TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS
RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Hal ini memberikan
kesempatan dan kebebasan terhadap pasien untuk menentukan pilihan mereka terhadap
rumah sakit yang akan mereka pilih berobat sehingga tentu saja rumah sakit memberikan
pelayanan terbaik yang mereka pilih.
Kebijakan pemerintah pada sektor kesehatan pada saat ini juga semakin baik , terutama
kebijakan bahwa seluruh rumah sakit harus terakreditasi di mana penekanan bahwa seluruh
seluruh layanan rumah sakit harus berfokus pada pasien. Oleh karena rumah sakit dituntut
untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit agar bisa memenangkan persaingan serta
memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Pengelolaan rekam medis adalah salah satu unsur penunjang yang diperlukan untuk
mendukung pelayanan rumah sakit. Hampir seluruh ilmu pelayanan medis membutuhkan
rekam medis sebagai bukti pendokumentasian pelaksanaan tindakan atau pelayanan.Rekam
Medis sebagai suatu unit yang terkait dengan unit lain, harus didukung dengan modalitas yang
memadai agar memudahkan sistem pelayanan dan kerjasama dengan seluruh Unit
terkait.Untuk itu diperlukan suatu Unit yang mandiri dan mampu melayani seluruh kebutuhan
Rumah Sakit akan berkas rekam medis dan pendokumentasian lainnya dan untuk menjadi suatu
Unit yang mampu bersaing di era globalisasi.
RSIA Citra Aguswar Medical Center adalah Rumah Sakit baru berdiri pada bulan
Oktober 2018 dan pengolahan datanya masih dilakukan secara manual. Saat ini sedang
diupayakan pengadaan SIMRS sehingga pelayanan dan pengolahan data Rumah Sakit berjalan
dengan rapi dan lancar.
Agar upaya peningkatan RSIA Citra Aguswar Medical Center dapat seperti yang di
harapkan, maka di bentuk suatu struktur di Rumah Sakit yang bertugas dalam mengelola Sistem
Informasi dan Manajemen Rumah Sakit ( SIMRS) di RSIA Citra Aguswar Medical Center. Unit
SIMRS ini bertugas untuk mengkoordinir seluruh program kegiatan penginputan data Rumah
Sakit melalui upaya membangun sistem infromasi yang terintegrasi di semua pelayanan yang
ada di RSIA Citra Aguswar Medical Center.
B. Tujuan
Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
RSIA Citra Aguswar Medical Center.
Adanya acuan dalam pelaksanaan program manajemen data di rumah sakit dan
tercapainya budaya pelaporan dan pengumpulan data secara tepat waktu dan akurat di seluruh
unit kerja d RSIA Citra Aguswar Medical Center.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan Rekam Medis RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER meliputi
yaitu :
1. Registrasi dan admisi pasien
2. Identifikasi
3. Kodetifikas
4. Assembling
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian
7. Pemngambilan Kembali
8. Pengolahan Data
9. Pelaporan
10. Logistik
11. Retensi
12. Pemusnahan.
D. Pengertian Rekam Medis
a. Rekam Medis adalah suatu alat untuk mengukur atau menilai mutu pelayanan suatu
rumah sakit. Mutu pelayanan yang baik tercermin dalam rekam medis yang baik, rekam
medis yang baik menunjukkan kelengkapan, kecermatan dan ketepatan mencatat
segala kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk pasien serta akhirnya mudah dianalisa.
b. Straight Numerical Sistem adalah Metode penomoran berkas rekam medis dijajarkan
secara urut menurut urutan nomor rekam medis pasien sebagaimana urutan angka ,
sebanyak 6 digit (00-00-00) dari terkecil sampai terbesar.
c. Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat kedalam
indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi).
d. Assembling adalah Penyusunan berkas rekam medis kemudian mengevaluasi
kelengkapan berkas rekam medis adalah kegiatan Assembling yang terkait dengan
proses pengolahan rekam medis.
E. Kegunaan Rekam Medis
a. Aspek Administrasi
b. Aspek Medis
c. Aspek Hukum
d. Aspek Keuangan
e. Aspek Penelitian
f. Aspek Pendidikan
g. Aspek Dokumetasi
F. Batasan Operasional
1. Unit Rekam Medis
Merupakan kegiatan Penyelengaraan rekam medis di RSIA Citra Aguswar Medical Center
yang terdiri dari Coding, Assembling, Filling, Reporting dan Analiting.
2. Pendaftaran (admission)
Merupakan kegiatan tempat pendaftaran pasien rawat jalan, rawat Inap dan UGD
G. Landasan Hukum
I. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit
II. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
III. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
IV. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269 / Menkes / SK / PER / III / 2008 Tentang
Rekam Medis
V. Permenkes 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis
V Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 699/Menkes/SK/V/2003 Tentang
I. Petunjuk Tehnis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekam Medis
Keseluruhan aturan hukum yang berhubungan dengan bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan berpedoman kepada aturan sebagai berikut:
VII Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu
ditunjang dengan penyelenggaraan informasi kesehatan dan rekam medis yang baik dan
benar.
VIII Pedoman Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit ,Depkes tahun 1997
IX Kep. Dirjen Yanmed 78/1991 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit
X Dirjen Yanmed HK.00.06.1.5.01160 tentang Petunjuk Teknis Pengadaaan Formulir Rekam
Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis Di RS, 1995
XI Tentang akreditasi Rumah Sakit
XII Surat keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga
Kerja Kota Pariaman Nomor 001/SIO/KEP/ DPM,PTSP dan NAKER – 2018 Tentang Izin
Operasional Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Aguswar Medical center.
XIII Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak (RSIA) Citra Aguswar Medical Center Nomor
001/Dir/Per/RSIA-CAMC/II/2019 Tentang Kebijakan Manajemen Informasi dan Rekam
Medis.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1. Sesuai dengan standar rumah sakit semua tenaga rekam medis harus memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR) rekam medis.
2. Ruang Lingkup pekerjaan :
- Admission - Coding & Indeksing
- Pelaporan - Assembling
- Filling
A. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Direktur
Maneger Pelayanan
Devisi Penunjang
Kanit RM
I. URAIAN JABATAN
1. Manager Pelayanan
2. Kepala Unit Rekam Medis ( Kanit Rekan Medis )
Kanit Rekam Medis merencanakan, mengorganisasi dan menyelenggarakan kegiatan
pelayanan rekam medis di RSIA Citra Aguswar Medical Center sesuai dengan standar
pelayanan yang ada, agar berjalan lancar dan efektif.
3. Penanggung Jawab SIMRS
Penanggung Jawab SIMRS merupakan penggerak manaJemen data di RSIA Citra Aguswar Medical
Center sesuai dengan tujuan dan kebijakan SIMRS
Uraian tugas Penanggung Jawab SIMRS adalah :
A. Melaksanakan Fungsi Perencanaan
1. Menyusun panduan kerja SIM RS
2. Merencanakan program kerja SIM RS
3. Membuat rencana anggaran SIM RS
4. Merencanakan program pengembangan dan pengawasan.
B. Melaksankan Fungsi Pengorganisasian
1. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan semua unit pelayanan untuk memperoleh
data yang akurat
2. Mengatur dan menyelesaikan segala masalah jika terjadi data error.
C. Melaksanakan Fungsi Pengawasan dan Evaluasi
1. Mengawasi mengendalikan dan menilai hasil input data dari tiap
unit.
2. Melakukan evaluasi data apakah sudah sesuai yang di harapkan rumah sakit.
3. Melakukan Perawatan atau maintenance operating sistem dan hardware.
4. Pemilihan hardware yang handal dan canggih.
5. Pemilihan teknologi yang efisiensi dan efektif.
4. Admisi
Admisi melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan melakukan proses
sistem registrasi , penomoran dan dan penamaan pasien.
Uraian tugas Admis adalah :
1. Penerimaan Pasien
2. Melakukan penomoran pasien baru dan menanyakan pasien baru atau tidak.
3. Menyusun jadwal penerimaan pasien
4. Pelaksaan penerimaan pasien rawat jalan, dan rawat inap melalui serah terima pasien.
5. Staff Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit
Staff Rekam Medis melaksanakan penghimpunan data, mengolah, menganalisa dan
mensinkronisasi data medis serta mengolah berkas rekam medis, menyediakan data rekam
medis , dan mengevaluasi pelaksanaannya agar tersedia informasi yang akurat dan tepat.
Sebagai penggerak manaJemen data di RSIA Citra Aguswar Medical Center sesuai dengan
Uraian tugas Staff Rekam Medis adalah :
1. Melakukan pengambilan status pasien yang berkunjung di ruangan rekam medis dan
mengantarkan keruangan yang telah ditentukan.
2. Assembling atau perakitan adalah kegiatan yang harus ada di dalam system
penyelenggaraan rekam medis. Kegiatan Assembling dapat dikategorikan sebagai
kegiatan dalam proses penyelenggaraan rekam medis dan dapat juga dikategorikan
sebagai kegiatan dalam proses pengolahan rekam medis. Kegiatan yang termasuk
dalam proses penyelenggaraan rekam medis adalah kegiatan perakitan berkas rekam
medis yaitu menyiapkan berkas rawat jalan dan menyiapkan berkas rawat
inap.Penyusunan berkas rekam medis kemudian mengevaluasi kelengkapan berkas
rekam medis adalah kegiatan Assembling.
3. Membuat pelaporan rumah sakit adalah hasil rekap kegiatan pelayanan baik rawat inap,
rawat jalan, instalasi penunjang dll selama kurun waktu tertentu sesuai ketetapan.
4. Melakukan Coding adalah salah satu kegiatan pengolahan data rekam medis untuk
memberikan kode dengan huruf atau dengan angka atau kombinasi huruf dan angka
yang mewakilkan komponen data. Pemberian kode atas diagnosis klasifikasi penyakit
yang berlaku dengan menggunakan ICD-10 untuk mengkode penyakit, sedangkan ICD-9
CM digunakan untuk mengkode tindakan, serta komputer (on –line).
5. Menentukan simbol dan tanda khusus merupakan tanda peringatan yang ditempatkan
pada sampul berkas rekam medis penderita penyakit menular rawat inap dan rawat
jalan sedangkan singkatan adalah rangkaian huruf yang digunakan untuk
mempersingkat dan mempermudah pencatatan di dalam berkas rekam medis.
B. Distribusi Ketenagaan
NO JABATAN JUMLAH
1 Kepala Unit Rekam Medis 1 orang
2 Pelaksana Pelaporan dan Coding 1 orang
3 Pelaksana Penerimaan Pasien / Admision 1 orang
4 Pelaksana Retrieval dan Penyimpanan Rekam Medis 1 orang
A. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan dinas tenaga Rekam Medis UGD dan rawat inap dibagi atas tiga sift yaitu :
a. Dinas Pagi dimulai dari jam 07.30 Wib s/d jam 13.30 Wib.
b. Dinas Sore dimulai dari jam 13.30 Wib s/d jam 20.00 Wib.
c. Dinas Malam dimulai dari jam 20.00 Wib s/d jam 07.30 Wib.
2. Pengaturan dinas di bagian rekam medis rawat jalan dibagi menjadi :
Pagi
Hari Senin s/d Sabtu Jam buka pelayanan di unit rekam medis rawat jalan dimulai jam
09.00 wib s/d jam 12.00 Wib
Siang
Hari Senin s/d Sabtu Jam buka pelayanan di instalasi rekam medis rawat jalan
dimulai jam 14.00 wib s/d jam 20.00 Wib
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
Berdasarkan pedoman teknis sarana dan prasarana rumah sakit, kebutuhan fasilitas
untuk bagian rekam medis dapat dijabarkan dalam tabel berikut :
No Nama Ruangan Fungsi Besaran Ruang / Kebutuhan Fasilitas
Luas
Standar Fasilitas yang ada pada bagian rekam medis disesuaikan dengan kebutuhan
petugas dalam kegiatan pengelolaan rekam medis.
BAB IV
A. ASPEK HUKUM REKAM MEDIS
1. Pencatatan Dan Pengisian Rekam Medis
1) Pencatatan Rekam Medis
Pencatatan dan pengisian rekam medis adalah suatu prosedur yang wajib
dilaksanakan karena tanpa ada isi dari setiap lembaran-lembaran rekam medis, maka
lembaran tersebut tidak memiliki nilai guna sama sekali. Oleh karena itu perlu adanya
prosedur yang mengatur secara jelas dan spesifik mengenai pencatatan dan pengisian
berkas rekam medis, yaitu :
a. Setiap pasien harus mempunyai Rekam Medis yang lengkap dan akurat.
b. Setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien harus dicatat dalam lembaran
rekam medis sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
c. Setiap tindakan yang diberikan kepada pasien harus atas persetujuan pasien, baik
lisan maupun tertulis. Tindakan yang beresiko tinggi harus memperoleh
persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan
d. Rekam Medis yang disimpan harus mudah di cari dan dijaga kerahasiaannya
2) Pengisian Rekam medis
Selain prosedur pencatatan juga harus ada penanggung jawab terhadap pengisian
rekam medis, ketentuan umum mengenai penanggungjawab pengisian rekam medis
adalah sebagai berikut;
Penanggung jawab pengisian rekam medis
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
melakukan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat
rekam medis. Yang membuat/ mengisi rekam medis adalah:
1) Dokter umum, dokter spesialis yang melayani pasien dirumah sakit.
2) Tenaga paramedis keperawatan dan tenaga para medis non keperawatan
yang langsung terlibat didalamnya antara lain : Perawat, Bidan, tenaga
Laboratorium Klinik, Gizi, Anestesi, Rehabilitasi medis, rekam medis, dan lain
sebagainya.
Ketentuan pengisian rekam medis
Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah
pasien menerima pelayanan dengan ketentuan sbb :
1) Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-
lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis.
2) Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter/ tenaga kesehatan
lainnya, sesuai dengan kewenangan dan ditulis nama terang serta diberi
tanggal.
3) Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi tanda tangan.
4) Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan. Pembetulan
rekam medis dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan
yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter atau tenaga kesehatan tertentu
yang bersangkutan.
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN
1. Pasien baru
Setiap pasien baru diterima di registrasi dan akan diwawancarai oleh petugas harus
menunjukkan KTP/ KK guna mendapatkan data identitas yang akurat dan kemudian akan
ditulis diberkas rekam medis dan di entri pada komputer. Setiap pasien baru akan
memperoleh nomor pasien yang juga akan dicetak pada kartu pasien atau kartu Indeks
Berobat sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya di
rumah sakit, baik sebagai pasien berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap.
ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien :
Pasien bisa langsung pulang.
Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain.
Pasien harus dirawat.
2. Pasien lama
Pasien lama atau keluarga datang ke Admission dan akan diwawancarai oleh
petugas atau petugas yang mendatangi pasien , guna mendapatkan informasi nomor rekam
medis, dan tujuan berobat.
Khusus untuk pasien yang dirawat dapat diberlakukan hal - hal sebagai berikut :
1. Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk dirawat dapat
langsung daftar rawat inap ke petugas admission dengan memilih ruang rawat
dahulu sesuai yang diinginkan. Jika Pasien mempunyai jaminan pembiayaan sendiri,
pasien mendapatkan jatah kamar sesuai tarif yang diberikan oleh pihak asuransi
tersebut.
2. Jika pasien tidak sadar atau lupa alamat atau identitasnya, dapat di data sesuai nama
dan tempat dimana dia ditemukan jika nama pasien tidak teridentifikasi, dapat
menggunakan nama dengan sebutan, MR atau MRS “X”
3. Petugas rekam medis mendaftar pasien sesuai nomor rekam medis pasien. Jika
pasien lupa membawa kartu berobat, petugas rekam medis dapat mencarinya
melalui bantuan KIUP, dan jika sudah ditemukan, dicocokkan dengan alamat pasien,
atau kelahiran pasien.
4. Bagi pasien yang pernah berobat/ dirawat maka rekam medisnya segera dikirim ke
Unit Gawat Darurat yang bersangkutan dan tetap memakai nomor yang telah
dimilikinya.
5. Bagi pasien yang belum pernah dirawat atau berobat di rumah sakit maka diberikan
nomor rekam medis baru
2) Cara Penyimpanan :
Indeks pasien elektronik tersimpan dalam serverdomain
3) Lama Penyimpanan : disimpan selamanya
Penggunaan Indeks Pasien di RSIA Citra Aguswar Medical Center adalah dengan
Program Personal Detail sebagaimana pada pembahasan IUPE.
b. Index Penyakit
Pengertian Index penyakit dan index operasi adalah satu kartu katalog yang
berisi kode penyakit dan kode tindakan operasi yang ada di rumah sakit. Informasi yang
ada di dalam kartu adalah : Kode ICD; Judul; Bulan; Tahun; No. RM pasien; Jenis
Kelamin; Umur.
Untuk Index Operasi ditambah : dokter bedah, dokter anastesia, hari pre OP, Post OP,
cara pasien keluar (sembuh, cacat, meninggal)
Untuk Index penyakit ditambah : diagnosa lain, dokter, hari perawatan, cara keluar
(sembuh, cacat, meninggal)
Kegunaan : Untuk mengambil berkas RM tertentu, guna keperluan-keperluan sebagai
berikut :
1) Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoleh
pengertian tentang penanggulangan terhadap penyakit-penyakit atau masalah-
masalah kesehatan pada saat ini.
2) Untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang penyakit /
pengobatan dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisan ilmiah
3) Menyuguhkan data menggunakan fasilitas rumah sakit untuk menyusun
keperluan alat-alat baru, tempat tidur dan lain-lain.
4) Menilai kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit.
5) Menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan dalam survey kemampuan
rumah sakit.
6) Menemukan RM dimana dokternya hanya ingat diagnosa atau operasinya
sedangkan nama pasien yang bersangkutan lupa.
7) Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran, perawat dll.
Cara Penyimpanan :
Indeks penyakit elektronik tersimpan dalam server domain yang ter-backup 2 kali
setiap hari
c. Index Dokter
- Pengertian Index Dokter adalah daftar tabulasi yang berisi nama dokter yang
memberikan pelayanan medik pada pasien. Kegunaan adalah untuk menilai
pekerjaan dokter dan bisa sebagai bukti pengadilan
d.Index Kematian
Informasi yang ada dalam index kematian adalah : Nama pasien, No. RM, Jenis
Kelamin, Umur, dokter yang merawat, Hari perawatan, wilayah, Kematian kurang
dari sejam post OP.
Kegunaan index kematian adalah untuk statistik menilai mutu pelayanan dasar
menambah dan meningkatkan peralatan tenaga.
e. ICD
International Statisticaal Classification of Diseases and Related Health
Problems yang merupakan klasifikasi diagnostik penyakit dengan standar
internasional yang disusun berdasarkan sistem kategori dan dikelompokan dalam
satuan penyakit menurut kriteria yang telah disepakati oleh pakar internasional.
Fungsi
Sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya secara internasional
yang ditetapkan menurut kriteria tertentu.
Tujuan : Untuk membuat catatan menjadi sistematik, membantu penganalisisan,
menerjemahkan dan membandungkan peristiwa penyakit dan kematian yang telah
dikumpulkan di berbagai tempat, negara pada saat yang berlainan.
Berguna : Sebagai sarana penterjemah diagnosis penyakit dan masalah kesehatan dari
bentuk kata menjadi kode atau sandi alfanumerik sehingga memudahkan untuk
disimpan, dicari dan kemudian dianalisis. Salah satunya untuk kepentingan informasi
statistik morbiditas dan mortalitas.
Dasar hukum ICD 10 :
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik
No.: HK.00.05.1.4.00744 tentang Penggunaan klasifikasi internasional mengenai
penyakit revisi kesepuluh (ICD 10) di Rumah Sakit.
Standar Akreditasi bidang rekam medis S.5.P5 mengenai penggunaan buku ICD 10.
Struktur ICD 10 :
1. Volume 1 → Himpunan klasifikasi utama / Tabular List
2. Volume 2 → Pedoman manual tentang cara menggunakan ICD (volume 1 dan 2)
3. Volume 3 → Alphabetical index (indeks abjad) / “kamus”-nya volume 1
E. Assembling ( Perakitan )
Assembling atau perakitan adalah kegiatan yang harus ada di dalam system
penyelenggaraan rekam medis. Kegiatan Assembling dapat dikategorikan sebagai
kegiatan dalam proses penyelenggaraan rekam medis dan dapat juga dikategorikan
sebagai kegiatan dalam proses pengolahan rekam medis. Kegiatan yang termasuk dalam
proses penyelenggaraan rekam medis adalah kegiatan perakitan berkas rekam medis
yaitu menyiapkan berkas rawat jalan dan menyiapkan berkas rawat inap.
Penyusunan berkas rekam medis kemudian mengevaluasi kelengkapan berkas
rekam medis adalah kegiatan Assembling yang terkait dengan proses pengolahan rekam
medis. Penyusunan berkas rekam medis dilakukan setelah berkas kembali dari Ruang
Perawatan. Berkas rekam medis disusun berdasarkan ketentuan mengenai urutan berkas
tersebut.
Tujuan penyusunan berkas rekam medis adalah agar rekam medis tertata dengan
rapi sehingga diharapkan fungsi dan kegunaan rekam medis dapat berguna lebih optimal.
Selain penyusunan berkas rekam medis juga dilakukan evaluasi mengenai
kelengkapan berkas rekam medis, evaluasi tersebut antara lain ;
1. Evaluasi ketepatan penyerahan berkas rekam medis
2. Evaluasi Kelengkapan Berkas Rekam Medis tentang ;
a. Indentitas pasien
b. Keterisian setiap lembaran rekam medis
c. Autentikasi setiap lembaran rekam medis (Nama terang dan tanda tangan)
Evaluasi yang dilakukan hanya sebatas kuantitatif artinya hanya melihat terisi
atau tidak tanpa memperhatikan kebenaran isian tersebut. Evaluasi sampai dengan
kebenaran isian rekam medis adalah kewenangan Kepala Unit Rekam Medis, evaluasi
tersebut bersifat kualitatif yang memuat kriteria 4 C yaitu ;
Clear / Jelas artinya pengisian setiap lembaran rekam medis adalah jelas dan
mudah dibaca
Clean / Bersih artinya setiap lembaran tidak ada coretan yang tidak pada
tempatnya
Complite / Lengkap artinya berkas rekam medis terisi dengan lengkap
Correct / Benar artinya isian di dalam berkas rekam medis adalah benar dan
Sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku Petunjuk teknis tentang proses
evaluasi diatas sesuai dengan pembahasan serta petunjuk teknis dalam proses
penyelenggaraan pengembalian berkas rekam medis
Tujuan penyusunan berkas rekam medis adalah agar rekam medis tertata dengan
rapi sehingga diharapkan fungsi dan kegunaan rekam medis dapat berguna lebih optimal.
Selain penyusunan berkas rekam medis juga dilakukan evaluasi mengenai
kelengkapan berkas rekam medis, evaluasi tersebut antara lain ;
3. Evaluasi ketepatan penyerahan berkas rekam medis
4. Evaluasi Kelengkapan Berkas Rekam Medis tentang ;
d. Indentitas pasien
e. Keterisian setiap lembaran rekam medis
f. Autentikasi setiap lembaran rekam medis (Nama terang dan tanda tangan)
Evaluasi yang dilakukan hanya sebatas kuantitatif artinya hanya melihat terisi
atau tidak tanpa memperhatikan kebenaran isian tersebut. Evaluasi sampai dengan
kebenaran isian rekam medis adalah kewenangan Kepala Unit Rekam Medis, evaluasi
tersebut bersifat kualitatif yang memuat kriteria 4 C yaitu ;
1. Clear / Jelas artinya pengisian setiap lembaran rekam medis adalah jelas dan mudah
dibaca
2. Clean / Bersih artinya setiap lembaran tidak ada coretan yang tidak pada tempatnya
3. Complite / Lengkap artinya berkas rekam medis terisi dengan lengkap
4. Correct / Benar artinya isian di dalam berkas rekam medis adalah benar dan sesuai
dengan standar dan ketentuan yang berlaku
Petunjuk teknis tentang proses evaluasi diatas sesuai dengan pembahasan serta
petunjuk teknis dalam proses penyelenggaraan pengembalian berkas rekam medis
F. Penyimpanan Rekam Medik
Sistem penyimpanan Berkas Rekam Medis di RSIA Citra Aguswar Medical Center
menggunakan sistem Sentralisasi dalam arti semua berkas rekam medis disimpan dalam 1
tempat (penyimpanan terpusat).
Untuk dapat mengelola berkas rekam medis dengan baik pada sistem penyimpanan
harus ada suatu sistem yang mempermudah dalam pencarian atau pengambilan berkas,
yaitu Sistem Penjajaran. Selain sistem yang mempermudah pencarian atau penyimpanan
diperlukan juga suatu sistem pengendali dalam proses penyimpanan yaitu Kode Warna dan
Penomoran.
Ketentuan dalam Penyimpanan Berkas Rekam medis
Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Permenkes
269/MENKES/PER/I11/2008 Bab IV tentang Penyimpanan, Pemusnahan dan Kerahasiaan
pada pasal 8 (ayat 1) yang berbunyi : Rekam Medis pasien di rumah sakit wajib disimpan
sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat atau dipulangkan.
Dengan adanya ketentuan tersebut maka setelah batas waktu 5 tahun sebagaimana
dimaksud ayat 1 dilampaui rekam medis dapat dimusnahkan kecuali ringkasan pulang dan
persetujuan tindakan medik sebagaimana ayat 2.
Berkas rekam medis di RSIA Citra Aguswar Medical Center dikatakan In-Aktif apabila
tidak ada kunjungan dalam jangka waktu 5 tahun terakhir setelah pasien berobat atau
dipulangkan. Berkas rekam medis In-Aktif disimpan selama 2 tahun di ruang penyimpanan
inaktif untuk kemudian dimusnahkan.
G. Pendistribusian
Pendistribusian adalah proses pengiriman berkas rekam medis ke poliklinik yang dituju
untuk dilakukan pelayanan kesehatan. Pendistribusian atau pengiriman berkas dilakukan setiap kali
ada permintaan dari Tempat Pendaftaran Pasien (TPP), berdasarkan keinginan pasien menuju
poliklinik yang diinginkan
Pendistribusian berkas rekam medis yang baik adalah adalah pendistribusian berkas rekam
medis yang cepat, tepat dan efisien. Jika waktu dalam pendistribusian rekam medis lama, maka akan
menghambat pelayanan kesehatan yang akan diberikan dokter kepada pasien, karena dokter tidak
dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tanpa adanya berkas rekam medis pasien
tersebut.
Ada beberapa cara untuk mengirimkan berkas Rekam Medis, pada sebagian rumah sakit,
pengiriman dilakukan dengan cara tangan (manual) dari satu tempat ketempat lainnya. Oleh karena
itu, bagian rekam medis harus membuat suatu jadwal pengiriman dan pengambilan untuk berbagai
macam bagian poliklinik/spesialisasi yang ada di rumah sakit. Frekuensi pengiriman dan
pengambilan ini ditentukan jumlah pemakaian Rekam Medis.
pendistribusian berkas rekam medis harus dapat mendukung pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan rawat jalan yang bermutu. Karena itu diperlukan lokasi penyimpanan dan
petugas pendistribusian yang memadai agar pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik dan
lancar.
H. PEMINJAMAN DAN PEMELIHARAAN BERKAS REKAM MEDIS
1. Peminjaman Berkas Rekam medish
Proses Penyelenggaraan rekam medis yang erat kaitannya dengan sistem
penyimpanan adalah peminjaman berkas rekam medis. Pengertian dari peminjaman
berkas rekam medis adalah berkas rekam medis keluar dari ruang penyimpanan berkas
rekam medis untuk keperluan pelayanan baik untuk kebutuhan permintaan data medis
oleh bagian poliklinik, bagian rawat inap atau dokter/petugas kesehatan lainnya baik
untuk keperluan intern (pelayanan kepada pasien) maupun keperluan ekstern
(penelitian, peradilan, resume medis).
Prosedur dan petunjuk teknis peminjaman berkas rekam medis adalah sebagai
berikut:
a. Peminjaman Untuk Kepentingan Rumah Sakit
1) Petugas rekam medis menanyakan keperluan peminjaman berkas rekam medis
2) Apabila meragukan atau bukan untuk kepentingan internal maka petugas rekam
medis menolak permintaan peminjaman berkas tersebut dan mengarahkan
untuk peminjaman berkas sesuai dengan prosedur peminjaman berkas rekam
medis untuk kepentingan pihak luar
3) Peminjam mengisi buku Peminjaman Berkas Rekam Medis dengan
mencantumkan : Tanggal Peminjaman, Nama Peminjam, Keperluan Peminjaman
Berkas, Batas waktu peminjaman, Tanda Tangan Peminjam.
4) Petugas rekam medis mengganti Berkas yang keluar dari rak dengan Tracer yang
berisi tanggal peminjaman, nama peminjam, keperluan peminjaman berkas dan
tanda tangan petugas rekam medis. Setelah berkas ditemukan petugas rekam
medis menandatangani bukti peminjaman (berkas keluar dan rak penyimpanan)
pada buku peminjaman berkas rekam medis.
5) Petugas mengentri data pada program peminjaman berkas rekam medis
6) Peminjam mengembalikan berkas yang telah selesai dipinjam ke Instalasi Rekam
Medis bagian Filling dengan mencantumkan tanggal pengembalian, tanda
tangan peminjam pada buku Peminjaman Berkas Rekam Medis
7) Petugas rekam medis menerima berkas rekam medis dan mengkoreksi jumlah
berkas yang kembali dengan jumlah data permintaan berkas pada buku
peminjaman berkas, apabila jumlah berkas dan data telah sesuai, petugas
rekam medis menandatangani penerimaan berkas pada buku peminjaman dan
mengembalikan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan penyimpanan
berkas. Petugas rekam medis kemudian mengentri kembali tanggal
pengembalian berkas pada program peminjaman berkas rekam medis.
Aktif Inaktif
No Kelompok
RI RJ RI RJ
1 Umum 5 5 2 2
2 Mata 5 10 2 2
3 Jiwa 10 5 2 2
5 Kusta 15 15 2 2
6 Ketergantungan 15 15 2 2
obat
7 jantung 10 10 2 2
8 Paru-paru 5 10 2 2
Sumber : (Depkes, RI. 2006)
Selain tabel JRA tersebut, rumah sakit juga bisa membuat kebijakan retensi sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit tersebut. Rumah sakit pendidikan umumnya akan meretensi
(menyimpan) berkas rekam medisnya lebih lama, baik yang aktif maupun inaktif. Yaitu
diantaranya sebagai berikut :
1. Berkas rekam medis kasus hukum (medikolegal), misalnya kasus pembunuhan;
penganiayaan; pemerkosaan; pengguguran kandungan, hams diretensi minimal 20
tahun sebagai berkas aktif.
2. Kasus-kasus tertentu yang sangat bernilai, misalnya kasus HIV/AIDS; operasi pemisahan
kembar siam; operasi penyesuaian organ kelamin (gender reassigment); SARS; flu
burung; dan sebagainya, umumnya akan disimpan selamanya karena memiliki nilai
keilmuan kedokteran yang masih terus berkembang. Berkas-berkas rekam medis seperti
ini tidak dimusnahkan dan akan terus diretensi, atau disebut juga diabadikan, namun
bentuk dokumennya dapat dialihwujudkan ke media elektronik (scan dokumen).
c. Tata cara dalam Pemusnahan dokumen rekam medis
1) Pembuatan Tim Pemusnah yang terdiri dan Komite Medis sebagai Ketua, Kanit Rekam
Medis sebagai sekretaris, dengan beranggotakan petugas filing dan tenaga lainnya yang
terkait berdasarkan Surat Penugasan Direktur Rumah Sakit.
2) Tim Pemusnah membuat daftar pertelaan dokumen rekam medis in aktif yang akan
dimusnahkan. Daftar pertelaan berisi tentang Nomor rekam medis, tahun terakhir
kunjungan, jangka waktu penyimpanan, diagnosis terakhir.
3) Cara pemusnahan dokumen rekam medis dapat dilakukan dengan cara antara lain:
a) Dibakar dengan menggunakan incenerator atau dibakar biasa.
b) Dicacah, dibuat bubur.
c) Dilakukan oleh pihak ketiga dengan disaksikan oleh tim pemusnah.
4) Tim Pemusnah membuat berita acara pemusnahan pada saat pemusnahan berlangsung
yang ditandatangani oleh Ketua tim Pemusnah, Sekretaris tim pemusnah dan diketahui
oleh Direktur rumah sakit.
5) Khusus untuk dokumen rekam medis yang sudah rusak/tidak terbaca dapat langsung
dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pernyataan diatas kertas bersegel yang
ditandatangani oleh direktur yang isinya menyatakan bahwa dokumen rekam medis
sudah tidak dapat dibaca sama sekali sehingga dapat dimusnahkan.
BAB V
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Indikator keselamatan pasien adalah suatu variabel yang digunakan untuk menilai
perubahan dalam keselamatan pasien. Risk Manajemen / Manajemen Resiko adalah suatu
pendekatan proaktif berupa kegiatan klinis dan administratif yang dilakukan untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menyusun prioritas dalam menangani resiko cidera terhadap pasien, staf rumah
sakit dan pengunjung, serta resiko kerugian terhadap institusi RS itu sendiri.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
UU No 23 tahun 1992 pasal 22 menyatakan bahwa setiap tempat atau sarana pelayanan
umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan
persyaratan. Sedangkan pada pasal 23 menyebutkan bahwa setiap tempat kerja wajib
menyelenggarakan kesehatan kerja. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,
pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang
termasuk dalam kategori seperti disebut diatas, serta wajib menerapkan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
Dalam keputusan mentri kesehatan nomor 1087/MENKES/SKNIII/2010 menyebutkan bahwa
kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental, dan
sosial yang setinggi tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan penempatan serta
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologis dan
psikologisnya. Program keselamatan dan kesehatan kerja di Unit Rekam Medis bertujuan melindungi
karyawan dan pelanggan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah upaya untuk memberikan jaminan
kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibart kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pelngobatan d an
reaahabilitasi. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha-usaha
masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi masyaraktnya termasuk para pegawai dan
bahaya kerja. Oleh Sebab itu Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin:
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan
sehat dan selamat.
2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
3. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk mengukur
mutu pelayanan rumah sakit.
Defenisi Indikator adalah:
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi. Indikator merupakan
suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan. Indikator yang baik adalah yang
sensitif tapi juga spesifik.
Kriteria :
Adalah spesifikasi dari indikator.
Standar :
1. Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang dalam
situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat
performance atau kondisi tersebut.
2. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat baik.
3. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan prinsip
dasar sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok daripada untuk
perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar Rumah Sakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat menilai indikator,
sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara mutu baik dan mutu tidak baik.
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman pelayanan rekam medis RSIA Citra Aguswar Medical Center tersusun
berdasarkan kolaborasi antara regulasi nasional, refrensi dan implementasi dilapangan. Pedoman ini
dibuat untuk menstandarisasi proses pemberian pelayanan rekam medis dengan harapan
terciptanya pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
Pemberian pelayanan yang berkualitas selain adanya standarisasi tata cara
penyelengaraannya juga harus dilakukannya evaluasi secara berkala apakah standar yang telah
ditetapkan ini dapat diterapkan secara maksimal atau ketidak patuhan staf terhadap standar yang
dilakukan. Oleh karenanya, tidak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah semata,
sehingga pedoman ini tetap harus selalu dilakukan review secara berkala agar tercipta pelayanan
yang berkualitas secara terus menerus.
Ditetapkan di : Pariaman
Pada tanggal : 2019
Direktur RSIACitra Aguswar
Medical Center