Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS II

TEKNIK PEMASANGAN IUD DAN IMPLANT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

IVON DUKKUN : 16 3145 105 016

MELINDA OLIVIA : 16 3145 105 018

MEYTA R. LUHULIMA : 16 3145 105 019

NADYA MUSTIKA : 16 3145 105 020

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

STIKES MEGA RESKY MAKASSAR

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirad Tuhan YME atas limpahan rahmad dan karunia-
Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Teknik Pemeriksaan Iud
dan Implant “ ini dengan lancer. Penulisa makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah .

Makalah ini ditulis dari hasil penyususnan data data sekunder yang kami peroleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan judul makalah ini, tidak lupa penyusun ucapan
terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah dan para mahasiswa yang mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Kami berharap denggan membaca makalah ini dapat member manfaat bagi kita semua
dan dapat membawa wawasan kita mengenai keperawatan keselamatan kerja. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ..............................................................................................................4


B. RUMUSAN MASALAH .........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 6

A. Pengertian Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant ..............................................7


B. Mekanisme Kerja IUD dan Implant ...............................................................................8
C. Jenis-jenis IUD dan Implant .............................................................................................9
D. Efektifitas IUD dan Implant .............................................................................................9
E. Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan IUD dan Implant .............................10
F. Indikasi implat dan IUD .....................................................................................................11
G. Ekspulsi pada alat kontrasepsi IUD dan Implan ......................................................12
H. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan ..................................................................13
I. Sop / langkah-langkah pemasangan implant dan iud ...........................................15

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 20

A. KESIMPULAN ........................................................................................................................20
B. SARAN ......................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan
fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan
dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU
No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui
bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu,
setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pelayanan
kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar
akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang
tersedia.
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor
pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan
metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid,
riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi
(efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan
keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan
mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu
penulis tertarik menyusun makalah tentang kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) dan
Implant.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant ?
2. Bagaimana Mekanisme Kerja IUD dan Implant ?
3. Jelaskan Efektifitasnya ?
4. Apa saja jenis IUD dan implant ?
5. Apa Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan IUD dan Implant ?
6. Apa saja Indikasi implat dan IUD ?
7. Bagaimana Ekspulsi pada alat kontrasepsi IUD dan Implant ?
8. Jelaskan Penatalaksanaan IUD dan Implant oleh Tenaga Kesehatan ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Intra Auterine Urine (IUD) dan Implant

Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet
silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan
silastic adhesive.(Keluarga Berencana Hanafi.2004:179), sedangkan IUD adalah salah
satu metode kontrasepsi yang paling popular digunakan di seluruh dunia, jenis yang
paling umum adalah Tembaga IUD.

B. Mekanisme Kerja IUD dan Implant

1. Mekanisme IUD
Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme kerja
IUD yang telah dianjurkan :
 Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesfik didalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disamping itu, dengan
munculnya leukosit PMN, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan
sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa/ovum dan
blastocyst.
 Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya
implantasi.
 Gangguan atau terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam
endometrium.
 Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
 Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
 AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
 Dari penelitian-penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegah
spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi). Ini terbukti dari
penelitian di Chili, diambil ovum dari 14 wanita pemakai IUD dan 20 wanita tanpa
menggunakan kontrasepsi. Semua wanita telah melakukan sanggama sekitar
waktu ovulasi. Ternyata ova dari wanita akseptor IUDtidak ada yang
menunjukkan tanda-tanda fertilisasi maupun perkembangan embrionik normal,
sedangkan setengah dari jumlah ovum wanita yang tidak memakai kontrasepsi
menunjukkan tanda-tanda fertilisasi dan perkembangan embrionik yang normal.
Penelitian ini menunjukkan bahwa IUD antara lain bekerja dengan cara mencegah
terjadinya fertilisasi.
2. Mekanisme Kerja Implan
 Lendir serviks menjadi kental
 Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
 Mengurangi transportasi sperma
 Menekan ovulas

C. Jenis-jenis IUD dan Implant


a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T
yang baru IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah
selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang
tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping
hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis
ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2,
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau
375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe
D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka
atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak
dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

Cara Kerja

o Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii


o Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
o IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi
b. Jenis implant

Menurut Meilani (2010), implant dibagi menjadi beberapa jenis berikut ini:

a. Norplant terdiri atas enam batang silastik lembut berongga denganpanjang 3,4cm
dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mglevonogestrel. Lama kerjanya
lima tahun.
b. Implanon terdiri atas satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira40 mm
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-ketodesogestreldan lama tiga
tahun.
c. Jadena dan Indoplant terdiri atas dua batang yang berisi 75mglevonoegestel
dengan lama kerja tiga tahun.

D. Efektifitas IUD dan Implant


1. IUD
Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuationrate) yaitu
berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa :
a. Ekspulsi spontan.
b. Terjadinya kehamilan.
c. Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.
2. Implan

Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama,
Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira –
kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil, dan Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti
norplant, untuk waktu 3 tahun pertama.
Penapisan

1. Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur


pemasangan implant
2. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis
antiseptic tertentu)
3. Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan
4. Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
5. Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali
rekam medic

E. Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan IUD dan Implant


1. IUD
Keuntungan
o Sangat efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus berfungsi sampai dibuka.
o Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun
o Relatif tidak mahal.
o Nyaman (tidak perlu diingat2 seperti kalau pakai pil).
o Dapat dibuka kapan saja (oleh dokter).
o Segera berfungsi.
o Efek samping yang rendah.
o Dapat menyusui dengan aman.
o Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya.

Kekurangan

o IUD tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.


o IUD tidak boleh dipergunakan jika sudah hamil , ada perdarahan rahim yang tidak
normal dan ada kanker leher rahim.
o Jika alergi terhadap tembaga maka tidak boleh mempergunakan IUD tembaga.
2. Implant
Keuntungan
o Daya guna tinggi
o Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
o Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
o Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
o Bebas dari pengaruh estrogen
o Tidak menggangu kegiatan senggama
o Tidak menggangu ASI
o Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
o Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Kekurangan

o Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.


o Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.
o Insersi dan pengeluaran harus di kerjakan oleh tenaga ahli
o Lebih mahal
o Petugas medis harus memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pelepasan implant
F. Indikasi implat dan IUD
a. Indikasi implant
1. Usia reproduksi
2. Nulipara atau multipara
3. Menghendaki kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
4. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi

b. Indikasi IUD
1. wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
2. wanita dengan riwayat melahirkan lebih dari 1 kali
3. wanita yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain
G. Ekspulsi pada alat kontrasepsi IUD dan Implan
Ekspulsi yaitu Pengeluaran sendiri alat kontrasepsi tersebut dari tempat insersinya.
Yang disebabkan karena :
1. Ekspulsi IUD
Sering dijumpai pada masa 3 bulan pertama setelah insersi, setelah satu tahun
angka ekspulsi akan berkurang.
 Umur dan paritas
 Umur : Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan / pengeluaran IUD.
 Paritas : Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin tinggi
angka ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran IUD.
 Lama pemakaian
Tergantung dari efektifitas jangka pemakaian IUD tersebut, jika pemakaian
IUD sudah melewati batas dari jangka pemakaian IUD 10 tahun kemungkinan
besar terjadinya ekspulsi.
 Ekspulsi sebelumnya
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami ekspulsi pada alat
kontrasepsinya, atau disebabkan karena insersi yang tidak baik dari IUD.
 Jenis dan ukuran
 Ukuran, Bentuk dan jenis dari IUD yang mengandung Cu atau Progesterone
sangat menentukan terjadinya ekspulsi. Karena makin besar IUD, makin sukar
insersinya, makin rendah ekspulsinya, dan sebaliknya.
 Faktor psikis
Yaitu dimana seorang aseptor mengalami gangguan psikologis seperti stress.
 Waktu atau saat insersi
a. Insersi interval
Kebijakan lama : insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid,
alasannya ostium uteri terbuka, canalis servikalis lunak, wanita pasti tidak
hamil. Tetapi akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena infeksi dan
ekspulsi lebih tinggi jika insersi dilakukan saat haid.
b. Insersi post partum
Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari postpartum, hanya kerugian
paling besar adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat tinggi. Menurut
penelitian disingapura saat yang terbaik adalah 8 minggu post partum
karena bahaya perforasi yang rendah.
c. Insersi post abortus
Abortus semester I : ekspulsi, infeksi, perforasi, dan lain-lainnya sama
dengan pada insersi interval
Abortus semester II : ekspulsi 5 – 10 x lebih besar dari pada setelah
abortus trimester I

Dari uraian di atas, maka efektifitas penggunaan dari IUD tergantung pada
variabel administratif, pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi,
pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan
akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk
mendapatkan pertolongan medis.

2. Ekspulsi Implan

Susuk tidak akan berpindah pindah dari tempat insersinya, dan akan tetap berada di
lokasinya sampai saatnya diangkat dan prosedur pemasangan selalu disertai
pemberian anastesi lokal sehingga tidak akan timbul rasa sakit yang hebat.

H. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan


1. Pada kasus ekspulsi IUD
 Memperhatikan keadaan umum klien
 Melakukan pemeriksaan keadaan fisik klien ( head to toe ) dan inspekulo pada
tempat insersi IUD
 Periksa apakah ada tanda – tanda infeksi pada Alat genitalia
 Apakah ada perdarahan karena ekspulsi tersebut
 Periksa apakah ada benang atau alat kontrasepsi AKDR yang tertinggal di dalam
rahim
 Periksa apakah terjadi perforasi pada klien untuk penanganan yang lebih lanjut (
apakah memerlukan rujukan )
 Menjelaskan kejadian tersebut pada klien dan jika membutuhkan penanganan
lebih lanjut ( rujukan ) siapkan informet consent dan informet choois pada klien.
2. Pada kasus ekspulsi Implan
 Perhatikan keadaan klien
 Jelaskan kepada klien apa yang terjadi dan prosedur apa yang akan di lakukan
klien
 Cabut kapsul ekspulsi
 Periksa apakah kapsul yang lain masih di tempat
 Periksa apakah ada tanda – tanda infeksi
• Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada di tempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda
• Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul yang baru
pada lengan yang lain
 Anjurkan klien menggunakan metoda kontrasepsi lain, atau berikan konseling
pada klien mengenai alat kontrasepsi lain.
I. Sop / langkah-langkah pemasangan implant dan iud
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IMPLANT

A. PENGERTIAN

Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit yang
mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang berisi
hormone progesterone

B. TUJUAN

Untuk menjarangkan kehamilan selama 3-5 tahun.

C. KEBIJAKAN

Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku.

D. PROSEDUR
Persiapan alat
1. Tensi
2. Stetoskop
3. APD (sepatu but, matela, masker, kaca mata goggle, handuk pribadi)
4. Bak instrument berisi (trokar dan pendorong, duk steril, spuit 5 cc berisi lidocain,
kapsul implant, bisturi, kasa, pinset anatomis, hend skun, kom kecil)
5. kom berisi cairan betadin
6. larutan clorin 0,5 %, alcohol 70 %
7. kapas
8. plaster
9. ban aid/ handsaplas
10. perlak dan alas
11. bengkok
12. busur dan pulpen

E. Pelaksanaan
1. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya sebersih
mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
2. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas
3. Beri tanda pada tempat pemasangan
Langkah/ kegiatan
4. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul norplant sudah tersedia

F. Tindakan pra pemasangan


5. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
6. Pakai sarung tangan steril atau DTT
7. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
8. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan klien

G. Pemasangan kapsul norplant


9. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit menggelembung
10. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing masing 1 cc
diantara pola pemasangan nomer 1 dan 2, 3 dan 4,5 dan 6
11. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
12. Saat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel alternative lain tusukan trokar
langsung kelapisan dibawah kulit/subdermal)
13. Sambil mengungkit kulit, masukan terus ujung trokar yang berisi implant dan
pendorongnya sampai atas tanda satu (pada pangkal trokar) tepat berada pada
luka insisi
14. Keluarkan pendorong dan tekan dan masukan kapsul kearah ujung
15. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama sama sampai batas tanda terlihat
pada luka insisi (jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi)
16. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukan kembali trokar
serta pendorongnya sampai tanda satu
17. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul terpasang
18. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telas terpasang
19. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari insisi
H. Tindakan pasca pemasangan
20. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid
21. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar
22. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan dalam larutan
klorin untuk dekontaminasi
23. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa, kapas, sarung
tangan, atau alat suntik sekali pakai)
24. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin
25. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan air bersih

I. Konseling pasca pemasangan


26. Gambar letak kapsul pada rekam medic dan catat bila ada hal khusus
27. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan kapan klien harus datang kembali
ke klinik untuk control
28. Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
menginginkan untuk mencabut kembali implant
29. Lakukan observasi selama lima menit sebelum memperbolehkan klien pulang

J. Hal yang harus diperhatikan


1. Peserta KB implant sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal
selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan
infeksi
2. Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal
tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan
menghilang dalam 3-5 hari
3. Setelah 5 tahun atau 3 tahun untuk implanon pemakaian, implant dapat dilepas
STANDAR OPERASIONAL PEMASANGAN IUD

A. PENGERTIAN
Prosedur pemasangan IUD merupakan teknik pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR)
B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan yang mendukung pelaksanaan tindakan, atur penerangan yang
cukup, jaga privasi klien
C. PERSIAPAN ALAT
1. Kom besar 2 buah
2. Bengkok
3. IUD steril
4. KO sedang 1 buah
5. Air DTT
6. Larutan byclean / klorin 0,5%
7. Kapas sublimat
8. Bak instrumen
9. Sarung tangan steril 2 pasang
10. Bivatue spekulum (spekulum cocor bebek)
11. Tampon tang
12. Tenakulum
13. Extraktor IUD
14. Sonde uterus
15. Gunting IUD
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Dekatkan alat
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
3. Cuci tangan di air mengalir
4. Pasang selimut mandi
5. Pakai sarung tangan steril pada tangan kiri
6. Simpan IUD di tempat yang rata
7. Buka plastik atas IUD dengan tangan kanan, tangan kiri memasukkan Coper T IUD
dari dalam dan tangan kanan merapatkan dari luar
8. Dekatkan bengkok
9. Buka kom kapas sublimat
10. Pakai sarung tangan pada tangan kanan
11. Lakukan vulva higiene
12. Lakukan pemeriksaan dalam
13. Cuci tangan di air DTT, buka sarung tangan
14. Pakai sarung tangan steril yang baru
15. Memasukkan spekulum sesuai anatomi
16. Bersihkan serviks dengan kasa steril menggunakan tampon tang
17. Jepit serviks dengan tenakulum pada posisi vertikal (arah jam 11 atau jam 1)
18. Ukur panjang uterus dengan sonde uterus
19. Memasang IUD dengan teknik menarik (With drawal tecniqique) :
 Memasukkan tabung inserter yang berisi IUD ke dalam kanalis servikalis
 Menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk memasukkan IUD
 Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali tabung inserter sampai terasa
pada fundus.
20. Menggunakan benang IUD 3 sampai 4 cm
21. Bersihkan porsio yang telah terpasang IUD dengan kasa menggunakan tampon tang
22. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
23. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan IUD telah terpasang
24. Lepaskan sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
25. Cuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alat kontrasepsi begitu penting untuk meningkatkan kualitas hidup para wanita dan
keluarganya. Alat ini tidak hanya akan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, namun
juga mengurangi jumlah aborsi.

Tak hanya itu, penggunaan kontrasepsi dapat membantu mengatur pendapatan


keluarga dengan menjarangkan kehamilan dan membuka jalan bagi kaum wanita untuk
bekerja. Alat kontrasepsi juga terbukti menurunkan angka kematian ibu dan bayi lebih
rendah dengan menjaga jarak kelahiran dan menentukan jumlah anak yang akan
dilahirkan. penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, implan, vasektomi,
dan tubektomi harus lebih banyak digalakkan. Penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat
jangka panjang ini menjadi kebutuhan utama untuk menekan laju pertambahan penduduk.

Dibandingkan dengan pil atau suntik, alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD
atau implan memang kalah populer. Menurut data Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional, saat ini jenis alat kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah KB suntik (48,2
persen) dan pil 27,9 persen.

B. Saran

Suntik KB dan Pil KB merupakan metode kontrasepsi jangka pendek yang populer di
kalangan ibu muda. Metode tersebut juga sangat mudah diterapkan. Sementara IUD dan
Implan merupakan metode jangka panjang. Meski tidak permanen, metode ini sering
ditakutkan karena memerlukan penanganan tenaga medis profesional. Dalam hal ini
pemerintah harus bertindak dengan melatih tenaga medis untuk bisa menggunakan
metode IUD dan Implan
DAFTAR PUSTAKA

https://fendygoo.blogspot.co.id/2015/05/makalah-iud-dan-implant.html

https://www.trendilmu.com/2015/09/pengertian.jenis.mekanisme.kerja.implant.s
eo.htm#

Anda mungkin juga menyukai