Anda di halaman 1dari 25

DIAGNOSIS TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman


XII/ /2017 01 1/1
Rumah Sakit TK. IV
dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR 14 /12/2017
OPERASIONAL )
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Serangkaian proses pemeriksaan sebelum menegakkan Diagnosis TB
TUJUAN Sebagai cara menegakkan Diagnosis TB
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
KEBIJAKAN Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Pasien dengan suspek TB paru ( di catat di TB-06 ) dilakukan
pemeriksaan dahak mikroskopis sewaktu pagi (dengan membawa
TB-05 ke laboratorium) sewaktu (SPS), bila :
a. Hasil BTA (+ + +) minimal ( + + - ), dinyatakan atau didiagnosis
TB dan dicatat di TB-01 (kartu pengobatan pasien TB) dan TB-
02 ( kartu identitas pasien ).
b. Hasil BTA ( + - - )
1) Lakukan fhoto Thorax, bila hasil foto thorax abnormal atau
menunjukkan gambaran tuberkolosis maka pasien dapat
didiagnosis TB sesuai pertimbangan dokter.
PROSEDUR 2) Lakukan pemeriksaan dahak mikroskopis bila hasil BTA ( + +
+ ) minimal ( + - - ) pasien dapat didiagnosis TB, namun bila
hasil BTA ( - - - ) pasien dapat didiagnosis TB dan bukan TB
sesuai hasil foto thorax dan pertimbangan dokter.
c. Hasil BTA ( - - - ), diberi antibiotik non-OAT (anti biotik spektrum
luas yang tidak memiliki efek anti TB, jangan gunakan
flurokuinolon).
1) Bila ada p erbaikan, pasien didiagnosis bukan TB
2) Bila tidak ada perbaikan, periksa ulang BTA, hasil BTA (+ + +
) minimal (+ - - ) pasien dapat di diagnosis TB, bila hasil BTA
( - - - ) pasien dapat di diagnosis TB dan bukan TB sesuai
hasil foto thorax dan pertimbangan dokter.
d. Hasil pemeriksaan yang sudah terdiagnosis TB yang
mendapatkan OAT non DOTS di laporkan ke bagian TB DOTS.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
2. Instalasi Radiologi
3. Instalasi Rawat Inap

PEMERIKSAAN DAHAK AWAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/1

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 14/12/2017
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
Pemeriksaan dahak yang dilakukan pada pasien tersangka (suspek)
PENGERTIAN TB sebelum mendapatkan pengobatan dengan OAT DOTS
TUJUAN Untuk meneggakkan diagnosis TB secara mikroskopis
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
KEBIJAKAN tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Semua pasien yang dianggap sebagai tersangka (suspek) TB
dengan gejala klinis berikut harus dilakukan pemeriksaan dahak
awal (batuk berdahak > 2 minggu, batuk darah, badan lemas,
BB/nafsu makan menurun, berkeringat malam hari tanpa ada
kegiatan fisik dan demam meriang > 1 bulan
2. Pemeriksaan dahak awal dilakukan dengan pengambilan sample
dahak 3 x (sewaktu-pagi-sewaktu / SPS )
3. Setiap pasien TB yang akan diobati dengan OAT DOTS harus
dilakukan pemeriksaan dahak awal dan di follow up dengan
PROSEDUR pemeriksaan dahak lanjutan.
4. Unit DOTS memberikan TB-05 ke pasien untuk diantar ke
laboratorium .
5. Unit laboratorium memberikan POT sputum ke pasien untuk
mengambil sputum pasien sambil menjelaskan cara mengeluarkan
sputum yang baik dan tempat pengambilan sputum.
6. Setelah mendapatkan sputum sewaktu pertama pasien
menyerahkan ke unit laboratorium
7. Unit laboratorium memberikan satu pot sputum untuk dibawa
pulang karena akan diambil dahak pagi dan diantar keesokan hari
nya
8. Keesokan harinya pasien mengantar sputum pagi ke unit
laboratorium dan langsung mengambil sputum sewaktu ke dua
9. Unit labor mencatat registrasi laboratorium di TB 04.
10. Hasil laboratorium di ambil oleh pasien dan dikembalikan ke unit
DOTS.
UNIT TERKAIT Laboratorium

ALUR PEMERIKSAAN ULANG DAHAK


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
XII/ /2017 01 ½

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL )
14/12/2017 dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Serial pemeriksaan dahak ulang setelah mendapatkan pengobatan TB
TUJUAN Untuk mengevaluasi hasil pengobatan
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
KEBIJAKAN tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Pasien baru BTA positif dengan pengobatan kategori I :
a. Pada akhir tahap intensif ( mengirimkan TB-05 untuk
prngambilan sample ke laboratorium dengan alasan
pemeriksaan follow up akhir tahap awal ) : bila hasil BTA ( - ),
tahap lanjutan dimulai, tapi bila hasil BTA ( + ) dilanjutkan
dengan OAT sisipan selama 1 bulan, jika setelah sisipan masih
tetap positif, tahap lanjutan tetap diberikan.
b. Sebulan sebelum akhir pengobatan ( mengirimkan TB-05 untuk
prngambilan sample ke laboratorium dengan alasan
pemeriksaan follow up 1 bulan sebelum AP ) : bila hasil BTA (-),
OAT dilanjutkan, tapi bila hasil BTA (+), dinyatakan gagal, ganti
PROSEDUR dengan OAT kategori 2 mulai dari awal
c. Akhir pengobatan ( AP ) (mengirimkan TB-05 untuk prngambilan
sample ke laboratorium dengan alasan pemeriksaan follow up
sebelum AP): bila hasil BTA ( - ) dan minimal satu pemeriksaan
sebelumnya ( - ), pasien dinyatakan sembuh tapi apabila hasil
BTA ( + ) dinyatakan gagal, ganti dengan OAT kategori 2 mulai
dari awal
2. Pasien baru BTA negatif dan fhoto thorax mendukung TB dengan
pengobatan kategori 1 :
Pada akhir intensif ( mengirimkan TB-05 untuk prngambilan sample
ke laboratorium alur dengan alasan pemeriksaan follow up akhir
tahap awal ) : bila hasil ( - ), berikan pengobatan tahap lanjutan
sampai selesai, kemudian pasien dinyatakan pengobatan lengkap,
bila hasil BTA ( + ) ganti dengan kategori 2 mulai dari awal.
3. Pasien BTA positif dengan pengobatan kategori 2 :
a. Pada akhir itensif ( mengirimkan TB-05 untuk pengambilan
sputum ke laboratorium dengan alasan pemeriksaan follow up
akhir tahap awal ) :

PEMERIKSAAN ULANG DAHAK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 2/2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
bila hasil BTA ( - ) lanjutkan pengobatan hingga selesai, bila
hasil BTA ( + ) bersisipan 1 bulan, jika setelah sisipan masih
tetap positif, teruskan pengobatan tahap lanjutkan jika ada
fasilitas, rujuk untuk uji kepekaan obat.
Sebulan sebelum akhir pengobatan ( mengirimkan TB-05 ke
laboratorium dengan alasan pemeriksaan follow up 1 bulan
sebelum AP ) : bila hasil BTA ( - ), lanjutan pengobatan hingga
selesai, bila hasil BTA ( + ),
pengobatan gagal, disebut kasuskronik, bila mungkin lakukan uji
kepekaan obat, bila tidak rujuk ke unit pelayanan spesialistik.
b. Akhir pengobatan ( AP ) (mengirimkan TB-05 ke laboratorium
dengan alasan pemeriksaan follow up sebelum AP) : hasil BTA (
- ) pasien dinyatakan sembuh, bila hasil BTA ( + ) pengobatan
gagal ( kasus kronik), lakukan uji kepekaan obat atau rujuk ke
unit pelayanan spesialistik.
UNIT TERKAIT Laboratorium

OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
XII/ /2017 01 1/2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
SPO
( STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 14/12/2017
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
Panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai dengan tahap-tahap
PENGERTIAN pengobatannya dan peruntukannya sesuai dengan keadaan pasien
TUJUAN Sebagai panduan kerja dalam pengobatan pasien TB
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
KEBIJAKAN Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. SK Direktur Nomor 212 tahun 2012, tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional pada Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
a. Kategori-1
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru :
 Pasien baru TB paru BTA positif
 Pasien TB Paru BTA negatif foto torax positif
 Pasien TB extra paru
Dosis paduan OAT KDT kategori 1 : 2 (HRZE)/4 (HR) 3
Tahap lanjutan 3
Tahap Intensif tiap
kali seminggu
Berat hari selama 56 hari
PROSEDUR selama 16
Badan RHZE
minggu RH
(150/75/400/275)
(150/150)
30 – 37 Kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38 – 54 Kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55 – 70 Kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
> 71 Kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT
b. Kategori 2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
telah diobati sebelumnya :
1) Pasien kambuh
2) Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan ?? putus berobat

OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
XII/ /2017 01 2/2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Dosis panduan OAT KDT Kategori 2 : 2 (HRZE)/(HRZE)/ 5 (HR) 3 E3
Tahap lanjutan
Tahap Intensif
3 kali seminggu
Tiap hari RHZE
Berat RH (150/150+E
(150/75/400/275)+ S
Badan (400)
Selama 20
Selama 56 Hari Selama 28 hari
minggu
2 tab 4 KDT +
2 tab 2 KDT + 2
30-37 Kg 500 mg 2 tablet 4 KDT
tab Etambutol
streptomisin inj
3 tab 4 KDT +
3 tab 2 KDT + 3
38-54 Kg 500 mg 3 tablet 4 KDT
tab Etambutol
streptomisin inj
4 tab 4 KDT +
4 tab 2 KDT + 4
55-70 Kg 1000 mg 4 tablet 4 KDT
tab Etambutol
streptomisin inj
5 tab 4 KDT +
5 tab 2 KDT + 5
> 71 Kg 1000 mg 5 tablet 4 KDT
tab Etambutol
streptomisin inj
OAT sisipan (HRZE)
Panduan OAT ini diberikan kepada pasien BFA positif yang pada
akhir pengobatan intensif masih tetap BTA positif

Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap
intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari)

Dosis KDT sisipan : (HRZE)

Tahap intensif uang tiap hari selama


Berat Badan 28 hari
RHZE (15/75/400/275
30 – 37 Kg 2 tablet 4 KDT
38 – 54 Kg 3 tablet 4 KDT
55 – 70 Kg 4 tablet 4 KDT
> 71 Kg 5 tablet 4 KDT
UNIT TERKAIT 1. Unit DOTS
2. Instalasi Farmasi
EFEK SAMPING OBAT DAN PENANGGULANGANNYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV XII/ /2017 01 1/ 2
dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
14/12/2017 dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Gejala yang bisa ditimbulkan akibat pemakaian OAT dan cara
penanggulangannya
TUJUAN Untuk mengetahui efek samping yang kemungkinan bisa timbul akibat
pemakaian OAT.
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
KEBIJAKAN Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
Efek samping ringan OAT :
1. Rifampicin ( R ) dapat menyebabkan mual, sakit perut, tidak ada
nafsu makan, warna kemerahan pada air seni ( Urine )
Penanganan :
Semua OAT sebaiknya diminum malam sebelum tidur, jelaskan ke
pasien bahwa kemerahan pada air seni itu tidak berbahaya hanya
warna dari obat.
2. Pirazinamid (PZA) dapat menimbulkan nyeri sendi
Penanganan
Beri aspirin atau parasetamol
3. Insonizid ( INH ) dapat menimbulkan kesemutan sampai rasa
terbakar di kaki
PROSEDUR Penanganan :
Beri vitamin B6 ( piridoxin ) 100 Mg per hari
Efek samping berat OAT :
1. Semua jenis OAT bisa menimbulkan efek samping agal dan
kemerahan di kulit
Penanganan :
Berikan anti hustamin, bila terjadi kemerahan di kulit, hentikan
semua OAT, tunggu sampai kemerahan kulit tersebut hilang
2. Steptomisin dapat menimbulkan gangguan keseimbangan dan
tulisan
Penanganan :
Hentikan pemberian steptomisin
3. Ethambutol dapat menimbulkan gangguan penglihatan
Penanganan :
Hentikan pemberian ethembutol

EFEK SAMPING OBAT DAN PENANGGULANGANNYA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 2/2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
4. Hampir semua OAT bisa menimbulkan efek samping bingung dan
muntah-muntah
Penanganan : hentikan semua OAT segera lakukan tes fungsi hati
1. Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Laboratorium
TATA LAKSANA PASIEN TIDAK TERATUR BEROBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV XII/ /2017 01 1/2
dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 14/12/2017
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Proses penatalaksanaan pasien yang tidak teratur makan obat.
TUJUAN Untuk menentukan tindak lanjut terhadap pasien yang berobat tidak
teratur atau putus berobat.
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
KEBIJAKAN Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Tindakan pasienyang putus berobat kurang dari 1 bulan :
a. Lacak pasien
b. Diskusikan dengan pasien untuk cari pemecahan masalah
mengapa berobat tidak teratur.
c. Lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis selesai
2. Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1 – 2 bulan
a. Tindakan pertama
1) Lacak pasien
2) Diskusikan dan cari pemecahan masalah
3) Periksa dahak SPS dan lanjutkan pengobatan sambil
menunggu hasilnya
b. Tindakan selanjutnya didasarkan pada hasil pemeriksaan
PROSEDUR
dahak, bila :
1) Hasil BTA (-)/ TB extra paru, lanjutkan pengobatan sampai
seluruh dosis selesai.
2) Satu atau lebih sediaan hasilnya BTA (+), lama pengobatan
sampai seluruh dosis selesai, lama pengobatan 5 bulan atau
lebih jika pasien sebelumnya dengan kategori 1 maka
dimulai dengan kategori 2. Jika pasien sebelumnya dengan
kategori 2, maka pasien dirujuk (kasus kronik)
3. Tindakan pada pasien yang putus berobat lebih dari 2 bulan
(DEFAULT)
a. Tindakan pertama
1) Periksa dahak SPS
2) Diskusikan dan cari pemecahan masalah
3) Hentikan pengobatan
b. Tindakan selanjutnya didasarkan pada hasil pemeriksaan
dahak, bila:

TATA LAKSANA PASIEN TIDAK TERATUR BEROBAT


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 2/2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
1) Hasil BTA (-) / TB ekxtra paru, pengobatan dihentikan, dan
pasien di observasi, bila gejalanya semakin parah perlu
dilakukan pemeriksaan kembali (SPS)
2) Satu atau lebih sediaan hasilnya BTA (+), untuk pasien yang
sebelumnya diobati dengan kategori 1 maka dimulai dengan
kategori 2, untuk pasien yang sebelumnya diobati dengan
kategori 2 maka rujuk pasien (kasus kronik).

UNIT TERKAIT UNIT DOTS

PASIEN TB DENGAN KASUS MANGKIR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/1

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
14/12/2017 dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
Pasien dikatakan mangkir berobat bila yang bersangkutan tidak datang
PENGERTIAN untuk periksa ulang / mengambil obat pada waktu yang telah
ditentukan
TUJUAN Agar Puskesmas segera melakukan pelacakan sesuai dengan alamat
tempat tinggal pasien
KEBIJAKAN 1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
Pasien yang mangkir hingga 2 hari pada fase awal atau 7 hari pada
fase lanjutan, maka petugas di Unit DOTS RS harus segera melakukan
tindakan, yaitu :
1. Menghubungi pasien langsung / PMO
2. Menginformasikan identitas dan alamat lengkap pasien mangkir ke
PROSEDUR
wasor Kab/ Kota atau langsung ke Puskesmas agar segera
dilakukan pelacakan
3. Hasil dari pelacakan yang dilakukan oleh petugas puskesmas
segara diinformasikan kepada rumah sakit. Bila proses ini menemui
hambatan, harus diberitahukan ke Koordinator Jejaring DOTS
Rumah Sakit.
UNIT TERKAIT Unit DOTS, Puskesmas, Dinkes Kab./Kota

RUJUKAN PASIEN TB KE UPK LAIN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/1

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
14/12/2017 dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Pasien TB yang akan meneruskan dan menyelesaikan pengobatannya
di tempat lain
TUJUAN Untuk memastikan pasien TB yang pindah/dirujuk akan menyelesaikan
pengobatannya di UPK lain
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
KEBIJAKAN tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Pasien TB yang sudah dimulai pengobatannya dengan OAT DOTS
di rumah sakit harus dibuatkan Kartu Pengobatannya (TB 01)
2. Bila pasien mau pindah berobat ke UPK lain maka dibuatkan surat
pengantar pindah dengan menggunakan form TB 09 dan
menyertakan TB 01, fc TB 05, fc hasil-hasil pemeriksaan penunjang
lain dan sisa OAT
3. Pasien TB yang belum dimulai pengobatan OATnya di rumah sakit,
PROSEDUR bila pasien mau pindah ke UPK lain maka dibuatkan surat
pengantar rujukannya dengan menggunakan form TB 09 dan
disertakan fc TB 05, fc hasil-hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
4. Rumah sakit memberikan informasi langsung (telp/sms) ke wasor
TBC kab/kota tentang pasien yang dirujuk.
5. UPK yang telah menerima pasien rujukan segera mengisi dan
mengirimkan kembali TB 09 (lembar bagian bawah) ke UPK asal.
6. Wasor Kab/Kota memastikan semua pasien yang dirujuk
melanjutkan pengobatan di UPK yang dituju
7. Bila pasien tidak ditemukan di UPK yang dituju, petugas TB di UPK
yang dituju melakukan pelacakan sesuai dengan alamat pasien.
UNIT TERKAIT Dinkes Kab/Kota, Rumah Sakit lain, Puskesmas dan UPK lainnya

JEJARING INTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/1

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
SPO
Tanggal terbit
( STANDAR
PROSEDUR
14/12/2017
OPERASIONAL )
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Jejaring yang dibuat di dalam rumah sakit yang meliputi seluruh unit
yang menangani pasien tuberkulosis
TUJUAN Untuk mengkoordinasikan pelayanan pasien TB dalam satu wadah
yaitu Unit DOTS
KEBIJAKAN 1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Pasien dengan suspek TB dapat datang ke Poli Umum / UGD atau
Poli Spesialis (Penyakit Dalam, Paru, Jantung, Anak, Bedah,
Obsgyn, THT, Mata, Syaraf, dll)
2. Suspek TB dikirim untuk dilakukan pemeriksaan penunjang
(laboratorium Mikrobiologi, PK, PA, dan Radiologi)
3. Hasil pemeriksaan penunjang dikirim ke Dokter yang bersangkutan.
Diagnosis dan klasifikasi dilakukan oleh dokter poliklinik masing-
masing atau Unit DOTS
4. Setelah diagnosis TB ditegakkan, pasien dikirim ke Unit DOTS
untuk registrasi (bila pasien meneruskan pengobatan di rumah sakit
tersebut), penentuan PMO, penyuluhan dan pengambilan obat,
PROSEDUR pengisian Kartu Pengoatan TB (TB 01) bila pasien tidak
menggunakan obat paket, pencatatan dan pelaporan dilakukan di
poliklinik masing-masing kemudian dilaporkan ke Unit DOTS.
5. Bila ada pasien TB yang dirawat di ruang perawatan, petugas ruang
perawatan menghubungi Unti DOTS untuk registrasi pasien bila
pasien meneruskan pengobatan di rumah sakit tersebut. Paket OAT
dapat diambil di Unit DOTS.
6. Pasien TB yang dirawat inap, saat akan keluar dari RS harus
melalui Unit DOTS untuk konseling dan penanganan lebih lanjut
dalam pengobatannya
7. Rujukan/pindah dari / ke UPK lain, berkoordinasi dengan Unit
DOTS
UNIT TERKAIT Unit DOTS, Poli Umum, Poli Spesialis, UGD, Rawat Inap,
Laboratorium, Radiologi, Framasi, Rekam Medis, PKMRS.

JEJARING EKSTERNAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/1

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
SPO
Tanggal terbit
( STANDAR
PROSEDUR
14/12/2017
OPERASIONAL )
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
Jejaring yang dibangun antara Dinas Kesehatan, Rumah Sakit,
PENGERTIAN Puskesmas dan UPK lainnya dalam penanggulangan TB dengan
strategi DOTS.
TUJUAN 1. Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan DOTS yang
berkualitas, mulai dari diagnosis, follow up sampai akhir
pengobatan.
2. Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien
sehingga mengurangi jumlah pasien yang putus berobat.
KEBIJAKAN 1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Bila pasien TB mau pindah berobat ke UPK lain maka dibuatkan
surat pengantar pindah dengan menggunakan form TB. 09
2. Rumah Sakit memberikan informasi langsung (melalui telp/sms) ke
wasor TBC Kab/Kota mengenai pasienyang dirujuk
3. UPK yang telah menerima pasien rujukan segera mengisi dan
mengirimkan kembali TB 09 (lembar bagian bawah) ke UPK asal
PROSEDUR
4. Wasor Kab/Kota memastikan semua pasien yang dirujuk
melanjutkan pengobatanya di UPK yang dituju
5. Bila pasien tidak ditemukan di UPK yang dituju, petugas TB di UPK
yang dituju melakukan pelancakan sesuai dengan alamat pasien.
6. Rumah sakit mengirimkan laporan TB 03 UPK ke Dinkes Kota
setiap bulanya
7. Pertemuan Koordinasi secara bertahap setiap 3 bulan atau lebih
antara Dinkeas Kab/Kota/Provinsi dengan Rumah, RS Kota,
swasta, PPTI dan Puskesmas dalam bentuk bantuan Monitoring
Evaluasi (MONEV)
UNIT TERKAIT Dinkes Kab/Kota/Provinsi, RS Kota, RS Swasta, PPTI, Puskesmas.
CROSS CHECK SPECIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV XII/ /2017 01 1/1
dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
SPO
( STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 14/12/2017
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Pemeriksaan ulang specimen ke labkes rujukan Provinsi (labkesda)
TUJUAN Untuk mencocokkan hasil pemeriksaan antara labor rumah sakit
dengan labor rujukan provinsi (labkesda)
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
KEBIJAKAN Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Setiap hasil pemeriksaan specimen dari labor Rumah Sakit yang
hasilnya masih diragukan, akan dilakukan cross check specimen ke
PROSEDUR labor rujukan provinsi (labkesda).
2. Hasil cross check specimen ini dapat menggambarkan adanya
pemeriksaan yang false positif atau false negatif yang dapat
digunakan untuk menilai error rate.
UNIT TERKAIT Labor rujukan provinsi (Labkesda)
PELAYANAN PASIEN TB DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit TK. IV XII/ /2017 01 1/1
dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
SPO
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 14/12/2017
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
Pelayanan pasien TB di IGD sesudah didiagnosis dan mendapatkan
PENGERTIAN tindakan kemudian akan di rawat jalan atau di rawat inap

Untuk menjaring tersangka pasien TB, menegakkan diagnosis dan


TUJUAN mengirim pasien ke Unit DOTS bila pasien akan di rawat jalan dan
mengirim pasien ke ruang perawatan bila pasien akan di rawat inap
KEBIJAKAN 1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Pasien baru (Umum, Askes/Jamkesda, Jamkesmas, Perusahaan),
keluarga pasien mendaftar di loket IGD.
2. Bila pasien akan dirawat jalan, pasien akan dikirim ke Unit DOTS
untuk mendapatkan penatalaksanaan TB sesuai strategi DOTS.
3. Bila pasien akan dirawat inap, pasien akan dikirim ke ruang
PROSEDUR
perawatan dan selanjutnya ruang perawatan akan berkoordinasi
dengan Unit DOTS.
4. Pasien TB kambuh/relaps yang mendapatkan pengobatan dengan
OAT kategori II untuk injeksi streptomisinnya dapat dilakukan di IGD
pada hari minggu/libur atau bisa juga pada petugas kesehatan
setempat.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Unit DOTS, Laboratorium dan Radiologi

PELAYANAN PASIEN TB DI RAWAT JALAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/ 2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
SPO
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 14/12/2017
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Pelayanan pasien TB di rawat jalan yang meliputi pasien baru dan
pasien ulangan dari poli umum IGD dan poli spesialis.
TUJUAN Untuk menjaring tersangka pasien TB, menegakkan diagnosis dan
mengirim pasien ke unit DOTS
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
KEBIJAKAN tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Pasien dengan suspek TB dapat datang ke Poli Umum / UGD atau
Poli Spesialis (Penyakit Dalam, Paru, Jantung, Anak, Bedah,
Obsgyn, THT, Mata, Syaraf, dll) Suspek TB dikirim ke unit DOTS
untuk dilakukan pemeriksaan penunjang (laboratorium Mikrobiologi,
PK, PA, dan Radiologi)
2. Suspek TB dikirim ke unit DOTS untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang (laboratorium Mikrobiologi, PK, PA, dan Radiologi)
3. Unit DOTS memberikan TB 05 untuk dikirim ke unit laboratorium
4. Unit laboratorium memberikan satu pot sputum sambil menjelaskan
pasien cara dan tempat pengambilan sputum sewaktu pertama
5. Setelah mendapatkan sputum sewaktu pertama pasien
menyerahkan ke unit laboratorium
6. Unit laboratorium memberikan satu pot sputum untuk dibawa
pulang karena akan diambil dahak pagi dan diantar keesokan hari
PROSEDUR nya
7. Keesokan harinya pasien mengantar sputum pagi ke unit
laboratorium dan memberikan pot sputum untuk mengambil
sputum sewaktu ke dua
8. Setelah hasil selesai, pasien membawa hasil pemeriksaan ke unit
DOTS
9. Bila pasien/ keluarga menghendaki pengobatan tetap dilanjutkan di
Rumah Sakit maka petugas di Unit DOTS akan mulai memberikan
OAT DOTS mulai hari tersebut

PELAYANAN PASIEN TB DI RAWAT JALAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 2/2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Pendaftaran,Rekam Medis, Poli Umum, IGD, Poli Spesialis,
UNIT TERKAIT Laboratorium dan radiologi

PELAYANAN PASIEN TB DIRAWAT INAP


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/ 2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
14/12/2017 dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
Pelayanan pasien TB di rawat inap meliputi pasien TB baru,
PENGERTIAN ulangan/relaps maupun pasien TB rujukan dari Puskesmas atau rumah
sakit lain
TUJUAN Sebagai pendukung Unit DOTS dalam melakukan penjaringan
tersangka TB serta perawtan dan pengobatan
KEBIJAKAN 1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Pasien yang tiba diruangan dengan suspek TB Paru, dokter jaga
ruangan menghubungi dokter DPJP apakah pasien diperiksa
sputum.
2. Apabila dokter DPJP setuju untuk dilakukan pemeriksaan sputum,
perawat ruangan melaporkan ke poli DOTS dengan membawa list
dan TB 05 untuk registrasi.
3. Waktu pelaporan dilakukan pada hari kerja dari pukul 09.00 WIB s.d
11.00 WIB, jika pasien masuk pada diatas jam 11.00 WIB, maka
pelaporan dilakukan keesokan hari nya.
4. Setelah mendapatkan nomor registrasi, perawat ruangan
melaporkan ke unit labiratorium untuk mendapatkan 3 pot sputum
yang telah diberi label S-P-S.
5. Pasien tersangka TB yang dirawat akan diperiksa dahak SPS
(sewaktu-Pagi-Sewaktu)
PROSEDUR 6. Perawat ruangan menjelaskan kepada pasien bahwa akan
dilakukan pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali dan ditampung
ditempat yang disediakan sambil menjelaskan batuk efektif untuk
mengeluarkan sputum.
7. Sputum S-P-S dapat diambil dari pukul 06.00 WIB s.d 11.00 WIB
8. Perawat ruangan memberikan pot sputum kepada pasien sesuai
label yang diberikan unit laboratorium.
9. Sputum sewaktu pertama saat pertama kali mendapatkan pot
sputum (jika pasien masuk di atas pukul 11.00 WIB, maka
pemeriksaan sputum di mulai keesokan hari nya pada waktu yang
telah di tetapkan), sputum pagi diambil saat petama kali pasien
bangun tidur sebelum makan, sputum sewaktu kedua diambil

PELAYANAN PASIEN TB DIRAWAT INAP


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 2/2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
setelah satu jam pengambilan dahak pagi dan setelah makan pagi
atau telah melakukan aktivitas.
10. Setelah hasil selesai perawat ruangan melaporkan ke unit DOTS
( hasil positif atau negatif)
11. Bila sudah ditegakkan diagnosis TB baik secara mikroskopis
maupun radiologis, dan pasien tidak ada komplikasi gangguan
pada fungsi hati dan ginjal maka pasien dapat diobati dengan OAT
DOTS.
12. Sebelum pasien diobati dengan OAT DOTS, petugas di Unit DOTS
akan meminta komitmen/kesepakatan dengan keluarga pasien
apakah pengobatan nantinya setelah pulang dari perawatan akan
dilanjutkan di Rumah Sakit atau di Puskesmas setempat.
13. Bila pasien/ keluarga menghendaki pengobatan tetap dilanjutkan di
Rumah Sakit maka petugas di Unit DOTS akan mulai memberikan
OAT DOTS sejak dari perawatan di rawat inap.
14. Bila pasien/ keluarga menghendaki pengobatan akan di lanjutkan
kepuskesmas setempat maka unit DOTS akan tetap memberikan
OAT DOTS selama perawatan dan akan merujuk ke puskesmas
setempat jika pasien pulang.
15. Setiap pasien akan pulang, perawat ruangan melaporkan ke Unit
DOTS.
UNIT TERKAIT Seluruh ruang perawatan rawat inap

PASIEN RAWAT JALAN DENGAN KELUHAN BATUK-BATUK


No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
XII/ /2017 01 1/1

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
SPO
( STANDAR Tanggal terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 14/12/2017
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
Pasien rawat jalan yang berobat ke RS. BRATANATA dengan keluhan
PENGERTIAN batuk-batuk akan diberikan masker di loket-loket sesuai jaminan
pembayarannya, dan akan mendapatkan pelayanan melalui jalur
khusus.
TUJUAN 1. Untuk mengurangi resiko penularan pasien ke pasien lain
2. Untuk mempersingkat waktu keberadaan pasien di rumah sakit
KEBIJAKAN 1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Kementerian Kesehatan RI
1. Pasien datang ke RS dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 2-3
minggu, batuk darah, dan gejala penyerta lainnya baik pasein baru
atau ulangan di berikan masker di pendaftaran.
2. Pada saat di loket, pasien yang sudah mendapatkan masker ini
akan diberikan pelayanan untuk disegerakan/ didahulukan dari
PROSEDUR
pasien lain.
3. Pada saat di ruang poli, perawat poli menjelaskan tentang etika
batuk “saat batuk tutup mulut dengan menggunakan tissu atau
lengan baju kemudian buang tissu ke dalam tempat sampah dan
segera cuci tangan dan gunakan masker”.
UNIT TERKAIT Pendaftaran, admisi, UGD, Poli umum, poli spesialis, laboratorium dan
Radiologi

PENGAWAS MENELAN OBAT / PMO


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/ 2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
SPO
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL ) 14/12/2017
dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
1. PMO merupakan salah satu komponen strategi DOTS dalam
pengobatan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan
langsung.
PENGERTIAN 2. PMO adalah seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui baik
oleh petugas kesehatan maupun pasien dan harus disegani dan
dihormati oleh pasien, serta tinggal dekat/serumah dengan pasien
atau bisa juga dari petugas kesehatan.
TUJUAN Untuk menjamin keteraturan pengobatan pasien TB sampai selesai
pengobatan.
1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
KEBIJAKAN tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Setelah pasien di diagnosis sebagai TB dan akan diobati dengan
OAT DOTS, petugas DOTS akan membuat kesepakatan dengan
pasien/keluarga, siapa yang akan ditunjuk sebagai PMO.
Disarankan PMO dari keluarga terdekat yang tinggal serumah
dengan pasien.
2. Setelah PMO ditunjuk dan disepakati bersama, petugas DOTS
akan menjelaskan tentang tugas-tugas seorang PMO, yaitu :
a. Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai
PROSEDUR selesai pengobatan
b. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.
c. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu
yang telah ditentukan
d. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang
mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera
memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
e. Perlu ditegaskan bahwa tugas seorang PMO bukanlah untuk
mengganti kewajiban pasien mengambil obat dari Unit
Pelayanan Kesehatan.

PENGAWAS MENELAN OBAT / PMO


No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 2/2

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
3. Informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk disampaikan
pada pasien dan keluarganya meliputi :
a. TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan
b. TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur
c. Cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara
pencegahannya
d. Cara pemberian penboatan pasien (tahap intensif dan lanjutan)
e. Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur
f. Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke Fasyankes
UNIT TERKAIT UNIT DOTS

KETERSEDIAAN OAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
XII/ /2017 01 1/1

Rumah Sakit TK. IV


dr. Bratanata
Ditetapkan,
SPO Kepala Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi
( STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL )
14/12/2017 dr. Arwansyah Wanri, Sp.THT-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
PENGERTIAN Merupakan salah satu komponen strategi DOTS yaitu jaminan
ketersediaan OAT yang bermutu
TUJUAN Untuk menjamin ketersediaan OAT bagi pasien TB sampai selesai
pengobatan.
KEBIJAKAN 1. Surat keputusan Kepala Rumah Sakit Nomor:Skep/1/II/2015,
tentang Kebijakan Panduan TB-DOTS pada Rumah Sakit Tk.IV Dr.
Bratanata Jambi
2. Pedoman Nasional Pengendalian TB
1. Unit DOTS akan menghitung kebutuhan logistik OAT dan non OAT
yang dibutuhkan per tiwulan dengan lembar LPLO dan memberikan
ke petugas instalasi farmasi.
2. Petugas Instalasi Farmasi RS yang juga sebagai jejaring internal
DOTS akan mengambil OAT ke Dinkes Kota dengan membawa
surat permintaan obat dari unit DOTS dan diketahui oleh kepala
instalasi farmasi RS dan diketahui kepala rumah sakit.
PROSEDUR 3. Setelah OAT diambil dari Dinkes Kota, OAT tersebut kemudian
akan disimpan di gudang obat Instalasi Farmasi RS.
4. Petugas DOTS akan mengambil / mengamprah OAT ke Instalasi
Farmasi RS sesuai dengan kebutuhan Unit DOTS
5. Untuk menjaga supaya tidak terjadi kekosongan obat, maka
petugas DOTS akan mengamprah OAT tersebut ke Instalasi
Farmasi RS sebelum OAT yang ada di Unit DOTS habis. Begitu
juga petugas Instalasi Farmasi RS akan mengambil OAT ke Dinkes
Kota sebelum OAT yang tersedia di Instalasi Framasi RS habis.
UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai