Di sekitar daerah Ngandong dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur)
ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang
tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada
sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi
dari dalam tanah, serta menangkap ikan.
Sumbergambar:
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjSltP
w_e7kAhUKU30KHTO5CcoQjRx6BAgBEAQ&url=http%3A%2F%2Fsejarahbuday
anusantara.weebly.com%2Falat-zaman-paleolitikum.html&psig=AOvVaw08n9v6em
4Sq_cfKfiRaPeG&ust=1569604296833635
Alat tulang berikut adalah penemuan berupa tulang-tulang dari situs ngandong.
Nomor 4 adalah sebuah mata tombak yang terbuat dari duri ikan pari. Mata tombak
ini bergerigi pada kedua sisinya, berukuran panjang 9,5 cm (Soejono dalam
Notosusanto, 2010:132).sebuah tanduk rusa bercabang yang memiliki lancipan pada
salah satu ujungnya. Mata tombak ini biasa di gunakan untuk memotong-motong,
menguliti kulit hewan atau bisa juga untuk berburu.
Tiga buah spesimen alat tulang telah ditemukan oleh Balai Pelestarian Situs
Manusia Purba Sangiran di kotak ekskavasi pada tahun 2010 (Widianto, 2010:26-28).
alat tulang yang terbuat dari tulang telapak kaki sebelah kiri. Artefak ini merupakan
jenis alat yang terbuat dari tulang inti, tulang utuh dipecah menjadi dua bagian.
Kemudian tulang bagian patahan di pertajam dengan batu secara miring agar
terbentuk runcingan di alat tersebut.
Kemudian Spatula dari tulang hasta, alat ini di buat dengan tulang hasta, tulang
hasta di pecah menjadi dua kemudian di pangkas di bagian ujungnya ke arah ujung
satunya agar mendapatkan sisi yang rata sehingga dapat menjadi peganggan,
kemudian bagian samping sampai ke tengah akan menjadi bagian pemukul. Alat ini
digunakan untuk menmbuk dan menghancurkan biji-bijian, menghacurkan tulang, alat
pemukul dan bisa juga untuk memburu hewan dengan memukulkannya ke titik vital
buruan.
Lalu lancipan dari tulang hasta alat tulang ini terbuat dari sebuah tulang segar
yang dipecah jadi dua bagian. Kemudian dilakukan pemangkasan di bagian patahan
menuju ke bagian tengah tulang sehingga pecahan tulang hasta tersebut bisa
berbentuk spiral. Benda ini digunakan untuk memotong, menumbuk atau bisa untuk
membunuh hewan buruan yang tidak terlalu besar.