DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
System pernapasan pada babi umumnya sama dengan system pernapasan mamnusia, bahkan
system pernapsan babi tidak sebanyak pada manusia. Pada saat babi menghirup udara (inspirasi),
udara pertama- tama masuk ke hidiung dan terjadi proses penyaringan udara dari kotoran dan
bakteri, setelah itu udara akan melewati faring dan menuju trakea. Udara akan masuk ke paru- paru
karena tekanan di dalam paru- paru lebih rendah dibandingkan tekanan di luar, disebabkan otot
terangkat serta kontraksi diafragma yang menyebabkan diafragma mendatar sehingga rongga dada
membesar dan udara langsung masuk ke paru- paru hingga tekanan sama.
1.1.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui pernpasan normal pada babi?
2. Bagaimana mengetahui riwayat pemeriksaan klinis pada babi?
3. Apa saja factor predisposisi pada babi?
4. Bagaimana mengetahui observasi kondisi lingkungan pada babi?
5. Bagaimana cara pernapasan abnormal pada babi?
6. Bagaimana suara pernapasan abnormal pada babi?
7. Apa saja pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) pada babi?
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui pernpasan normal pada babi
2. Untuk mengetahui riwayat pemeriksaan klinis pada babi
3. Untuk mengetahui factor predisposisi pada babi
4. Untuk mengetahui observasi kondisi lingkungan pada babi
5. Untuk mengetahui pernapasan abnormal pada babi
6. Untuk mengetahui suara pernapasan abnormal pada babi
7. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) pada babi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pernafasan normal
Secara fisiologis frekuensi nafas dapat dipengaruhi oleh umur, stimuli, kerja. Bila terjadi
hecheln yakni bernafas pendek, dangkal dengan lidah terjulur maka frekuensi nafas tidak dapat
dihitung dan dievaluasi. Frekuensi nafas yang meningkat terjadi pada keadaan stress, kerja,
demam dan adanya rasa sakit. Sebaliknya juga dapat terjadi penurunan frekuensi nafas pada
depresi kepekaan pusat nafas pada kasus seperti peningkatan tekanan dalam otak, hilang
kesadaran, uremia dan tekanan oksigen yang meningkat. (Cockcroft, 2007)
2.2 Riwayat
Riwayat dilakukan dengan melakukan wawancara dengan klien atau pemilik peternakan.
Agen patologi
Penyakit pernapasan
Anemia
Asidosis
Alkalosis
Pneumothoraks
Pleuropneumonia
Gelisah (Cockcroft, 2007)
Tidak adanya pernapasan lengkap (apnea) dapat terjadi pada meningitis atau asidosis berat,
dan bersifat episodik. Peningkatan kedalaman pernafasan (hiperpnea) dapat menyertai penyakit
paru-paru, asidosis metabolik atau keadaan toksaemik. Adecrease pada kedalaman respirasi dapat
mengindikasikan nyeri dada toraks atau anterior. Asimetri toraks dengan gerakan terbatas di satu
sisi dapat mengindikasikan kolaps atau konsolidasi satu paru. Pernafasan toraks yang dominan
dapat mengindikasikan nyeri perut (reticulitis traumatis, ulkus abomasal perforasi) atau
peningkatan tekanan abdomen (kembung). Pernafasan perut yang dominan dapat mengindikasikan
nyeri dada (pleuritis) atau penyakit paru yang parah (pneumonia berat). (Radostits, 2000)
Pernafasan cepat dapat ditemukan pada kejadian enzootic pneumonia. Babi yang
mengalami penyakit tersebut diistilahkan dengan panter (bernafas dengan cepat/ dengan frekuensi
yang sedikit). Pernapasan abnormal mudah diamati, terutama setelah latihan. Batuk adalah ciri dari
berbagai bentuk pneumonia. Batuk berkepanjangan dan persisten dapat didengar pada babi yang
menderita pneumonia enzootic. Babi dyspnoeic parah dapat bernapas melalui mulut terbuka
mereka. Pernapasan hidung adalah kultus perpindahan sulit dalam kasus rhinitis, dan suara snuffl
menyertai gerakan udara. Respirasi harus diamati, dan laju yang diambil sebelum babi terganggu
oleh pengamatan gerakan toraks. Laju pernapasan biasanya 15 – 20 napas/menit. cepat, bernapas
dengan diusahakan terganggu oleh batuk mungkin ada dalam kasus pneumonia enzootic. Bermulut
terbuka pernapasan adalah tanda yang tidak biasa tapi menakutkan dan sesekali terlihat dalam
kasus pneumonia parah dan dalam sindrom stres babi. Gerakan dinding dada yang berlebihan
terjadi pada kasus gangguan pernapasan. (Jackson 2002).
Suara pernapasan normal atau vesikuler merupakan suara pernapasan normal pada babi
dengan cara mendengar Suara pernapasan pada trakhea pada bagian pars servikalis tepat pada
dinding thoraks kranialis. Adanya suara tersebut menyatakan bahwa paru-paru mengadung udara
yang cukup serta alveolinya mengembang maksimal (Jackson 2002).
Suara abnormal dapat didengar dan dirasakan dengan suara yang bergetar Suara suara
bergetar atau yang di sebut suara rales adalah suara suara yang menunjukkan adanya cairan di
dalam bronkhi. Cairan tersebut dapat berupa eksudat ,transudat ,darah atau cairan aspirasi.
Bergantung pada konsistensi cairannya, suara-suara bergetar dapat beraspek basah atau beraspek
kering. Adanya suara-suara demikian tidak lah tetap, artinya dapat menghilang sebentar kemudian
muncul kembali. (Jackson 2002).
Auskultasi
Auskultasi terhadap paru babi kurang begitu memberi manfaat karena babi tidak
bisa diam saat diauskultasi. Babi adalah pasien yang selalu berisik, begitu pula teman-
temannya sesama babi, di samping suara lain yang berasal dari lingkungan. Pada beberapa
kasus pemeriksaan paru, corong stetoskop dan dinding dada hanya mungkin berkontak
dalam tempo yang singkat, sehingga membuat pemeriksaan menjadi kurang memadai.
Lapang pemeriksaan paru meluas dari bahu ke belakang hingga tulang iga ke-13, dan di
ventral meluas hingga tulang iga ke-7. Pada kasus enzootic pneumonia yang lanjut, terjadi
peningkatan volume suara paru, suaranya bisa pendek melengking (squeak) dan suara
seperti adanya busa dapat pula didengar pemeriksa pada berbagai lobus paru yang
mengalami gangguan. Pada kasus pleuropneumonia suara paru abnormal bisa terdengar
pada bagian dorsal paru. Suara gesekan paru pada penderita pleuritis terkadang bisa
terdengar oleh pemeriksa. Pada babi normal, gerakan dada hampir tidak teramati saat babi
bernapas. Pada kasus dispnoea terjadi peningkatan gerakan otot-otot abdomen pada saat
inspirasi dan lebih khusus lagi saat ekspirasi (Jackson, 2002).
Perkusi
Perkusi adalah cara untuk mendapatkan keadaan jaringan daerah yang diketuk,
pemeriksaan perkusi dapat dilakukan dengan mencermati ada tidaknya abnormalitas baik
struktur dan fungsinya. Pemeriksaan perkusi dilakukan dengan mengetuk menggunakan
palu dan pleximeter. Pada babi dilakukan dengan menggunakan jari tengah. Jari tengah
dari tangan digunakan sebagai pleximeter dan jari tengah lainnya digunakan sebagai palu
(Jackson, 2002).
Gambar 2. Pemeriksaan perkusi pada babi (Jackson 2002).
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Secara fisiologis frekuensi nafas dapat dipengaruhi oleh umur, stimuli, kerja. Bernafas
pendek, dangkal dengan lidah terjulur maka frekuensi nafas tidak dapat dihitung dan dievaluasi.
Frekuensi nafas yang meningkat terjadi pada keadaan stress, kerja, demam dan adanya rasa
sakit. Riwayat dilakukan dengan melakukan wawancara dengan klien atau pemilik peternakan.
Cockcroft PD Jackson PGG,. 2007. Handbook of pig medicine. Dalam: Clinical examination of
farm animals. Cambrigre. Saunders
Batan, I Wayan. 2018. Observasi Klinik dan Pemeriksaan Fisik dalam Pemeriksaan klinik pada
Babi Peliharaan (Buku II). FKH Udayana. Denpasar.
Jackson PGG, Cockcroft PD. 2002. Clinical examination of the pigs. Dalam: Clinical
examination of farm animals. Oxford. Blackwell Sci.
Radostits OM, Blood DC, Gay CC. 1994. Veterinary medicine a textbook of the diseases of cattle,
sheep, pigs, goats, and horses. Tokyo. Bailliere Tindall.
Radostits OM, Mayhew GI, Houston DM. 2000. Veterinary Clicnical Examination and
Diagnosis. Saunders.