Anda di halaman 1dari 127

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2018

Gambaran Epidemiologi Hipertensi di


Kelurahan Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2017

Pratiwi, Tiara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3596
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI DI
KELURAHAN TERJUN KECAMATAN
MEDAN MARELAN TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH
TIARA PRATIWI
NIM: 131000265

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


GAMBARAN EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI DI KELURAHAN TERJUN
KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH
TIARA PRATIWI
NIM: 131000265

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERSETUJUAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul


“GAMBARAN EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI Di KELURAHAN
TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2017” ini beserta
seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemungkinan ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, April 2018


Penulis

Tiara Pratiwi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu


masalah kesehatan penting di Indonesia dengan prevalensi yang cukup tinggiyaitu
25,8% pada tahun 2013.Prevalensi hipertensi di Sumatera Utara yaitu 24,7% dan
prevalensi hipertensi di Kota Medan yaitu mencapai 28,1% berdasarkan data
Riskesdas tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
epidemiologi hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun
2017.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Populasi
adalah seluruh masyarakat Kelurahan Terjun dengan besar sampel yaitu 96
orang.Cara pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive sampling. Data
yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan
dengan univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.
Hasil penelitian didapatkan proporsi hipertensi yaitu 50%, proporsi
responden tertinggi pada kelompok umur 46-52 tahun (20,8%), jenis kelamin
perempuan (67,7%), pendidikan SD (33,3%), pekerjaan sebagai Ibu Rumah
Tangga (45,8%), tidak ada riwayat hipertensi (52,1%), sering konsumsi makanan
asin (68,8%), sering konsumsi makanan berlemak (63,5%), bukan perokok
(76,0%), dan aktivitas fisik sedang (44,8%).Hasil analisis bivariat terdapat 4
variabel yang mempunyai hubungan signifikan dengan hipertensi yaitu umur
(p=0,025; RP=1,599), riwayat hipertensi (p=0,001; RP=1,982), konsumsi
makanan asin (p=0,008; RP=1,970), dan konsumsi makanan berlemak (p=0,006;
RP=1,930). Hasil analisis multivariatmenunjukkanbahwavariabel yang paling
dominanberhubungandenganhipertensiyaitukonsumsi makanan berlemak
(Exp{B}=21,227).
Kepada pihak Puskesmas dan Kelurahan Terjun diharapkan dapat
memberikan dan meningkatkan penyuluhan tentang hipertensi kepada masyarakat .
Kapada masyarakat sebaiknya dapat meningkatkan pola hidup sehat seperti
mengatur pola makan, menghindari kebiasaan merokok dan meningkatkan
aktivitas fisik serta memulai untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur dan
sedini mungkin.

Kata kunci : Gambaran Epidemiologi, Hipertensi, Kelurahan Terjun

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Hypertension is a non-communicable disease that became one of the


important health problems in Indonesia with a high prevalence of 25.8% in 2013.
Prevalence of hypertension in Sumatera Utara is 24.7% and prevalence of
hypertension in Medan reaches 28.1% based on Riskesdas data in 2013. This
study aims to determine the epidemiological picture of hypertension in Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan in 2017.
The type of this research is analytic with cross sectional design. The
population is the whole community of Kelurahan Terjun with a large sample of 96
people. Sampling method used is Purposive sampling. The data collected are
primary and secondary data. Data analysis was done by univariate, bivariate
analysis and multivariate analysis.
The result showed that the proportion of hypertension was 50%, the
highest proportion of respondents in the age group 46-52 years (20.8%), female
sex (67.7%), elementary education (33.3%), (45.8%), no history of hypertension
(52.1%), frequent consumption of salty foods (68.8%), frequent consumption of
fatty foods (63.5%), non-smokers (76.0%), and moderate physical activity
(44.8%). The result of bivariate analysis showed that 4 variables had significant
relationship with hypertension : age (p = 0,025, RP = 1,599),history of hypertension
(p=0,001; RP=1,982), consumption of salty foods(p=0,008; RP=1,970), consumption
of fatty foods (p = 0.006; RP = 1.930). Multivariate analysis showed that the most
dominant variable was hypertension, consumption of fatty foods (Exp {B} = 21,227).
To the Puskesmas and Kelurahan Terjun is expected to provide and
increase counseling about hypertension to the community. To the community
should be able to improve healthy lifestyles such as eating patterns, avoid
smoking and increase physical activity and start to check blood pressure
regularly and as early as possible.

Keywords: Epidemiology, Hypertension, Kelurahan Terjun

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulisan skripsi dengan judul “Gambaran Epidemiologi Hipertensi di

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017”telah dapat penulis

selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

baik dari segi bahasa, penulisan maupun pembahasan. Oleh sebab itu, penulis

senantiasa mengharapkan kritikan, saran dan pandangan yang bersifat

membangun dari semua pihak yang dapat membantu dalam penulisan selanjutnya.

Dengan terwujudnya penulisan skripsi ini maka dengan penuh keikhlasan, penulis

sampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Dra.Ida Yustina,M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu drh.Rasmaliah,M.Kes selaku dosen pembimbing I atas bimbingan dalam

mengerjakan skripsi ini.

4. Ibu Sri Novita Lubis S.K.M, M.Kes selaku dosen pembimbing II atas

bimbingan dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Ibu dr.Rahayu Lubis, M.Kes,Ph.D selaku Ketua Departemen

EpidemiologiFKM USU dandosen penguji I atas bimbingan dalam

mengerjakan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku dosen penguji II atas bimbingan dalam

mengerjakan skripsi ini.

7. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembimbing

akademik atas bimbingan dan arahan selama masa perkuliahan.

8. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

9. Pihak Dinas Kesehatan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

10. Pihak Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)Kota Medan Provinsi

Sumatera Utara.

11. Pihak Kecamatan Medan Marelan Kota Medan.

12. Pihak Puskesmas Kecamatan Medan Marelan.

13. Pihak Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.

14. Para kepala lingkungan IV dan VII beserta para masyarakat yang bersedia

menjadi responden

15. Ibu Dewi Syafitri atas bantuannya dalam mengumpulkan data penelitian.

16. Orang tua tercinta, ayahanda Sufriono, ibunda Suryawati, kedua adinda Aprilia

Putri dan Imam serta seluruh keluarga atas doa, semangat dan bantuan yang

diberikan kepada penulis.

17. Teman-teman tersayang yaitu Unni Irma, Weni, Fitri, Berli, Risa, Leli, Serlin,

Itin dan teman–teman mahasiwa/i peminatan Epidemiologi FKM USU serta

rekan–rekan stambuk 2013 atas atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan

kepada penulis.

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna

maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, April 2018


Penulis

Tiara Pratiwi

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... xv

Bab I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Khusus ..................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Umum ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

Bab II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8


2.1 Definisi .......................................................................................... 8
2.1.1Tekanan Darah ...................................................................... 8
2.1.2 Hipertensi............................................................................. 9
2.2 Klasifikasi Hipertensi ..................................................................... 10
2.2.1Berdasarkan Etiologi ............................................................. 10
2.2.2Berdasarkan Gangguan Tekanan Darah ................................. 11
2.3 Gejala Klinis .................................................................................. 12
2.4 Komplikasi Hipertensi ................................................................... 13
2.5 Epidemiologi Hipertensi ................................................................ 16
2.5.1 Distribusi dan Frekuensi Hipertensi ...................................... 16
2.5.2 Determinan (Faktor Risiko) Hipertensi ................................. 17
2.6 Pencegahan Hipertensi ................................................................... 25
2.6.1 Pencegahan Primordial ......................................................... 25
2.6.2 Pencegahan Primer ............................................................... 26
2.6.3 Pencegahan Sekunder ........................................................... 27
2.6.4 Pencegahan Tersier .............................................................. 28
2.7 Kerangka Konsep ........................................................................... 29

Bab III METODE PENELITIAN .............................................................. 30


3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 30
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 30
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................. 30
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................. 30

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 30
3.3.1 Populasi ............................................................................... 30
3.3.2 Sampel......................................................................................30
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 32
3.4.1 Data Primer .......................................................................... 32
3.4.2 Data Sekunder ...................................................................... 32
3.5 Variabel dan Definisi Operasional .................................................. 33
3.6 Metode Pengukuran Variabel ......................................................... 36
3.7 Analisa Data .................................................................................. 37
3.7.1 Analisis Univariat ................................................................ 37
3.7.2 Analisis Bivariat ................................................................... 38
3.7.3 Analisis Multivariat .............................................................. 39

Bab IV HASIL ............................................................................................ 40


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 40
4.1.1 Geografis ............................................................................. 40
4.1.2 Demografi ............................................................................ 40
4.2 Analisis Univariat .......................................................................... 41
4.2.1 Deskripsi Responden ........................................................... 41
4.2.1.1Karakteristik Responden .............................................. 41
4.2.1.2 Riwayat Hipertensi dalam Keluarga ........................... 43
4.2.1.3 Konsumsi Makanan Asin ............................................ 43
4.2.1.4 Konsumsi Makanan Berlemak .................................... 44
4.2.1.5 Kebiasaan Merokok .................................................... 44
4.2.1.6 Aktivitas Fisik ............................................................ 45
4.2.1.7 Kejadian Hipertensi .................................................... 46
4.3 Analisis Bivariat ............................................................................ 46
4.3.1 Hubungan Umur dengan Kejadian Hipertensi ....................... 47
4.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi .......... 47
4.3.3 Hubungan Riwayat Hipertensi Dalam Keluarga dengan
Kejadian Hipertensi ............................................................. 48
4.3.4 Hubungan Konsumsi Makanan Asin dengan Kejadian
Hipertensi ............................................................................ 49
4.3.5 Hubungan Konsumsi Makanan Berlemak dengan Kejadian
Hipertensi ............................................................................ 50
4.3.6 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi .
............................................................................................ 51
4.3.7 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi ......... 52
4.4 Analisis Multivariat ....................................................................... 53

Bab V PEMBAHASAN .............................................................................. 55


5.1 Analisis Univariat .......................................................................... 55
5.1.1 Prevalence Rate Hipertensi .................................................. 55
5.2 Analisis Bivariat ............................................................................ 56
5.2.1 Hubungan Umur dengan Kejadian Hipertensi ....................... 56
5.2.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi .......... 58

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2.3 Hubungan Riwayat Hipertensi Dalam Keluarga dengan
Kejadian Hipertensi ............................................................. 60
5.2.4 Hubungan Konsumsi Makanan Asin dengan Kejadian
Hipertensi ............................................................................ 62
5.2.5 Hubungan Konsumsi Makanan Berlemak dengan Kejadian
Hipertensi ............................................................................ 64
5.2.6 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi.
............................................................................................ 66
5.2.7 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi
............................................................................................ 68
5.3 Analisis Multivariat ......................................................................... 70

Bab VI Kesimpulan dan Saran................................................................... 72


6.1 Kesimpulan .................................................................................... 72
6.2 Saran.............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 74


LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 JenisAktivitasFisikDalam METs ............................................................ 24

Tabel 3.1 Metode Pengukuran Variabel penelitian ................................................. 36

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di Kelurahan


Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun
2017....................................................................................................... 41

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi di Kelurahan


Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun
2017....................................................................................................... 43

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Makanan Asin


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun
2017....................................................................................................... 43

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Makanan Berlemak


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun
2017....................................................................................................... 44

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun
2017....................................................................................................... 45

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2017 ........................................................................................... 46

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Hipertensi


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2017 ........................................................................................... 46

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Umur dengan Kejadian Hipertensi


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2017 ............................................................................................ 47

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2017 ............................................................................................ 48

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Riwayat Hipertensi dalam Keluarga dengan


Kejadian Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2017 ............................................................... 48

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.11 Tabulasi Silang Konsumsi Makanan Asin dengan Kejadian
Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2017 ............................................................... 49

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Konsumsi Makanan Berlemak dengan


Kejadian Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2017 ............................................................... 50

Tabel 4.13 Tabulasi Silang Koebiasaan Merokok dengan


Kejadian Hipertensi di Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017 ............................................ 51

Tabel 4.14 Tabulasi Silang Aktivitas Fisik dengan Kejadian


Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2017 .............................................................. 52

Tabel 4.15 Variabel Independen yang Masuk Dalam


Analisis Multivariat ............................................................................. 53

Tabel 4.16 Analisis Multivariat ............................................................................. .. 53

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Prevalence rate Hipertensi di Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017 ................................ 55

Gambar 5.2 Diagram Bar Hubungan Hipertensi dengan Umur di


Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2017 ...........................................................................................56

Gambar 5.3 Diagram Bar Hubungan Hipertensi dengan Konsumsi


Makanan Asin di Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2017 ................................................................58

Gambar 5.4 Diagram Bar Hubungan Hipertensi dengan Konsumsi


Makanan Berlemak di Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2017 .............................................................. 60

Gambar 5.5 Diagram Bar Hubungan Hipertensi dengan Kebiasaan


Merokok di Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2017 .............................................................. 62

Gambar 5.6 Diagram Bar Hubungan Hipertensi dengan Aktivitas


Fisikdi Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan Tahun 2017 .............................................................. 64

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.KuesionerPenelitian
Lampiran 2.Master Data
Lampiran 3.Output Data
Lampiran 4. Surat Izin Survei Pendahuluan
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
Lampiran 6. Surat Tanda Selesai Penelitian

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Tiara Pratiwi dilahirkan pada tanggal 10 Juni 1995 di

Medan Marelan Sumatera Utara. Beragama Islam, suku Jawa, dan anak pertama

dari tiga bersaudara dengan kedua orangtua yaitu Sufriono dan Suryawati.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis, dimulai dari pendidikan SD

Negeri 104317 Bandar Khalifah Serdang Bedagai (2001-2007), SMP Negeri 2

Bandar Khalifah Serdang Bedagai (2007-2010), SMA Swasta Inti Nusantara

Tebing Tinggi (2010-2013), dan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara (2013-2018).

xv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya pembangunan di bidang

kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif (Kemenkes RI, 2016). Derajat kesehatan masyarakat

dapat dilihat dari berbagai indikator, yaitu meliputi angka harapan hidup, angka

kematian, angka kesakitan dan status gizi (Depkes RI, 2009).

Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan

industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup serta

situasi lingkungan masyarakat, seperti perubahan pola konsumsi makanan dan

berkurangnya aktivitas fisik. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi

kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi. Transisi epidemiologi

bermula dari perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit

utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan penyakit infeksi (menular)

sedangkan penyakit non-infeksi (tidak menular) semakin meningkat (Dinkes

Sumatera Utara, 2009).

Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak memiliki rantai

penularan tertentu dengan masa inkubasi yang panjang dan laten. Penyakit tidak

menular merupakan penyakit yang sulit didiagnosis serta memerlukan biaya yang

tinggi dalam upaya penanggulangannya (Bustan, 2007). Salah satu penyakit tidak

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2

menular yang menjadi masalah kesehatan adalah hipertensi (Dinkes Sumatera

Utara, 2009).

Berdasarkan laporan WHO tahun 2008, sekitar 45% kematian akibat

jantung iskemik dan 51% kematian akibat stroke disebabkan oleh hipertensi

(WHO, 2013). Pada tahun 2014, prevalensi hipertensi di dunia sekitar 22% pada

orang dewasa berumur ≥18 tahun (WHO, 2015). Berdasarkan hasil laporan WHO,

hipertensi merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia selama tahun

2015 (WHO, 2017). Data WHO menunjukan, pada tahun 2025 prevalensi

hipertensi akan terus meningkat menjadi 29 % atau sekitar 1,15 milyar penduduk

dunia (Triyanto,2014).

Menurut U.S Department of Health and Human Services (2016),

prevalensi hipertensi pada penduduk Amerika berumur diatas 20 tahun yaitu

sekitar 30,8% sepanjang tahun 2013-2014 yang terus meningkat dari tahun

sebelumnya 2011-2012 yaitu sekitar 30,0 %.

Prevalensi hipertensi di Asia Tenggara pada orang dewasa ≥ 18 tahun yaitu

24,5 % dengan prevalensi pada pria (25%) dan wanita sekitar (24%). Asia

Tenggara merupakan wilayah dengan prevalensi hipertensi pada orang dewasa

tertinggi setelah Afrika (29%) dan Mediteranian Timur ( 26,5%) (WHO, 2015).

Hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hasil

Riskesdas tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi hipertensi diantara

penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit diabetes militus, kanker, asma dan

lainnya dengan prevalensi hipertensi yaitu 31,7% (Riskesdas, 2007). Hipertensi

merupakan penyakit kedua tertinggi yang menyebabkan kematian pada semua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

umur setelah stroke yaitu sekitar 6,8 %. Hipertensi merupakan faktor risiko dari

penyakit stroke yang menjadi penyebab utama kematian pada kelompok usia 45-

54 tahun di perkotaan. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat

dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini

(Kemenkes RI, 2012).

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia

yang didapat melalui hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%.

Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil wawancara (apakah

pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,1 % pada tahun 2007

menjadi 9,5%. Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Bangka

Belitung (30,9%) dan diikuti oleh provinsi Kalimantan Selatan (30,8 %). Menurut

usia prevalensi hipertensi di Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7

%, pada kelompok usia 25- 34 tahun adalah 14,7 %, 35-44 tahun 24,8 %, 45-54

tahun 35,6 %, 55-64 tahun 45,9 %, 65-74 tahun 57,6 %, dan lebih dari 75 tahun

adalah 63,8 % (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data sistem informasi rumah sakit

tahun 2010-2011, jumlah kematian akibat hipertensi pada pasien rawat inap

memiliki CFR sebesar 3% pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 3,5% pada

tahun 2010 (Kemenkes RI, 2012).

Berdasarkan hasil Riskesdas Provinsi Sumatera Utara (2013) prevalensi

hipertensi pada orang dewasa usia ≥18 tahun di Sumatera Utara yang didapat dari

hasil pengukuran adalah 24,7% dan cenderung lebih tinggi di perkotaan yaitu

sekitar 26,2%. Prevalensi berdasarkan hasil wawancara pernah didiagnosa oleh

tenaga kesehatan yaitu 6,6% lebih tinggi dari tahun 2007 yaitu 5,8%. Prevalensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

berdasarkan hasil wawancara pernah didiagnosa oleh tenaga kesehatan serta

minum obat yaitu 6,7% lebih tinggi dari tahun 2007 yaitu sekitar 5,9%. Prevalensi

hipertensi di Kota Medan berdasarkan hasil pengukuran yaitu 28,1% lebih tinggi

dari prevalensi hipertensi di provinsi (24,7%). Sedangkan prevalensi hipertensi

yang didiagnosa oleh tenaga kesehatan 8,3 % dan prevalensi berdasarkan hasil

wawancara pernah didiagnosa oleh tenaga kesehatan atau meminum obat yaitu

sekitar 8,2 % lebih tinggi dari tahun 2007. Prevalensi tertinggi terletak di

Kabupaten Karo yaitu 37,5% (Riskedas Prov Sumut, 2013).

Berdasarkan penelitian Iskandar (2014) di Puskesmas Titi Papan

Kecamatan Medan Deli, diperoleh data penderita hipertensi pada tahun 2011,

distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan umur tertinggi yaitu umur

≥ 59 tahun yaitu sekitar 48,8% (126 orang) dan yang terendah yaitu pada umur

21-25 tahun dengan proporsi 0,4 % (1 orang). Berdasarkan jenis kelamin proporsi

hipertensi lebih tinggi pada wanita yaitu sekitar 62,0 % (160 orang) dibandingkan

dengan laki-laki yaitu sekitar 28,0 % (98 orang). Berdasarkan suku maka yang

tertinggi adalah Suku Batak sebanyak 176 orang (68,2%), beragama Islam

sebanyak 217 orang (84,1%), tidak sekolah sebanyak 100 orang (38,8%), dan

pekerjaan IRT sebanyak 158 orang (61,2%) (Iskandar, 2014).

Berdasarkan penelitian Simamora (2012) di wilayah kerja Puskesmas

Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan, dari seluruh penderita hipertensi yang

diteliti yaitu 131 responden terdapat 50,3% (66 responden) dengan tingkat

aktifitas fisik tidak cukup, proporsi penderita hipertensi berdasarkan kebiasaan

merokok yaitu sebesar 64,1% (84 responden) memiliki kebiasaan merokok dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

proporsi penderita hipertensi berdasarkan pola makan yaitu 78,6% (103

responden) memiliki pola makan yang tidak baik (Simamora, 2012).

Berdasarkan catatan SP2TP Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan

tahun 2016, penyakit hipertensi berada diurutan ke empat dari sepuluh penyakit

terbesar dengan jumlah 1.318 kunjungan selama tahun 2016. Jumlah kunjungan

ke Puskesmas dari semua penyakit adalah 13.895 kunjungan, dengan demikian

proporsi kunjungan penyakit hipertensi sebesar 9,48 % (Puskesmas Terjun, 2016).

Di Posyandu Lansia Puskesmas Terjun selama tahun 2016, dari 131 lansia

yang terdaftar terdapat 57 orang (43,5 %) menderita hipertensi dari dua Posyandu

Lansia yaitu 26 orang (45,6%) penderita berasal dari Posyandu lansia Terjun dan

31 orang (54,3%) penderita berasal dari Posyandu Lansia Paya Pasir. Di Posyandu

Lansia Kelurahan Paya Pasir terdapat 31 orang (36,9%) penderita hipertensi dari

84 lansia yang terdaftar. Sedangkan di Posyandu Lansia Terjun terdapat 26 orang

(55,3 %) menderita hipertensi dari 47 lansia yang terdaftar. Kelurahan Terjun

merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kecamatan

Medan Marelan dan berada di ibu kota kecamatan. Di Kelurahan Terjun,

sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian mengenai hipertensi di Kelurahan

Terjun .

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian

tentang gambaran epidemiologi hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan

Marelan Tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahui gambaran

epidemiologi hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun

2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran epidemiologi hipertensi di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalence rate hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan

Medan Marelan Tahun 2017.

2. Mengetahui hubungan umur dengan hipertensi di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017.

3. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan hipertensi di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017.

4. Mengetahui hubungan riwayat hipertensi dalam keluarga dengan

hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017.

5. Mengetahui hubungan konsumsi makanan asin dengan hipertensi di

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017.

6. Mengetahui hubungan konsumsi makanan berlemak dengan hipertensi di

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017.

7. Mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan hipertensi di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

8. Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan hipertensi di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017.

9. Mengetahui faktor risiko yang paling dominan berhubungan dengan

hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan

Kota Medan dalam membuat kebijakan penanggulangan penyakit tidak

menular khususnya untuk hipertensi.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Kelurahan Terjun untuk

meningkatkan pengetahuan mengenai hipertensi.

3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan hipertensi.

4. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai gambaran

epidemiologi hipertensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

2.1.1 Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan darah ketika bersikulasi

di dalam pembuluh darah. Jantung adalah pompa muscular yang menyuplai

tekanan untuk menggerakkan darah. Pembuluh darah memiliki dinding yang

elastis dan memiliki ketahanan yang kuat. Tekanan darah secara alami akan

berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik dan

tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik (TDS) yaitu tekanan di arteri saat

jantung berdenyut atau berkontraksi memompa darah melalui pembuluh darah

untuk dapat beredar ke seluruh tubuh. Tekanan darah diastolik (TDD) yaitu

tekanan di arteri saat jantung berelaksasi di antara dua denyutan (kontraksi).

Tekanan darah pada umumnya berkisar pada rata-rata nilai normal sekitar 120

mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik. Kedua

tekanan tersebut di atas merupakan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas kerja

jantung sebagai pompa dan menyebabkan darah mengalir di dalam sistem arteri

secara terus-menerus tiada henti-hentinya (Palmer dan Bryan, 2007).

Salah satu organ yang dapat mengontrol tekanan darah adalah arteri, arteri

yang terdiri dari pembuluh darah elastis mengalirkan darah keseluruh organ-organ

tubuh. Otot-otot yang terdapat di dalam pembuluh darah dapat memperbesar

untuk meningkatkan suplai darah ke suatu organ, ataupun dapat berkontraksi

(Hayens dkk, 2000).

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9

2.1.2 Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi bila darah memberikan gaya

yang lebih tinggi dibandingkan kondisi normal pada sistem sirkulasi (Palmer dan

Bryan, 2007). Menurut Hayens dkk (2000) hipertensi berarti terjadi peningkatan

secara abnormal dan terus menerus yang disebabkan oleh satu atau beberapa

faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan

darah secara normal. Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga diartikan sebagai

suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis.

Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah

untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Kriteria hipertensi yang

digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003,

yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah

diastolik ≥90 mmHg. Kriteria JNC VII 2003 hanya berlaku untuk umur ≥18 tahun

(Riskesdas, 2013).

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama

(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung

(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi

secara dini dan mendapat pengobatan segera (Kemenkes RI, 2014). Dari

banyaknya penderita hipertensi hanya sedikit yang merupakan hipertensi

terkendali. Hipertensi terkendali adalah mereka yang mengetahui bahwa mereka

menderita hipertensi dan sedang berobat untuk itu (Bustan, 2007).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

2.2 Klasifikasi Hipertensi

2.2.1 Berdasarkan Etiologi

a. Hipertensi primer atau esensial

Hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui,

walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak

(inaktivitas) dan pola makan (Kemmenkes RI, 2014). Hipertensi tipe ini terjadi

pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi sekitar 95 % (Palmer dan Bryan,

2007). Hipertensi ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol. Beberapa

mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah

diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesisnya.

Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya

menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis

hipertensi primer (Depkes RI, 2006).

b. Hipertensi Sekunder atau non Esensial

Hipertensi tipe ini lebih jarang terjadi, hanya terjadi pada sekitar 5% dari

seluruh kasus tekanan darah tinggi. Hipertensi sekunder merupakan hipertensi

yang diketahui penyebabnya. Hipertensi tipe ini disebabkan oleh adanya kondisi

medis tertentu seperti penyakit ginjal dan reaksi terhadap obat-obatan tertentu

misalnya pil KB (Palmer dan Bryan, 2007). Pada sekitar 5-10% penderita

hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal dan sekitar 1-2% penderita

hipertensi penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu

(misalnya pil KB) (Kemenkes RI, 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2.2.2 Berdasarkan Gangguan Tekanan Darah (TDS dan TDD )

Menurut Joint Comitte on Detection and Treatment of High Pressure 7

(JNC 7) tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah

penderita sebagaimana terlihat dibawah ini :

a. Normal apabila tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah

diastolik < 80 mmHg.

b. Prehipertensi apabila tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau tekanan

darah diastolik 80-89 mmHg

c. Hipertensi derajat 1 apabila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau

tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.

d. Hipertensi derajat 2 apabila tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau tekanan

darah diastolik ≥100 mmHg (U.S Departemen of Health and Human Services,

2003).

Menurut American Society of Hypertension and the International Society

of Hypertension Tahun 2013, adapun pembagian derajat keparahan hipertensi

pada seseorang merupakan salah satu dasar penentuan tatalaksana hipertensi dan

diklasifikasikan seperti di bawah ini :

a. Optimal apabila tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah

diastolic < 80 mmHg

b. Normal apabila tekanan darah sistolik 120-129 mmHg dan/atau tekanan

darah diastolik 80-84 mmHg.

c. Normal tinggi apabila tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan/atau

tekanan darah diastolik 84-89 mmHg

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

d. Hipertensi derajat 1 apabila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg

dan/atau tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.

e. Hipertensi derajat 2 apabila tekanan darah sistolik 160-179 mmHg

dan/atau tekanan darah diastolik 100-109 mmHg.

f. Hipertensi derajat 3 apabila tekanan darah sistolik ≥180 mmHg dan/atau

tekanan darah diastolik ≥110 mmHg

g. Hipertensi sistolik terisolasi apabila tekanan darah sistolik ≥140 mmHg

dan tekanan darah diastolik <90 mmHg (PERKI, 2015).

2.3 Gejala Klinis

Tekanan darah tinggi jarang menimbulkan gejala dan cara untuk

mengetahuinya adalah dengan mengukur tekanan darah. Oleh karena itu, British

Hypertension Society merekomendasikan untuk mengukur tekanan darah

setidaknya sekali dalam lima tahun bahkan lebih sering jika memungkinkan.

Karena jika tekanan darah tidak terkontrol dan menjadi sangat tinggi (keadaan ini

disebut Hipertensi Berat atau Hipertensi Maligna), akan menimbulkan gejala

seperti : pusing, pandangan kabur, sakit kepala, kebingungan, mengantuk, dan

sulit bernafas. Namun kejadian tersebut sangat jarang, hanya terjadi pada 1% dari

populasi orang dengan tekanan darah tinggi. Jika tidak ada satu pun gejala

hipertensi yang dirasakan, tidak berarti tekanan darah tinggi tidak merusak sistem

sirkulasi. Tekanan darah tinggi tetap bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke,

dan komplikasi lainnya. Oleh karena itu, tekanan darah tinggi sering disebut

“silent killer” (Palmer dan Bryan, 2007).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Hipertensi merupakan “silent killer” (pembunuh diam-diam) dimana

gejalanya dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan

gejala penyakit lain (Kemenkes RI, 2014). Pada kebanyakan kasus, hipertensi

terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering

disebut sebagai “silent killer”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi

pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal (Depkes RI, 2006).

Hipertensi berat yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan komplikasi

dengan meningkatkan kerusakan pembuluh darah yang meliputi arteri kecil dan

arteriol serta arteri besar. Semua lesi ini bisa mengakibatkan morbiditas jantung,

ginjal dan pembuluh darah otak serta kematian (Laporan Komisi Pakar WHO,

2001).

2.4 Komplikasi Hipertensi

Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan hanya 4 % yang merupakan

hipertensi terkontrol. Jika tekanan darah seseorang tidak terkontrol maka dapat

menimbulkan komplikasi. Sebesar 50% penderita tidak menyadari diri sebagai

penderita hipertensi (Bustan, 2007). Komplikasi hipertensi dapat menyerang

hampir semua bagian tubuh terutama jantung, pembuluh darah, otak, ginjal dan

mata.

a. Komplikasi pada Jantung

Pada keadaan tekanan darah tinggi, banyak otot jantung yang dipaksa

untuk bekerja lebih keras sehingga jantung akan menjadi besar karena jantung

harus memompa untuk melawan tekanan darah yang tinggi. Meskipun demikian,

jantung tetap mampu bertahan beberapa waktu dalam keadaan tekanan darah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

tinggi, namun selama beberapa tahun kondisinya akan semakin melemah (Hayen

dkk, 2000). Istilah “gagal jantung” sering disalahartikan dengan “serangan

jantung”, namun kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Gagal jantung

adalah istilah untuk suatu keadaan di mana secara progresif jantung tidak dapat

memompa darah keseluruh tubuh secara efisien. Jika fungsinya semakin buruk,

maka akan timbul tekanan darah balik dalam system sirkulasi yang menyebabkan

kebocoran cairan dari kapiler terkecil paru. Hal ini akan menimbulkan sesak napas

dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki. Sedangkan serangan jantung

dalam dunia medis disebut infark miokard karena terjadi saat sebagian dari ‘

miokardium’ atau otot jantung mengalami infark atau mati. Penyebabnya mirip

dengan angina, dan tekanan darah tinggi turut berperan penting. Serangan jantung

biasanya dipicu oleh gumpalan darah yang terbentuk di dalam arteri (Palmer dan

Bryan, 2007).

b. Komplikasi pada Ginjal

Ginjal bertugas menyaring zat sisa dari darah dan menjaga keseimbangan

cairan dan kadar garam dalam tubuh. Gagal ginjal timbul bila kemampuan ginjal

dalam membuang zat sisa dan kelebihan air berkurang. Kondisi ini cenderung

bertambah buruk setiap tahunnya. Penyakit gagal ginjal kronik biasanya berakhir

pada keadaan yang disebut gagal ginjal stadium terminal. Keadaan ini bersifat

fatal kecuali bila penderitanya menjalani dialysis atau transplantasi ginjal. Ginjal

secara instrinsik berperan dalam pengaturan tekanan darah, dan inilah sebabnya

mengapa tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit ginjal atau

sebaliknya (Palmer dan Bryan, 2007).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

c. Komplikasi pada Otak

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke

iskemik dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering (sekitar 80% kasus)

adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri otak

terganggu dengan mekanisme yang mirip dengan gangguan aliran darah di arteri

coroner saat serangan jantung atau angina. Otak menjadi kekurangan oksigen dan

nutrisi (Palmer dan Bryan, 2007).

Stroke hemoragik (sekitar 20% kasus) timbul saat pembuluh darah diotak

atau di dekat otak pecah, penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi yang

persisten. Hal ini menyebabkan darah meresap ke ruang di antara sel-sel otak.

Walaupun stroke hemoragik lebih jarang daripada stroke iskemik namun

komplikasinya dapat menjadi lebih serius. Sekitar 5 menit sekali satu orang akan

terserang stroke. Gejala stroke meliputi : rasa baal (mati rasa), lemah atau paralisis

pada satu sisi tubuh, bicara tidak jelas atau sulit menemukan kata-kata atau sulit

mengerti pembicaraan, hilangnya pandangan atau sebagian lapang pandang secara

tiba-tiba, pusing, kebingungan, tubuh tidak seimbang, atau sakit kepala yang berat

(Palmer dan Bryan, 2007).

d. Komplikasi pada Mata

Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di mata,

sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata yang sensitive

terhadap cahaya). Keadaan ini disebut sebagai penyakit vascular retina. Penyakit

ini dapat menyebabkan kebutaan dan merupakan indicator awal penyakit jantung

(Palmer dan Bryan, 2007).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

2.5 Epidemiologi Hipertensi

2.5.1 Distribusi dan Frekuensi Hipertensi

a. Berdasarkan Orang

Tingkat prevalensi hipertensi sebesar 6-15% pada orang dewasa dan terus

meningkat seiring meningkatnya usia. Berdasarkan kelompok umur, prevalensi

hipertensi di Indonesia pada golongan umur 50 tahun masih 10%, tetapi di atas 60

tahun terus meningkat mencapai 20-30%. Berbagai penelitian melaporkan bahwa

13-28,6% penduduk yang berumur di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi.

Prevalensi hipertensi pada usia 18 - 30 tahun adalah 5%, usia diantara 31-44

tahun 8-10%, usia ≥ 45 tahun sebesar 20% (Nurrahmani dkk, 2015).

Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi pada perempuan sebesar

22,8% dan pada laki-laki 28,8%. Prevalensi hipertensi berdasarkan pendidikan

cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan tidak sekolah yaitu 42% dan

cenderung lebih rendah pada kelompok pendidikan SMA yaitu 18,6%. Prevalensi

hipertensi berdasarkan status pekerjaan cenderung lebih tinggi pada kelompok

tidak bekerja yaitu 29,2% dan cenderung lebih rendah pada kelompok pegawai

yaitu 20,6% (Riskesdas, 2013).

b. Berdasarkan Tempat

Menurut WHO tahun 2008, prevalensi hipertensi tertinggi ditemukan di

Afrika yaitu sekitar 46% pada orang dewasa usia 25 tahun ke atas dan prevalensi

terendah yaitu sekitar 35% ditemukan di Amerika. Secara keseluruhan, di negara

yang berpenghasilan tinggi memiliki prevalensi hipertensi yang lebih rendah yaitu

sekitar 35% dibandingkan kelompok lain sekitar 40% (WHO, 2013). Prevalensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

hipertensi di Asia Tenggara pada tahun 2008 yaitu 36%. Berdasarkan hasil

pengukuran tekanan darah hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%)

dan terendah di Papua Barat (20,1%). Prevalensi hipertensi tertinggi menurut

kabupaten/kota yaitu Natuna (53,3%) diikuti oleh Mamasa (50,6%) sedangkan

prevlensi hipertensi terendah terdapat di Jayawijaya yaitu 6,8% (Riskesdas, 2007).

Berdasarkan Riskesdas Sumatera Utara tahun 2013, prevalensi hipertensi lebih

tinggi di perkotaan yaitu 26,2% sedangkan di pedesaan yaitu 23,1%. Prevalensi

hipertensi di Kabupaten/Kota Sumatera Utara tertinggi di Karo yaitu 33,5%,

diikuti oleh kota Gunungsitoli (31,3%),Nias (30,4%), dan Kota Medan yaitu

sekitar 28,1% (Riskesdas Prov. Sumatera Utara, 2013).

c. Berdasarkan Waktu

Data WHO tahun 2000, menunjukan di seluruh dunia sekitar 26,4%

penghuni bumi menderita hipertensi dengan perbandingan 26,6% pada laki-laki

dan 26,1% pada perempuan (WHO, 2013). Berdasarkan hasil survei kesehatan

rumah tangga pada tahun 2001 yang dikutip oleh Rahajeng dan Tuminah (2009),

menunjukkan bahwa 8,3 % penduduk Indonesia menderita hipertensi.

Berdasarkan hasil SKRT tahun 2004 yang dikutip oleh Sarwanto dkk (2009),

prevalensi hipertensi di Indonesia sekitar 14%, dengan sekitar 16% prevalensi

hipertensi pada perempuan dan sekitar 12% pada laki-laki.

2.5.2 Determinan (Faktor Risiko) Hipertensi

Pada sebagian besar kasus, penyebab hipertensi tidak diketahui. Hal ini

terutama terjadi pada hipertensi esensial. Walaupun demikian terdapat beberapa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

factor risikso yang dapat memicu hipertensi (Palmer dan Bryan, 2007). Faktor

risiko hipertensi bila semakin banyak menyertainya maka akan lebih memperberat

penyakitnya, faktor risiko tersebut yaitu:

a. Umur

Tekanan darah secara alami cenderung meningkat seiring bertambahnya

umur. Hal ini terjadi karena adanya perubahan di dalam struktur pembuluh darah

utama, yang menjadi kurang elastis dan kaku. Di Inggris, Prevalensi tekanan

darah tinggi pada umur pertengahan sekitar 20 % dan meningkat lebih dari 50%

pada umur diatas 60 tahun. Tekanan darah tinggi juga dapat terjadi pada umur

muda, namun prevalensinya rendah (kurang dari 20%) (Palmer dan Bryan, 2007).

Tekanan darah tinggi dapat menyerang siapa saja. Orang yang berumur

muda yang menyandang hipertensi cenderung memiliki tekanan diastolik tinggi

sedangkan orang lanjut usia cenderung memiliki tekanan sistolik tinggi (Palmer

dan Bryan, 2007).

b. Jenis Kelamin

Pada usia dini tidak terdapat adanya perbedaan tekanan darah antara pria

dan wanita. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, pria cenderung menunjukkan

tekanan rata-rata yang lebih tinggi. Perbedaan ini lebih jelas pada orang dewasa

muda. Pada usia tua, perbedaan itu menyempit dan polanya bahkan dapat

berbalik. Perubahan pada masa tua antara lain dapat dijelaskan dengan tingkat

kematian awal yang lebih tinggi pada pria pengidap hipertensi (laporan Komisi

Pakar WHO, 2001).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

c. Riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga (Genetik)

Faktor genetik juga berperan dalam terjadinya hipertensi. Oleh karena itu,

orang yang memiliki riwayat keluarga mengalami hipertensi, memiliki risiko yang

lebih tinggi untuk mengalami hipertensi (CDC, 2015). Sekitar 20-40% variasi

tekanan darah di antara individu disebabkan oleh faktor genetik. Jika kedua orang

tua memiliki tekanan darah tinggi maka kemungkinana seorang anak untuk

menyandang tekanan darah tinggi juga semakin besar. Penelitian menunjukkan

bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah

orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah dibanding dengan anak adopsi.

(Palmer dan Bryan, 2007).

d. Konsumsi Makanan Asin

Konsumsi makanan asin atau yang mengandung garam tinggi dapat

menyebabkan volume cairan dalam tubuh meningkat. Hal ini karena garam

menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan oleh tubuh sehingga

meningkatkan volume dan tekanan darah (Depkes RI, 2006). Dalam buku Deteksi

Dini Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah dijelaskan bahwa salah

satu factor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada penduduk umur 18

tahun keatas adalah sering makan makanan asin ( ≥ 1 kali/hari) (Kemenkes RI,

2010).

Data WHO menunjukkan bahwa secara global rata-rata konsumsi garam

masyarakat adalah sekitar 10 g perhari. Asia Tenggara merupakan kawasan

dengan tingkat konsumsi garam yang tinggi (WHO, 2015). Di Indonesia tingkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

konsumsi garam masih tinggi yaitu 15 gram per hari dari yang dianjurkan 6 gram

per hari atau setara dengan 1 sendok teh garam (Depkes RI, 2009).

Sebagian besar makanan yang di proses, termasuk roti dan sereal,

makanan siap saji dan saus, mengandung kadar garam yang tinggi. Secara tidak

sadar banyak garam yang dikonsumsi sehari-harinya (Palmer dan Bryan, 2007).

e . Konsumsi Makanan Berlemak

Konsumsi makanan berlemak secara berlebihan akan menyebabkan

hiperlipidemia. Hiperlipidemia akan menyebabkan peningkatan kadar kolestrol

total, trigliserida, kolestrol LDL dan/atau penurunan kolestrol HDL dalam darah.

Kolestrol berperan penting dalam proses terjadinya aterosklerosis suatu kondisi

dimana kolesterol menumpuk di dinding pembuluh darah arteri. Selanjutnya

pembuluh darah akan semakin sempit karena adanya pembentukan plak dan

membuat elastisitasnya menjadi berkurang yang kemudian menghambat aliran

darah sehingga tekanan darah menjadi tinggi (Depkes RI, 2006). Konsumsi

makanan berlemak terlalu sering adalah jika mencapai ≥1 kali/hari (Kemenkes RI,

2010).

f. Kelebihan Berat Badan

Obesitas adalah meningkatnya massa tubuh karena jaringan lemak yang

berlebihan sehingga meningkatkan kebutuhan metabolik dan konsumsi oksigen

secara menyeluruh, akibatnya curah jantung bertambah (Rasmaliah dkk, 2005).

Berdasarkan laporan Komisi Pakar WHO (2001) pada kebanyakan kajian,

kelebihan berat badan berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan risiko mendapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

hipertensi. Pada populasi Barat, jumlah kasus hipertensi yang disebabkan oleh

kelebihan berat badan diperkirakan 30-65% (Laporan komisi pakar WHO, 2001).

g. Kebiasaan Merokok

Rokok merupakan campuran dari 7000 bahan kimia. Kebanyakan dari

bahan kimia tersebut merupakan racun. Ketika bahan-bahan kimia ini masuk ke

dalam tubuh maka akan terjadi kerusakan. Seiring berjalannya waktu, kerusakan

tersebut memicu timbulnya penyakit. Merokok meningkatkan tekanan darah dan

denyut nadi melalui efek vasokonstriksi akutnya (CDC, 2010).

Menurut Sheps dkk yang dikutip oleh Sugiharto (2007), setelah merokok

dua batang rokok tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10 mmHg.

Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti

mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan

darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun pada perokok berat (> 20

batang/ hari) tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari

(Sugiharto, 2007). Bustan membagikan perokok kedalam 3 kelompok berdasarkan

banyak rokok yang dihisap per hari, yaitu perokok ringan (1-10 batang

rokok/hari), perokok sedang (11-20 batang rokok/hari), perokok berat (>20 batang

rokok/hari) (Bustan, 2000). Berdasarkan penelitian Oroh, dkk (2013) bahwa

kebiasaan merokok mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi. Didapatkan

sebagian besar responden (66,7%) memiliki kebiasaan merokok dan sebagian

besar responden (75%) tidak memiliki kebiasaan merokok ( Oroh dkk, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

h. Konsumsi Alkohol

Mengkonsumsi alkohol terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah

dan risiko komplikasi kardiovaskular. Panduan baru di Inggris menyarankan agar

pria dengan tekanan darah tinggi membatasi konsumsi alcohol tidak lebih dari 21

unit per minggu dan wanita tidak lebih dari 14 unit per minggu (Palmer dan

Bryan, 2007).

Berdasarkan laporan Komisi Pakar WHO mengatakan bahwa pada

beberapa populasi, konsumsi minuman keras selalu berkaitan dengan tekanan

darah tinggi. Jika minuman keras diminum sedikitnya dua kali per hari, tekanan

darah sistolik naik kira-kira 1,0 mmHg dan tekanan darah diastolik kira-kira 0,5

mmHg per satu kali minum. Seorang yang minum alkohol setiap hari mempunyai

tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik lebih tinggi, berturut-turut 6,6

mmHg dan 4,7 mmHg dibandingkan dengan peminum sekali seminggu (Laporan

komisi pakar WHO, 2001).

i. Aktifitas Fisik

Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi,

namun dengan melakukan aktifitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan

darah (WHO, 2015). Seseorang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih

rentan terhadap tekanan darah tinggi yaitu sekitar 20-50 %. Melakukan olahraga

secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat

menurunkan tekanan darah. Di Inggris, angka aktifitas fisik sangat rendah.

Hampir tiga perempat orang dewasa beraktifitas fisik lebih ringan daripada yang

dianjurkan setiap minggunya. Melakukan olahraga selama 30 menit secara teratur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

minimal 3 kali seminggu dapat menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang

dapat mengontrol tekanan darah adalah berjalan kaki, joging, bulu tangkis, sepak

bola, bersepeda, berenang, dan senam aerobic (Palmer dan Bryan, 2007).

Cara pengukuran aktivitas fisik dengan menggunakan International

Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Berdasarkan (Craig, dkk., 2003; IPAQ

group, 2002; Wolin, dkk., 2008; Harvard Publication Health, 2009) dalam Arifin

(2015), International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) merupakan salah

satu jenis kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas fisik

seseorang. IPAQ berisikan pertanyaan yang meliputi jenis, durasi dan frekuensi

seseorang melakukan aktivitas fisik dalam jangka waktu tertentu misalkan dalam

7 hari terakhir. Berbagai jenis aktivitas fisik tersebut dikelompokkan menjadi tiga

tingkatan yaitu aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat. Pengukuran

aktivitas fisik dapat dilakukan dengan cara mengukur banyaknya energi yang

dikeluarkan untuk aktivitas setiap menitnya. Metode IPAQ memiliki kelebihan

yaitu memiliki ketelitian yang tinggi dan juga mudah di gunakan khususnya pada

responden dewasa. Sebagai standar yang dipakai adalah banyaknya energi yang

dikeluarkan tubuh dalam keadaan istirahat duduk yang dinyatakan dalam satuan

METs (Metabolic Equivalent Task). Satu METs diartikan sebagai energi yang

dikeluarkan per menit/kg BB orang dewasa (1 METs = 1.2 kkal/menit). IPAQ

menetapkan skor aktivitas fisik dengan rumus:

METs/minggu = METs Level (jenis aktivitas) X Jumlah menit aktivitas X Jumlah

hari/minggu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

Kategori aktivitas fisik menurut IPAQ adalah total energi yang

dikeluarkan dalam aktivitas fisik dalam satu minggu (7 hari) terakhir, dikatakan

aktivitas ringan jika kurang dari 600 METs/minggu, aktivitas sedang jika sebesar

antara 600 – 1500 METs/minggu, sedangkan aktivitas berat jika lebih dari 1500

METs/minggu.

Tabel 2.1 Jenis Aktivitas Fisik Dalam METs


Jenis aktivitas METs
Berdiri, Membaca, berbicara di telepon, Duduk di
kelas, belajar, mencatat di kantor, di tempat kerja, menaiki
kendaraan 1,8
Berjalan perlahan-lahan (< 2 mph), pekerjaan 2
kantor, petugas toko, bermain alat musik. bekerja sambil
berdiri (perakitan).
Memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, 2,5
menyapu, mengepel lantai, belanja, mendorong kereta
dorong anak, berjalan dengan rata-rata kecepatan 2 – 2,5
mph, menari lambat, bekerja di perikanan.
Mengepel lantai, mencuci mobil, mencuci pintu 3
rumah, menyapu di rumah, memetik buah dan sayuran di
kebun, merawat pasien, mengemudikan mobil (kendaraan
bermotor), melakukan pekerjaan ringan sambil berdiri
(merakit, mengelas), mengangkat barang ringan < 10 kg.
Berjalan cepat (3 mph), menari cukup cepat. 3,5
Pekerjaan berat di halaman atau berkebun, 3,5
bersepeda santai (< 10 mph), menyapu rumput, penyiangan
taman di
halaman. Menyiang tanaman padi, menanam padi di
sawah, mengangkat barang cukup berat (10 – 25 kg),
menaiki tangga atau memanjat pohon.
Berenang lambat, menari cepat. 4,5
Tenis ganda, bulu tangkis ganda, sepak bola, 5
membawa benda sangat berat > 25 kg, mencangkul,
menggali, pertukangan bangunan, memotong rumput
dengan tangan (mencari rumput), memotong kayu.
Jogging lambat, menyekop tanah/pasir, membajak 7
sawah, mendayung atau kayak, beberapa latihan aparatur
(TNI, Polri), hiking.
Bersepeda 10 – 16 mph, berenang cukup cepat, 9
senam aerobik, tenis single, bulu tangkis single.
Jogging cepat (12 menit/mil) 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2.6 Pencegahan Hipertensi

2.6.1 Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan munculnya faktor

predisposisi terhadap hipertensi dimana belum tampak adanya faktor yang

menjadi risiko. Upaya ini dimaksudkan untuk melakukan pencegahan terjadinya

hipertensi melalui pendekatan populasi ataupun perorangan. Pendekatan populasi

dan komplikasi hipertensi, cara pencegahan, gaya hidup sehat, dan pengaruh

faktor risiko kardiovaskular lainnya. Sasaran pencegahan tingkat dasar ini

terutama kelompok masyarakat usia muda seperti remaja dengan tidak

mengesampingkan keompok usia dewasa (Laporan Komisi Pakar WHO, 2001).

2.6.2 Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang

yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara

garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum dan

pencegahan khusus. Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan

pencegahan pada masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan masyarakat,

dan kebersihan lingkungan. Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang

memiliki risiko (Budiarto dan Anggraeni, 2002). Beberapa pencegahan primer

yang dapat dilakukan adalah :

a. Mengurangi/menghindari setiap perilaku yang memperbesar risiko, yaitu :

mengurangi asupan garam sampai di bawah 6 gram per hari (sekitar satu

sendok teh), menghindari makanan yang sudah diproses dan berkadar

garam tinggi, batasi makanan yang mengandung soda kue, bumbu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

penyedap dan pengawet makanan, batasi asupan alcohol, berhenti

merokok

b. Mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh, lemak total dan

kolestrol.

c. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur dalam pola makan

d. Peningkatan ketahanan fisik seperti berolahraga rutin setidaknya 30 menit

sehari (misalnya: jalan cepat) dan menjaga berat badan dalam kisaran

normal (Palmer dan Bryan, 2007).

2.6.3 Pencegahan Sekunder

Tingkat pencegahan ini merupakan upaya untuk mencegah orang yang

telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, dan menghindarkan

komplikasi. Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi

penyakit secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat. Pencegahan sekunder

banyak dilakukan pada penyakit kronis seperti hipertensi (Budiarto dan

Anggraeni, 2002).

Berdasarkan laporan Komisi Pakar WHO (2001), sasaran utama

pencegahan ini adalah mereka yang terkena penyakit hipertensi. Pencegahan ini

dilakukan melalui diagnosis dini serta pengobatan yang tepat dengan tujuan

mencegah proses penyakit lebih lanjut dan timbulnya komplikasi.

Dalam pencegahan tahap sekunder ini, upaya yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut : (Triyanto, 2014)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

a. Diagnosis dini

Diagnosis dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah secara

teratur. Pada 70-80 % kasus hipertensi esensial, didapat riwayat hipertensi

didalam keluarga, walaupun hal ini belum dapat memastikan diagnosis hipertensi

esensial. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka

dugaan hipertensi esensial lebih besar (Dalimartha dkk, 2008).

b. Pengobatan

Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan

beberapa faktor seperti derajat tingginya tekanan darah, terdapatnya kerusakan

organ target, dan terdapatnya manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler atau

faktor risiko lain. Terapi dengan pemberian obat antihipertensi terbukti dapat

menurunkan tekanan sistolik dan mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70

tahun atau lebih (Triyanto, 2014).

Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan

kemungkinan seumur hidup. Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian

obat-obatan seperti berikut di bawah ini : (Triyanto, 2014)

1. Golongan Diuretik, Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang

diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang

garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah.

2. ACE-Inhibitor, Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor)

menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

3. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang

menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara

intravena (melalui pembuluh darah) : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin,

labetalol.

2.6.4 Pencegahan Tersier

Pencegahan pada tingkat ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidak

mampuan dan mengadakan rehabilitasi. Pencegahan penyakit terus diupayakan

selama orang yang menderita belum meninggal dunia (Budiarto dan Anggraeni,

2002). Upaya yang dilakukan pada pencegahan tersier ini yaitu : (Triyanto, 2014)

a. Mem-follow up penderita hipertensi yang mendapat terapi dan rehabilitasi.

Follow up ditujukan untuk menentukan kemungkikan dilakukannya

pengurangan atau penambahan dosis obat.

b. Melakukan rehabilitasi yang tidak hanya difokuskan pada fisik, tetapi juga

kebutuhan spritual dan psikologi untuk mengembalikan keutuhan individu.

Rehabilitasi dan usaha meningkatkan kesejahteraan termasuk didalamnya

adalah pengobatan, pemberian nutrisi, latihan, penyembuhan psikologi dan

spiritual, dan kelompok dukungan sosial.

Upaya penting dalam pencegahan tersier adalah menggali sumber-sumber

kekuatan yang ada pada individu. Sumber kekuatan bisa dalam bentuk kekuatan

fisik, ketahanan psikologi, dukungan sosial, konsep diri yang positif, energi,

pengetahuan dan pemahaman, motivasi, dan sistem keyakinan. Membangun kerja

sama dengan keluarga dalam proses pencegahan tersier juga sangat penting

sebagai dasar promosi kesehatan (Triyanto, 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

2.7 Kerangka Konsep

Gambaran Epidemiologi Hipertensi di Kelurahan Terjun

Variabel Independen
Variabel Dependen

1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Riwayat Hipertensi Dalam
Keluarga
4. Konsumsi Makanan Asin
5. Konsumsi Makanan Berlemak Hipertensi
6. Kebiasaan Merokok
7. Aktifitas Fisik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan Desain Cross

Sectional dimana seluruh variabel yang terdiri dari variabel independent dan

variabel dependent diukur pada waktu yang sama yaitu pada saat penelitian

berlangsung.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan

Marelan dengan pertimbangan belum pernah dilakukannya penelitian tentang

Gambaran Epidemiologi Hipertensi di Keluarahan Terjun Kecamatan Medan

Marelan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2016 – Februari 2018.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua masyarakat yang bertempat

tinggal di Kelurahan Terjun.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat yang bertempat

tinggal di Kelurahan Terjun.

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31

a. Besar sampel

Besar sampel yang akan digunakan dalam peneltian ini dihitung dengan

rumus estimasi berikut: (Lemeshow, 1997)

Z
1−
α √ P ( 1−P ) + Z √ P ( 1−P ) ¿
0 0 1−β a a
2

2
¿
¿
n=¿

Keterangan:

n = Besar sampel minimum

Z1-α/2 = Nilai distribusi normal baku pada CI 95 % (5 % = 1,96)

Z1-β = Nilai distribusi normal baku pada CI 90% (10 % = 1,28)

Po = Proporsi hipertensi di kota Medan (28,1% ) (Riskesdas, 2013)

Pa = Proporsi alternatif/taksiran proporsi sesungguhnya 43,5%

Pa - Po = Selisih proporsi (15,4%)


2
1,96 √ 0,281 ( 1−0,281 )+ 1,28 √ 0,435 ( 1−0,435 ) ¿
¿
¿
n=¿
2
1,96 . 0,44+1,28 . 0,49¿
¿
¿
n=¿

0,8624+ 0,6272¿2
¿
¿
n=¿

n=96,4 96

Berdasarkan perhitungan estimasi proporsi di atas, sampel minimum yang

dibutuhkan dalam penelitian adalah 96,4 sampel dibulatkan menjadi 96 sampel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

a. Teknik Pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan menggunakan

cara purposive sampling, yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti karena

keterbatasan waktu, peralatan, dan dana. Dengan kriteria sampel yaitu :

1) Berumur ≥ 18 tahun

2) Tidak Sedang Hamil

3) Bersedia menjadi responden

Pengambilan sampel pertama dimulai dari rumah terdekat dengan pusat

masyarakat seperti masjid dan sekolah. Rumah berikutnya adalah rumah yang

terdekat dari rumah terakhir, begitu seterusnya hingga jumlah sampel terpenuhi.

Jika di dalam satu rumah terdapat lebih dari satu orang berumur ≥ 18 tahun,

maka orang yang pertama kali ditemui dan memenuhi syarat diambil sebagai

sampel.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner secara langsung

kepada responden yang telah dipersiapkan sebelumnya dan mengukur tekanan

darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah (tensimeter).

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Profil Puskesmas Terjun Kecamatan Medan

Marelan dan profil Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

1. Hipertensi

Hipertensi merupakan meningkatnya tekanan darah sistolik ≥140 dan

diketahui pada saat pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital

dan responden yang diperiksa harus dalam keadaan duduk dengan lengan sejajar

jantung. Pemeriksaan tekanan darah secara langsung dilakukan minimal 2 kali

dengan selang waktu 5 menit. Jika hasil pemeriksaan kedua memiliki selisih ≥

10 mmHg dibandingkan dengan pemeriksaan pertama, dilakukan pemeriksaan

ketiga. Dua data yang memiliki selisih terkecil dari pemeriksaan terakhir, dihitung

nilai reratanya sebagai hasil pengukuran . Kategori hipertensi :

1.Hipertensi: Jika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg


2.Bukan Hipertensi: Jika tekanan darah sistolik < 140 mmHg

2. Umur

Umur responden pada saat penelitian dilakukan, dikategorikan menjadi:

1. 18- 24 tahun
2. 25- 31 tahun
3. 32-38 tahun
4. 39-45 tahun
5. 46-52 tahun
6. 53-59 tahun
7. 60-66 tahun
8. 67-73 tahun

Untuk keperluan uji statistik dikategorikan menjadi :

1. ≥45 tahun
2. < 45 tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

3. Jenis Kelamin

Ciri khas yang dimiliki individu yang membedakan dengan individu lain

dari segi reproduksinya. Kategorik jenis kelamin :

1. Laki-laki
2. Perempuan

4. Riwayat Hipertensi dalam Keluarga

Adanya riwayat keluarga (Ayah, Ibu) responden yang menderita penyakit

hipertensi. Dikategorikan menjadi :

1. Ya, jika ada riwayat hipertensi


2. Tidak, jika tidak ada riwayat hipertensi

5. Konsumsi Makanan Asin

Frekuensi kebiasaan responden mengonsumsi makanan yang lebih

dominan rasa asin, seperti ikan asin, ikan pindang, telur asin, snack asin, makanan

yang mengandung terasi, kecap dan saus (Riskesdas 2013 dalam penelitian Dina

Adlina tahun 2015). Dikategorikan menjadi:

1. Sering : Jika mengonsumsi makanan yang dominan rasa asin


3 kali seminggu atau lebih
2. Tidak Sering : Jika mengonsumsi makanan yang dominan rasa asin
kurang dari 3 kali seminggu

6. Konsumsi Makanan Berlemak

Frekuensi kebiasaan responden mengonsumsi makanan yang mengandung

lemak jenuh . Bahan makanan yang mengandung lemak jenuh seperti daging, sop

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

buntut, gorengan, makanan bersantan, makanan yang mengandung margarine,

jeroan, telur, udang (Riskesdas 2013 dalam penelitian Dina Adlina tahun 2015).

Dikategorikan menjadi:

1. Sering : Jika mengonsumsi makanan yang mengandung


lemak 3 kali seminggu atau lebih
2. Tidak Sering : Jika mengonsumsi makanan yang mengandung
lemak kurang dari 3 kali seminggu

7. Kebiasaan merokok

Kebiasaan responden menghisap rokok setiap hari. Diukur dengan

menggunakan kuesioner . Dikategorikan menjadi:

1. Perokok : Jika responden masih memiliki kebiasaan merokok


saat penelitian dilakukan
2. Pernah Merokok : Jika responden pernah memiliki kebiasaan merokok
dan sudah berhenti saat penelitian dilakukan
3. Bukan Perokok : Jika responden tidak pernah memiliki kebiasaan
merokok sampai saat penelitian dilakukan.

Untuk keperluan uji statistik dikategorikan menjadi :

1. Perokok : Jika reponden merupakan perokok atau pernah merokok


2. Bukan Perokok : Jika responden tidak pernah merokok

8. Aktivitas fisik

Aktifitas fisik adalah intensitas kegiatan atau gerakan otot yang dilakukan

sehari-hari untuk membakar energi dan dijumlahkan dalam satuan METs sesuai

standar IPAQ. Kategori aktifitas fisik :

1. Aktivitas Ringan: Jika kurang dari 600 METs/minggu


2. Aktivitas Sedang: Jika 600 – 1500 METs/minggu
3. Aktivitas Berat : Jika lebih dari 1500 METs/minggu.

Untuk keperluan uji statistik dikategorikan menjadi :

1. Aktivitas Ringan : Jika melakukan aktivitas fisik ringan (kurang


dari 600 METs/minggu)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

2. Aktivitas Berat : Jika melakukan aktivitas fisik sedang dan berat

3.6 Metode Pengukuran Variabel

Tabel 3.1 Metode Pengukuran Variabel penelitian

Cara dan alat Skala


No Variabel Hasil ukur
ukur
1. Hipertensi Pemeriksaan 1. Hipertensi Ordinal
tekanan darah 2. Bukan hipertensi
secara langsung
dilakukan minimal
2 kali dengan
selang waktu 5
menit. Jika hasil
pemeriksaan kedua
memiliki selisih
≥ 10 mmHg
dibandingkan
dengan
pemeriksaan
pertama, dilakukan
pemeriksaan
ketiga. Dua data
yang memiliki
selisih terkecil dari
pemeriksaan
terakhir, dihitung
nilai reratanya
sebagai hasil
pengukuran
(Riskesdas,2013).
Pemeriksaan
dilakukan dengan
menggunakan alat
pengukur tekanan
darah digital.
2. Umur Wawancara 1. 18- 24 tahun Ordinal
terstruktur 2. 25- 31 tahun
(Kuesioner) 3. 32-38 tahun
4. 39-45 tahun
5. 46-52 tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

6. 53-59 tahun
7. 60-66 tahun
8. 67-73 tahun

3. Jenis Wawancara 1. Laki-laki Nominal


Kelamin terstruktur 2. Perempuan
(Kuesioner)

4. Riwayat Wawancara 1. Ya: jika ada riwayat Nominal


Hipertensi terstruktur hipertensi
(Kuesioner) 2. Tidak: jika tidak ada
riwayat hipertensi

5. Konsumsi Wawancara 1. Sering Ordinal


Makanan terstruktur 2. Tidak Sering
Asin (Kuesioner)

6. Konsumsi Wawancara 1. Sering Ordinal


Makanan terstruktur 2. Tidak Sering
Berlemak (Kuesioner)
7. Kebiasaan Wawancara 1. Perokok Ordinal
Merokok terstruktur 2. Pernah Merokok
(Kuesioner) 3. Bukan Perokok

8. Aktifitas Wawancara 1. Aktivitas Ringan Ordinal


Fisik terstruktur 2. Aktivitas Sedang
(Kuesioner) 3. Aktivitas Berat

3.7. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul diolah dengan program komputer, melalui

tahapan editing, coding, entry data dan cleaning. Analisis yang dilakukan

merupakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Data yang sudah dianalisis

disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi dari setiap variabel, tabulasi

silang, diagram bar, diagram pie dan narasi.

3.7.1 Analisis Univariat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi

atau besarnya proporsi dari setiap variabel yang diteliti.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi dalam keluarga, konsumsi

makanan asin, konsumsi makanan berlemak, kebiasaan merokok, dan aktivitas

fisik) dengan variabel dependen (hipertensi). Berdasarkan hasil analisis ini akan

diketahui variabel independen yang bermakna secara statistik dengan variabel

dependen. Teknik analisis yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% (p<0,05). Jika p<0,05 maka ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

Selanjutnya dihitung Ratio Prevalence umur, jenis kelamin, riwayat

hipertensi dalam keluarga, konsumsi makanan asin, konsumsi makanan berlemak,

kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik dengan hipertensi. Ratio Prevalence yaitu

perbandingan antara proporsi subjek dengan faktor risiko {a/(a+b)} dengan

proporsi subjek tanpa faktor risiko {c/(c+d)}.

Pengukuran ratio prevalence dilakukan dengan menggunakan rumus:

(Morton. R, 2009)

RP = A/(A+B) : C/(C+D)

Keterangan :

a : Subjek (+) dengan faktor risiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

b : Subjek (-) dengan faktor risiko

c : Subjek (+) tanpa faktor risiko

d : Subjek (-) tanpa faktor risiko

RP < 1 : Variabel independen merupakan faktor protektif

RP = 1 : Variabel independen bukan merupakan faktor risiko

RP > 1 : Variabel independen merupakan faktor risiko

3.7.3 Analisis Multivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel independen yang paling

dominan berhubungan dengan variabel dependen. Variabel yang ikut dalam

analisis multivariat adalah variabel yang memenuhi kriteria kemaknaan (p< 0,25)

berdasarkan hasil analisis bivariat. Uji yang digunakan adalah uji Regresi logistik

berganda dengan metode forward. Penentuan faktor – faktor yang mempengaruhi

variabel dependen adalah jika variabel independen memiliki nilai p < 0,05. Nilai

Exp(B) yang paling besar menunjukkan faktor risiko yang paling dominan

berhubungan dengan hipertensi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Geografis

Kelurahan Terjun terletak di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan

dengan luas wilayah ± 16,05 Km2 dan memiliki 22 lingkungan. Batas – batas

wilayah Kelurahan Terjun adalah :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan P. Sicanang Kecamatan Medan

Labuhan

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan

Medan Marelan

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli

Serdang

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Paya Pasir dan Kelurahan Rengas

Pulau Kecamatan Medan Marelan.

4.1.2 Demografi

Jumlah penduduk Kelurahan Terjun sebanyak 27.258 jiwa yang terdiri dari

laki – laki sebanyak 13.344 jiwa (48,95 %) dan perempuan sebanyak 13.914 jiwa

(51,05 %). Jumlah penduduk berdasarkan usia yaitu usia 0-5 tahun sebanyak

1.686 jiwa (6,19%), usia 6-16 tahun yaitu sebanyak 6.030 jiwa (22,12%), usia

17-45 tahun yaitu sebanyak 14.837 jiwa (54,43%) dan usia 45 tahun ke atas yaitu

sebanyak 4.705 jiwa (17,26%).

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

proporsi dari variabel yang diteliti.

4.2.1 Deskripsi Responden

4.2.1.1 Karakteristik Responden

Penelitian yang dilakukan terhadap 96 Responden di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 diperoleh distribusi karakteristik meliputi

umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Data selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Karakteristik di


Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Karakteristik f %
Umur (tahun)
18-24 10 10,4
25-31 9 9,5
32-38 15 15,6
39-45 13 13,5
46-52 20 20,8
53-59 18 18,8
60-66 8 8,3
67-73 3 3,1
Jumlah 96 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 31 32,3
Perempuan 65 67,7
Jumlah 96 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Tabel 4.1 Lanjutan

Karakteristik f %
Pendidikan
Tidak tamat SD/ tidak 15 15,6
sekolah
SD 32 33,3
SMP 24 25,0
SMA 23 24,0
Akademi/Perguruan 2 2,1
Tinggi
Jumlah 96 100,0
Pekerjaan
Pegawai Swasta 5 5,2
Petani 6 6,3
Pedagang 22 22,9
Ibu Rumah Tangga 44 45,8
Lainnya 19 19,8
Jumlah 96 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa proporsi penduduk di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 berdasarkan umur, paling banyak

ditemukan pada kelompok umur 46-52 tahun yaitu 20 orang (20,8%) dan

terendah pada kelompok umur 67-73 tahun yaitu 3 orang (3,1%).

Proporsi penduduk di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun

2017 berdasarkan jenis kelamin ditemukan perempuan yaitu 65 orang (67,7%)

dan laki - laki yaitu 31 orang (32,3%).

Proporsi penduduk di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun

2017 berdasarkan pendidikan, paling banyak ditemukan pada penduduk yang

berpendidikan terakhir SD yaitu 32 orang (33,3%), diikuti oleh tingkat

pendidikan SMP yaitu 24 orang (25,0%), SMA yaitu 23 orang (24,0%), tidak

tamat SD/tidak sekolah yaitu 15 orang (15,6%), dan Akademi/Perguruan Tinggi

yaitu 2 orang (2,1%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

Proporsi penduduk di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun

2017 berdasarkan pekerjaan, paling banyak ditemukan ibu rumah tangga yaitu 44

orang (45,8%), diikuti oleh pedagang yaitu 22 orang (22,9%), lainnya

(pengangguran, supir, buruh cuci, tukang potong rumput, pemancing, penjahit,

supir becak, supir ojek, reparasi elektronik dan pelajar) yaitu 19 orang (19,8%),

petani yaitu 6 orang (6,2%), dan pegawai swasta yaitu 5 orang (5,2%).

4.2.1.2 Riwayat Hipertensi dalam Keluarga

Penelitian yang dilakukan terhadap 96 Responden di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 diperoleh distribusi berdasarkan riwayat

hipertensi dalam keluarga. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi


dalam Keluarga di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2017

Riwayat Hipertensi dalam f %


Keluarga
Ada 46 47,9
Tidak ada 50 52,1
Jumlah 96 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penduduk di

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 berdasarkan riwayat

hipertensi, tidak ada riwayat hipertensi dalam keluarga yaitu 50 orang (52,1%),

dan mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga yaitu 46 orang (47,9%).

4.2.1.3 Konsumsi Makanan Asin

Penelitian yang dilakukan terhadap 96 Responden diperoleh distribusi

berdasarkan konsumsi makanan asin. Data selengkapnya pada tabel 4.3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Konsumsi Makanan


Asin di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Konsumsi Makanan Asin f %


Sering 66 68,8
Tidak Sering 30 31,2
Jumlah 96 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penduduk di

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 berdasarkan konsumsi

makanan asin, sering mengonsumsi makanan asin yaitu 66 orang (68,8%), dan

tidak sering mngonsumsi makanan asin yaitu 30 orang (31,2%).

4.2.1.4 Konsumsi Makanan Berlemak

Penelitian yang dilakukan terhadap 96 Responden di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 diperoleh distribusi berdasarkan konsumsi

makanan berlemak. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Konsumsi Makanan


Berlemak di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2017

Konsumsi Makanan Berlemak f %


Sering 61 63,5
Tidak Sering 35 36,5
Jumlah 96 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penduduk di

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 berdasarkan konsumsi

makanan berlemak, sering mengonsumsi makanan berlemak yaitu 61 orang

(63,5%), dan tidak sering mngonsumsi makanan berlemak yaitu 35 orang

(36,5%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

4.2.1.5 Kebiasaan Merokok

Penelitian yang dilakukan terhadap 96 Responden di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 diperoleh distribusi berdasarkan

kebiasaan merokok. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Kebiasaan Merokok f %
Perokok 19 19,8
Pernah Merokok 4 4,2
Bukan Perokok 73 76,0
Jumlah 96 100,0
Jumlah Rokok yang Dihisap/Hari
< 10 batang 7 30,4
10-20 batang 12 52,2
> 20 batang 4 17,4
Jumlah 23 100,0
Lama Merokok
< 10 tahun 3 13,0
10-20 tahun 4 17,4
> 20 tahun 16 69,6
Jumlah 23 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penduduk di

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 berdasarkan kebiasaan

merokok, lebih banyak ditemukan bukan perokok yaitu 73 orang (76,0%), diikuti

oleh perokok yaitu 19 orang (19,8%) dan pernah merokok yaitu 4 orang (4,2%).

Proporsi responden perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap/hari paling

banyak ditemukan yaitu jumlah rokok 10-20 batang/hari (52,2%). Berdasarkan

lama merokok paling banyak terdapat pada kelompok dengan lama merokok > 20

tahun (69,6%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

4.2.1.6 Aktivitas Fisik

Penelitian yang dilakukan terhadap 96 Responden di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 diperoleh distribusi berdasarkan aktivitas

fisik. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di


Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Aktivitas Fisik f %
Ringan 38 39,6
Sedang 43 44,8
Berat 15 15,6
Jumlah 96 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa proporsi penduduk di

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 berdasarkan aktivitas

fisik, lebih banyak ditemukan pada penduduk dengan aktivitas fisik sedang yaitu

43 orang (44,8%), aktivitas fisik ringan yaitu 38 orang (39,6%), dan aktivitas fisik

berat yaitu 15 orang (15,6%).

4.2.1.7 Kejadian Hipertensi

Penelitian yang dilakukan terhadap 96 Responden di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 diperoleh distribusi proporsi responden

berdasarkan kejadian hipertensi. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kejadian Hipertensi


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Kejadian Hipertensi f %
Hipertensi 48 50
Tidak Hipertensi 48 50
Jumlah 96 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 adalah sebesar 50%.

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Analisis ini dilakukan

dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05)

sehingga apabila ditemukan hasil analisis statistik p <0,05 maka variabel tersebut

dinyatakan berhubungan secara signifikan.

4.3.1. Hubungan Umur dengan Kejadian Hipertensi

Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna

antara umur dengan kejadian hipertensi dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Umur dengan Hipertensi di Kelurahan Terjun


Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Hipertensi
Hipertensi Bukan Total
Umur
Hipertensi RP
f % f % f % p (95% Cl)
≥ 45 tahun 31 62,0 19 38,0 50 100 0,014 1,678
<45 tahun 17 37,0 29 63,0 46 100 (1,085-2,593)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi pada

penduduk berumur ≥ 45 tahun yaitu 31 orang (62,0%) sedangkan penduduk

umur < 45 tahun yaitu 17 orang (37,0%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh p<

0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian

hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017. Ratio

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Prevalence hipertensi dengan kategori umur ≥ 45 tahun dan < 45 tahun adalah

1,678 dengan (95% CI : 1,085-2,593).

4.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi

Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna

antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Hipertensi di Kelurahan


Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Hipertensi
Jenis Hipertensi Bukan Total
kelamin Hipertensi RP
f % f % f % p (95% Cl)
Laki-laki 19 61,3 12 38,7 31 100 0,127 1,374
Perempuan 29 44,6 36 55,4 65 100 (0,931-2,028)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi pada

penduduk laki-laki yaitu 19 orang (61,3%) sedangkan penduduk perempuan yaitu

29 orang (44,6%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh p>

0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

kejadian hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017.

Ratio prevalence hipertensi dengan kategori laki-laki dan perempuan adalah 1,374

(95% CI=0,931-2,028).

4.3.3 Hubungan Riwayat Hipertensi dalam Keluarga dengan Kejadian

Hipertensi

Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara

riwayat keluarga yang menderita hipertensi dengan kejadian hipertensi dapat

dilihat pada tabel 4.10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Riwayat Hipertensi dalam Keluarga dengan


Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2017

Hipertensi
Hipertensi Bukan Total
Riwayat
Hipertensi RP
f % f % f % p (95% Cl)
Ada 31 67,4 15 32,6 46 100 0,001 1,982
Tidak 17 34,0 33 66,0 50 100 (1,282-3,063)
Ada

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi

penduduk dengan keluarga yang memiliki riwayat hipertensi yaitu 31 orang

(67,4%) sedangkan penduduk dengan keluarga yang tidak memiliki riwayat

hipertensi yaitu 17 orang (34,0%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai

p< 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi dalam

keluarga dengan kejadian hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan

Marelan tahun 2017. Ratio prevalence hipertensi pada penduduk dengan keluarga

yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi adalah

1,982 (95% CI=1,282-3,063).

4.3.4 Hubungan Konsumsi Makanan Asin dengan Kejadian Hipertensi

Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara

konsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi dapat dilihat pada tabel 4.11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Tabel 4.11 Tabulasi Silang Konsumsi Makanan Asin dengan Hipertensi di


Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Hipertensi
Konsumsi
Hipertensi Bukan Total
Makanan
Hipertensi RP
Asin
f % f % f % p (95% Cl)
Sering 39 59,1 27 40,9 66 100 0,008 1,970
Tidak 9 30,0 21 70,0 30 100 (1,100-3,526)
Sering

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi

penduduk yang sering mengonsumsi makanan asin yaitu 39 orang (59,1%)

sedangkan penduduk yang tidak sering mengonsumsi makanan asin yaitu 9 orang

(30,0%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai

p< 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi makanan asin

dengan kejadian hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

tahun 2017. Ratio prevalence hipertensi pada penduduk yang sering mengonsumsi

makanan asin dan tidak sering mngonsumsi makanan asin adalah 1,970 (95%

CI=1,100-3,526).

4.3.5 Hubungan Konsumsi Makanan Berlemak dengan Kejadian Hipertensi

Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara

riwayat keluarga yang menderita hipertensi dengan kejadian hipertensi dapat

dilihat pada tabel 4.12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Konsumsi Makanan Berlemak dengan Hipertensi


di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Hipertensi
Konsumsi
Hipertensi Bukan Total
Makanan
Hipertensi RP
Berlemak
f % f % f % p (95% Cl)
Sering 37 60,7 24 39,3 61 100 0,006 1,930
(1,137-3,277)
Tidak 11 31,4 24 68,6 35 100
Sering

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi

penduduk yang sering mengonsumsi makanan berlemak yaitu 37 orang (60,7%)

sedangkan penduduk yang tidak sering mengonsumsi makanan berlemak yaitu 11

orang (31,4%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai

p< 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi makanan

berlemak dengan kejadian hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan

Marelan tahun 2017. Ratio prevalence hipertensi pada penduduk yang sering

mengonsumsi makanan berlemak dan tidak sering mengonsumsi makanan

berlemak memiliki adalah 1,930 (95% CI=1,137-3,277).

4.3.6 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi

Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara

kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi dapat dilihat pada tabel 4.13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Tabel 4.13 Tabulasi Silang Kebiasaan Merokok dengan Hipertensi di


Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Hipertensi
Kebiasaan Hipertensi Bukan Total
Merokok Hipertensi RP
f % f % f % p (95% Cl)
Perokok 12 52,2 11 47,8 23 100 0,811 1,058
(0,671-1,668)
Bukan 36 49,3 37 50,7 73 100
Perokok

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi pada

perokok yaitu 12 orang (52,2%) sedangkan bukan perokok yaitu 36 orang

(49,3%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai

p>0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok

dengan kejadian hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

tahun 2017. Ratio prevalence hipertensi pada perokok dan bukan perokok adalah

1,058 (95% CI=0,671-1,668).

4.3.7 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi

Hasil analisis secara statistik ada tidaknya hubungan yang bermakna antara

aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi dapat dilihat pada tabel 4.14

Tabel 4.14 Tabulasi Silang Aktivitas Fisik dengan Hipertensi di Kelurahan


Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Hipertensi
Aktivitas Hipertensi Bukan Total
Fisik Hipertensi RP
f % f % f % p (95% Cl)
Ringan 23 60,5 15 39,5 38 100 0,095 1,404
Berat 25 43,1 33 56,9 58 100 (0,949-2,077)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa proporsi hipertensi

penduduk dengan aktivitas fisik ringan yaitu 23 orang (60,5%), sedangkan

penduduk dengan aktivitas fisik berat yaitu 25 orang (43,1%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai

p> 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik

dengan kejadian hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun

2017. Ratio prevalence hipertensi pada kelompok aktivitas fisiknya ringan dan

berat adalah 1,404 (95% CI=0,949-2,077).

4.4 Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji bivariat diperoleh variabel independen yang

memenuhi kriteria kemaknaan (p<0,25) yaitu umur, jenis kelamin, riwayat

hipertensi, konsumsi makanan asin, konsumsi makanan berlemak, dan aktivitas

fisik sehingga dapat ikut dalam analisis multivariat. Secara rinci dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.15 Variabel Independen Yang Masuk Dalam Analisis Multivariat

No Variabel p
1. Umur 0,014
2. Jenis Kelamin 0,127
3. Riwayat Hipertensi 0,001
4. Konsumsi Makanan Asin 0,008
5. Konsumsi Makanan Berlemak 0,006
6. Aktivitas Fisik 0,095

Hasil akhir uji regresi logistik berganda dengan metode forward

didapatkan melalui proses 4 tahap. Proses akan berhenti ketika tidak ada lagi

variabel yang dapat dimasukkan ke dalam analisis. Secara rinci dapat dilihat pada

tabel 4.16 berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Tabel 4.16 Analisis Multivariat

Variabel Koef. P Exp. (B) 95% C.I Exp (B)


( B) Lower Upper
Tahap Riwayat Hipertensi 1,389 0,001 4,012 1,715 9,386
1
Constant -2,115 0,002 0,121 2,368 26,062
Tahap Umur 0,003 4,308 1,629 11,392
1,460
2
Riwayat Hipertensi 1,758 0,000 5,803 2,194 15,349
Constant -4,836 0,000 0,008
Tahap Umur 0,000 17,742 4,098 76,803
2,876
3
Riwayat Hipertensi 1,856 0,001 6,399 2,202 18,598
Konsumsi Makanan 2,656 0,000 14,233 3,346 60,552
Berlemak
Constant -10,718 0,000 0,000
Tahap Jenis Kelamin 0,051 3,322 0,993
1,201
4 11,116
Umur 0,001 21,017 4,433
3,045
99,631
Riwayat Hipertensi 0,001 7,915 2,471
2,069
25,352
Konsumsi 0,001 21,227 4,320 104,29
3,055
Makanan Berlemak 1
Constant -13,857 0,000 0,000

Berdasarkan tabel 4.16 di atas (lihat tahap 4), dapat diketahui bahwa faktor

yang dominan berhubungan dengan Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan

Medan Marelan tahun 2017 adalah umur, riwayat hipertensi, dan konsumsi

makanan berlemak.

Faktor yang paling dominan memberikan kontribusi terhadap terjadinya

Hipertensi adalah konsumsi makanan berlemak (p=0,001 dan Exp (B)= 21,227).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Prevalence Rate Hipertensi

Kejadian Hipertensi

Hipertensi
50.00% 50.00% Bukan Hipertensi

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Prevalence Rate Hipertensi di Kelurahan


Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Berdasarkan gambar 5.1 di atas dapat dilihat bahwa prevalensi hipertensi

di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017 adalah sebesar 50%.

Berdasarkan hasil penelitian Tripena (2011), diketahui bahwa proporsi

penderita hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Medan tahun 2008-2010

yaitu sebesar 86,3% dan pre-hipertensi yaitu 13,7% (Tripena, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian Hendraswari (2008) di Kelurahan Jagakarsa,

diketahui bahwa proporsi penderita hipertensi yaitu 57,9% dan tidak hipertensi

yaitu 42,1% (Hendraswari, 2008).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 atau diastolik

≥ 90 mmHg berdasarkan kriteria JNC VII tahun 2003 (Riskesdas, 2013).

Hipertensi merupakan risiko terjadinya penyakit mematikan seperti stroke. Lebih

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56

dari 50% penyebab kematian akibat stroke disebabkan oleh hipertensi (WHO,

2014).

Hipertensi disebut juga sebagai silent killer karena hipertensi tidak

memiliki gejala yang spesifik atau terkadang tidak menimbulkan gejala pada

penderita. Oleh karena itu, banyak penderita tidak mengetahui bahwa mereka

menderita hipertensi dan tanpa disadari penderita telah mengalami komplikasi

pada organ-organ vital seperti jantung, otak dan ginjal yang dapat menyebabkan

kematian (Depkes RI, 2006). Namun, hipertensi dapat dicegah atau dikendalikan

dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan pola hidup sehat.

5.2 Analisi Bivariat

5.2.1 Hubungan Umur dengan Hipertensi

70 63
62
60
50
Proporsi (%)

40 38 37
30 Hipertensi
20 Bukan Hipertensi
10
0
≥ 45 < 45
Umur (tahun)

Gambar 5.2 Diagram Bar Hubungan Umur dengan Hipertensi di Kelurahan


Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Berdasarkan gambar 5.2 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hipertensi yang berumur ≥45 tahun sebesar 62% sedangkan proporsi hipertensi

pada umur <45 tahun sebesar 37%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai

p = 0,014 (p <0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur

dengan hipertensi. Pada penelitian ini juga dapat dilihat bahwa nilai RP = 1,678

(RP > 1), dengan nilai CI 1,085-2,593 (tidak mencakup angka 1) hal ini berarti

umur merupakan faktor risiko untuk terjadinya hipertensi. Di dalam penelitian

ini, umur termuda yang menderita hipertensi yaitu umur 18 tahun dan umur tertua

yaitu umur 72 tahun.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2012) di

RW. 01 Srengseng Sawah Jakarta Selatan dengan desain cross sectional

didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian

hipertensi, dengan nilai p = 0,001 (p <0,05) (Rahayu, 2012). Penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian Sihotang (2013), bahwa ada hubungan antara umur

dengan hipertensi, dengan p = 0,045 (p <0,05) (Sihotang, 2013).

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah.

Umur berkaitan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Semakin tua seseorang

maka semakin besar resiko terserang hipertensi (Khomsan, 2003). Tekanan darah

secara alami akan cenderung meningkat seiring bertambahnya umur. JNC (2003)

menyatakan bahwa seseorang yang biasanya mempunyai tekanan darah normal

mempunyai risiko hipertensi sejak berusia 55 tahun (Rahayu, 2012).

Menurut Black dan Hawks yang dikutip oleh Rahayu (2012), menyatakan

bahwa seseorang rentan mengalami hipertensi pada umur 30-50 tahun, dimana

hipertensi yang biasa dialami adalah hipertensi primer. Terdapat sekitar 50-60%

pasien yang berumur di atas 60 tahun mempunyai tekanan darah diatas 140/90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

mmHg. Pada kelompok umur diatas 50 tahun tekanan sistolik cenderung lebih

tinggi atau disebut Hipertensi Sistolik Terisolasi (HST).

Hal ini terjadi karena adanya perubahan di dalam struktur pembuluh darah

utama, sehingga pembuluh darah menjadi kurang elastis dan kaku. Hal ini

dipengaruhi oleh adanya penumpukan kolagen dan hipertropi sel otot halus yang

tipis, berfragmen dan patahan dari serat elastin. Berkurangnya elastisitas arteri

mengakibatkan jantung harus memompa darah lebih kuat sehingga meningkatkan

tekanan darah (Palmer dan Bryan, 2007).

5.2.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Hipertensi

70
61.3
60 55.4
50 44.6
Proporsi (%)

38.7
40

30 Hipertensi
Bukan Hipertensi
20

10

0
Laki-laki Perempuan
Jenis Kelamin

Gambar 5.3 Diagram Bar Hubungan Jenis Kelamin dengan Hipertensi di


Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

Berdasarkan gambar 5.3 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hipertensi yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 61,3%, sedangkan proporsi

hipertensi yang berjenis kelamin perempuan sebesar 44,6 %.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p

= 0,127 (p >0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna

antara jenis kelamin dengan hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada

kelompok laki-laki dan perempuan adalah 1,374 (95% CI=0,931-2,028). Oleh

karena terdapat nilai 1 maka jenis kelamin bukan sebagai faktor risiko untuk

terjadinya hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian Anggraini dkk di Puskesmas Bengkinang

tahun 2008 dengan pendekatan case control study menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi dengan

nilai p = 0,836 (p >0,05).

Pada usia dini tidak terdapat adanya perbedaan tekanan darah antara pria

dan wanita. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, pria cenderung menunjukkan

tekanan rata-rata yang lebih tinggi (Laporan komisi pakar WHO, 2001).

Menurut Kumar et al yang dikutip oleh Irza (2009), pada dasarnya

prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun sebelum

mengalami menopause, wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskular karena

aktivitas hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density

lipoprotein (HDL). Kadar kolestrol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung

dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis dan etelah menopause tekanan

darah wanita akan cenderung meningkat.

Hasil penelitian Peer dkk dalam Adlina (2015) juga menjelaskan

prevalensi hipertensi lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan karena

perempuan lebih baik dalam mengontrol hipertensi. Hal tersebut dikarenakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

perempuan lebih mudah menerima pengobatan dan lebih mudah mengubah gaya

hidup. Selain itu, perempuan lebih sering mengunjungi tempat pelayanan

kesehatan untuk keperluan kesehatan Ibu dan Anak sehingga mereka memiliki

kesempatan memeriksakan tekanan darah. Sedangkan, laki-laki lebih tertarik pada

urusan pekerjaan dibandingkan mengunjungi pelayanan kesehatan, terutama saat

jam kerja berlangsung (Adlina, 2015).

Pada penelitian ini jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna

dengan hipertensi karena proporsi responden perempuan lebih besar dua kali lipat

dibandingkan jumlah responden laki-laki.

5.2.3 Hubungan Riwayat Hipertensi dalam Keluarga dengan Hipertensi

80
70 67.4 66
60
50
Proporsi (%)

40 34
32.6
30 Hipertensi
Bukan Hipertensi
20
10
0
Ada Tidak Ada
Riwayat Hipertensi Dalam Keluarga

Gambar 5.4 Diagram Bar Hubungan Riwayat Hipertensi dalam Keluarga


dengan Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

Berdasarkan gambar 5.4 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hipertensi yang memiliki riwayat hipertensi yaitu sebesar 67,4%, sedangkan

proporsi hipertensi yang tidak memiliki riwayat hipertensi yaitu sebesar 34 %.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p

= 0,001 (p <0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara

riwayat hipertensi dalam keluarga dengan hipertensi. Pada penelitian ini juga

dapat dilihat bahwa nilai RP = 1,982 (RP > 1), dengan nilai CI 1,282-3,063 (tidak

mencakup angka 1) hal ini berarti riwayat hipertensi dalam keluarga merupakan

faktor risiko untuk terjadinya hipertensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pramana

(2016) di Wilayah Kerja Puskesmas Demak II dengan desain cross sectional, yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dalam keluarga

dengan hipertensi, dengan nilai p = 0,003 (p <0,05) (Pramana, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sihotang (2013) di

Kecamatan Medan Belawan dengan desain case control didapatkan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi dalam keluarga

dengan hipertensi, dengan p = 0,001 (p <0,05) (Sihotang, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aripin tahun 2015.

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas fisik,

kebiasaan merokok, dan riwayat penyakit dasar terhadap terjadinya hipertensi di

Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tersebut merupakan penelitian

kuantitatif dengan desain studi case-control. Dari hasil penelitian tersebut

didapatkan bahwa subjek yang mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarganya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

lebih berisiko terjadinya hipertensi dibandingkan subjek yang tidak mempunyai

riwayat hipertensi di keluarganya. (OR: 2,4; 95% Cl: 1,22-4,94, p= 0,006).

Faktor genetik juga berperan dalam terjadinya hipertensi. Oleh karena itu,

orang yang memiliki riwayat keluarga mengalami hipertensi, memiliki risiko yang

lebih tinggi untuk mengalami hipertensi (CDC, 2015). Sekitar 20-40% variasi

tekanan darah di antara individu disebabkan oleh faktor genetik. Jika kedua orang

tua memiliki tekanan darah tinggi maka kemungkinan seorang anak untuk

menyandang tekanan darah tinggi juga semakin besar. Penelitian menunjukkan

bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah

orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah dibanding dengan anak adopsi

(Palmer dan Bryan, 2007).

5.2.4 Hubungan Konsumsi Makanan Asin dengan Hipertensi

80
70
70
59.1
60
50
Proporsi (%)

40.9
40
30 Hipertensi
30
Bukan Hipertensi
20
10
0
Sering Tidak Sering
Konsumsi Makanan Asin

Gambar 5.5 Diagram Bar Hubungan Konsumsi Makanan Asin dengan


Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

Berdasarkan gambar 5.5 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hipertensi yang sering konsumsi makanan asin yaitu sebesar 59,1%, sedangkan

proporsi hipertensi yang tidak sering konsumsi makanan asin yaitu sebesar 30%.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p

= 0,008 (p <0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara

konsumsi makanan asin dengan hipertensi. Pada penelitian ini juga dapat dilihat

bahwa nilai RP = 1,970 (RP > 1), dengan nilai CI 1,100-3,526 (tidak mencakup

angka 1) hal ini berarti konsumsi makanan asin merupakan faktor risiko untuk

terjadinya hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian Sugiharto (2007) dengan menggunakan

desain case control menyatakan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi

makanan asin dengan hipertensi, dengan nilai p = 0,0001 (p <0,05).

Berdasarkan hasil penelitian Sihotang (2013) di Kecamatan Medan

Belawan dengan desain case control didapatkan bahwa ada hubungan antara

konsumsi natrium dengan hipertensi, dengan p = 0,047 (p <0,05) (Sihotang,

2013).

Menurut Alison Hull yang dikutip oleh Siringoringo (2014), pengaruh

asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume

plasma, curah jantung, dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan

cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehingga

akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Menurut Alison Hull, penelitian

menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan hipertensi pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh

meretensi cairan yang meningkatkan volume darah.

Dalam buku Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh

Darah dijelaskan bahwa salah satu faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh

darah pada penduduk umur ≥ 18 tahun adalah sering mengonsumsi makanan asin

(Kemenkes RI, 2010).

Garam bukanlah satu-satunya sumber natrium yang masuk ke dalam aliran

darah, walaupun kandungan natrium dalam garam dapur cukup tinggi yaitu 40%.

Mono Sodium Glutamat (MSG) atau lebih dikenal dengan merk dagang vetsin

juga merupakan sumber natrium. Konsumsi MSG yang berlebihan juga

berdampak pada penaikan tekanan darah (Widharto, 2009).

5.2.5 Hubungan Konsumsi Makanan Berlemak dengan Hipertensi

80
68.6
70
60.7
60
50
Proporsi (%)

39.3
40
31.4 Hipertensi
30
Bukan Hipertensi
20
10
0
Sering Tidak Sering
Konsumsi Makanan Berlemak

Gambar 5.6 Diagram Bar Hubungan Konsumsi Makanan Berlemak dengan


Hipertensi Berlemak di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Berdasarkan gambar 5.6 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hipertensi yang sering konsumsi makanan berlemak yaitu sebesar 60,7%,

sedangkan proporsi hipertensi yang tidak sering konsumsi makanan berlemak

yaitu sebesar 31,4 %.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p

= 0,006 (p <0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara

konsumsi makanan berlemak dengan hipertensi. Pada penelitian ini juga dapat

dilihat bahwa nilai RP = 1,930 (RP > 1), dengan nilai CI 1,137-3,277 (tidak

mencakup angka 1) hal ini berarti konsumsi makanan berlemak merupakan faktor

risiko untuk terjadinya hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian Sugiharto (2007) dengan menggunakan

desain case control menyatakan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi

makanan berlemak dengan hipertensi, dengan nilai p = 0,0001 (p <0,05).

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Siringoringo (2014) di

Kabupaten Samosir dengan menggunakan desain cross sectional menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara konsumsi makanan berlemak dengan hipertensi,

dengan nilai p = 0,032 (p <0,05).

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Putri (2016) di Kota Bandung dengan menggunakan desain cross sectional

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi makanan berlemak

dengan hipertensi, dengan nilai p = 0,033 (p <0,05).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Konsumsi makanan berlemak secara berlebihan akan menyebabkan

hiperlipidemia. Hiperlipidemia akan menyebabkan peningkatan kadar kolestrol

total, trigliserida, kolestrol LDL dan/atau penurunan kolestrol HDL dalam darah.

Kolestrol berperan penting dalam proses terjadinya aterosklerosis suatu kondisi

dimana kolesterol menumpuk di dinding pembuluh darah arteri. Selanjutnya

pembuluh darah akan semakin sempit karena adanya pembentukan plak dan

membuat elastisitasnya menjadi berkurang yang kemudian menghambat aliran

darah sehingga tekanan darah menjadi tinggi (Depkes RI, 2006).

5.2.6 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Hipertensi

53
52.2
52
51 50.7
Proporsi (%)

50 49.3
49
48 47.8 Hipertensi
Bukan Hipertensi
47
46
45
Perokok Bukan Perokok
Kebiasaan Merokok

Gambar 5.7 Diagram Bar Hubungan Kebiasaan Merokok dengan


Hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2017

Berdasarkan gambar 5.7 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hipertensi yang perokok yaitu sebesar 52,2%, sedangkan proporsi hipertensi yang

bukan perokok yaitu sebesar 49,3 %.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p

= 0,811 (p >0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna

antara kebiasaan merokok dengan hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada

perokok dan bukan perokok adalah 1,058 (95% CI=0,671-1,668). Oleh karena

terdapat nilai 1 maka kebiasaan merokok bukan sebagai faktor risiko untuk

terjadinya hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian Artiyaningrum (2015) di Semarang dengan

desain penelitian case control, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara merokok dengan hipertensi, dengan nilai p=0,265 (p>0,05)

(Artiyaningrum, 2015).

Sedangkan hasil penelitian Irza (2009) pada Masyarakat Nagari Bungo

Tanjung Sumatera Barat dengan desain cross sectional, menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara konsumsi rokok dengan hipertensi, dengan nilai

p=0,034 (p<0,05) (Irza, 2009).

Merokok merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat

mempengaruhi tekanan darah. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan

peningkatan tekanan darah. Hal tersebut dikarenakan, rokok akan mengakibatkan

vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi

peningkatan tekanan darah. (Mangku, 2000).

Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah

kecil dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak,

nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin

atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi. Karbon

monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal

tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa

memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan

tubuh lainnya. Karbon monoksida juga dapat meningkatkan penyimpanan

kolesterol di dalam pembuluh darah arteri sehingga mempengaruhi terbentuknya

aterosklerosis dalam pembuluh darah (Tisa dan Angela, 2012).

Pada penelitian ini kebiasaan merokok tidak memiliki hubungan bermakna

dengan hipertensi karena jumlah responden yang tidak memiliki kebiasaan

merokok lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki kebiasaan

merokok.

5.2.7 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Hipertensi

70
60.5
60 56.9

50 43.1
Proporsi (%)

39.5
40
30 Hipertensi
20 Bukan Hipertensi
10
0
Ringan Berat
Aktivitas Fisik

Gambar 5.8 Diagram Bar Hubungan Aktivitas Fisik dengan Hipertensi di


Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Berdasarkan gambar 5.8 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita

hipertensi yang memiliki aktivitas fisik ringan yaitu sebesar 60,5%, sedangkan

proporsi hipertensi yang memiliki aktivitas fisik berat yaitu sebesar 43,1 %.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p

= 0,095 (p >0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna

antara aktivitas fisik dengan hipertensi. Ratio prevalence hipertensi pada

kelompok aktivitas kurang dan aktivitas fisik berat adalah 1,404 (95% CI=0,949-

2,077). Oleh karena terdapat nilai 1 maka aktivitas fisik bukan sebagai faktor

risiko untuk terjadinya hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian Artiyaningrum (2015) di Semarang dengan

desain penelitian case control, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara aktivitas fisik dengan hipertensi, dengan nilai p=0,506 (p>0,05)

(Artiyaningrum, 2015).

Sedangkan hasil penelitian Sugiharto (2007) dengan menggunakan desain

penelitian case control, menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara

aktivitas fisik dengan hipertensi, dengan nilai p=0,019 (p <0,05) (Sugiharto,

2007).

Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi,

namun dengan melakukan aktifitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan

darah (WHO, 2015). Seseorang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih

rentan terhadap tekanan darah tinggi yaitu sekitar 20-50 %. Melakukan olahraga

secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat

menurunkan tekanan darah. Melakukan olahraga selama 30 menit secara teratur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

minimal 3 kali seminggu dapat menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang

dapat mengontrol tekanan darah adalah berjalan kaki, joging, bulu tangkis, sepak

bola, bersepeda, berenang, dan senam aerobic (Palmer dan Bryan, 2007).

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena

meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang kurang melakukan

aktivitas fisik juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih

tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.

Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang

dibebankan pada arteri (Anggara dan Prayitno, 2013).

Pada penelitian ini diperoleh antara aktivitas fisik dengan kejadian

hipertensi tidak berhubungan. Hal ini dikarenakan, jumlah penderita hipertensi

yang melakukan aktivitas fisik ringan (25 orang) dengan aktivitas fisik berat (23

orang) relatif sama (tabel 4.14).

5.3 Analisis Multivariat

Berdasarkan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik

berganda diperoleh faktor yang paling dominan berhubungan dengan hipertensi

yaitu konsumsi makanan berlemak dengan nilai p=0,001 dan Exp{B}= 21,227.

Hal ini berarti, kecenderungan masyarakat yang sering konsumsi makanan

berlemak untuk menderita hipertensi 21,22 kali dibandingkan dengan masyarakat

yang tidak sering konsumsi makanan berlemak.

Pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun dalam beberapa tempat

tertentu, diantaranya di jaringan subkutan dan didalam jaringan usus (omentum).

Jaringan lemak subkutan didaerah dinding perut bagian depan (obesitas sentral)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

sangat berbahaya karena menjadi resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler

(Yuniastuti, 2007).

Konsumsi lemak yang tinggi berpengaruh pada tingginya simpanan

kolesterol di dalam darah terutama kadar kolesterol low density lipoprotein

(LDL). Simpanan ini nantinya akan menumpuk pada pembuluh darah menjadi

plak. Plak akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan

kalsium yang akhirnya berkembang menjadi artherosklerosis. Pembuluh darah

koroner yang menderita artherosklerosis selain menjadi tidak elastis, juga

mengalami penyempitan sehingga tekanan aliran darah dalam pembuluh koroner

juga naik. Naiknya tekanan sistolik karena pembuluh darah tidak elastis serta

naiknya tekanan diastolik akibat penyempitan pembuluh darah disebut juga

tekanan darah tinggi atau hipertensi (Vilareal, 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

6.1.1 Prevalensi hipertensi di kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun

2017 yaitu sebesar 50 %.

6.1.2 Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu di kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 tertinggi pada kelompok umur 46-

52 tahun (20,8%), jenis kelamin perempuan (67,7%), pendidikan SD

(33,3%), dan pekerjaan ibu rumah tangga (45,8%).

6.1.3 Distribusi responden berdasarkan factor risiko di kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 lebih banyak terdapat pada keluarga

yang tidak ada riwayat hipertensi (52,1%), sering konsumsi makanan asin

(68,8%), sering konsumsi makanan berlemak (63,5%), bukan perokok

(76,0%), perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap/hari tertinggi

dengan jumlah rokok 10-20 batang/hari (52,2%), sedangkan perokok

berdasarkan lama merokok tertinggi pada kelompok > 20 tahun (69,6%),

dan aktivitas fisik sedang (44,8%).

6.1.4 Ada hubungan yang bermakna antara umur, riwayat hipertensi dalam

keluarga, konsumsi makanan asin dan konsumsi makanan berlemak dengan

hipertensi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017.

72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
73

6.1.5 Variabel yang paling dominan berhubungan dengan hipertensi di Kelurahan

Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2017 yaitu konsumsi makanan

berlemak (Exp{B}=21,227).

6.2 Saran

6.2.1 Kepada pihak Puskesmas dan Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan penyuluhan tentang

hipertensi kepada masyarakat agar dapat menjaga tekanan darah sedini

mungkin dan menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian

hipertensi.

6.2.2 Kepada masyarakat sebaiknya menghindari faktor risiko yang dapat

menyebabkan hipertensi terutama konsumsi makanan berlemak. Diharapkan

masyarakat dapat mengurangi serta mengontrol konsumsi makanan yang

berlemak. Dapat meningkatkan pola hidup sehat seperti mengatur pola

makan, menghindari kebiasaan merokok dan meningkatkan aktivitas fisik

serta memulai untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur dan sedini

mungkin.

6.2.3 Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain yang

belum diteliti atau menggunakan rancangan penelitian yang berbeda. Selain

itu, diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan ukuran atau metode yang

dapat menghindarkan atau meminimalkan adanya bias informasi dalam

pengambilan data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Adlina, Dina. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipetensi Di


Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013. Skripsi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah
Anggara, FHD., dan Prayitno, N. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat
Tahun 2012 . Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes MH.
Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1):20-25.

Anggraini, A.D., Annes Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan S.S.
2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang Tahun 2008.
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-of-drsmed-faktor-
yang-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi.pdf (Diakses: 25
September 2017)

Aripin. 2015. Pengaruh Aktivitas Fisik, Merokok dan Riwayat Penyakit


Dasar Terhadap Terjadinya Hipertensi Di Puskesmas Sempu
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015. Thesis Mahasiswa Pascasarjana
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana
Artiyaningrum. B. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Tidak Terkendali Pada Penderita Yang Melakukan
Pemeriksaan Rutin di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
Tahun 2014. Skripsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2002. Pengantar Epidemiologi: EGC
Bustan.M.N. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka
Cipta
. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka
Cipta
CDC. 2010. Report of the Surgeon General. How tobacco Smoke Cause
Disease. Center for Disease Control and Prevention. Washington
. 2015. Family History and Other Characteristic that increase Risk
Factor High Blood Pressure.Center for Disease Control and Prevention.
Washington
Dalimartha, S, dkk. 2008. Care Your Self, Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus

74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75

Dina T, Elperin, et al. 2013. A Large Cohort Study Evaluating Risk Factors
Assosiated With Uncontrolled Hypertension. The Journal of Clinical
Hypertension, Vol. 16 No. 2 Februari 2014.

. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta:


Ditjen Bina Kefarmasiandan Alat Kesehatan

Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera


Utara Tahun 2008. Medan: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia

Hayens R. Bryan. 2000. Menaklukkan Hipertensi. Diterjemahkan oleh: Dwi


Karyani. Jakarta : Ladang Pustaka dan Intimedia

Hendraswari. D.E. 2008. Beberapa Faktro Risiko Yang Berhubungan Dengan


Hipertensi di Kelurahan Jagakarsa Tahun 2007. Skripsi Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Irza. Syukraini. 2009. Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat


Nagari Bungo Tanjung Sumatera Barat. Skripsi Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Iskandar. R. 2014. Karakteristik Penderita Hipertensi Di Puskesmas


Titipapan Kecamatan Medan Deli Tahun 2012.Skripsi Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Kemenkes. RI. 2007. Riskesdas Tahun 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
.2008. Riskesdas Dalam Angka Sumatera Utara Tahun 2007.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
.2010. Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. Jakarta: Dirjen PP dan PL Kemenkes RI
.2012. Penyakit Tidak Menular. Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan Vol 2. Jakarta.
.2013. Riskesdas Dalam Angka Sumatera Utara Tahun 2013.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
.2013. Riskesdas Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
.2014. Info DATIN Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

.2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta.


Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.

Laporan komisi pakar WHO, 2001. Pengendalian Hipertensi. Bandung: ITB

Lemeshow, S., Hosmer, D.W., Klar, J dan Lwanga, S.K. 1997. Besar Sampel
dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University: Yogyakarta.

Mangku, S. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Morton, R. dkk. 2009. Panduan Studi Epidemiologi dan Biostatistika. Cetakan


1. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Nurrahmani, Ulfah, dan Helmanu Kurniadi. 2015. Gejala Penyakit Jantung


Koroner, Kolesterol Tinggi,Diabetes Militus, Hipertensi. Yogyakarta:
Istana Media

Oroh. N, Kandou, Malonda. 2013. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dan


Konsumsi alkohol dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Poliklinik
Umum di Puskesmas Tumaratas Kec. Langowan Barat Kabupaten
Minahasa. Jurnal Penelitian. Minahasa: Universitas Sam Ratulangi.

Palmer Anna dan Bryan Williams. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Diterjemahlan
oleh: Elizabeth Yamine. Jakarta :Erlangga

Putri, S. F. K. 2016. Hubungan Pola Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik, dan


Status Gizi Antropometri Dengan Hipertensi pada Masyarakat Kota
Bandung. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian
Bogor.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia. 2015. Pedoman


Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskuler: PERKI

Rahajeng, E dan Sulistyowati Tuminah. 2009. Prevalensi Hipertensi dan


Determinannya di Indonesia. Jurnal Kesehatan Vol. 59, No. 12,
Desember 2009
Rahayu, Hesti. 2012. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat RW 01
Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan.
Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Rasmaliah.dkk. 2005. Gambaran Epidemiologi Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Kesehatan Masyarakat USU Vol. 9, No.
2, Oktober 2005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Sarwanto dkk. 2009. Prevalensi Penyakit Hipertensi di Indonesia dan Faktor


Risikonya. Jurnal Kesehatan Vol. 12, No. 2, April 2009

Siringoringo, M. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi


Pada Lansia di Desa Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir Tahun 2013.
Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara
Sihotang, Uli Asri. 2013. Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Pesisir Laut Kecamatan
Belawan. Skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara

Simamora, Janner. P. 2012. Pengaruh Karakteristik dan Gaya Hidup


Kelompok Dewasa Madya Terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Matiti Kabupaten humbang Hasundutan. Thesis
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Sugiharto, Aris. 2007. Faktor-Faktor Risiko Grade II Pada Masyarakat di


Kabupaten Karanganyar. Thesis Mahasiswa Pascasarjana Program Studi
Master Epidemiologi Universitas Diponegoro

Tisa, K. & Angela Novalia. 2012. Hubungan antara kebiasaan merokok


dengan tekanan darah meningkat karyawan laki-laki di Nasmoco
Semarang.
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm (Diakses : 25 September
2017).

Triyanto, Endang, 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu
U.S. Departemen Of Health and Human Services. 2003. The Seventh Report of
The Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation
and Treatment of High Blood Pressure. U.S. Departemen Of Health and
Human Services
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/express.pdf Diakses
tanggal 16 Mei 2017

U.S. Departemen Of Health and Human Services. 2016. Health, United States,
2015 With Spesial Feature on Racial and Ethnic Health Disparities.
Washington DC: U.S. Departemen Of Health and Human Services
https://www.cdc.gov/nchs/data/hus/hus15.pdf Diakses tanggal 23 April
2017

Vilareal, H. 2008. Hypertension. A Wiley Medical Publication. New York.


http://www.MedicineNet.com

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

Wahyuni., dan Eksanoto, D. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis


Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Jagalan di
Wilayah Kerja Puskesmas Pucang Sawit Surakarta. Jurnal Ilmu
Keperawatan Indonesia. 1 (1) : 79-85

WHO. 2013.A Global Brief on Hypertension. Geneva: World Health


Organisation
_______.2015.Global Status Noncommunicable Disease. Geneva: World Health
Organisation
_______.2017.Fact Sheet, Top 10 Causes of Death Worldwide 2015 . Geneva:
World Health Organisation
http://www.who.int/mediacentre/factsheet/fs310/en/ Diakses tanggal 29
Maret 2017

Yuniastuti, A. 2007. Gizi dan Kesehatan. Semarang: Graha Ilmu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran I. Kuesioner Penelitian

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta mengetahui tentang manfaat

penelitian yang berjudul “ Gambaran Epidemiologi Hipertensi di Kelurahan Terjun“

saya menyatakan bersedia / tidak bersedia diikutsertakan dalam penelitian ini. Saya

percaya yang saya sampaikan ini dijamin kebenarannya.

Medan, 2017
Responden

( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kuesioner Penelitian
Gambaran Epidemiologi Hipertensi Di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2017

1. Nomor Responden : TD :
2. Nama :
3. Lingkungan :

Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki
2. Perempuan

4. Umur : Tahun

5. Pendidikan : 1. Tidak tamat SD/ tidak sekolah


2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Akademi/Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan : 1. PNS/TNI/Polri
2. Pegawai Swasta
3. Nelayan
4. Petani
5. Pedagang
6. Ibu Rumah Tangga
7. Lainnya

Gambaran Faktor Risiko Hipertensi

Riwayat Hipertensi
1. Apakah anda memiliki riwayat penyakit hipertensi di dalam keluarga (Ayah
dan Ibu)?
1. Ya
2. Tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Konsumsi Makanan Asin
1. Apakah anda mengonsumsi makanan asin seperti ikan asin, ikan pindang, telur
asin, snack asin, makanan yang mengandung terasi, kecap, saus dan makanan
asin lainnya ≥ 3 kali seminggu?
1. Ya
2. Tidak

Konsumsi Makanan Berlemak


1. Apakah anda mengonsumsi makanan berlemak jenuh seperti daging, sop
buntut, gorengan, makanan bersantan, makanan yang mengandung margarine,
jeroan, telur, udang dan makanan berlemak tinggi lainnya ≥ 3 kali
seminggu?
1. Ya
2. Tidak

Kebiasaan Merokok
1. Apakah anda memiliki kebiasaan merokok sehari-hari?
1. Ya
2. Tidak (Jika Ya, lanjut ke no. 3)
2. Apakah anda pernah merokok sebelumnya?
1. Ya
2. Tidak
3. Berapa batang per hari anda merokok?
………….. batang/hari
4. Berapa lama anda memiliki kebiasaan merokok?
…………… tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Aktifitas Fisik
BAGIAN 1: Aktivitas fisik berkaitan dengan pekerjaan di luar rumah

Bagian pertama adalah tentang pekerjaan anda seperti pekerjaan utama,


pertanian, kerja dilapangan, dan kerja sukarela tanpa dibayar yang anda
lakukan di luar rumah
1. Apakah anda memiliki pekerjaan di a. Ya
luar rumah (utama/kerja sukarela) ?
b. Tidak (jika jawaban tidak, lanjut
kebagian 2 )
Pertanyaan 2,3,4,5 dan 6 berhubungan dengan pekerjaan anda dalam
periode waktu 7 hari terakhir, setidaknya selama sepuluh menit dan
sebagai bagian dari pekerjaan anda
2. Berapa hari dalam seminggu ………… Hari/Minggu
terakhir anda melakukan aktivitas fisik
berat seperti mengangkat barang berat Tidak melakukan aktivitas
10 Kg atau setara dengan ½ zak beras
kecil), mencangkul tukang bangunan, fisik berat (lanjut ke pertanyaan 4)
mencari rumput dan lain sebagainya?

Catatan : jika melakukan kurang dari


10 menit dihitung 0
3. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) anda biasa melakukan aktivitas ………. Menit/hari
fisik berat?
4. Berapa hari dalam seminggu ………… Hari/Minggu
terakhir anda melakukan aktivitas fisik
ringan, seperti mengangkat barang Tidak melakukan aktivitas
ringan (< 10 Kg)?
fisik berat (lanjut ke pertanyaan 6)
5. Dalam sehari berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) anda biasa melakukan aktivitas ………. Menit/hari
fisik ringan?
6. Berapa hari dalam seminggu ………… Hari/Minggu
terakhir anda berjalan termasuk
berjalan untuk pergi dan pulang dari Tidak melakukan aktivitas
tempat kerja ?
fisik berat (lanjut ke bagian 2)
7. Dalam sehari, berapa lama ………. Jam/hari
(jam,menit) anda biasa berjalan? ………. Menit/hari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAGIAN 2: Aktivitas fisik berkaitan dengan transportasi

Pertanyaan berikut adalah tentang bagaimana cara anda berpergian dari


suatu tempat ke tempat yang lain, termasuk ke tempat-tempat seperti
pekerjaan, toko, ke pasar, dan sebagainya dengan menggunakan jenis
kendaraan bermotor : roda dua, roda empat selama 7 hari terakhir.
8. Berapa hari dalam seminggu ....... Hari/minggu
terakhir Andamenaiki kenderaan Tidak menaiki kendaraan
bermotor roda dua, roda empat ?
(loncat ke pertanyaan 10)
9. Dalam sehari, berapa lama (jam, ....... Jam/hari
menit) Anda menaiki kendaraan ....... Menit/hari
bermotor roda dua, roda empat ?
Pertanyaan selanjutnya fokus pada aktivitas fisik bersepeda dan berjalan
untuk pergi dan pulang dari tempat kerja dalam periode waktu 7 hari
terakhir, setidaknya selama 10 menit.
10. Berapa hari dalam seminggu ………… Hari/Minggu
terakhir Anda bersepeda untuk pergi
dan pulang kerja ? Tidak bersepeda (lanjut ke

pertanyaan 12)
11. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda bersepeda untuk pergi ………. Menit/hari
dan pulang kerja ?
12. Dalam seminggu terakhir, berapa ………… Hari/Minggu
hari Anda berjalan untuk pergi dan
pulang kerja ? Tidak berjalan

(lanjut ke bagian 3)
13. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda berjalan untuk pergi dan ………. Menit/hari
pulang kerja ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAGIAN 3: Pekerjaan rumah tangga, perawatan rumah dan perawatan
untuk keluarga

Pertanyaan berikut mengenai aktivitas fisik yang Anda lakukan dalam 7


hari terakhir di dalam dan sekitar rumah seperti pekerjaan rumah tangga,
berkebun, dan pekerjaan sekitar halaman, pekerjaan umum pemeliharaan
rumah serta merawat keluarga Anda.
Pertanyaan 14, 16, dan 18 berkaitan dengan aktivitas fisik disekitar rumah
dan di dalam rumah dalam periode waktu 7 hari terakhir, yang Anda
lakukan setidaknya selama 10 menit pada suatu waktu.
Di sekitar rumah ....... Hari/minggu

14. Berapa hari dalam seminggu Tidak melakukan aktivitas fisik


terakhir Anda melakukan aktivitas
fisik berat seperti mengangkat barang berat (loncat ke pertanyaan 16)
berat ≥ 10 kg, (setara dengan ½ zak
beras kecil) memindah perabot rumah
tangga, memotong kayu, mencangkul
di sekitar rumah ?
15. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda biasa melakukan aktivitas ………. Menit/hari
fisik berat di sekitar rumah ?
16. Berapa hari dalam seminggu ...... Hari/minggu
terakhr Anda melakukan aktivitas fisik
ringan seperti mengangkat benda Tidak melakukan aktivitas fisik
ringan < 10 kg, menyapu halaman
atau taman, mencuci mobil, mencuci ringan (loncat ke pertanyaan 18)
daun pintu ?
17. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda biasa melakukan aktivitas ………. Menit/hari
fisik ringan ?
Di dalam rumah ...... Hari/minggu

18. Berapa hari dalam seminggu Tidak melakukan aktivitas fisik


terakhir Anda melakukan aktivitas
fisik ringan seperti mengangkat benda ringan (loncat ke bagian 4)
ringan < 10 kg, memasak, mencuci,
menyapu, mengepel lantai ?
19. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda biasa melakukan aktivitas ………. Menit/hari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


fisik ringan ?

BAGIAN 4: Aktivitas rekreasi, olah raga dan aktivitas fisik di waktu


luang

Pertanyaan berikut mengenai aktivitas fisik yang Anda lakukan di waktu


luang setidaknya selama 10 menit dalam 7 hari terakhir untuk aktivitas
rekreasi, berjalan, olah raga dan kegiatan lainnya.
20. Berapa hari dalam seminggu ....... Hari/minggu
terakhir Anda lakukan di waktu luang
untuk aktivitas rekreasi, aktivitas Tidak melakukan aktivitas
berjalan, olah raga dan kegiatan lain ?
berjalan (loncat ke pertanyaan 22)
21. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda melakukan aktivitas di ………. Menit/hari
waktu luang untuk rekreasi, aktivitas
berjalan, olah raga dan kegiatan lain ?
22. Berapa hari dalam seminggu ...... Hari/minggu
terakhir Anda melakukan aktivitas
fisik berat seperti aerobik, berlari, Tidak melakukan aktivitas
bersepeda/ berenang cepat, tenis/bulu
tangkis single ? berat (loncat ke pertanyaan 24)
23. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda biasa melakukan aktivitas ………. Menit/hari
fisik berat seperti aerobik, berlari,
bersepeda/ berenang cepat, tenis/bulu
tangkis single ?
24. Berapa hari dalam seminggu ...... Hari/minggu
terakhir Anda melakukan aktivitas
fisik ringan seperti bersepeda / Tidak melakukan aktivitas
berenang dengan kecepatan biasa,
bermain tenis/bulu tangkis ganda ? ringan (loncat ke bagian 5)
25. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda biasa melakukan aktivitas ………. Menit/hari
fisik ringan seperti bersepeda /
berenang dengan kecepatan biasa,
bermain tenis/bulu tangkis ganda ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAGIAN 5: Waktu yang digunakan untuk duduk

Pertanyaan berikut adalah tentang waktu Anda yang biasa lakukan untuk
duduk di rumah, di tempat kerja, mengunjungi teman, membaca atau
berbaring melihat TV.
26. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda biasa duduk di hari kerja? ………. Menit/hari
27. Dalam sehari, berapa lama (jam, ………. Jam/hari
menit) Anda biasa duduk pada hari ………. Menit/hari
akhir pekan/ tidak bekerja ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Master Data

No. Hiperte Umur Umu Umu Pen Peker Genet Mknna Mknnle mrok mroko Juml Lm akf akfsi
Re nsi JK (tahu rk r2 di jaan ik sin mk ok k2 h mero sik k2
sp n) dik roko kk
an k
R.1 2 2 24 1 2 4 6 2 2 2 3 2 0 0 1 1
R.2 1 2 42 4 2 3 6 1 1 1 3 2 0 0 2 2
R.3 1 1 48 5 1 4 5 1 1 1 1 1 2 3 3 2
R.4 1 1 18 1 2 4 7 1 1 1 3 2 0 0 2 2
R.5 2 2 28 2 2 3 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1
R.6 2 2 29 2 2 3 6 2 2 1 3 2 0 0 1 1
R.7 2 1 26 2 2 4 2 1 2 2 3 2 0 0 2 2
R.8 2 2 48 5 1 1 6 1 2 2 3 2 0 0 1 1
R.9 2 2 72 8 1 1 6 2 2 2 3 2 0 0 1 1
R.1 2 1 4 7 1 1 1 3 2 0 0 2 2
0 18 1 2
R.1 1 2 2 6 1 1 1 3 2 0 0 2 2
1 44 4 2
R.1 1 1 4 7 1 1 1 3 2 0 0 1 1
2 18 1 2
R.1 2 2 4 6 1 2 1 2 1 1 1 2 2
3 30 2 2
R.1 2 2 4 6 1 1 2 3 2 0 0 2 2
4 28 2 2
R.1 2 2 3 6 1 2 2 3 2 0 0 2 2
5 54 6 1
R.1 1 2 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 39 4 2
R.1 2 2 3 5 2 2 1 3 2 0 0 2 2
7 40 4 2
R.1 1 2 3 6 1 1 1 3 2 0 0 2 2
8 36 3 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


R.1 1 1 1 7 2 1 2 1 1 2 3 1 1
9 62 7 1
R.2 2 1 1 7 2 2 2 1 1 2 3 1 1
0 50 5 1
R.2 2 2 3 6 2 1 1 3 2 0 0 2 2
1 21 1 2
R.2 1 2 3 6 1 1 1 3 2 0 0 2 2
2 29 2 2
R.2 2 2 3 7 2 2 2 3 2 0 0 2 2
3 18 1 2
R.2 2 2 1 5 1 1 1 3 2 0 0 2 2
4 41 4 2
R.2 2 2 2 5 2 1 1 1 1 1 2 2 2
5 37 3 2
R.2 2 2 4 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1
6 23 1 2
No. Hiperte Umur Umu Umu Pen Peker Genet Mknna Mknnle mrok mroko Juml Lm akf akfsi
Re nsi JK (tahu rk r2 di jaan ik sin mk ok k2 h mero sik k2
sp n) dik roko kk
an k
R.2 2 2 2 6 2 1 2 3 2 0 0 2 2
7 52 5 1
R.2 2 2 2 6 1 1 1 3 2 0 0 2 2
8 33 3 2
R.2 2 2 4 6 2 2 2 3 2 0 0 2 2
9 34 3 2
R.3 1 2 3 6 2 1 1 2 1 1 1 1 1
0 40 4 2
R.3 2 1 2 5 2 2 2 1 1 3 3 3 2
1 47 5 1
R.3 1 2 3 6 2 1 1 3 2 0 0 2 2
2 45 4 2
R.3 2 1 2 7 1 1 2 1 1 2 2 3 2
3 37 3 2
R.3 2 2 46 5 1 1 6 2 1 1 3 2 0 0 2 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4
R.3 1 2 1 5 1 2 2 3 2 0 0 2 2
5 52 5 1
R.3 1 2 3 6 2 1 2 3 2 0 0 1 1
6 38 3 2
R.3 1 2 3 5 1 2 1 3 2 0 0 2 2
7 56 6 1
R.3 1 2 2 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1
8 57 6 1
R.3 2 2 4 5 1 1 2 3 2 0 0 3 2
9 59 6 1
R.4 2 2 4 6 2 2 2 3 2 0 0 2 2
0 39 4 2
R.4 1 2 2 6 2 1 1 3 2 0 0 1 1
1 53 6 1
R.4 1 1 2 4 1 2 1 2 1 2 3 2 2
2 62 7 1
R.4 1 2 2 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1
3 59 6 1
R.4 1 2 4 5 1 1 1 3 2 0 0 1 1
4 22 1 2
R.4 2 1 2 5 2 1 2 1 1 2 3 3 2
5 49 5 1
R.4 2 2 2 6 2 2 1 3 2 0 0 2 2
6 42 4 2
R.4 2 2 4 6 2 2 1 3 2 0 0 1 1
7 34 3 2
R.4 2 2 2 6 2 1 1 3 2 0 0 2 2
8 42 4 2
R.4 1 2 3 5 1 1 1 3 2 0 0 1 1
9 53 6 1
R.5 1 2 2 6 2 1 1 3 2 0 0 1 1
0 67 8 1
R.5 2 1 3 4 2 2 2 1 1 2 3 1 1
1 51 5 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


R.5 1 1 3 7 2 1 1 1 1 2 3 3 2
2 49 5 1
R.5 2 1 2 5 2 2 2 1 1 1 3 3 2
3 56 6 1
R.5 2 2 2 7 2 1 1 3 2 0 0 3 2
4 35 3 2
No. Hiperte Umur Umu Umu Pen Peker Genet Mknna Mknnle mrok mroko Juml Lm akf akfsi
Re nsi JK rk r2 di jaan ik sin mk ok k2 h mero sik k2
sp dik roko kk
an k
R.5 1 1 2 5 1 1 2 3 2 0 0 2 2
5 46 5 1
R.5 2 1 1 4 2 2 2 1 1 3 3 3 2
6 56 6 1
R.5 1 2 2 5 2 1 1 3 2 0 0 2 2
7 61 7 1
R.5 1 2 1 7 2 2 1 3 2 0 0 1 1
8 59 6 1
R.5 1 1 2 7 1 1 1 2 1 3 3 1 1
9 60 7 1
R.6 2 2 2 6 2 1 2 3 2 0 0 1 1
0 67 8 1
R.6 2 2 3 6 2 1 2 3 2 0 0 2 2
1 58 6 1
R.6 2 2 2 6 2 1 1 3 2 0 0 1 1
2 32 3 2
R.6 1 2 3 5 1 1 1 3 2 0 0 1 1
3 36 3 2
R.6 2 2 1 7 2 1 2 3 2 0 0 3 2
4 56 6 1
R.6 1 2 2 6 2 1 1 1 1 1 3 1 1
5 63 7 1
R.6 2 2 2 7 2 2 2 3 2 0 0 3 2
6 50 5 1
R.6 1 2 56 6 1 3 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7
R.6 1 2 3 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1
8 36 3 2
R.6 2 2 5 6 2 1 1 3 2 0 0 1 1
9 26 2 2
R.7 1 1 3 7 2 1 1 3 2 0 0 2 2
0 34 3 2
R.7 2 1 4 7 2 1 1 1 1 2 2 2 2
1 29 2 2
R.7 1 2 1 6 2 2 2 3 2 0 0 1 1
2 48 5 1
R.7 1 2 2 6 1 1 2 3 2 0 0 2 2
3 58 6 1
R.7 1 1 2 5 2 1 2 3 2 0 0 2 2
4 52 5 1
R.7 2 2 2 6 2 2 1 3 2 0 0 2 2
5 53 6 1
R.7 2 2 4 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1
6 25 2 2
R.7 1 2 4 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1
7 36 3 2
R.7 2 1 3 5 2 1 1 3 2 0 0 2 2
8 37 3 2
R.7 2 2 2 5 2 1 2 3 2 0 0 2 2
9 47 5 1
R.8 1 1 2 7 2 1 1 1 1 3 3 2 2
0 51 5 1
R.8 1 1 2 7 1 1 2 1 1 2 3 1 1
1 53 6 1
R.8 2 2 2 6 2 2 2 3 2 0 0 2 2
2 54 6 1
No. Hiperte Umur Umu Umu Pen Peker Genet Mknna Mknnle mrok mroko Juml Lm akf akfsi
Re nsi JK (tahu rk r2 di jaan ik sin mk ok k2 h mero sik k2
sp n) dik roko kk
an k

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


R.8 1 1 4 2 1 2 2 3 2 0 0 2 2
3 46 5 1
R.8 1 1 4 2 1 1 1 3 2 0 0 1 1
4 48 5 1
R.8 1 1 1 4 1 2 2 1 1 2 3 2 2
5 47 5 1
R.8 1 2 1 5 1 1 1 3 2 0 0 2 2
6 63 7 1
R.8 2 2 4 2 1 1 1 3 2 0 0 1 1
7 23 1 2
R.8 1 1 2 5 2 2 1 3 2 0 0 3 2
8 54 6 1
R.8 1 1 1 6 1 1 1 3 2 0 0 1 1
9 52 5 1
R.9 1 2 1 4 2 1 1 3 2 0 0 3 2
0 60 7 1
R.9 2 2 4 7 1 1 1 3 2 0 0 1 1
1 21 1 2
R.9 1 1 5 2 1 1 1 3 2 0 0 2 2
2 34 3 2
R.9 1 1 4 7 2 1 1 1 1 2 3 3 2
3 39 4 2
R.9 1 2 4 6 1 2 1 3 2 0 0 1 1
4 39 4 2
R.9 1 2 2 4 1 1 2 3 2 0 0 2 2
5 65 7 1
R.9 2 1 3 5 2 1 1 1 1 1 2 3 2
6 43 4 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. Output Data
Analisis Univariat
Tabel Frekuensi Distribusi Responden
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18-30 tahun 18 18.7 18.7 18.7
31-44 tahun 28 29.2 29.2 47.9
>= 45 tahun 50 52.1 52.1 100.0
Total 96 100.0 100.0

jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 31 32.3 32.3 32.3
Perempuan 65 67.7 67.7 100.0
Total 96 100.0 100.0

pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak tamat SD/tidak
15 15.6 15.6 15.6
sekolah
SD 32 33.3 33.3 49.0
SMP 24 25.0 25.0 74.0
SMA 23 24.0 24.0 97.9
Akademi/Perguruan tinggi 2 2.1 2.1 100.0
Total 96 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai Swasta 5 5.2 5.2 5.2
Petani 6 6.3 6.3 11.5
Pedagang 22 22.9 22.9 34.4
IRT 44 45.8 45.8 80.2
Lainnya 19 19.8 19.8 100.0
Total 96 100.0 100.0

Riwayat hipertensi dalam keluarga


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 46 47.9 47.9 47.9
Tidak 50 52.1 52.1 100.0
Total 96 100.0 100.0

konsumsi makanan asin


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering 66 68.8 68.8 68.8
Tidak sering 30 31.2 31.2 100.0
Total 96 100.0 100.0

konsumsi makanan berlemak


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering 61 63.5 63.5 63.5
Tidak sering 35 36.5 36.5 100.0
Total 96 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kebiasaan merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perokok 19 19.8 19.8 19.8
Pernah merokok 4 4.2 4.2 24.0
Bukan perokok 73 76.0 76.0 100.0
Total 96 100.0 100.0

jumlah rokok yang dihisap/hari


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 10 batang/hari 7 30.4 30.4 30.4
10-20 batang/hari 12 52.2 52.2 82.6
> 20 batang/hari 4 17.4 17.4 100.0
Total 23 100.0 100.0

lama merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 10 tahun 3 13.0 13.0 13.0
10-20 tahun 4 17.4 17.4 30.4
> 20 tahun 16 69.6 69.6 100.0
Total 23 100.0 100.0

aktivitas fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 38 39.6 39.6 39.6
Sedang 43 44.8 44.8 84.4
Berat 15 15.6 15.6 100.0
Total 96 100.0 100.0

Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Hipertensi 48 50.0 50.0 50.0
Bukan Hipertensi 48 50.0 50.0 100.0
Total 96 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Analisis Bivariat
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur 2 * Hipertensi 96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
jenis kelamin* Hipertensi 96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
riwayat keluarga yang
menderita hipertensi * 96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
Hipertensi
konsumsi makanan asin *
96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
Hipertensi
konsumsi makanan
96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
berlemak * Hipertensi
kebiasaan merokok 2*
96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
Hipertensi
aktivitas fisik 2 *
96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
Hipertensi

umur 2 * Hipertensi
Hipertensi Total
Bukan
Hipertensi Hipertensi Hipertensi
umur 2 >= 45 tahun Count 31 19 50
% within umur 2 62,0% 38,0% 100,0%
< 45 tahun Count 17 29 46
% within umur 2 37,0% 63,0% 100,0%
Total Count 48 48 96
% within umur 2 50,0% 50,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.010a 1 .014
Continuity Correctionb 5.050 1 .025
Likelihood Ratio 6.075 1 .014
Fisher's Exact Test .024 .012
Linear-by-Linear
5.948 1 .015
Association
N of Valid Casesb 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.00.
b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper Lower
Odds Ratio for umur 2 (>= 45 tahun
2,783 1,217 6,366
/ < 45 tahun)
For cohort Hipertensi = Hipertensi 1,678 1,085 2,593
For cohort Hipertensi = Bukan
,603 ,397 ,915
Hipertensi
N of Valid Cases 96

jenis kelamin * Hipertensi


Hipertensi
Bukan
Hipertensi Hipertensi Total
jenis Laki-laki Count 19 12 31
kelamin % within jenis kelamin 61.3% 38.7% 100.0%

Perempuan Count 29 36 65
% within jenis kelamin 44.6% 55.4% 100.0%

Total Count 48 48 96
% within jenis kelamin 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.334a 1 .127
Continuity Correctionb 1.715 1 .190
Likelihood Ratio 2.350 1 .125
Fisher's Exact Test .190 .095
Linear-by-Linear
2.310 1 .129
Association
N of Valid Casesb 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.50.
b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for jenis kelamin (Laki-laki /
1.966 .821 4.704
Perempuan)
For cohort Hipertensi = Hipertensi 1.374 .931 2.028
For cohort Hipertensi = Bukan Hipertensi .699 .427 1.145
N of Valid Cases 96

riwayat keluarga yang menderita hipertensi * Hipertensi


Hipertensi
Bukan
Hipertensi Hipertensi Total
riwayat keluarga Ya Count 31 15 46
yang menderita % within riwayat keluarga
hipertensi 67.4% 32.6% 100.0%
yang menderita hipertensi

Tidak Count 17 33 50
% within riwayat keluarga
34.0% 66.0% 100.0%
yang menderita hipertensi

Total Count 48 48 96
% within riwayat keluarga
50.0% 50.0% 100.0%
yang menderita hipertensi

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10.685a 1 .001
Continuity Correctionb 9.391 1 .002
Likelihood Ratio 10.894 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear
10.574 1 .001
Association
N of Valid Casesb 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.00.
b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for riwayat keluarga yang menderita
4.012 1.715 9.386
hipertensi (Ya / Tidak)
For cohort Hipertensi = Hipertensi 1.982 1.282 3.063
For cohort Hipertensi = Bukan Hipertensi .494 .312 .783
N of Valid Cases 96

konsumsi makanan asin * Hipertensi


Hipertensi
Bukan
Hipertensi Hipertensi Total
konsumsi Sering Count 39 27 66
makanan asin % within konsumsi makanan
59.1% 40.9% 100.0%
asin

Tidak Count 9 21 30
sering % within konsumsi makanan
30.0% 70.0% 100.0%
asin

Total Count 48 48 96
% within konsumsi makanan
50.0% 50.0% 100.0%
asin

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.982a 1 .008


b
Continuity Correction 5.867 1 .015
Likelihood Ratio 7.131 1 .008
Fisher's Exact Test .015 .007
Linear-by-Linear
6.909 1 .009
Association
N of Valid Casesb 96

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.00.
b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for konsumsi makanan asin
3.370 1.340 8.476
(Sering / Tidak sering)
For cohort Hipertensi = Hipertensi 1.970 1.100 3.526
For cohort Hipertensi = Bukan Hipertensi .584 .403 .848
N of Valid Cases 96

konsumsi makanan berlemak * Hipertensi


Hipertensi
Bukan
Hipertensi Hipertensi Total
konsumsi Sering Count 37 24 61
makanan % within konsumsi
berlemak 60.7% 39.3% 100.0%
makanan berlemak

Tidak sering Count 11 24 35


% within konsumsi
31.4% 68.6% 100.0%
makanan berlemak

Total Count 48 48 96
% within konsumsi
50.0% 50.0% 100.0%
makanan berlemak

Chi-Square Tests

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.599a 1 .006
Continuity Correctionb 6.475 1 .011
Likelihood Ratio 7.738 1 .005
Fisher's Exact Test .010 .005
Linear-by-Linear
7.520 1 .006
Association
N of Valid Casesb 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.50.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for konsumsi makanan
3.364 1.396 8.104
berlemak (Sering / Tidak sering)
For cohort Hipertensi = Hipertensi 1.930 1.137 3.277
For cohort Hipertensi = Bukan Hipertensi .574 .391 .842
N of Valid Cases 96

kebiasaan merokok 2 * Hipertensi


Hipertensi
Bukan
Hipertensi Hipertensi Total
kebiasaan Perokok Count 12 11 23
merokok 2 % within kebiasaan
52.2% 47.8% 100.0%
merokok 2

Bukan Perokok Count 36 37 73


% within kebiasaan
49.3% 50.7% 100.0%
merokok 2

Total Count 48 48 96
% within kebiasaan
50.0% 50.0% 100.0%
merokok 2

Chi-Square Tests

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .057a 1 .811
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .057 1 .811
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear
.057 1 .812
Association
N of Valid Casesb 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.50.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for kebiasaan merokok 2 (Perokok /
1.121 .439 2.865
Bukan Perokok)
For cohort Hipertensi = Hipertensi 1.058 .671 1.668
For cohort Hipertensi = Bukan Hipertensi .944 .582 1.530
N of Valid Cases 96

aktivitas fisik 2 * Hipertensi


Hipertensi
Bukan
Hipertensi Hipertensi Total
aktivitas fisik 2 Ringan Count 23 15 38
% within aktivitas fisik 2 60.5% 39.5% 100.0%

Berat Count 25 33 58
% within aktivitas fisik 2 43.1% 56.9% 100.0%

Total Count 48 48 96
% within aktivitas fisik 2 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.788a 1 .095
Continuity Correctionb 2.134 1 .144
Likelihood Ratio 2.804 1 .094
Fisher's Exact Test .144 .072
Linear-by-Linear
2.759 1 .097
Association
N of Valid Casesb 96
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for aktivitas fisik 2 (Ringan /
2.024 .880 4.654
Berat)
For cohort Hipertensi = Hipertensi 1.404 .949 2.077
For cohort Hipertensi = Bukan Hipertensi .694 .441 1.091
N of Valid Cases 96

Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Included in Analysis 96 100.0
Selected Cases
Missing Cases 0 .0
Total 96 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 96 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Hipertensi 0

Bukan Hipertensi 1

Block 0: Beginning Block

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Classification Tablea,b

Predicted

Hipertensi

Observed Hipertensi Bukan Hipertensi Percentage Correct


Hipertensi 0 48 .0
Step 0 Hipertensi
Bukan Hipertensi 0 48 100.0
Overall Percentage 50.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant .000 .204 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables umurK 6.010 1 .014
genetik 10.685 1 .001
masin 6.982 1 .008
mberlemak 7.599 1 .006
AF 2.788 1 .095
Jk 2.334 1 .127
Overall Statistics 35.964 6 .000

Block 1: Method = Forward Stepwise (Conditional)


Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 10.894 1 .001
Block 10.894 1 .001
Model 10.894 1 .001
Step 2 Step 9.781 1 .002
Block 20.675 2 .000
Model 20.675 2 .000
Step 3 Step 18.147 1 .000
Block 38.822 3 .000
Model 38.822 3 .000
Step 4 Step 4.153 1 .042
Block 42.975 4 .000
Model 42.975 4 .000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 122.190a .107 .143
2 112.409b .194 .258
3 94.263c .333 .443
4 90.109d .361 .481
a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter
estimates changed by less than ,001.
b. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter
estimates changed Hosmer
by less than
and,001.
Lemeshow Test
c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
Step Chi-square df Sig.
estimates changed by less than ,001.
1 Estimation terminated at .000
d. 0
iteration number 6 because parameter .
2 .225
estimates changed by less than ,001. 2 .894
3 1.897 5 .863
4 26.391 7 .000

Classification Tablea
Predicted
Hipertensi
Bukan Percentage
Observed Hipertensi Hipertensi Correct
Step 1 Hipertensi Hipertensi 31 17 64.6
Bukan Hipertensi 15 33 68.8
Overall Percentage 66.7
Step 2 Hipertensi Hipertensi 31 17 64.6
Bukan Hipertensi 15 33 68.8
Overall Percentage 66.7
Step 3 Hipertensi Hipertensi 41 7 85.4
Bukan Hipertensi 14 34 70.8
Overall Percentage 78.1
Step 4 Hipertensi Hipertensi 41 7 85.4
Bukan Hipertensi 14 34 70.8
Overall Percentage 78.1
a. The cut value is ,500

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Variables in the Equation
95,0% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 genetik 1.389 .434 10.263 1 .001 4.012 1.715 9.386
Constant -2.115 .696 9.228 1 .002 .121
b
Step 2 umurK 1.460 .496 8.665 1 .003 4.308 1.629 11.392
genetik 1.758 .496 12.557 1 .000 5.803 2.194 15.349
Constant -4.836 1.264 14.648 1 .000 .008
Step 3 umurK 2.876 .748 14.798 1 .000 17.742 4.098 76.803
c
genetik 1.856 .544 11.627 1 .001 6.399 2.202 18.598
mberlemak 2.656 .739 12.922 1 .000 14.233 3.346 60.552
Constant -10.718 2.349 20.818 1 .000 .000
Step 4d Jk 1.201 .616 3.797 1 .051 3.322 .993 11.116
umurK 3.045 .794 14.712 1 .000 21.017 4.433 99.631
genetik 2.069 .594 12.134 1 .000 7.915 2.471 25.352
mberlemak 3.055 .812 14.150 1 .000 21.227 4.320 104.291
Constant -13.857 3.152 19.321 1 .000 .000
a. Variable(s) entered on step 1: genetik.
b. Variable(s) entered on step 2: umurK.
c. Variable(s) entered on step 3: mberlemak.
d. Variable(s) entered on step 4: Jk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4. Surat Izin Survei Pendahuluan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6. Surat Selesai Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai