Anda di halaman 1dari 14

A.

LATAR BELAKANG
Penyebaran infeksi khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan masih
merupakan permasalahan, terutama di negara berkembang termasuk di
Indonesia. Hal ini diakibatkan dampak dari belum optimal fasilitas
sarana peralatan medis dan non medis sesuai dengan standart kelas
masing-masing pelayanan kesehatan. Puskesmas pada umumnya
jarang yang mempunyai angka Infeksi yang pasti karena memang hal
tersebut belum pernah dilaksanakan.
Setiap tahun program dibuat mengacu pada perkembangan metode
pencegahan dan pengendalian infeksi secara global, sehingga kebijakan
dan prosedur akan selalu mengalami perubahan, perbaikan dan
pengembangan untuk efektivitas, efisiensi penerapan dan hasil akhir
suatu program kerja. Program yang disusun untuk tahun 2020
meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi
dan kegiatan yang baru diterapkan atahu bersifat pengembangan untuk
peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan dengan pengendalian
infeksi.
Walaupun demikian UPT Kesmas Gianyar II berusaha untuk memulai
pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan
membentuk Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang
anggotanya terdiri dari beberapa unsur keilmuan yaitu medis, perawat,
bidan dan tenaga non medis (seluruh karyawan di UPT Kesmas Gianyar
II).
Acuan program PPI ini berdasarkan pada ilmu pengetahuan terkini,
regulasi nasional, (peraturan dan perundang-undangan) yang berlaku
serta standar sanitasi nasional sebagai berikut:
1. Kepmenkes Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. Kepmenkes 875/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
3. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Depkes, 2000
4. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial Di RS, Depkes, 2001
5. Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) di RS, Depkes, 2002
6. Kepmenkes 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak
7. Kesehatan Lingkungan Pedoman Manajemen Linen di RS, Depkes,
2004
8. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan
Kesehatan, Depkes, Cetakan II, 2005
9. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit, Depkes, 2009
14
10. WHO Guidelines in Hand Hygiene on Health Care, 2009
11. Kepmenkes, No 270/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman tentang
menejerial PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya.
12. Kepmenkes Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman PPI
di Rumah Sakit dan Fasilitas lainnya.
13. Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
14. Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit
15. Surat Edaran DIRJEN Bina Upaya Yan Med Nomor
HK.03.01/III/3744/08 tentang pembentukan Komite PPI Rumah
Sakit dan TIM PPI Rumah Sakit

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan
keluarga/pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau
berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan,
fasilitas dan lingkungan rumah sakit dan juga menurunkan resiko
tertular infeksi pada pasein, staf klinis dan non klinis.
2. Tujuan Khusus
a. Seluruh karyawan UPT Kesmas Gianyar II tahun, mau dan
mampu melaksakan kegiatan pencegahan dan pengendaian
infeksi.
b. Seluruh pasien, keluarga dan pengunjung UPT Kesmas Gianyar II
tahu mau dan mampu melaksakan kegiatan pencegahan dan
pengendaian infeksi.
c. Seluruh karyawan, pasien, keluarga dan pengunjung patuh
melaksanakan kebersihan tangan dan menjaga kebersihan
lingkungan di UPT Kesmas Gianyar II dengan membuang sampah
pada tempat yang sesuai yang disediakan.
d. Penatalaksanakan paralatan pasien yang sesuai dengan prinsip
sterilisasi sehingga pasien mendapatan pelayanan yang
berkualitas dan aman.
e. Tercatatnya angka kejadian infeksi sehingga kualitas pelayanan
yang diberikan bisa dinilai dan diukur.
f. Pemantauan kegiatan digizi, farmasi, dan laboratorium.

15
C. POLA KETENAGAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM PPI
Tenaga PPI telah disiapkan full timer (tenaga khusus untuk
melaksanakan program PPI) berjumlah 3 orang.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Surveilans Infeksi
a. Melakukan survei angka kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)
b. Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologs,
multi drug resistant organism, virulensi infeksi yang tinggi.
c. Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau re-emerging)
infeksi di masyarakat.
2. Upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pada
pasien
3. Upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pada
tenaga kesehatan. Pemeriksaan kesehatan karyawan dilakukan
dibeberapa unit yang beresiko tinggi diantaranya :
a. Ruang IGD
b. Laboratorium
c. Poliklinik Umum
d. Ruang VK
e. Poliklinik Gigi
f. Loket Pendaftaran
g. Poli Imunisasi
h. Apotik
Urutan pemeriksaan kesehatan yang direncanakan dibuat
berdasarkan besarnya resiko infeksi akibat kontak langsung dengan
pasien (komponen darah pasien dan merawat pasien TB).
4. Investigasi Outbreak jika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
5. Membuat program Infection Control Risk Assessment (ICRA)
6. Monitoring pembongkaran, pembangun dan renovasi (ICRA
Bangunan)
7. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
8. Monitoring kebersihan lingkungan, pembuangan sampah infeksius,
cairan tubuh dan darah
9. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien (TB)
10. Monitoring kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
11. Monitoring Sterilisasi diruangan sterilisasi dan unit-unit yang
melakukan kegiatan sterilisasi

16
12. Monitoring Kegiatan binatu, gizi, farmasi, laboratorium,
13. Monitoring Peralatan Kadaluwarsa, single-use menjadi re-use
14. Pendidikan dan Pelatihan Infeksi untuk petugas, pasien,
pengunjung, karyawan baru dan mahasiswa praktek
15. Monitoring Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)
16. Pencatatan dan pelaporan kejadian paska pajanan.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pelaksanaan Surveilans Infeksi
a. Melakukan survei angka kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Cara mendapatkan angka ISK yaitu jumlah kejadian infeksi pada
pasien yang dilakukan pemasangan kateter urine dibagi
jumlah total pasien yang dilakukan pemasangan kateter urine
dikali 1000. Contoh : 10/100 x 1000 = 100%
b. Penyakit dan organisme yang signifikan secara epidemiologs,
multi drug resistant organism, virulensi infeksi yang tinggi.
f. Muncul dan pemunculan ulang (emerging atau re-emerging)
infeksi di masyarakat.
Keseluruhan kejadian infeksi diatas dicatat setiap hari oleh Perawat
PPI di Ruangan/Infection Prevention Control Link Nurse (IPCLN) di
masing-masing ruang perawatan.
2. Pelaksanaan upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada pasien yaitu dengan memberikan edukasi tentang
kebersihan tangan pada seluruh pasien dan keluarga baik di rawat
inap maupun yang di rawat jalan.
3. Pelaksanaan upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada tenaga kesehatan yaitu :
- Mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan Puskesmas
Gianyar II di RSUD Sanjiwani Gianyar secara bergilir dan
bertahap dari karyawan Puskesmas yang berisiko tinggi tertular
penyakit. Kegiatan pemeriksaan kesehatan karyawan dilaksanakan
setiap satu tahun sekali. Urutan pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan sesuai dengan rencana yang sudah di atas. Jenis
pemeriksaan yang adalah pemeriksaan Hepatitis B, Hepatitis C,
fungsi hati dan pemeriksaan thorax (untuk skrining TB).
Pembiayaan pemeriksaan
kesehatan karyawan disesuaikan dengan Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) UPT Kesmas Gianyar II.

17
4. Pelaksanaan Investigasi Out Break
Investigasi out break (KLB) dilaksanakan bila ditemukan adanya KLB
atau yang potensial terjadinya suatu wabah.
5. Membuat program Infection Control Risk Assessment (ICRA)
ICRA yang komprehensif dan rencana menurunkan resiko infeksi
terkait :
a. Pelayanan kesehatan pada pasien, dengan cara melakukan
surveilans infeksi
b. Pelayanan kesehatan pada tenaga kesehatan/karyawan dengan
cara upaya penyehatan karyawan serta tatalaksana dan
pencatatan paska pajanan karyawan
6. Pelaksanaan Monitoring pembongkaran, pembangun dan renovasi
ICRA bagunan, cara pembuatan ICRA bangunan yaitu dengan
mengisi formulir ICRA bangunan dan menentukan grade resiko dari
bangunan/ruang yang dilakukan pembongkaran diawali dengan
penerbitan surat ijin pembongkaran setelah itu diikuti dengan
pemantauan proses pembongkaran sampai dengan hasil akhir
pembongakaran.
7. Pelaksanaan Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
Di masing-masing ruang dan unit dilakukan pemantauan tempat
pembuangan sampah tajam dan jarum dengan melihat isi jerigen
sampah tajam saat terbuang terisi 2/3 bagian atau seleher jerigen,
pemantauan dengan mengisi blangko sesuai atau tidak sesuai.
8. Pelaksanaan Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan
tubuh dan darah Meliputi pembuangan sampah di ruang perawatan
dan di unit laboratorium berkoordinasi dengan Komite PPI, sehingga
aman bagi lingkungan. Untuk pembuangan sampah di ruang
perawatan dilakukan oleh petugas kebersihan di ruang dan unit
masing-masing melakukan penimbangan sampah setiap pagi saat
akan dilakukan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan
Sampah baik sampah domestik, maupun infeksius. Pelaksanaan
kebersihan lingkungan dipantau oleh koordinator kebersihan yang
divalidasi oleh IPCN.
9. Pelaksanaan Monitoring kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD)
Pelaksanaan monitoring kepatuhan penggunaan APD dilakukan
dengan cara memantau secara langsung di ruang masing-masing
ruangan berpacu pada SPO penggunaan APD dan mengisi blangko
kepatuhan penggunaan APD.

18
11. Pelaksanaan Monitoring Sterilisasi
Pelaksanaan kegiatan Sterilisasi Alat di Ruang Sterilisasi
dilakukan oleh petugas masing-masing unit, dan dicatat dibuku
pantau pelaksanaan kegiatan sterilisasi setiap hari sesuai dengan
ruang masing-masing unit yang menyerahkan alat ke Ruang
Sterilisasi.
12. Ruang Linen dan Ruang Gizi
a. Pelaksanaan Monitoring di Ruang Linen
Jenis linen di UPT. Kesmas Gianyar II dikualifikasikan menjadi
linen bersih, linen kotor infeksius, linen kotor non infeksius.
Untuk mencegah kontaminasi, pengangkutan linen menggunakan
kantong linen yang berbeda, linen kotor dengan kantong linen
berwarna hitam dan linen kotor infeksius dengan kantong linen
kuning. Pencegahan kontaminasi lingkungan maupun pada
petugas dilakukan dengan desinfeksi kereta linen,
pengepelan/disinfeksi lantai, implementasi praktik kebersihan
tangan, penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai potensi
resiko selama bekerja. Penatalaksanan linen adalah suatu upaya
penyediaan Linen yang bersih dan steril.
Linen yang terkena darah/muntahan/cairan tubuh pasien
(infeksius) dibungkus terpisah dengan menggunakan plastik
kuning dan dibawa segera ke Ruang Linen (10-15 menit
setelah terkena), kecuali jika ada linen infeksius pada saat shift
malam maka ruangan terkait harus melakukan
penatalaksanaan dekontaminasi di unit sendiri yaitu dengan cara
merendam linen infeksius tersebut dengan klorin 0.05% selama
15 menit, setelah itu air rendaman dibuang dan linen
dimasukkan ke plastik kuning dan setelah petugas kebersihan
operan dengan dinas pagi petugas yang dinas malam langsung
membawa linen tersebut ke Ruang linen. Linen yang tidak
infeksius dibungkus dengan menggunakan plastik hitam.
Monitoring dilakukan langsung oleh kepala Ruang Linen.
Monitoring juga dilakukan setiap bulannya
b. Semua bahan makanan yang disiapkan sampai dengan disajikan
kepada pasien, pegawai atau pengunjung dikelola sesuai pedoman
dan standar prosedur pelayanan instalasi gizi agar terhindar dari
pencemaran dan penularan infeksi melalui makanan.
Penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam
keadaan bersih, terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya dan

19
hewan lain serta suhu penyimpanan disesuaikan dengan jenis
bahan makanan.
13. Pelaksanaan monitoring alat dan bahan kadaluwarsa dan single-use
menjadi re-use.
Alat dan bahan single-use dapat digunakan kembali sesuai dengan
rekomendasi manufactur-nya. Alat Medis Sekali Pakai dapat
digunakan ulang (reuse of single use devices) sesuai kebijakan
Puskesmas. Monitoring alat dan bahan single-use menjadi reuse
dimonitor oleh kepala ruangan sterilisasi. Monitoring dilakukan
setiap bulan. Bahan dan alat kadaluwarsa di tarik 3 (Tiga) bulan
sebelum tanggal kadaluwarsa.

14. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Infeksi untuk petugas,


pasien, pengunjung, karyawan baru dan mahasiswa praktek
Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan untuk :
a. Petugas : Pelaksanan In House Training (IHT) dan Pelatihan
Keluar
b. Pasien : edukasi tentang kebersihan tangan, etika batuk dan
pembuangansampah
c. Pengunjung : edukasi tentang kebersihan tangan, etika batuk
dan pembuanganSampah
d. Karyawan baru dan mahasiswa praktek
Setiap pegawai, mahasiswa, dokter muda dan siapa saja yang
akan melaksanakan praktek dan baru bergabung di UPT Kesmas
Gianyar II diharuskan mendapatkan orientasi Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi. Pelatihan rutin Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi setiap tahun diberikan kepada seluruh karyawan Puskesmas.
Pendidikan dan Pelatihan Infeksi untuk pasien, keluarga dan
pengunjung dilakukan dengan cara langsung yaitu dengan cara
penyuluhan dimasing-masing ruangan dan dengan cara tidak
langsung yaitu melalui banner dan leaflet tentang kebersihan tangan
dan moment cuci tangan yang sudah disediakan.
Setiap tahun diadakan pelatihan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di UPT. Kesmas Gianyar II, hasil pelaksanaan dibuatkan
laporan kegiatan. Begitu juga dengan orientasi terhadap pegawai dan
siswa praktek dibuatkan laporan dari keseluruhan pegawai baru dan
mahasiswa praktek.

20
15. Pelaksanaan Monitoring Kebersihan Tangan
Melakukan audit kepatuhan cuci tangan sesuai dengan FIVE
MOMENTS/lima saat cuci tangan dan ketepatan 6 (enam) langkah
cuci tangan pada masing-masing petugas disetiap ruangan. Audit
dilakukan oleh IPCLN yang divalidasi oleh IPCN. Selain untuk
petugas Puskesmas pelaksanaan pemantauan kepatuhan
kebersihan tangan juga dilakukan oleh pasien dan pengunjung
puskesmas.
Melakukan edukasi rutin setiap apel pagi dan morning report harian
untuk meningkatkan pengetahuan dan pelaksanaan kebersihan
tangan petugas pemberi peayanan. Edukasi hand hygiene juga
diberikan kepada pasien dan pengunjung puskesmas Audit
dilakukan disetiap ruang perawatan dan unit-unit lain yang ada di
UPT Kesmas Gianyar II.

16. Pencatatan dan pelaporan kejadian paska pajanan.


Pencatatan dan pelaporan kejadian pasca pajanan dilaksanakan oleh
IPCLN yang divalidasi oleh IPCN.

E. SASARAN
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi harus efektif dan
komprehensif, menjangkau pasien, keluarga, pengunjung, tenaga
kesehatan dan seluruh staf rumah sakit. Seluruh area pasien, staf dan
pengunjung RS dimasukkan dalam Program PPI dengan harapan bahwa
seluruh pasien, keluarga, pengunjung dan staf rumah sakit memahami
pentingnya pencegahan dan pengendalian infeksi sehingga rantai infeksi
yang terjadi di rumah sakit bisa dipotong, berkurang bahkan tidak terjadi.
1. Surveilans Infeksi
Sasarannya adalah seluruh pasien yang dirawat inap yang terpasang
Infus Sentral, Kateter.
2. Pelaksanaan upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada pasien
Sasarannya adalah seluruh pasien yang di rawat inap dan keluarga
yang menunggu dan juga pasien yang berkunjung di poliklinik rawat
jalan.
3. Pelaksanaan upaya menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada petugas kesehatan yaitu dengan melaksanakan
pemeriksaan kesehatan. Sasarannya adalah seluruh petugas
kesehatan yang bertugas di unit yang beresiko tinggi.
4. Investigasi Outbreak jika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

21
Sasarannya adalah peningkatan kejadian kasus di UPT. Kesmas
Gianyar II, walaupun penyebab meningkatnya kasus tersebut bukan
karena disebabkan selama dirawat di Puskesmas Gianyar II.
5. Membuat program Infection Control Risk Assessment (ICRA)
Sasaran adalah untuk menurunkan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan pada pasien yaitu seluruh pasien yang dirawat inap dan
yang kontrol kembali setelah rawat inap.
Sasaran untuk menurunkan resiko infeksi terkait palayanan kesehatan
pada tenaga kesehatan seluruh adalah seluruh petugas kesehatan
di pelayanan kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien.

6. Monitoring ICRA Bangunan : pembongkaran, pembangun dan renovasi


Sasarannya adalah seluruh kegiatan pembongkaran bangunan baik
besar maupun kecil.
Sasarannya adalah seluruh proyek renovasi dan pembongkaran
bangunan.
7. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
Sasarannya seluruh unit yang menghasilkan sampah tajam dan
jarum.
8. Monitoring kebersihan lingkungan, pembuangan sampah infeksius,
cairan tubuh dan darah
Sasarannya adalah seluruh unit dan ruang perawatan yang
menghasilkan sampah infeksius dan unit laboratorium.
9. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien
Sasarannya adalah ruang perawatan yang sekarang hanya terfokus
pada ruang isolasi.
10. Monitoring kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Sasarannya adalah seluruh petugas di rawat inap, rawat jalan dan
rawat khusus.
11. Monitoring Sterilisasi di Ruang Sterilisasi dan unit-unit yang
melakukan kegiatan sterilisasi
Sasarannya adalah petugas ruang sterilisasi dan seluruh unit yang
masih melakukan sterilisasi di unit masing-masing.
12. Instalasi-instalasi
a. Monitoring kegiatan pelayanan makanan (Gizi)
Sasarannya adalah petugas ruangan dapur
c. Monitoring Kegiatan Petugas Linen
Sasarannya adalah petugas linen yang bekerja di ruang linen
d. Monitoring kegiatan Farmasi (single-use menjadi re-use)
Proses penggunaan APD saat dispensing obat dan cairan.

22
13. Monitoring Peralatan Kadaluwarsa
Sasarannya adalah obat dan bahan alat yang kadaluwarsa.
14. Pendidikan dan Pelatihan Infeksi untuk petugas, pasien, pengunjung,
karyawan baru dan mahasiswa praktek.
Sasarannya adalah seluruh petugas dan karyawan di Puskesmas
gianyar II mahasiswa praktek dan seluruh pasien keluarga dan
pengunjung.
15. Monitoring Kebersihan Tangan (Hand Hygiene).
Sasarannya adalah seluruh petugas perawat, dokter, petugas
kebersihan, dan seluruh elemen karyawan di rawat inap, rawat jalan
dan rawat khusus
16. Pencatatan dan pelaporan kejadian paska pajanan.
Sasarannya adalah seluruh petugas yang terpajan di UPT Kesmas
Gianyar II.

G. JADWAL KEGIATAN

2019
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim X
dan SK tim PPI
2 Rapat Tim PPI X
3 Sosialisasi X
4 Pelaksanaan dan X
pencatatan
5 Pelatihan X
pengendalian dan
pencegahan infeksi
6 Penyuluhan dan X X X
pelatihan hand
hygiene
7 Pelatihan pemakaian X
alat pelindung diri
(APD)
8 Penyuluhan hand X X X
hygiene untuk
pengunjung
9 Pelatihan kebersihan X
ruangan
10 Pelatihan tentang X
dekontaminasi alat

23
dan sterilisasi
11 Sosialisasi kejadian X
tertusuk jarum
12 Sosialisasi etika X X X X
batuk kepada
petugas dan pasien
13 Pelatihan X
pengelolaan limbah/
sampah
14 Pelatihan perawatan X
luka
15 Laporan dan X X
evaluasi kegiatan

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Surveilans Infeksi
Hasil pantahuan surveilan setiap bulan yang dibuat oleh IPCLN di
ruangan masing-masing dilaporkan kepada IPCN. IPCN melakukan
tabulasi data dari masing-masing ruangan dan dibuatkan laporan
data infeksi Puskesmas pertiga bulan. Hasil pantahuan infeksi
disampaikan ke masing-masing ruangan dan dilaporkan kepada
Pemimpin UPT. Kesmas Gianyar II dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Gianyar.
2. Upaya Menurunkan Resiko Infeksi pada Pasien
Edukasi kebersihan tangan di evaluasi dengan cara meminta pasien
dan keluarga untuk mengulang kembali cara melakukan kebersihan
tangan yang sudah di sosialisasikan oleh petugas di ruangan.
Sebagai bukti sosialisasi pasien dan keluarga yang sudah diedukasi
pada saat orientasi ruangan mengisi lembar hadir sosialiasi di
masing-masing ruangan.
3. Upaya menurunkan resiko infeksi pada petugas kesehatan
Evaluasi dilakukan dengan melihat proposal pengajuan pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan dan imunisasi, jumlah dan nama karyawan
yang diusulkan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan yang
diberikan vaksinasi secara bergiliran.
4. Investigasi Outbreak jika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Pemantauan hasil investigasi outbreak dilaksanakan jika terjadi
peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara
mendadak.Tetapi untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut sudah
dibuatkan standar prosedur operasional untuk KLB.

24
5. Monitoring program Infection Control Risk Assessment (ICRA)
Pemantauan program yang berkaitan dengan infeksi dengan
membuatkan program ICRA.
6. ICRA Bangunan.
Membuatkan kajian bangunan yang akan direnovasi sehingga
memungkinkan untuk meminimalisir dampak dari proses
pembangunan dan renovasi tersebut.
7. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
Pemantauan pembuangan sampah tajam dan jarum dilakukan oleh
IPCN setiap bulan di masing-masing unit penghasil.

25
8. Monitoring kebersihan lingkungan, pembuangan sampah infeksius,
cairan tubuh dan darah
Pemantauan kebersihan lingkungan, pembuangan sampah infeksius
dan cairan tubuh setiap bulan di masing-masing unit penghasil.
9. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien.
Monitoring dari kewaspadaan isolasi dilaksanakan setiap bulan oleh
ICPLN yang divalidasi oleh IPCN. Monitoring dilakukan sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional yang berlaku di rumah sakit.
10. Monitoring kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pemantauan dilakukan oleh IPCN setiap bulan di masing-masing
ruangan.
11. Monitoring Sterilisasi di Ruang sterilisasi dan unit-unit yang
melakukan kegiatan sterilisasi
12. Monitoring Ruang Linen, Ruang Gizi, dan Ruang Farmasi
a. Ruang Linen
Pemantauan kegiatan di ruang linen dilakukan oleh Kepala ruang
linen masing-masing yang mana kepala ruangan tersebut
merupakan anggota Pencegahan dan Pengendalian infeksi (PPI).
b. Ruang Gizi
Pemantauan kegiatan Gizi dan permesinan dilakukan oleh Kepala
Gizi yang mana kepala Ruang Gizi tersebut merupakan anggota
Pencegahan dan Pengendalian infeksi (PPI).
c. Ruang Farmasi
Pemantauan pemakaian APD pada saat petugas melakukan
dispensing obat dan cairan.
13. Monitoring Peralatan Kadaluwarsa, single-use menjadi re-use
Hasil pemantauan alat dan bahan yang kadaluwarsa dan bahan alat
yang single use menjadi reuse dicatat dibuku pantauan reuse .
14. Pendidikan dan Pelatihan Infeksi untuk petugas, pasien, pengunjung,
karyawan baru dan mahasiswa praktek.
Hasil kegiatan pendidikan dan pelatihan PPI karyawan dan
mahasiswa praktek dibuatkan laporan dan dibuatkan data persentase
pencapaian kegiatan dan dilaporkan pertiga bulan. Untuk pendidikan
dan pelatihan pasien, keluarga dan pengunjung dokumentasi berupa
foto-foto kegiatan dan tanya jawab langsung.
Pemantahuan evaluasi kepatuhan kebersihan tangan dilakukan
setiap 6 (enam) bulan sekali, hasil pantahuan dilaporkan kepada
unit/ruang bersangkutan untuk bahan evaluasi.

26
Target kebersihan tangan adalah 100% jika hasil pemantahuan
didapatkan angka kurang dari 100% maka harus dicari permasalahan
penyebab, sosialisasi kebersihan tangan ditingkatkan dan penyediaan
fasilitas kebersihan tangan.
16. Pencatatan dan pelaporan kejadian paska pajanan.
Petugas yang kena pajanan dilaporkan ke IPCN setiap kali ada
petugas terpapar. Pelaporan dari ruangan sudah harus diterima oleh
IPCN sebelum 2x24 jam untuk dapat diberikan propilaksis. Pelaporan
hasil dibuat setiap bulan oleh IPCLN divalidasi oleh IPCN.

H. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI PROGRAM


Seluruh hasil kegiatan yang diprogramkan dilaporkan oleh masing-masing
koordinator program ke Tim PPI setiap bulan, Tim PPI akan merangkum
semua laporan hasil kegiatan tersebut dijadikan Laporan Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

27

Anda mungkin juga menyukai