Anda di halaman 1dari 4

Melaksanakan Pengurusan Jenazah

Kelompok 3
-Azka Nirma Hidayah
-Nuriah
-Elintia
-Siti Alia
-Natalia
-Ratu Makhdah
-Keni Ayulia
Dalam islam telah diajarkan bahwa kita sebagai umatnya pasti akan
mengalami kematian. Jika ada salah satu kerabat kita yang meninggal maka
keluarga yang ditinggalkannya hendaknya menerima atau ikhlas dan rela
melepas kepergian orang yang terkasih.

Semua di dunia ini adalah milik Allah SWT dan akan kembali kepadaNya. Hal
ini tertuang sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:

Artinya : “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali”


(Q.S. Al-Baqarah/2: 156).

1. Kewajiban Mengurus Jenazah

Pada dasarnya setiap muslim memiliki kewajiban terhadap saudara sesame


muslim yang meninggal dunia.

Kewajiban yang harus segera dilaksanakan adalah mengurus jenazahnya dan


juga mengurus harta peninggalan orang tersebut.

Kewajiban ini bersifat kolektif karena itu dimasukkan sebagai suatu jenis ibadah
yang dimana Hukum Mengurus Jenazah Dalam Islam hukumnya fardu kifayah,
artinya kewajiban bagi seluruh umat muslim. Kewajiban-kewajiban terhadap
orang yang meninggal adalah diantaranya memandikan, mengkafani,
menyalatkan, dan menguburkan jenazah.

2. Memandikan mayit

Memandikan mayit juga hukumnya fardhu kifayah. Berdasarkan hadits


dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata sebagai
berikut:

‫للا صلَّى النبيٌ مع واقفٌ رجلٌ بي َنا‬ ٌ‫ه‬ ٌ‫م عليه‬ٌَ َّ‫ة وسل‬ َ ‫ع َر‬
ٌَ ‫ف‬ َ ‫ ب‬، ٌ‫ع إذ‬ َ ‫و‬
ٌَ ‫ق‬ َ ‫عن‬
ٌ‫ه راحلته‬ ‫ه‬
ٌ ‫صت‬ َ ‫وق‬ َ َ
َ ‫ ف‬، ‫ه قال أو‬ ‫ه‬
ٌ ‫صت‬َ ‫ع‬ َ
َ ‫ فأق‬، ‫ل‬
ٌَ ‫للا صلى النبيٌ فقا‬ َّ ٌ‫ه‬ ٌ‫م عليه‬ ٌَ َّ‫وسل‬
ٌ
ٌ‫ وسدرٌ بماءٌ اغس ه‬، ‫وه‬
: ‫لوه‬ ٌ‫كف هن ه‬َ ‫ ثَوبَينٌ في و‬، ‫ل أو‬ ٌَ ‫ قا‬: ٌ‫ ثَوبَيه‬، ‫وه وال‬ ‫ه‬
ٌ‫حنط ه‬ َ ‫ ته‬،
‫خمروا وال‬ َ ‫ه ته‬ ٌ‫رأس ه‬
َ ،
َّ‫فإن‬
ٌ ٌَ
‫للا‬ ‫ه‬ ‫ه‬ َ
ٌ ‫م يبعث‬
‫ه‬ ٌَ ‫هيلَبي القيامةٌ يو‬

“Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama Nabi


Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba ia terjatuh dari hewan
tunggangannya lalu meninggal. Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda: mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia
dengan dua lapis kain, jangan beri minyak wangi dan jangan tutup
kepalanya. Karena Allah akan membangkitkannya di hari Kiamat dalam
keadaan bertalbiyah” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).
3. Shalat Jenazah

Melaksanakan shalat jenazah ialah shalat yang dikerjakan sebanyak empat kali
takbir dalam rangka mendoakan orang sesame muslim yang sudah meninggal.

Apabila jenazah sudah selesai dimandikan dan dikafani. Hendaknya segera


dishalati sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

Artinya :

“Rasulullah SAW, bersabda : shalatkanlah orang orang yang telah meninggal


dunia diantara kalian semua.” (H.R. Ibnu Majjah: 1511)

Semua di dunia ini adalah milik Allah SWT dan akan kembali kepadaNya. Hal
ini tertuang sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:

Artinya : “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali”


(Q.S. Al-Baqarah/2: 156)

Hal tersebut juga tertuang pada sabd oleh Nabi Muhammad saw, dalam hadits
berikut ini yaitu:

Artinya : Dari Abu Hurairah, Nabi SAW. bersabda,

“Banyak-banyaklah kamu mengingat hal yang memutuskan kesenangan, yaitu


kematian.” (H.R. at-Tirmizi: 2229)

4.Memandikan mayit

Memandikan mayit juga hukumnya fardhu kifayah. Berdasarkan hadits dari


Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata sebagai berikut:

‫م عليهٌ للاهٌ صلَّى النبيٌ مع واقفٌ رجلٌ بينَا‬ ٌَ َّ‫ة وسل‬ ٌَ ‫ ب َع َر َف‬، ٌ‫ع إذ‬ٌَ ‫ه راحلتهٌ عن َو َق‬
ٌ‫ َف َو َقصَت ه‬،
‫ه قال أو‬ َ
ٌ‫ فأق َعصَت ه‬، ‫ل‬ َّ
ٌَ ‫م عليهٌ للاهٌ صلى النبيٌ فقا‬ َّ
ٌَ ‫ وسل‬: ‫ وسدرٌ بماءٌ اغسلو هٌه‬،
‫ ثَوبَينٌ في و َكف هنو هٌه‬، ‫ل أو‬ ٌَ ‫ قا‬: ٌ‫ ثَوبَيه‬، ‫ تهحَنطهو هٌه وال‬، ‫خمروا وال‬ َ ‫ه ته‬ٌ‫رأس ه‬
َ ،
َّ‫فإن‬
ٌ ‫للا‬ ٌَ ‫ه‬ ٌ‫م يب َع هث ه‬ٌَ ‫هيلَبي القيامةٌ يو‬

“Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama Nabi


Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba ia terjatuh dari hewan tunggangannya
lalu meninggal.

Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan dua
lapis kain, jangan beri minyak wangi dan jangan tutup kepalanya. Karena
Allah akan membangkitkannya di hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah”
(HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).

Anda mungkin juga menyukai