TINJAUAN PUSTAKA
Bunuh diri atau dalam bahasa Inggris disebut Suicide (berasal dari kata
tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri seringkali
bunuh diri antara lain adalah dengan pembatasan akses terhadap senjata api,
Luka akibat perbuatan diri sendiri sendiri mengacu pada usaha individu
terjadi atau untuk motif keuntungan.1 Luka akibat perbuatan diri sendiri adalah
kerusakan fisik yang disebabkan oleh diri sendiri, dapat berupa cedera lokal atau
terjadi pada ekstremitas (daerah tubuh yang mudah dijangkau) dan luka yang
diperiksa secara berulang baik oleh patologi atau klinis forensik. Ada dua kategori
Tindakan bunuh diri (perbuatan bunuh diri dan sikap bunuh diri)
Trauma akibat perbuatan diri sendiri tidak untuk bunuh diri seperti:
c. Mutilasi diri sendiri dan bentuk lain dari kerusakan diri yang
tersebut bunuh diri atau dibunuh, ini menjadi masalah yang sirkumstansial.
Bunuh diri yang disebabkan oleh pembakaran diri merupakan kejadian
1. Regulasi emosi
selanjutnya diikuti oleh perasaan lega dan tenang setelah PMD dilakukan.
pelakunya. Sensasi semacam inilah yang juga ingin dialami oleh pelaku
PMD.
3. Penghukuman diri
menahan atau melawan dorongan untuk percobaan bunuh diri. Sensasi dan
rasa sakit sebagai akibat dari PMD dirasakan oleh individu untuk
mencegah godaan untuk bunuh diri. Fungsi ini lalu mirip dengan regulasi
afek karena PMD bisa memperkecil beban emosi-emosi negatif yang kuat
Adapun perbedaan antara luka akibat perbuatan diri sendiri dan luka
tumpul
digunakan
tertentu
Beratnya luka Berat atau sangat berat Ringan atau sangat ringan
terdapat tanda-tanda
perlawanan
DAFTAR PUSTAKA
Saunders Company,p.496-500
3. Shkrum MJ, Ramsay DA. Forensic pathology of trauma common problems for
Press.2016;p.235-43.
Unite State during the 20th century. In : Tsokos M. Forensic pathology. Volume