia.
Untuk jenazah perempuan, doa singkat tersebut menjadi:
‫ار َح ْم َها لَ َها ا ْغف ْر اللَّ ُه َّم‬
ْ ‫عاف َها َو‬ ُ ‫ع ْن َها َواع‬
َ ‫ْف َو‬ َ
Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa
4. Takbir keempat berdoa dengan doa untuk jenazah dan doa untuk orang-
orang yang ditinggalkannya.
Sebagaimana diriwayatkan Imam Abu Dawud:
‫َولَهُ لَنَا ا ْغف ْر َو بَ ْعدَهُ ت َ ْفتنَّا َولَ أَجْ َرهُ تَحْ ر ْمنَا لَ اللَّ ُه َّم‬
Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa
walahu
Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan cobai
kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
Jika jenazahnya perempuan, maka doanya menjadi:
‫َولَ َها لَنَا ا ْغف ْر َو بَ ْعدَهَا ت َ ْفتنَّا َولَ أَجْ َرهَا تَحْ ر ْمنَا لَ اللَّ ُه َّم‬
Allohumma laa tahrimnaa ajrohaa wa laa taftinnaa ba’dahaa waghfirlanaa
walahaa
5. Salam
Yakni mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagaimana sholat-sholat
lainnya.

7
2.5 Menguburkan Jenazah
Dalam HR.Bukhari Muslim, Rasulullah saw menganjurkan “agar segera
menguburkan jenazah orang yang meninggal”. Dan lebih baik jenazah tersebut
dikuburkan pada siang hari, namun apabila dalam keadaan terpaksa diperbolehkan
mengubur jenazah pada malam hari.
Kemudian berikut ini cara menguburkan jenazah yang baik, yaitu :
a) Jenazah dikuburkan ke dalam lubang yang tingginya sama dengan orang
berdiri yang melambaikan tangannya ke atas, dan kemudian lebarnya
adalah lebih dari satu jengkal.
b) Setelah itu jenazah wajib dimiringkan ke sebelah kanan dan
menghadapkannya ke arah kiblat.
c) Kemudian setelah itu disunahkan untuk membuka ikatan tali jenanzah
yang dimulai dari kepala.
Kita sebagai sesama manusia utamanya kaum muslimin sudah menjadi
kewajibkan mengurus jenazah muslim lainnya ketika meninggal dunia.

8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia
sebagi makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati
kemuliannya itu perlu mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan
jenazahnya. Dimana, penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya
adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh
mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka
gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah,
antara lain :
1. Memperoleh pahala yang besar.
2. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
3. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
4. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan
mati dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup
setelah mati.
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia,
sehingga apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan
diurus dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan
RasulNya

9
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini,
pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan
mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga
berharap agar pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
semua serta dapat mengajarkannya dengan baik ketika telah menjadi seorang guru
di masa yang akan dating

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38584770/MAKALAH_TATA_CARA_PENGURUS
AN_JENAZAH
https://portal-ilmu.com/tata-cara-mengurus-jenazah/#!
http://fifacomputer.blogspot.com/2010/04/pengertian-janazah.html

11

Anda mungkin juga menyukai