Anda di halaman 1dari 3

Pemanfaatan dan Pengelolaan Limbah Menuju Kondisi yang Zero Waste

14 Maret 2017 21:39 Diperbarui: 14 Maret 2017 21:46 1 0 0

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhannya, maka limbah yang dihasilkan juga semakin
meningkat. Limbah domestik yang berasal dari pemukiman penduduk mempunyai kuantitas yang semakin hari semakin
meningkat, meskipun secara kualitas lebih aman dibandingkan limbah-limbah yang dihasilkan oleh industri. Akan tetapi
baik pihak domestik maupun industri masing-masing mempunyai kewajiban yaitu untuk mengolah limbah agar tidak
mencemari lingkungan.

Limbah harus diolah di IPAL agar hasil akhirnya bisa sesuai dengan baku mutu yang ada di badan air. Pengolahan air
limbah merupakan salah satu cara menuju zero waste disamping pemanfaatan limbah, selain limbah cair jumlah limbah
padat semakin menumpuk. Timbulan sampah semakin hari semakin meningkat, dan didominasi oleh sampah organik
yang cepat terdegradasi. Maka dari itu membutuhkan solusi untuk menyelesaikan problematika tersebut.

Banyak solusi yang sudah ditawarkan untuk menyelesaikan masalah tersebut diantaranya bank sampah, daur ulang, co
processing, dll.Mungkin untuk skala rumah tangga bisa menerapkan 3R ( reduce, reuse, recycle) mulai dari menggunakan
botol untuk pot tanaman, menggunakan tumblr untuk minum, menggunakan kranjang ketika berbelanja dsb. Bisa juga
untuk pemanfaatan sampah organik digunakan untuk pupuk kompos dengan metode yang sederhana seperti takakura,
dalam skala rumah tangga sampah juga sebaiknya sudah dipilah berdasarkan jenis sampah yaitu organik dan anorganik.

Karena proses pemilahan sampah di sumber akan memudahkan untuk tahap selanjutnya dan efisiensi waktu, biaya,
tenaga. Untuk skala industri sudah wajib melakukan segregasi limbah, dan pengelolaan limbah B3 mulai dari
pengemasan, pelabelan hingga sampai kepadaorang ketiga yang mempunyai izin. Limbah B3 selain dikeloa oleh pihak
ketiga, bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif di industri khususnya industri semen yang sudah mempunyai
alat kiln untuk pembakaran.

Kondisi zero waste memang selalu diharapkan oleh pihak mampu, maka dari itu di area perusahaan terdapat PROPPER
atau penilaian perusahaan. Penilaian ini berpedoman kinerja perusahaan seperti emisi yang dikeluarkan sudah sesuai
baku mutu atau belum, kadar COD/BOD, jumlah sampah yang diolah dl, penilaian ini merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kinerja perusahaan, selain itu ketika PROPPER nya bagus bisa menjadi pencitraan untuk perusahaan. Karena
pada dasarnya zero waste bisadilakukan dari diri kita sendiri selanjutna bisa langsung ke lingkungan.Sampai saat ini
pemanfaatan limbah belum terlalu meningkat, padahal peluang bisnis dalam persampahan mempunyai dampak yang
besar

#zerowaste #Pengelolaan Limbah


Mencoba Gaya Hidup Zero Waste: Kurangi Limbah Pribadi Dengan Mengganti 5 Produk Ini

Sudah 2019 nih, besties! Di akhir 2018 kemarin mungkin kata-kata zero waste sering Anda dengar, ya. Tentu berakar
dari akar permasalahannya yaitu sampah dan limbah, serta rusaknya lingkungan. Dari sampah plastik yang mengotori
lautan, pelarangan sedotan plastik, hingga berujung pada tren reusable straw (sedotan yang bisa dipakai ulang).
Mungkin berawal dari ikut-ikutan, tetapi tidak ada salahnya juga jika Anda dan saya melakukan perubahan kecil dari
berbagai kebiasaan sehari-hari untuk mengurangi sampah/limbah dalam bentuk apa pun, termasuk plastik.

Selain membawa-bawa botol minum, sendok, dan sedotan yang bisa dipakai ulang, serta kantong belanja kain ke mana-
mana, mengurangi sampah pribadi bisa juga dilakukan dengan mengganti benda-benda paling pribadi yang Anda
gunakan, apa saja? Ini dia daftarnya:

1. Menstrual pad/menstrual cup


Coba dihitung, berapa banyak menstrual pad yang Anda gunakan setiap bulannya? Saat sedang banyak-banyaknya,
mungkin berkisar 4-8 buah setiap harinya. Menstrual pad sekali pakai memang terkesan praktis dan higienis, tetapi tidak
bisa disangkal, akan menimbulkan total sampah yang cukup banyak. Sama seperti popok kain ketika kecil dulu, Anda
juga bisa gunakan menstrual pad dari bahan kain yang bisa dicuci dan dipakai ulang.

sumber: menstrual padsUntuk yang ingin lebih praktis dan nyaman, banyak perempuan juga telah beralih kepada
penggunaan menstrual cup. Mungkin butuh membiasakan diri memakainya, tetapi menstrual cup dipercaya jauh lebih
nyaman dibandingkan menstrual pad dengan daya tampung yang lebih baik.

sumber: instagram/sustanationSelain untuk bersumbangsih mengurangi sampah pribadi, keuntungan


menggunakan reusable menstrual pad/menstrual cup adalah bebas bahan kimia/pewarna hingga lebih lembut dan tidak
menyebabkan alergi pada bagian intim Anda, seperti yang ditemui pada beberapa produk menstrual pad/tampon sekali
pakai.

2. Reusable cotton pad


Nah, sekarang coba hitung jumlah penggunaan kapas wajah harian Anda, dari yang untuk menggunakan toner,
membersihkan makeup mata dan bibir, bahkan untuk membersihkan seluruh wajah. Mungkin 2-6 lembar setiap harinya.
Meskipun kapas terbuat dari serat alami yang bisa didaur ulang, tetapi kapas yang terkontaminasi makeup dan bahan-
bahan kimia dari produk kosmetik ternyata tidak bisa lagi digunakan sebagai kompos. Bagaimana bila mengganti kapas
sekali pakai dengan lap kecil dari bahan katun serupa kapas yang bisa Anda cuci dan pakai berulang kali?

3. Sikat gigi dengan gagang yang bisa didaur ulang


Di dunia ini ada 7,7 milyar manusia. Bila kita anggap 90%-nya menggunakan 2 sikat gigi setiap tahunnya, maka kita
punya setidaknya 13,8 milyar sampah sikat gigi bekas yang sulit didaur ulang dan tak jarang mengotori lingkungan, dari
air hingga ke dalam tanah. Ini belum termasuk kemasan plastiknya, lho! Seram ya.

sumber: greenmommyshop.comCoba ganti sikat gigi plastik Anda dengan sikat gigi tanpa kemasan dan bergagang
kayu/bambu. Meskipun bagian sikatnya masih terbuat dari plastik dan bahan sintetik, tetapi minimal Anda membantu
mengurangi sampah plastik dari gagang dan kemasannya.

4. Deodoran batangan
Untuk yang tidak berani keluar rumah sebelum mengoleskan deodoran, Anda bisa membantu mengurangi limbah
kemasan dengan menggunakan deodoran dalam bentuk batangan (yang sekilas mungkin mengingatkan akan bentuk
sabun batangan). Anda akan membantu mengurangi sampah kemasan plastik dari deodoran konvensional dan
mengurangi penggunaan bahan kimia pada tubuh.

5. Deterjen, sabun dan sampo dari bahan alami


Selain kemasannya, bahan-bahan kimia yang terkandung dalam sabun, deterjen, dan sampo Anda ikut mencemari
lingkungan saat terbuang bersama air dari kamar mandi Anda. Anda bisa gunakan sabun dan sampo batangan yang
dijual tanpa menggunakan kemasan dan bebas dari bahan seperti sulfat yang bisa mencemari lingkungan. Deterjen pun
tak mau kalah, Anda bisa membeli deterjen bubuk yang tidak mengandung sulfat dan bahan kimia berbahaya, atau
mungkin belajar membuatnya sendiri, di kelas-kelas yang makin marak ditemui.

sumber: ethiquebeauty
Zero waste itu tidak selalu berarti zero plastic atau sama sekali tidak menghasilkan sampah. Anda tidak perlu membeli
banyak barang baru untuk mengikuti gaya hidup ini, karena gaya hidup zero waste justru mengajak Anda untuk tidak
konsumtif dan menggunakan benda-benda yang sudah Anda punya. Coba perlahan untuk mulai membiasakan
mengurangi sampah dan sumbangan limbah yang Anda hasilkan dari kehidupan sehari-hari, dan bila bisa dimulai dari
kebiasan-kebiasaan kecil, mengapa tidak?
Walaupun demikian, kita bisa memulainya dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita. Dimulai dengan menerapkan
prinsip-prinsip Zero Waste Lifestyle melalui gerakan 5R yang dipopulerkan oleh Bea Johnson, yaitu Refuse, Reduce,
Reuse, Recycle dan Rot atau dalam Bahasa Indonesia berarti Menolak, Mengurangi, Menggunakan Kembali, Mendaur
Ulang, dan Membusukkan.

Refuse (Menolak), kita bisa menolak kantuk plastik nonbiodegradable saat berbelanja. Tentu kita pun harus
mempersiapkan kantung belanja sendiri dari rumah.

Reduce (Mengurangi), kita dapat menghindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam
jumlah besar. Selain itu, kita bisa menggunakan produk yang dapat diisi ulang.

Reuse (Menggunakan kembali), kita dapat menggunakan kembali wadah/kemasan dengan fungsi yang sama secara
berulang-ulang. Contohnya menggunakan baterai recharge, menggunakan plastik bekas minyak goreng sebagai
pengganti polybag.

Recycle (Mendaur ulang), kita dapat menggunakan produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Selain itu, kita juga dapat melakukan penanganan sampah organik menjadi pupuk kompos. Serta melakukan
penanganan sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat.

Rot (Membusukkan), kita dapat membusukkan sampah organik menjadi pupuk kompos. Salah satunya dapat dilakukan
dengan cara membuat lubang biopori.

Hal ini tentu saja dapat mengurangi beban TPA secara signifikan. Ke depan, untuk mendukung gerakan 5R dan
menumbuhkan Zero Waste Lifesyle ini perlu adanya kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, dan terutama
masyarakat sebagai penyumbang dan penerima ekses negatif pencemaran. Namun, tanpa harus menunggu kita bisa
menyadari arti penting menjaga lingkungan dengan memulai Zero Waste Lifestyle dari diri kita dan lingkungan terkecil
kita Akhirnya, kita berharap Zero Waste Lifestyle ini akan turut serta menjaga dan menyelamatkan lingkungan kita dari
pencemaran tanah jangka panjang. Semoga!

---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Saatnya Zero Waste Lifestyle atau Bumi Makin Tidak Layak
Huni, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/01/11/43127/saatnya-zero-waste-lifestyle-atau-bumi-makin-
tidak-layak-huni

Penulis: M. Naufal Hafiz


Editor : M. Naufal Hafiz

Anda mungkin juga menyukai