Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bunuh Diri (Suicide)

Bunuh diri atau dalam bahasa Inggris disebut Suicide (berasal dari kata

Latin suicidium, dari suicaedere, “membunuh diri sendiri”) adalah sebuah

tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri seringkali

dilakukan akibat putus asa, yang penyebabnya seringkali dikaitkan dengan

gangguan jiwa misalnya depresi, gangguan bipolar, schizophrenia, ketergantungan

alkohol/alkoholisme atau penyalahgunaan obat.

Faktor-faktor penyebab stress antara lain kesulitan keuangan atau masalah

dalam hubungan interpersonal seringkali ikut berperan. Upaya untuk mencegah

bunuh diri antara lain adalah dengan pembatasan akses terhadap senjata api,

merawat penyakit jiwa dan penyalahgunaan obat, serta meningkatkan ekonomi.

2.2 Definisi luka akibat perbuatan diri sendiri

Luka akibat perbuatan diri sendiri sendiri mengacu pada usaha individu

untuk menyakiti dirinya sendiri. Seseorang melukai dirinya karena berbagai

alasan, termasuk penyakit kejiwaan seperti mencoba menyiratkan kejadian yang

terjadi atau untuk motif keuntungan.1 Luka akibat perbuatan diri sendiri adalah

kerusakan fisik yang disebabkan oleh diri sendiri, dapat berupa cedera lokal atau

cedera yang mungkin memiliki efek sistemik.2


Perbuatan melukai diri biasanya disertai perbuatan psikotik dan

penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Perbuatan melukai diri sendiri sering

terjadi pada ekstremitas (daerah tubuh yang mudah dijangkau) dan luka yang

ditimbulkan relatif kecil. Beberapa pelaku yang melukai dirinya meyuntikkan

obat-obatan seperti lidokain untuk mendapatkan efek analgesia.3

2.2 Klasifikasi luka akibat perbuatan diri sendiri.

2.2.1 Suicidal Injuiries

Cedera yang disebabkan akibat perbuatan sendiri umumnya

diperiksa secara berulang baik oleh patologi atau klinis forensik. Ada dua kategori

dari luka akibat perbuatan diri sendiri antara lain:

 Tindakan bunuh diri (perbuatan bunuh diri dan sikap bunuh diri)

 Trauma akibat perbuatan diri sendiri tidak untuk bunuh diri seperti:

a. Mutilasi diri sendiri untuk tujuan penipuan asuransi.

b. Melukai diri dengan merugikan tubuh/mutilasi diri.

c. Mutilasi diri sendiri dan bentuk lain dari kerusakan diri yang

diakibatkan oleh diri sendiri pada pasien psikiatri.

d. Simulasi pelanggaran (pelanggaran seksual fiktif, pura-pura

melakukan perampokan, dugaan penyerangan dengan politik,

atau latar belakang xenophobic).4

2.2.2 Bunuh diri dengan pembakaran

Tidak ada partikel yang bisa membuktikan apakah kejadian

tersebut bunuh diri atau dibunuh, ini menjadi masalah yang sirkumstansial.
Bunuh diri yang disebabkan oleh pembakaran diri merupakan kejadian

yang jarang terjadi. 4,5

2.2.3 Bunuh diri oleh asfiksia

Adapun beberapa karakteristik bunuh diri oleh asfiksia antara lain:

a. Masosistik atau asfiksia seksual harus hati-hati dibedakan dari

pembunuhan atau bunuh diri.

b. Gantung diri, meskipun tidak biasa menyebabkan asfiksia,

merupakan mode umum dari bunuh diri, khususnya pada laki-

laki. Ini juga umumnya merupakan sisa dari pembunuhan,

khususnya pembunuhan dalam rumah tangga, dimana pelaku

sering melakukan ini sebagai bunuh diri.

c. Bunuh diri dengan tas plastik (beberapa dikombinasi dengan

menghirup gas seperti propane, eter, helium atau gas alam).

d. Bunuh diri dengan pencekikan, tidak umum dan beberapa

penyebab sulit dibedakan. Pada beberapa kasus, kematian

tampaknya disebabkan oleh berhentinya refleks jantung dari

pada mode kematian florida asfiksia.

2.3 Etiologi luka akibat perbuatan diri sendiri

Beberapa teori menyatakan pelaku yang melukai dirinya sendiri memiliki

masalah psikis seperti gangguan kepribadian, depresi dan lain-]lain. Teori

lain menyatakan perbuatan melukai diri sendiri (PMD) timbul akibat

kebiasaan untuk mencari perhatian, melampiaskan stres emosional atau


ketidaknyamanan. Perbuatan melukai diri sendiri dapat terjadi untuk

mencari keuntungan pribadi seperti dalam hal penipuan asuransi.

Adapun beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya perbuatan

melukai diri sendiri antara lain:

1. Regulasi emosi

Perilaku melukai diri paling sering menjadi suatu strategi untuk

meringankan emosi negatif yang menegangkan dan membebani. Perilaku

melukai diri cenderung didahului oleh emosi-emosi seperti kemarahan,

kecemasan, kesedihan, frustasi, depresi, rasa bersalah, rasa malu dan

selanjutnya diikuti oleh perasaan lega dan tenang setelah PMD dilakukan.

2. Mencari perhatian atau sensasi

Aktivitas-aktivitas yang penuh resiko seperti melukai diri sendiri

merupakan aktivitas yang memberikan sensasi yang luar biasa bagi

pelakunya. Sensasi semacam inilah yang juga ingin dialami oleh pelaku

PMD.

3. Penghukuman diri

Motivasi yang berkaitan dengan penghukuman diri atau dengan

kemarahan yang diarahkan pada diri sendiri banyak diungkapkan oleh

invidu dengan PMD. Individu-individu yang memiliki sifat tersebut,

merasakan PMD sebagai sesuatu yang wajar dan memberikan kelegaan

dan pelepasan ketika mengalami distres. Oleh karena itu, fungsi


penghukuman diri ini juga merupakan alasan yang paling umum

diungkapkan untuk PMD.

4. Perlawanan terhadap bunuh diri (Antisuicide)

Oleh beberapa ahli, PMD dikarakteristikkan sebagai cara untuk

menahan atau melawan dorongan untuk percobaan bunuh diri. Sensasi dan

rasa sakit sebagai akibat dari PMD dirasakan oleh individu untuk

mencegah godaan untuk bunuh diri. Fungsi ini lalu mirip dengan regulasi

afek karena PMD bisa memperkecil beban emosi-emosi negatif yang kuat

yang bisa mengarahkan individu untuk melakukan tindakan bunuh diri.15

2.4 Karakteristik luka akibat perbuatan diri sendiri

Untuk dapat menentukan suatu luka terjadi akibat perbuatan diri

sendiri atau perbuatan orang lain, perlu diketahui karakteristik dari

masing-masing luka tersebut.

Adapun perbedaan antara luka akibat perbuatan diri sendiri dan luka

akibat perbuatan orang lain yaitu:

Ciri-ciri Luka oleh orang lain Luka oleh diri sendiri

Jenis luka Biasanya berupa luka Hampir selalu berupa luka

tusuk sayatan, goresan atau trauma

tumpul

Jumlah luka Sedikit Banyak

Lokasi luka Bisa diseluruh tubuh Pada daerah yang mudah

dijangkau dan tidak tertutupi


pakaian (tungkai,pipi,dahi dan

tubuh bagian depan), tidak

terdapat pada daerah-daerah

sensitif (bibir dan puting

susu), dan pada sisi tubuh

yang berlawanan dengan

tangan yang dominan

digunakan

Susunan luka Tidak beraturan Luka berkelompok, tersusun

secara paralel dan simetris

Bentuk luka Pendek, tidak Panjang dan berbentuk

berbentuk suatu pola konstan

tertentu

Intensitas luka Dalam Superfisial

Ciri-ciri Luka oleh orang lain Luka oleh diri sendiri

Struktur luka Tidak terstruktur Berpola

Beratnya luka Berat atau sangat berat Ringan atau sangat ringan

Luka karena pertahanan diri Ada, paling sering Tidak ada

pada telapak tangan,

fleksor jari-jari tangan

dan permukaan lengan

Pakaian Terdapat robekan Biasanya tidak ada tanda-

sesuai dengan bentuk tanda kekerasan atau jika ada

luka, pola yang sesuai tanda-tanda kekerasan,


dengan posisi korban polanya tidak sesuai dengan

saat serangan dan pola luka

terdapat tanda-tanda

perlawanan

Luka yang menyertai Sering ada Jarang

Bukti adanya luka berulang Jarang Sering terdapat luka linear

(luka lama) dengan berbagai usia luka

DAFTAR PUSTAKA

1. James JP, Crane J, Hinchliffe JA. Injury assesment, documentation and

interpretation. In : Stark MM. Clinical forensic medicine a physician’s guide.

Ed 2nd, New Jersey: Humana Press.2005. p. 142-3.

2. Eckert WG. Self-inlicted injury. In : Eckert WG,Tedeschi LG. Forensic

medicine a study in trauma and environment hazards. Philadelpia:WB

Saunders Company,p.496-500

3. Shkrum MJ, Ramsay DA. Forensic pathology of trauma common problems for

the pathologist. New Jersey: Human Press. 2007 p.379-81.


4. Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology, Ed 4th. New york: CRC

Press.2016;p.235-43.

5. Lisa BE,Shields MD,Donna M,Hunsaker MD,John C. Trends of suicide in the

Unite State during the 20th century. In : Tsokos M. Forensic pathology. Volume

3. Hamburg: Institute of legal medicine, University of Hamburg. 2003.p.328.

Anda mungkin juga menyukai