Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

PEMBUATAN INSULIN DENGAN REKAYASA GENETIK DNA


REKOMBINAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bioteknologi


Dosen Pengampu : Moh. Ihsanudin, S.Si.,Apt.,M.Sc
Disusun Oleh :
1. Ikhwan Nurul Huda ( E0017024 )
2. Ismi Sakina Fatma ( E0017025 )
3. Izzah Mashfufah ( E0017026 )
4. Linda Ratna Sari ( E0017027 )
5. Lutfatul Khasanah ( E0017028 )
6. Ulfatun Nafsiyah ( E0017047 )
7. Wijaya Hanongko Aji ( E0017048 )
8. Wiwit Wulandari ( E0017049 )

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dien, Kalisapu – Slawi
Semester V
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala kemampuan rahmat
dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul
“ Pembuatan Insulin dengan Rekayasa Genetika DNA Rekombinan “ pada mata kuliah
Bioteknologi. Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar
dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak
jarang menggunakan cara – cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-
Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
Saw atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman
terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah
membantu saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada
search engine google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga
melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Slawi, 9 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan .....................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 3
A. Pengertian Rekombinasi DNA ...............................Error! Bookmark not defined.
B. Teknik DNA Rekombinan ....................................................................................... 3
C. Pengertian Insulin .................................................................................................... 4
D. Tipe Jenis Insulin ..................................................................................................... 4
E. Keuntungan dan Kerugian Insulin .........................Error! Bookmark not defined.
F. Pembuatan Insulin ...................................................Error! Bookmark not defined.
G. Teknik Penyuntikan Insulin....................................Error! Bookmark not defined.
H. Penyimpanan Insulin Eksogen................................Error! Bookmark not defined.
I. Cara Mencampur Insulin .........................................Error! Bookmark not defined.
J. Efek Samping Insulin ...............................................Error! Bookmark not defined.
K. Membuat Insulin Manusia dengan Teknik DNA RekombinanError! Bookmark not
defined.
BAB 4 Penutup ..................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 9
B. Saran.......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rekayasa genetika telah memproduksi vaksin subunit yang berasal dari
protein permukaan virus. Vaksin sub unit pertama diproduksi adalah vaksin
hepatitis. Dengan menggunakan vaksin sub unit, tidak ada resiko terjadi infeksi,
dibandingkan dengan penggunaan vaksin yang berasal dari virus utuh (Dewi
Pertiwi, 2013).
Sejak vaksin diperkenalkan Edward Jenner 1796, vaksinasi sering
dilakukan untuk melindungi manusia dan hewan terhadap infeksi virus.
Keberhasilan vaksinasi tercermin dari berkurangnya penyakit-penyakit infeksi
pada manusia dan hewan ternak. Vaksinasi sekarang menjadi istilah umum untuk
pemaparan antigen terhadap manusia atau binatang dalam membangkitkan respon
kekebalan. Kebanyakan vaksin virus yang digunakan saat ini merupakan sel utuh
yang telah dilemahkan atau dimatikan. Keuntungan vaksin ini pada umumnya
mampu menghasilkan imunitas cukup lama dan merangsang seluruh reaksi
kekebalan pada host yaitu humoral antibody dan cell-mediated (Wija, 2013).
Insulin merupakan protein manusia pertama yang disintesis secara kimia.
Secara tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas
sapi atau babi. Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi
insulin melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini
mempunyai struktur mirip dengan insulin manusia. Melalui teknologi DNA
rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba yang tidak patogen.
Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai
efek samping yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang
diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak
mengandung kontaminan berbahaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Rekombinasi DNA ?
2. Apa saja tahapan teknik DNA rekombinan ?
3. Sebutkan pengertian insulin !
4. Apa saja tipe jenis insulin ?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian insulin ?
6. Bagaimana pembuatan insulin ?
7. Bagaimana penyuntikan insulin ?
8. Bagaimana penyimpanan insulin eksogen?
9. Bagaimana cara mencampur insulin ?
10. Apa saja efek samping insulin ?
11. Bagaimana proses membuat insulin manusia dengan teknik DNA rekombinan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari rekombinasi DNA.
2. Untuk mengetahui tahapan teknik DNA rekombinan.
3. Untuk mengetahui pengertian insulin.
4. Untuk mengetahui jenis insulin.
5. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian insulin.
6. Untuk mengetahui cara pembuatan insulin.
7. Untuk mengetahui cara penyuntikan insulin.
8. Untuk mengetahui cara penyimpanan insulin eksogen.
9. Untuk mengetahui cara mencampur insulin.
10. Untuk mengetahui efek samping insulin.
11. Untuk mengetahui proses pembuatan insulin manusia dengan teknik DNA
rekombinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA (rDNA) adalah bentuk buatan DNA yang dibuat
dengan menggabungkan dua atau lebih sekuens yang biasanya tidak akan terjadi
bersama-sama melalui penyambungan gen. Dalam hal modifikasi genetik, itu
diciptakan melalui pengenalan yang relevan DNA ke dalam DNA organisme yang
ada seperti plasmid dan bakteri, untuk kode atau mengubah ciri yang berbeda
dengan tujuan tertentu seperti resistensi antibiotik. Ini berbeda dari rekombinasi
genetika dalam hal itu tidak terjadi melalui dalam sel, tetapi di rekayasa. Sebuah
protein rekombinan adalah suatu protein yang dihasilkan dari DNA rekombinan.
B. Teknik DNA Rekombinan
Teknik DNA rekombinan merupakan hal yang sangat penting dalam
rekayasa genetika. Salah satu contoh rekayasa genetika dengan menggunakan
teknik DNA rekombinan berupa produksi hormone insulin yang secara sederhana
tahapnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pancreas
manusia.
a. Mula-mula mRNA yang telah disalin dari gen penghasil insulin diekstrak
dari sel pancreas.
b. Enzim ini menggunakan mRNA sebagai cetakan untuk membentuk DNA
berantai tunggal.
c. DNA ini kemudian dilepaskan dari mRNA.
d. Enzim DNA polymerase digunakan untuk melengkapi DNA rantai
tunggal menjadi rantai ganda, disebut DNA komplementer (c-DNA),
yang merupakan gen penghasil insulin.
2) Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara memotong
kromosom secara khusus menggunakan enzim restriksi.
3) Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid dari sel
bakteri dengan menggunakan enzim restriksi yang lain. Sementara itu, di
dalam serangkaian tabung reaksi atau cawan petri, gen penghasil insulin
manusia (dalam bentuk c-DNA) disiapkan untuk dipasangkan pada plasmid
yang terbuka tersebut.
4) Memasang gen penghasil insulin ke dalam cincin plasmid. Mula-mula, ikatan
yang terjadi masih lemah, kemudian enzim DNA ligase memperkuat ikatan
ini sehingga dihasilkan molekul DNA rekombinan / plasmid rekombinan yang
bagus.
5) Memasukkan plasmid rekombinan kedalam bakteri E. coli. Di dalam sel
bakteri ini plasmid engadakan replikasi.
6) Mengultur bakteri E. coli yang akan berkembang biak dengan cepat
menghasilkan klon-klon bakteri yang mengandung plasmid rekombinan
penghasil insulin. Melalui rekayasa genetika dapat dihasilkan E. coli yang
merupakan penghasil insulin dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang
singkat.
Komponen yang diperlukan dalam Rekombinasi DNA .
Untuk mamahami rekombinasi DNA, berturut turut akan kita pelajari
tentang gen, enzim pemotong, enzim penyambung, pembawa gen ( vector ), sel
target, metode kultur untuk menyeteksi hasil, dan pengklonaan sel yang
mengandung DNA rekombinan.
Enzim Pemotong dan Penyambung.Enzim pemotong dikenal sebagai
retriksi atau enzim penggunting. Fungsi enzim ini memotong motong benang DNA
yang panjang menjadi pendek agar dapat disambung sambungkan lagi. Enzim
pemotong secara lami dimiliki oleh sel untuk memotong DNA di dalam sel. Enzim
pemotong itu jumlahnya banyak. Setiap enzim bekarja secara khusus. Artinya
setiap enzim hanya dapat memotong urutan basa tertentu pada DNA. Dan hasil
potonganya berupa sepenggal DNA berujung runcing yang komplemen yang di
kenal sebagai DNA ujung runcing.
Selain enzim pemotong retriksi endonuklease, yang terdapat pula enzum
penyambung yang berfungsi menyambung nyambungkan DNA, yaitu enzim
ligase.Enzim ligase DNA mengkatalisis ikatan fosfodiester antar dua rantai DNA.
Ligase DNA tidak dapat menyambungkan DNA untai tunggal, melainkan harus
DNA rangkap.
C. Pengertian Insulin
Insulin merupakan protein manusia pertama yang disintesis secara kimia.
Secara tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas
sapi atau babi. Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi
insulin melalui rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini
mempunyai struktur mirip dengan insulin manusia.pembuatan insulin secara
komersial sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit diabetes melitus yang
disebabkan oleh gangguan produksi insulin.
Melalui teknologi dna rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel
mikroba yang tidak patogen. Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil
rekayasa genetika ini mempunyai efek samping yang relatif sangat rendah
dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak
menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung kontaminan berbahaya.
Insulin merupakan suatu protein yang bertugas mengatur metabolisme gula
di dalam tubuh manusia. Penderita diabetes tidak dapat menghasilkan insulin
dalam jumlah maksimal sehingga diperlukan bantuan dari luar tubuh untuk
memenuhi suplai insulin. Sebelumnya, insulin bisa didapatkan dari kelenjar
pankreas sapi dan babi. Pada umumnya untuk memperoleh 0,45 kg insulin
dibutuhkan oleh 750 orang pasien diabetes dalam setahun diperlukan 3.600 kg
kelenjar pankreas yang berasal dari 23.000 ekor hewan.
Insulin manusia tersusun atas dua rantai protein a dan b. Urutan basa
nitrogen dalam molekul dna yang mengkode masing-masing rantai dibuat dalam
tabung reaksi dengan menggunakan struktur yang diketahui insulin. Tiap molekul
dna dari masing-masing rantai dicangkokan ke dalam plasmid maka terbentuk dna
rekombinan. Bila dna rekombinan ini dimasukan ke dalam sel-sel bakteri maka
tiap dna rekombinan menunjukan ekspresinya dan bakteri membuat hibrid protein
insulin rantai a atau rantai b. Kedua rantai peptida kemudian disatukan maka akan
terbentuklah insulin manusia yang aktif.
Dahulu insulin yang dibutuhkan berasal dari kelenjar pankreas sapi atau
babi. Untuk membuat hanya satu pond (0.45 kg) insulin heewani dibutuhkan oleh
750 pasien diabetes selama setahun diperlukan 8.000 pound (3600 kg) kelenjar
pankreas fsti 23.500 ekor hewan. Laporan dariministry of health, education and
walfare (kementrian kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan serikat), dalam
tahun 1981 diperlukan 56 juta ekor hewan untuk memenuhi kebutuhan insulin di
seluruh amerika serikat.
Struktur Insulin

Secara kimia, insulin adalah protein kecil sederhana yang terdiri dari 51 asam
amino, 30 di antaranya merupakan satu rantai polipeptida, dan 21 lainnya yang
membentuk rantai kedua. Kedua rantai dihubungkan oleh ikatan disulfida.

Kode genetik untuk insulin ditemukan dalam DNA di bagian atas lengan pendek
dari kromosom kesebelas yang berisi 153 basa nitrogen (63 dalam rantai A dan 90
dalam rantai B). DNA yang membentuk kromosom, terdiri dari dua heliks terjalin
yang dibentuk dari rantai nukleotida, masing-masing terdiri dari gula deoksiribosa,
fosfat dan nitrogen. Ada empat basa nitrogen yang berbeda yaitu adenin, timin,
sitosin dan guanin. Sintesis protein tertentu seperti insulin ditentukan oleh urutan
dasar tersebut yang diulang.

D. Tipe Jenis Insulin


Insulin dapat dibedakan atas dasar:
 Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai timbulnya efek insulin sejak
disuntikan.
 Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya puncak kerja insulin.
 Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari timbulnya efek insulin sampai
hilangnya efek insulin.
Terdapat 4 buah insulin eksogen yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan
puncak dan jangka waktu efeknya :
1. Insulin Eksogen kerja cepat.
Bentuknya berupa larutan jernih, mempunyai onset cepat dan durasi
pendek. Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin /
CZI ). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan
netral. Preparat yang ada antara lain: Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin
jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1– 3
macam dan efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.
2. Insulin Eksogen kerja sedang.
Bentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil,
dibuat dengan menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat
dengan cara memperlambat penyerapan insulin kedalam darah. Yang
dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn (NPH), MonotardÒ,
InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya
tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24
jam.
3. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang (Insulin premix)
Yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja
sedang. Insulin ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam).
Preparatnya: Mixtard 30/40
4. Insulin Eksogen kerja panjang (lebih dari 24 jam).
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan
lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam,
yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin (PZI), Ultratard.
Karakteristik farmakokinetik: pendek, intermediet dan long-acting sediaan insulin
Onset (jam
Aktivitas puncak (jam
Kategori setelah Durasi (jam
setelah pemberian)
pemberian)
Aksi pendek 0,5 – 1 2-5 6-8
Aksi menengah 2 4 - 12 Sampai 24
Aksi lama 4 10 - 20 Sampai 36

Pemberian insulin:

- short acting : diberi 0,5-1 jam sebelum maakan

- intermediet acting : diberi 2 jam sebelum makan

- long acting : diberi 4 jam sebelum makan

Pemberian preparat insulin perlu diatur seperti di atas supaya saat kadar glukosa
dalam tubuh tinggi (mencapai puncak) maka kadar insulin juga sudah tinggi, jadi
harus seimbang. Jika kadar insulin tinggi kadar glukosa darah rendah maka akan
terjadi shock. Jika kadar insulin rendah tetapi kada glukosa darah tinggi maka
terjadi kelebihan gula (diabetes).

Kerja insulin dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:

1) Dosis
Semakin tinggi dosisnya maka semakin cepat aksinya.
2) Tempat injeksi
Umumnya insulin diberikan dengan injeksi menembus kulit. Pada pemberian
intravena aksinya cepat, pada transdermal atau secara subkutan maka pada
otot terjadi degradasi insulin 20-25%. Makanya harus diperhitungkan untuk
mendapatkan dosis yang tepat. Kebanyakan insulin diinjeksikan pada perut
(intrperional). Jarum untuk injeksi insulin kecil sekali dan pendek (0,5-1cm).
Dapat juga menggunakan implant pad dada yang dapat mensuplai insulin
sedikit demi sedkit.
3) Kehadiran antibodi insulin
Hal ini terutama pada penggunaan hewan sebagai insulin. Jika digunakan
insulin dari luar dikhawatirkan terjadi reaksi antigen antibodi maupun
perusakan lain, kecuali pada penderita autoimun
4) Aktivitas fisik
5) Semakin banyak aktivitas fisik yang kita lakukan maka kita perlu energi (dari
glukosa) yang semakin besar sehingga tidak perlu aksi insulin yang ekstra
untuk mengubah glukosa menjadi glikogen (insulin yang diperlukan semakin
sedikit).
E. Keuntungan dan Kerugian Insulin
Pertimbangan keuntungan dan kerugian dalam terapi insulin pada pasien
yang dirawat di rumah sakit hendaknya menjadi perhatian bagi dokter yang
merawat. Secara umum berbagai keuntungan terapi insulin sudah banyak
diketahui. Pada pasien yang dirawat di rumah sakit, terapi insulin dapat
menyelamatkan jiwa. Namun demikian, bila cara pemberian dan pemantauan
kurang memadai, hal itu dapat mengancam jiwa pasien.
Kesalahan terapi insulin cukup sering ditemukan dan menjadi masalah
klinis yang penting. Bahkan terapi insulin termasuk dalam lima besar “pengobatan
berisiko tinggi (high-risk medication)” bagi pasien di rumah sakit. Sebagian besar
kesalahan tersebut terkait dengan kondisi hiperglikemia dan sebagian lagi akibat
hipoglikemia. Jenis kesalahan tersebut antara lain disebabkan keterbatasan dalam
hal ketrampilan (skill-based), cara atau protokol (rule-based), dan pengetahuan
(knowledge-based) dalam hal penggunaan insulin.
Banyak data yang menunjukkan bahwa hiperglikemia dikaitkan dengan
buruknya luaran klinik. Sebagai contoh, kesalahan dalam terapi insulin sebelum
pembedahan pada pasien DMT1 akan mengakibatkan KAD dan kematian.
Hipoglikemia, walaupun frekuensinya lebih sedikit, namun juga dapat
mengakibatkan kematian. Bahaya yang dapat diakibatkan oleh serangan
hipoglikemia meliputi kecelakaan seperti jatuh, mual, muntah, respon hipertensi
yang mengakibatkan iskemia miokard.
Untuk menghindari bahaya-bahaya di atas, terapi insulin hendaknya
diberikan sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan. Selain itu, perlu dilakukan
pemantauan yang memadai. Sebagai contoh, terapi insulin intensif dengan cara
infus intravena hanya dapat diberikan pada pasien khusus serta dilakukan di ruang
intensif.
F. Pembuatan Insulin
Escherrichia coli (E. coli), penghuni saluran pencernaan manusia, adalah
‘pabrik’ yang digunakan dalam rekayasa genetika insulin. Ketika bakteri
berreproduksi, gen insulin direplikasi bersama dengan plasmid. E. coli seketika
memproduksi enzim yang dengan cepat mendegradasi protein asing seperti
insulin. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara menggunakan E. coli strain mutan
yang sedikit mengandung enzim ini. Pada E. coli, B-galaktosidase adalah enzim
yang mengontrol transkripsi gen. Untuk membuat bakteri memproduksi insulin,
gen insulin perlu terikat pada enzim ini.
Enzim restriksi secara alami diproduksi oleh bakteri. Enzim restriksi
bertindak seperti pisau bedah biologi, hanya mengenali rangkaian nukleotida
tertentu, misal salah satunya rangkaian kode untuk insulin. Hal tersebut
memungkinkan peneliti untuk memutuskan pasangan basa nitrogen tertentu dan
menghapus bagian DNA yang berisi kode genetik dari kromosom sebuah
organisme sehingga dapat memproduksi insulin. Sedangkan DNA ligase adalah
suatu enzim yang berfungsi sebagai perekat genetik dan pengelas ujung
nukleotida.
Langkah pertama pembuatan humulin adalah mensintesis rantai DNA yang
membawa sekuens nukleotida spesifik yang sesuai karakteristik rantai polipeptida
A dan B dari insulin. Urutan DNA yang diperlukan dapat ditentukan karena
komposisi asam amino dari kedua rantai telah dipetakan. Enam puluh tiga
nukleotida yang diperlukan untuk mensintesis rantai A dan sembilan puluh untuk
rantai B, ditambah kodon pada akhir setiap rantai yang menandakan pengakhiran
sintesis protein.
Antikodon menggabungkan asam amino, metionin, kemudian ditempatkan
di setiap awal rantai yang memungkinkan pemindahan protein insulin dari asam
amino sel bakteri itu. ‘Gen’ sintetik rantai A dan B kemudian secara terpisah
dimasukkan ke dalam gen untuk enzim bakteri, B-galaktosidase, yang dibawa
dalam plasmid vektor tersebut. Pada tahap ini, sangat penting untuk memastikan
bahwa kodon gen sintetik kompatibel dengan B-galaktosidase. Plasmid
rekombinan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sel E. coli.
Praktis penggunaan teknologi DNA rekombinan dalam sintesis insulin
manusia membutuhkan jutaan salinan plasmid bakteri yang telah digabungkan
dengan gen insulin dalam rangka untuk menghasilkan insulin. Gen insulin
diekspresikan bersama dengan sel mereplikasi galaktosidase-B di dalam sel yang
sedang menjalani mitosis.
Protein yang terbentuk, sebagian terdiri dari B-galaktosidase, bergabung ke
salah satu rantai insulin A atau B. Rantai insulin A dan rantai B kemudian
diekstraksi dari fragmen B-galaktosidase dan dimurnikan.
Kedua rantai dicampur dan dihubungkan kembali dalam reaksi yang
membentuk jembatan silang disulfida, menghasilkan Humulin murni (insulin
manusia sintetis).
Implikasi biologis dari rekayasa genetika Humulin rekombinan
Humulin merupakan protein hewani yang dibuat dari bakteri sedemikian
rupa sehingga strukturnya benar-benar identik dengan molekul alami. Hal ini akan
mengurangi kemungkinan komplikasi yang disebabkan produksi antibodi oleh
tubuh manusia. Dalam studi kimia dan farmakologi, insulin rekombinan DNA
manusia yang diproduksi secara komersil telah terbukti bisa dibedakan dari insulin
pankreas manusia.
Berikut tahapan dalam proses pembuatan tersebut:
1. Vektor (plasmid E.coli) dan DNA Pengkode Insulin.
Kode genetik insulin terdapat dalam DNA di bagian atas lengan
pendek dari kromosom ke-11 yang berisi 153 basa nitrogen (63 dalam rantai
A dan 90 dalam rantai B). DNA pengkode insulin dapat diisolasi dari gen
manusia yang ditumbuhkan dalam kultur di laboratorium. Selain itu, dapat
pula disintesis rantai DNA yang membawa sekuens nukleotida spesifik yang
sesuai karakteristik rantai polipeptida A dan B dari insulin. Urutan DNA
yang diperlukan dapat ditentukan karena komposisi asam amino dari kedua
rantai telah dipetakan. Enam puluh tiga nukleotida yang diperlukan untuk
mensintesis rantai A dan sembilan puluh untuk rantai B, ditambah kodon
pada akhir setiap rantai yang menandakan pengakhiran sintesis protein.
Vektor yang digunakan adalah plasmid E.coli yang mengandung amp-
R sehingga sel inang akan resistan terhadap amphisilin serta mengandung
lac-Z yang menghasilkan β-galactosidase sehingga dapat menghidrolisis
laktosa.
2. Penyelipan DNA Insulin ke dalam Vektor (plasmid E.Coli)
Masing-masing DNA insulin dan plasmid E.Coli dipotong dengan
enzim restriksi yang sama. Kemudian DNA insulin A dan B secara terpisah
diselipkan ke dalam plasmid berbeda dengan menggunakan enzim ligase.
3. Pemasukan Plasmid Rekombinan ke dalam Sel E.Coli
Plasmid yang telah diselipkan DNA insulin (plasmid rekombinan)
dicampurkan dalam kultur bakteri E.Coli. Bakteri-bakteri tersebut akan
mengambil plasmid rekombinan melalui proses transformasi. Akan tetapi,
tidak semua bakteri mengambil plasmid tersebut.
4. Pengklonan Sel yang Mengandung Plasmid Rekombinan
Sel yang mengandung plasmid rekombinan dapat diseleksi dari sel
yang tidak mengandung plasmid rekombinan. Medium nutrien bakteri yang
digunakan mengandung amphisilin dan X-gal. Sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya, plasmid yang digunakan sebagai vektor ini
mengandung amp-R dan lac-Z sehingga sel bakteri yang mengandung
plasmid rekombinan akan tumbuh dalam medium tersebut karena resisten
terhadap amphisilin serta akan berwarna putih karena plasmid yang
mengandung gen asing (gen insulin manusia) dalam gen lac-Z tidak dapat
memproduksi β-galactosidase sehingga tidak dapat menghidrolisis laktosa.
5. Identifikasi Klon Sel yang Membawa Gen Insulin
Proses ini dilakukan melalui hibridisasi asam nukleat. Pada proses ini,
disintesis probe asam nukleat yang mengandung komplementer dari gen
insulin, probe dilengkapi dengan isotop radioaktif atau fluorosen.
6. Pomproduksian dalam Sekala Besar
Klon sel yang telah diidentifikasi diproduksi dalam skala besar dengan
cara ditumbuhkan dalam tangki yang mengandung medium cair. Gen insulin
diekspresikan bersama dengan sel bakteri yang mengalami mitosis. Rantai
insulin A dan rantai B yang dihasilkan kemudian dicampurkan dan
dihubungkan dalam reaksi yang membentuk jembatan silang disulfida.
Pada saat ini, peneliti mulai menggunakan vektor plasmid dari sel
eukariotik yaitu ragi bersel tunggal karena ragi merupakan sel eukariotik
yang memiliki plasmid, dapat tumbuh dengan cepat, serta hasil akhir proses
pembuatan insulin dengan ragi akan menghasilkan molekul insulin yang
lebih lengkap dengan struktur tiga dimensi yang sempurna sehingga lebih
identik dengan insulin manusia.
CARA PANEN : Ekstrasinya, yaitu dengan cara ko intraseluler, bakterinya harus
dipecah. Namun, kalo ekstraseluler di ambil supernatannya dan disentrifus.
G. Teknik Penyuntikan Insulin
Sebelum menggunakan insulin, diabetesein ataupun keluarga tentunya perlu
untuk diberikan pengetahuan danwawasan mengenai cara dan prosedur
menyuntikkan insulin eksogen;
a) Sebelum menyuntikkan insulin, kedua tangan dan daerah yang akan disuntik
haruslah bersih. Bersihkanlah dengan cairan alkohol 70% dengan
menggunakan kapas bersih dan steril.
b) Tutup vial insulin harus diusap dengan cairan alkohol 70%.
c) Untuk semua insulin, kecuali insulin kerja cepat, harus digulung-gulung
secara perlahan- lahan denga kedua telapak tangan. Hal ini bertujuan untuk
melarutkan kembali suspensi. (Jangan dikocok).
d) Ambillah udara sejumlah insulin yang akan diberikan. Lalu suntikkanlah ke
dalam vial untuk mencegah terjadi ruang vakum dalam vial. Hal ini terutama
diperlukan bila akan dipakai campuran insulin.
e) Bila mencampur insulin kerja cepat dengan kerja cepat harus diambil
terlebih dahulu.
f) Setelah insulin masuk ke dalam alat suntik, periksa apakah mengandung
gelembung atau tidak. Satu atau dua ketukan pada alat suntik dalam posisi
tegak akan dapat mengurangi gelembung tersebut. Gelembung yang ada
sebenarnya tidaklah terlalu membahayakan, namun dapat mengurangi dosis
insulin.
g) Penyuntikan dilakukan pada jaringan bawah kulit (subkutan). Pada
umumnya suntikan dengan sudut 90 derajad. Pada pasien kurus dan anak-
anak, kulit dijepit dan insulin disuntikkan dengan sudut 45 derajat agar tidak
terjadi penyuntikkan otot (intra muskular).
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat
menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di
daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar
glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.

Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut,
lengan atas dan paha. Insulin akan lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan
digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat
mengurangi variasi penyerapan.

Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang


terjadinya perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah
suntikkan sebaiknya berjarak 1 inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.
Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke
daerah yang lain.

H. Penyimpanan Insulin Eksogen


 Bila belum dipakai :

Sebaiknya disimpan 2-8 derajat celcius (jangan sampai beku), di dalam gelap
(seperti di lemari pendingin, namun hindari freezer.

 Bila sedang dipakai :

Suhu ruang 25-30 derajat celcius cukup untuk menyimpan selama beberapa
minggu, tetapi janganlah terkena sinar matahari. Sinar matahari secara
langsung dapat mempengaruhi percepatan kehilangan aktifitas biologik
sampai 100 kai dari biasanya.Suntikkan dalam bentuk pena dan insulin dalam
suntikkan tidak perlu disimpan di lemari pendingin diantara 2 waktu
pemberian suntikkan.

 Bila tidak tersedia lemari pendingin, simpanlah insulin eksogen di tempat


yang teduh dan gelap.
I. Cara Mencampur Insulin
Pemberian insulin campuran antara short-intermediet acting atau long
acting insulin mengakibatkan kadar gula darah klien lebih bagus daripada single
type insulin. Pada pemberian insulin campuran ini harus tepat dan benar agar
insulin yang ada di dalam botol tidak bercampur dengan insulin yang ada di spuit
yang dapat mengakibatkan lisis. Adapun langkah-langkah pencampurannya adalah
sebagai berikut:

1) Cuci tangan
2) Baca etiket botol insulin, tipe dan tanggal kadaluarsanya.
3) Putar setiap botol insulin secara gantle diiatas telapak tangan agar isi insulin
merata.
4) Usap tutup botol dengan alkohol.
5) Injeksi 20 unit udara ke dalam NPH insulin. {jumlah udara yang dimasukkan
ke dalam botol sesuai dengan dosis unit yang diperlukan}. Selalu
mendahulukan menginjeksi udara ke dalam insulin yang berdurasi kerja lebih
lama.
6) Injeksikan udara 10 unit ke dalam botol insulin reguler. Jumlah udara yang
diinjeksikan harus sama degan dosis insulin yang diberikan.
7) Hisap 10 unit insulin reguler Pastikan bahwa tidak ada udara dalam spuit,
selalu hisap dahulu insulin yang mempunyai masa kerja pendek.
8) Hisap 2 unit insulin NPH dengan spuit yang telah berisi insulin reguler 10
uniit. Hati-hati jangan sampai insulin reguler terinjeksi ke botol insulin NPH.
9) Jumlah insulin dalam satu spuit dharus menjadi 30 unit
J. Efek Samping Insulin

Jika insulin diberikan lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk


metabolisme glukosa timbul reaksi hipoglikemia atau syok insulin dapat diatasi
dengan memberikan gula peroral atau intravena meningkatkan pemakaian insulin.

Pada keadaan dimana jumlah insulin tidak cukup, gula tidak dapat
dimetabolismesasikan sehinggga terjadi metabolisme lemak, pemakaian asam
lemak [keton] untuk energi menimbulkan ketoasidosis.

Reaksi Hipoglikemia Dan Ketoasidosis Diabetikum


Reaksi Tanda dan Gejala
Reaksi Hipoglikemik syok Gelisah terasa takut, tremor, keringat
insulin ketoasidosis diabetic berlebihan dingin, kulit lembab, takikardi,
reaksi hiperglikemik bicara tersendat-sendat, lupa, kakacauan
mental, kejang, kadar gula darah < 60 mg/dl.
Sangat haus, polyuria, bau nafas seperti buah,
pernafasan kusmaul (dalam, cepat, melelahkan,
terasa menekan, sesak) denyut nadi cepat dan
lemah, selaput lender kering dan turgor kulit
buruk, kadar gula darah >250 mg/dl.
K. Membuat Insulin Manusia dengan Teknik DNA Rekombinan

Bakteri Gram negatif, Escherrichia coli, penghuni alami saluran


pencernaan manusia. Sejak Banting dan Best menemukan hormon insulin pada
tahun 1921, pasien diabetes mellitus yang mengalami peningkatan kadar gula
darah disebabkan gangguan produksi insulin, telah diterapi dengan menggunakan
insulin yang berasal dari kelenjar pankreas hewan.

Meskipun insulin sapi dan babi mirip dengan insulin manusia, namun
komposisinya sedikit berbeda. Akibatnya, sejumlah sistem kekebalan tubuh pasien
menghasilkan antibodi terhadap insulin babi dan sapi yang berusaha menetralkan
dan mengakibatkan respon inflamasi pada tempat injeksi. Selain itu efek samping
dari insulin sapi dan babi ini adalah kekhawatiran adanya komplikasi jangka
panjang dari injeksi zat asing yang rutin.

Faktor-faktor ini menyebabkan peneliti mempertimbangkan untuk


membuat Humulin dengan memasukkan gen insulin ke dalam vektor yang cocok,
yaitu sel bakteri E. coli, untuk memproduksi insulin yang secara kimia identik dan
dapat secara alami diproduksi. Hal ini telah dicapai dengan menggunakan
teknologi DNA rekombinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β
kelenjar Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula
darah (kadar gula darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter).Insulin merupakan hasil
recombinasi DNA yang digunakan secara genetis dengan memodifikasi
Escchereia Coli. Organisme ini mensintese setiap rantai insulin menjadi seperti
asam amino yang sama seperti insulin manusia. Ikatan-ikatan kimia ini yang
akhirnya menghasilkan human insulin.
Rekombinasi DNA (rDNA) adalah bentuk buatan DNA yang dibuat dengan
menggabungkan dua atau lebih sekuens yang biasanya tidak akan terjadi bersama-
sama melalui penyambungan gen. Dalam hal modifikasi genetik, itu diciptakan
melalui pengenalan yang relevan DNA ke dalam DNA organisme yang ada seperti
plasmid dan bakteri, untuk kode atau mengubah ciri yang berbeda dengan tujuan
tertentu seperti resistensi antibiotic.
B. Saran
Bahwa insulin rekombinan itu sangat penting untuk di ketahui dan berguna
untuk kehidupan karna insulin dapat mengontrol jalur metabolisme meLalui:
1. Menginduksi deposporilasi beberapa enzim regulator yang berperan dalam
jalur anabolisme maupun katablisme .
2. Menginduksi regulasi level transkripsi dari beberapa gen yang mengkode
enzim metabolic.
DAFTAR PUSTAKA

Kaneko H., Y. Nakanishi, K. Taya, H. Kishi, G. Watanabe, S. Sasamoto, and Y.


Hasegawa. 1993.Evidence that inhibin is an important factor in regulation of FSH
secretion during the mid-luteal phase in cows. J. Endocrinol. 136:35-41.
O'Shea T., M.A. Hillard, S.T. Anderson, B.M. Bindon, J.K. Findlay, C.G. Tsonis, and
J.F.Wilkins. 1994. Inhibin immunization for increasing ovulation rate and
superovulation.Theriogenology. 41:3-17.
Towbin H, Staehelin T, Gordon J. 1979. "Electrophoretic transfer of proteins from
polyacrylamide gels to nitrocellulose sheets: procedure and some
applications".Proceedings of the National Academy of Sciences USA 76 (9):
4350-54.
Walker J.M. 2002. The Protein Protocols Handbook. Humana Press. Totowa, New
Jersey.

Anda mungkin juga menyukai