Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

MANAJEMEN DATA

OLEH
KELOMPOK II:

EVELYNE ANGELINE LOUISYE TUGURUMA SOGEN

APENDITA JOICE RUTH YENI FREITAS

MARTHA SAMORIA O. LODEN

TRESNA ASRIANY HENUKH

CHRISTANTI YAMINI KORE

PUTRI VIRA NOVITA LAGA

DESLYN DJARA LIWE

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG NTT

2020

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “DATA” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Data.

Dalam menyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang
budiman.

Kupang, 28 Agustus 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................II
DAFTAR ISI.............................................................................................................. III
BAB I.......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penuliasan........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
A. Pengertian Data dan Data Kesehatan..........................................................3
B. Klasifikasi Data.............................................................................................8
1. Jenis Data...............................................................................................................8
2. Skala Data.............................................................................................................10
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data...........................................................16
BAB III...................................................................................................................... 25
PENUTUP................................................................................................................ 25
A. Kesimpulan.................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................26

III
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem manajemen berbasis data adalah suatu sistem atau perangkat
lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan
operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna. Saat ini peran data
sangatlah menonjol. Pemrosresan basis data menjadi perangkat andalan
yang sangat diperlukan oleh berbagai institusi. Basis data tidak hanya dapat
mempercepat perolehan informasi, tetapi juga meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Sistem manajemen berbasis data mengorganisasikan
volume data dalam jumlah besar yang digunakan oleh institusi-institusi dalam
transaksi-transaksinya sehari-hari.
Data harus diorganisasikan sehingga pada manajer dapat menemukan
data tertentu dengan mudah dan cepat untuk mrngambil keputusan.
Sedangkan data adalah bahan baku informasi yang dapat dikumpulkan dalam
suatu basis data agar pengumpulan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien diperlukan manajemen data.
Manajemen data merupakan bagian dari manajemen sumber daya
informasi. Sebuah informasi yang efektif menyediakan informasi yang akurat,
tepat wktu, dan relevan bagi penggunanya sehingga dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan, baik dalam
operasional harus dilandasi oleh data dan informasi yang tepat waktu dan
tepet isi agar keputusan yang diambil tepat sasaran. Informasi diperoleh dari
pengelolaan data yang dilaksanakan oleh sistem informasi dengan dukungan
teknologi informasi.
Data merupakan aspek penting dalam melakukan penilaian dan
penentuan keputusan dalam berbagai organisasi termasuk didalamnya
organisasi yang bergerak pada bidang kesehatan. Oleh karena itu setiap lini
dalam organisasi dipandang perlu memahami manajemen data dan teknologi
informasi kesehatan. Keputusan organisasi didasari dengan data akan
mendapatkan hasil yang baik. Setiap kegiatan dilakukan dengan
menggunakan data memeiliki landasan yang tepat untuk melakukan tindakan.

1
Sehingga kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut melalui tahapan-
tahapan berdasarkan data yang diterima. Penyusunan tahapan ini dilakukan
dengan pendekatan-pendekatan yang dilandasi oleh data.untuk mendapatkan
data yang baik makan diperlukan pengelolaan yang baik.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin melakukan
pembahasan lebih lanjut mengenai data dan juga data kesehatan serta
klasifikasi data dan juga teknik dan alat pemgumpulan data.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan data dan data kesehatan?
2. Bagaimana klasifikasi data (jenis data dan skala data)?
3. Bagaimana teknik dan alat pengumpulan data?

C. Tujuan Penuliasan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan data dan data kesehatan
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi data (jenis dan skala data)
3. Untuk mengetahui bagaimana apa saja teknik dan alat pengumpulan data

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Data dan Data Kesehatan


Kata data berasal dari datum yang berarti materi atau kumpulan fakta
yang dipakai untuk keperluan suatu analisa, diskusi,presentasi,ilmiah,atau tes
statistik. Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang
menunjukkan fakta. Sedangkan perolehan data seyangnya relevan artinya
yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian, mutakhir
artinya data yang diperoleh masih hangat dibicarakan, dan diuusahakan oleh
orang pertama (data primer). Data yang sudah memenuhi syarat perlu diolah.
Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan
penilitian. Kekeliriuan memilih analisa dan perhitungan akan berakibat fatal
pada kesimpulan, generalisasi maupun interpretasi. Hal ini perlu dikaji secara
mendalam hal-hal menyangkut pengolahan data, supaya bisa memilih dan
menentukan secara tepat dalam pengolahan data
Materi atau kumpulan fakta dapart berupa status,
informasi,keterangan,dan lain-lainnya dari suatu objek atau beberapa objek
yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti atau berasal dari sumber lain seperti
instansi,badan internasional,hasil publikasi ilmiah dan hasil penelitian orang
lain.
Sedangkan definisi dari data kesehatan merupakan adalah segala data
yang berhubungan dengan kondisi kesehatan, hasil reproduksi, penyebab
kematian, dan kualitas hidup. Untuk individu atau populasi data kesehattan
mencakup metric klinis bersama dengan informasi lingkungan,sosial
ekonomi,dan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran.
Sejumlah data kesehatan dikumpulkan dan digunakan saat individu
berinteraksi dengan sistem perawatan kesehtan. Data ini dikumpulkan oleh
penyedia layanan kesehatan.

Data merupakan sekumpulan keterangan atau faka mentah berupa


simbol, angka, kata-kata atau citra, yang didapatkan melalui proses

3
pengamatan atau pencarian ke sumber-sumber tertentu. Definisi data adalah
kumpulan keterangan-keterangan atau deskriipsi dasar dari suatu hal (objek
atau kejadian) yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) dan dapat
diolah menjadi bentuk yang lebih kompleks, seperti; informasi, database, atau
solusi untuk masalah tertentu. Secara etimologis, istilah data berasal dari
bahasa latin, yaitu datumyang artinya sesuatu yang diberikan. Dengan kata
lain, data merupakan hasil pengukuran atau pengmatan suatu variabel yang
bentuknya dapat berupa simbol, warna, kata-kata, angka, atau citra. Adapun
tentang data menurut para ahli:

1. Menurut Arikunto Suharsimi, pengertian data adalah semua fakta dan


angka-angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun sebuah
informasi.
2. Menurut Nuzulla Agustina, dafinisi data adalah keterangan mengenai
suatu hal yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka,
grafik, tabel, gamber, lambang, kata, huruf, yang menyatakan suatu
pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi.
3. Menurut Kuswadi dan E. Mutiara, pengertian data adalah sekumpulan
keterangan-keterangan yang diperoleh dari suatu pengamatan dapat
berupa angka, lambang, atau sifat.
4. Menurut Slamet Riyadi, pengertian data adalah kumpulan keterangan
yang diperoleh dari pengamatan dimana data bisa berupa angka-angka
atau lambang-lambang.
5. Menurut Kristanto, pengertian data adalah fakta mentah mengenai objek
yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan dan
kejadian.
Pada dasarnya data berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan
mmanusia. Namun, penggunaan istilah data lebih banyak dipakai di bidang
teknologi komputer dan juga kegiatan penelitian.
1. Data dapat berfungsi sebagai acuan dalam mengambil suatu keputusan
dalam pemecahan masalah.

4
2. Data bisa dijadikan sebagai pedoman atau dasar suatu penelitian atau
perencanaan.
3. Data dapat berfungsi sebagai acuan dalam implementasi suatu kegiatan.
4. Data berfungsi sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap suatu
kegiatan.
Dalam melakukan suatu penelitian penting untuk mendapatkan data yang
baik dan sesuai dengan tujuan. Agar dapat menghasilkan data tersebut maka
dalam pelaksanaan pengumpulan data dibagi menjadi tahap persiapan yang
terdiri dari hal-hal berikut:
1. Menentukan dan merumuskan tujuan penelitian secara baik
2. Menentukan metode yang akan digunakan
3. Menentukan teknik pengumpulan data
4. Menyusun pedoman daftar pertanyaan yang dapat menjawab tujuan
5. Menentukan sasaran
6. Menentukan tempat di mana data dikumpulkan dan jumlah responden
7. Menentukan siapa pelaksana pengumpulan data
Tahap berikutnya ialah tahap pelaksanaan yang meliputi hal-hal berikut:
a. Pengumpulan data, dan
b. Supervisi lapangan sebelum data dibawa untuk diolah.
1. Sumber Data
Penting juga diketahui terait sumber data yang akan diambil atau lebih
khususnya sumber data kesehatan yang akan dikumpulka. Secara garis
besar dapat dikatakan bahwa sumber data ialah tepat data yang kita
inginkan.
Sumber data dapat berupa rekam medik di rumah sakit, badan atau
instansi resmi yang berkaitan dengan data kesehatan, seperti Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia yang dilaksanakan oleh BPS atau
publikasi-publikasi ilmiah tentang kedokteran. Sumber data dapat pula
berasal dari masyrakat atau penderita yang dating berobat ke rumah sakit
atau puskesmas atau pung dari petugas rumah sakit. Sumber yang
digunakan sangat bergantung pada tujuan penelitian.

5
Pengetahuan tentang sumber data sangat penting untuk diketahui. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih sumber data
yang esuai dengan tujuan penelitian. Misalnya, suatu penelitian tentang
berbagai penyakit yang sedang atau pernah diderita oleh masyarakat di
suatu daerah. Untuk itu, dilakukan rekam medik di sarana pelayanan
kesehatan yang ada di daerah tersebut. Hal inii tidak benar karenan
sumber data berada di msayarakat dan bukan di sarana pelayanan
kesehatan yang ada di daerah tersebut. Bila dilakukan penelitian
perjalanan penyakit yang pernah dialami oleh penderita yang pernah
dirawat maka sumber data berada di rekam medik rumah sakit yang
bersangkutan. Pada contoh pertama, kita memperoleh data primet,
sedangkan pada contoh kedua memperoleh data sekunder.
2. Metode Pengumpulan Data
Setelah ditemukan sumber data yang digunakan kemudian dilakukan
pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa
metode berikut :
a. Mengumpulkan data dari catatan medik di sarana pelayanan
kesehatan atau instansi yang berhubungan dengan kesehatan. Cara
ini mempunyai keuntungan yaitu mudah dilakukan, membutuhkan
waktu dan biaya yang relatif kecil, tetapi data yang dibutuhkan sering
tidak ada atau tidak lengkap.
b. Pengumpulan dapat dilakukan dengan survei.Dengan cara ini, data
yang di peroleh merupakan data primer dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan kita. Tetapi cara ini membutuhkan waktu, tenaga dan biaya
yang cukup besar.
Cara mana yang akan ditempuh tergantung dari tujuan dan
kebutuhan akan data tersebut serta tersedianya waktu, tenaga dan
biaya. Bila data yang dibutuhkan sangat penting seperti pada Kejadian
Luar Biasa (KLB) sebaiknya dilakukan pengumpulan data primer.

6
Disamping pengumpulan data kuantitatif seperti yang telah diuraikan
diatas, dapat pula dilakukan pengumpulan data kualitatif yang
dilakukan dengan metode :

a. Diskusi kelompok terarah dan


b. Wawancara mendalam.
Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan, pengumpulan
data hendaknya menggunakan metode yang lazim. Bila kita ingin
mengumpulkan data sekunder dari rumah sakit maka dilakukan dengan
membuka kembali catatan medik yang ada dirumah sakit tersebut.
Bila data primer yang kita inginkan maka dapat dilakukan dengan
sampling survei atau dengan langsung menemui penderita yang datang ke
rumah sakit. Sampling survei merupakan salah satu cara pengumpulan
data dari masyarakat untuk memperoleh gambaran tentang pemakaian
obat tertentu (therapeutic survey) atau mengadakan evaluasi terhadap
program kesehatan yang telah dijalankan. Pada pengumpulan data
dengan cara survei, biasanya jumlah responden cukup banyak hingga
tidak mungkin dilakukan menyeluruh, tetapi dilakukan dengan
pengambilan sampel. Sebelum diputuskan untuk melakukan survei, perlu
dipertimbangkan dahulu masalah waktu, biaya dan tenaga yang tersedia.
Keuntungan pengumpulan data dengan metode survei adalah kita
akan mendapatkan data primer yang dapat dipercaya, tetapi dapat pula
kekurangannya karena membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang
cukup besar.
3. Penyajian Data
Setelah data dikumpulkan, perlu disusun secara sistematik supaya dapat
mudah dimengerti dan dipresentasi dengan baik. Ada 4 cara presentasi
data yaitu:
a. Textual
Berupa tulisan atau narasi, dan hanya dipakai untuk data yang
jumlahnya kecil sertamemerlukan suatu kesimpulan sederhana.
b. Semi-Tabulasi

7
Kombinasi antara tulisan dan tabulasi sederhana, juga untuk data yang
jumlahnya kecil serta memerlukan suatu kesimpulan sederhana.
c. Tabulasi
Berupa bentuk tabel yang terdiri dari beberapa baris dan beberapa
kolom, yang digunakan untuk memaparkan sekaligus beberapa
variabel hasil observasi, survei, atau penelitian sehingga mudah dibaca
dan dimengerti.
d. Diagram/Grafik
Data dipresentasikan dalam bentuk diagram atau grafik seperti
diagram batang, garis, gambar, peta, dan lain-lain.

B. Klasifikasi Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatid atau data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil perhitungan dan tidak
menyatakan kuantitas, tetapi menyatakan sifat yang dikellommpokan
dalam kategori. Oleh karena itu, data kualitatif sering disebut juga data
kategori dan individu dalam satu kategori mempunyai nilai yang sama.
Data kualitatif selalu bilangan bulat dan jumlahnyadinyatakan dalam
frekuensi, misalnya sembuh atau tidak, baik atau buruk, laki-laki atau
perempuan, dan lain sebagainya hingga data yang dihasilkan termasuk
dalam salah satu kategori. Data demikian disebut dichotomy atau binary.
Untuk meringkas data kualitatif relative tidak sukar dengan jumlah
individu dalam satu kategori dinyatakan dalam frekuensi. Bila frekuensi
yang diperoleh dihitung secara proporsi atau persentase maka disebut
frekuensi relative.
Data kuantitatif merupakan data yang dihasilkan dari pengukuran,
dapat berupa bialangan bulat atau decimal. Berbeda dengan data
kealitarif, data kuantitatif hasilnya dinyatakan dalam kuantitas numerik
terhadap ciri tertentu yang disebut variabel, misalnya jumlah bakteri yang
terdapat dalam sampel air. Pada umumnya, dalam study tentang
perjalanan penyakit terdapat sejumlah variabel, baik yang berkaitan

8
langsung dengan penyakitnya maupun yang tidak berkaitan langsung
dengan penyakit yang diderita. Misalnya, jenis kelamin, temperature, umur
pendidikan, dan pekerjaan. Berdasarkan penjelasan tersebut jelaslah
bahwa meringkas data kuantitatif lebih kompleks dan tidak semudah
meingkas data kualitatif.
Untuk mempermudah dalam melaksanakan tindakan berikutnya,
seperti pengolahan , penyajian, sampai kepada analisis data maka data
kuantitatifdibagi menjadi dua yaitu data deskrit dan data kontinu.
a. Deskrit
Disebut data desskrit apabila data yang diperoleh dari hasil
perhitungan hingga hasilnya selalu positif dan dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya secara jelas. Data diskrit adalah data yang
nilainya adalah bilangan asli, bukan berupa pecahan angka. Misalnya
seperti data berat badan mahasiswa jurusan komunikasi, atau data
jumlah kendaraan di suatu daerah, dan lain sebagainya. Data deskrit
lebih mudah untuk dianalisis, tetapi informasi yang dihasilkan kurang
mendalam dibandingkan dengan data kontinu.
b. Kontinu
Data kontinu ialah data yang dihasilkan dari pengukuran, dapat berupa
bilangan decimal atau bilanga bulat tergantung alat ukur yang
digunakan. Ciri data kontinu adalah antara dua interval angka dapat
disisipkan angka berapapun hingga interval tersebut berimpitan satu
dengan yang lain. Misalnya tinggi badan, berat badan, umur, dan
tekanan darah. Bila data kontinu dipisah-pisahkan menjadi beberapa
kategori maka data demikian dapat diperlakukan sebagai data deskrit.
Data kontinu adalah data yang nilainya ada pada interval tertentu atau
berada pada nilai yang satu ke nilai lainnya, nilainya bisa berupa
pecahan. Contohnya seperti penggunaan kata sekitar, kira-kira, dan
sebagainya. Biasanya kata tersebut terdapat pada data hasil panen,
panjang jalan, berat badan sapi. Contoh lainnya seperti data berikut
“Petani memiliki hasil panen tomat kurang lebih 300 ton.”

9
Data dapat pula dibagi menjadi data primer dan data sekunder
berdasarkan cara memperoleh data tersebut, yaitu:
a. Data Primer
Dikatakan data primer bila pengumpulan data dilakukan secara
langsung oleh peneliti terhadap sasaran. Misalnya, pada penilitian
tentang khasiat dua macam obat untuk pengobatan suatu penyakit dan
pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti terhadap penderita
yang dating ke rumah sakit. Selanjutnya, data tersebut diolah,
dianalisis, disajikan, dan dilaporkan oleh peneliti.
Data primer mempunyai keuntungan karena pengumpulan data
dilakukan oleh peneliti secara langsung hingga data yang diperoleh
sesuai dengan kebutuhan, tetapi pengumpulan data primer memiliki
kekurangan, yaitu apabila data yang dikumpulkan cukup banyak dan
sasarannya masyarakat maka akan membutuhkaan waktu, tenaga,
dan biaya yang cukup besar.
b. Data Sekunder
Disebut dengan data sekunder apabila pengumpulan data yang
diinginkan diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan bukan
dilakukan oleh peneliti sendiri, misalnya data rekam medik di rumah
sakit.
Pengumpulan data secara sekunder mempunyai keuntungan dalam
hal waktu, biaya, dan tenaga, tetapi seringkali datanya tidak lengkap
atau data yang kita butuhkan tidak ada.
2. Skala Data
Skala pengukuran data atau skala data adalah kemampuan untuk
membedakan satu nilai terhadap lainnya dari suatu sifat yang diamati. Hal
ini dilakukan dengan maksud agar tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan teknik analisis data dan tahapan penelitian selanjutnya. Sifat
yang diamati mempunyai nilai yang cenderung bervariasi. Sifat yang
diamati tersebut sering disebut “variabel”.
Skala pengukuran data merupakan seperangkat aturan yang
diperlukan untuk ‘mengkuantitatifkan’ data dari pengukuran suatu variabel.

10
Dalam melakukan analisis statistik, perbedaan jnis data sangat
berpengaruh terhadap pemilihan model atau alat uji statistik. Tidak
sembarangan jenis data dapat digunakan oleh alat uji tertentu. Untuk itu
skala pengukuran data (variabel) sangat menentukan dalam uji statistik.
Skala pengukuran atau skala data terbagi atas (dari skala terendah ke
tertinggi):
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala yang paling sederhana disusun
menurut jenis (kategori) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol
untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya.
Skala Nominal yaitu skala yang hanya mempunyai ciri untuk
membedakan skala ukur yang satu dengan skala ukur yang lain.
Skala Nominal hanya mendasarkan pada pengelompokan atau
pengkategorian peristiwa atau fakta dan apabila menggunakan notasi
angka hal itu sama sekali tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif
melainkan hanya menunjukkan perbedaan kualitatif.
Banyak variabel dalam penelitian sosial menggunakan skala
nominal seperti agama, jenis kelamin, tempat lahir, asal sekolah, dsb.
Skala nominal merupakan skala yang paling sederhana disusun
menurut jenis (katagorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol
untuk membedakan sebuah karakteristik lainnya. Skala nominal
merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara skala
pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda
atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarrkan nama
(predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi
objek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori. Pemberian
angka atau simbol pada skala nominal tidak memiliki maksud
kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidaknya atribut atau
karakteristik pada objek yang diukur.
Sifat skala nominal:
a. Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah),

11
b. Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa
sembarang).
Ciri-ciri skala nominal:
a. Hasil penghitungan tidak dijumpai bilangan pecahan,
b. Angka yang tertera hanya label saja,
c. Tidak mempunyai urutan (ranking),
d. Tidak mempunyai ukuran baru,
e. Tidak mempunyai nol mutlak,
f. Tes statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik.
Contoh: :
a. Jenis kelamin (1. Laki laki 2. Perempuan)
b. Jenis warna (1. Hijau 2. Biru 3. Kuning)
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal yaitu skala yang selain mempunyai ciri untuk
membedakan juga mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentangan
tertentu. Misalnya rentangan dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi, dari yang paling jelek sampai yang paling baik.
Skala ordinal disusun berdsarakan atas jenjang dalam atribut
tertentu sehingga penyusunannya disusun secara terurut dari yang
rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri tertentu, namun antara
urutan (ranking) yang satu dengan yang lainnya tidak mempunyai jarak
yang sama.
Skala ordinal banyak dipergunakan dalam penelitian sosial dan
pendidikan terutama berkaitan dengan pengukuran kepentingan,
persepsi, motivasi serta sikap, apabila mengukur sikap responden
terhadap suatu kebijakan pendidikan, responden dapat diurutkan dari
mulai:
a. Sangat Setuju(1),
b. Setuju (2),
c. Tidak Berpendapat (3),
d. Kurang Setuju (4), dan

12
e. Tidak Setuju(5), maka angka-angka tersebut hanya sekedar
menunjukan urutan responden, bukan nilai untuk variabel tersebut.
Ciri-ciri skala ordinal:
a. Kategori data bersifat saling memisah,
b. Kategori data mempunyai aturan yang logis,
c. Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karakteristik
khusus yang dimilikinya.
Dapat juga dikatakan bahwa skala ordinal merupakan skala yang
didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi
sampai jenjang yang lebih rendah atau sebaliknya. Skala ordinal ini
lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut dengan
skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambing-lambang
bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga
menunjukkan urutan atau tingkatan objek yang diukur menurut
karakteristik tertentu.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dari karakteristik skala ordinal
adalah meskipun nilainya sudah memiliki batas yang jelas tetapi belum
memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa jarak kepuasan dari tidak
puas ke kurang puas. Dengan kata lain juga, walaupun sangat puas
kita beri angka 5 dan sangat tidak puas kita beri angka 1, kita tidak
bisa mengatakan bahwa kepuasan yang sangat puas lima kali lebih
tinggi dibandingkan yang sangat tidak puas. Sebagaimana halnya
pada pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat
menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti
pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya.
Contoh: :
a. Tingkat pendidikan : (1. SD, 2. SMP, 3. SMA )
b. Sikap ( sangat setuju, setuju, netral)
3. Skala Interval
Skala interval yaitu skala yang membedakan, mempunyai arti
tingkatan, mempunyai besaran/jarak/interval yang tetap antara satu

13
data dengan yang lainnya. Oleh karena itu skala interval dapat juga
disebut skala unit yang sama (equal unit scale).
Ciri-ciri skala interval:
a. Kategori data bersifat saling memisah,
b. Kategori data bersifat logis,
c. Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karakteristik
khusus yang dimilikinya,
d. Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan
yang sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori,
e. Angka nol hanya menggambarkan suatu titik dalam skala (tidak
punya nilai nol absolut).
Dengan demikian skala interval merupakan skala yang
menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan
mempunyai boobot yang sama. Analisis statistik yang digunakan ialah
mempunyai karakteristik uji statistik parametik. Skala interval
mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan
ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval
yang tetap. Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai
intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan
kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan kelipatan” ini kadang-
kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak.
Contoh :
a. Skor
b. IP
4. Skala Rasio
Skala Rasio yaitu data yang membedakan, mempunyai arti
tingkatan, mempunyai basaran/jarak tertentu antar datanya,
mempunyai nilai mutlak (absolute) artinya nilai ‘0’  kosong/ tidak ada.
Merupakan skala pengukuran yang mempunyai nilai NOL MUTLAK
dan mempunyai jarak yang sama. Skala interval yang benar-benar
memiliki nilai nol mutlak disebut skala rasio, dengan demikian skala
rasio menunjukkan jenis pengukuran yang sangat jelas dan akurat

14
(precise). Jika kita memiliki skala rasio, kita dapat menyatakan tidak
hanya jarak yang sama antara satu nilai dengan nilai lainnya dalam
skala, tapi juga tentang jumlah proposional karakteristik yang dimiliki
dua objek atau lebih, dan contoh untuk skala ini adalah uang.
Ciri-ciri skala rasio:
a. Kategori data bersifat saling memisah,
b. Kategori data mempunyai aturan yang logis,
c. Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karakteristik
khusus yang dimilikinya,
d. Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan
yang sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori,
e. Angka nol menggambarkan suatu titik dalam skala yang
menunjukkan ketiadaan karakteristik (punya nilai nol absolut).
Tes yang digunakan adalah tes statistik parametik. Skala rasio
adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio,
terdapat semua karakteristik skala nominal, ordinal, dan skala interval
ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat adanya nilai nol
bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak
bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya,
pada skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai
perbandingan/rasio. Pengukuran - pengukuran dalam skala rasio yang
sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat.
Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah
60 kg, maka dapat dikatakan bahwa benda B lebih berat dua kali
dibandingkan benda A.
Contoh:
a. Umur manusia,
b. Ukuran timbangan,
c. Berat badan,
d. Tinggi pohon,
e. Tinggi badan manusia,
f. Panjang barang,

15
g. Nilai ujian.
Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval, Ordinal dan
Nominal berturut–turut memiliki nilai kuantitatif dari yang Paling Rinci ke
yang Kurang Rinci. Skala Ratio mempunyai sifat – sifat yang dimiliki Skala
Interval, Ordinal dan Nominal. Skala Interval memiliki ciri– ciri yang dimiliki
Skala Ordinal dan Nominal, sedangkan Skala Ordinal memiliki sifat yang
dimiliki Skala Nominal. Adanya perbedaan tingkat pengukuran
memungkinkan terjadinya Transformasi Skala Ratio dan Interval menjadi
Ordinal atau Nominal. Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction
atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat menerapkan
metode statistik tertentu, terutama yang menghendaki skala data dalam
bentuk Ordinal atau Nominal. Sebaliknya, Skala Ordinal dan Nominal
TIDAK DAPAT diubah menjadi Interval atau Ratio. Skala Nominal yang
diberi label 0, 1 atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel
Rekayasa). Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki dan 2 untuk
perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya
kode). Dengan demikian, perempuan tidak dapat dikatakan 1 lebih banyak
dari laki – laki. Pemberian label tersebut dimaksudkan untuk mengubah
kategori huruf (Alfabet) menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga
memudahkan analisis data.
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian tentu dibutuhkan data. Data yang diperlukan
kemudian diolah dan dianalisis secara statistik. Data tentu saja tidak
didapatkan begitu saja, tetapi melalui berbagai proses yang disebut sebagai
proses pengumpulan data. Namun, proses itu tentu tidak dapat dilakukan
tanpa adanya teknik dan alat pengumpulan data atau seringg disebut dengan
instrument penelitian. Dalam penelitian statistik terdapat banyak alat
pengumpulan data. Jenis alat tersebut sangat tergantung pada data apa yang
dikumpulkan. Misalnya bila data yang dibutuhkan data berat badan anak
berarti instrument yang digunakan ialah timbangan berat badan.
Dalam melakukan penelitian seperti mengambil data berat badan, tekanan
darah dan lainnya dilakukan dengan alat ukur yang sudah ada dan baku.

16
Namun, untuk penelitian yang tidak dapat diukur dengan alat tersebut.
Misalnya, tentang sikap, perilaku dan pengetahuan atau lain sebagainya
dibutuhkan instrument yang mengandung sejumlah pertayaan-pertanyaan
yang menanyakan terkait hal-hal tersebut. Sejumlah daftar pertanyaan
tersebut dalam penelitian disebut kuesioner. Jika data yang dibutuhkan telah
ada kuesioner yang baku, maka peneliti dalam langsung menggunakannya,
namun sebaiknya telah mendapatkan ijin dari penggunaan kuesioner dari
penilisnya, atau dapat juga dilakukan pengembangan dan modifikasi dari
kuesioner yang telah baku tersebut. Namun, bila data yang dibutuhkan sama
sekalia tidak ada kuesionernya sendiri, maka peneliti harus mengkonstruksi
kuesionernya sendiri, lalu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrument.
Secara garis besar, teknik yang dapat digunakan untuk pengumpulan data
ialah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi atau komunikasi secara
langsung antara pewawancara dengan responden. Pengumpulan data
dengan teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data bersifat
fakta seperti umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, atau penyakit yang
pernah diderita. Keuntungan yang didapat dengan melaksanakan teknik
wawancara dalam pengumpulan data ialah:
a. Fleksibel karena urutan pertanyaan tidak harus sesuai dengan daftar
petanyaan.
b. Jawaban dapat diperoleh dengan segera.
c. Dapat menilai sikap dan kebenaran jawaban yang diberikan oleh
responden.
d. Dari ekspresi dan mantapnya jawaban dapat diketahui bahwa jawaban
tersebut memiliki keyakinan atau tidak.
e. Dapat membantu responden dalam mengingat hal-hal yang lupa.

Pengumpulan data dengan teknik wawancara juga memiliki beberapa


kerugian, yaitu:

a. Dibutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang besar.

17
b. Bila pertanyaan terlalu panjang maka akan melelahkan hingga kualitas
data akan menurun. Untuk mengatasi hal tersebut wawanccara harus
dilakukan dua kali.
Wawancara secara umum dilakukan tidak lebih dari 1,5 jam.
Agar pewawancara dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
dibutuhkan suatu pedoman. Secara garis besar, pedoman dalam
melaksanakan wawancara dapat dibagi sebagai berikut:
a. Pewawancara harus bersikap sopan santun, sabar, dan dengan gaya
Bahasa yang manarik, tetapi jelas dan sederhanaagar dapat
dimengerti oleh responden.
b. Dalam melakukan wawancara hendaknya menggunakan bahasa
responden karena dengan demikian pewawancara tidak dianggap
sebagai orang asing dan responden tidak merasa canggung atau malu
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
c. Harus diciptakan suatu suasana psikolosi yang sedemikian rupa
sehingga terjalin suatu kerja sama yang baik dan saling mempercayai
antara responden dan pewawancara. Suasna demikian disebut
rapport.
d. Suasana wawancara harus santai.
e. Wawancara diawali dengan pertanyaan yang mudah dijawab karena
biasanya pada awal wawancara, responden merasa agak tegang.
f. Keadaan responden pada waktu harus diwawancarai harus di
perhatikan, misalnya bila responden sedang sibuk atau mendapat
musibah sebaiknya tidak dilakukan wawancara, tetapi ditunda pada
hari yang lain.
g. Jangan terkesan tergesa-gesa

Keberhasilan wawancara dapat dicapai bila:


a. Pewawancara terampil dalam melakukan wawancara
b. Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan minat responden, responden
memahami pertanyaan dan percaya pada pewawancara.
c. Rapport dapat tercapai

18
d. Suasana santai.
Dalam melaksanakan pengumpulan data perlu diperhatikan tipe pertanyaan
yang akan diajukan. pertanyaan yang diajukan dapat berupa:

1. Pertanyaan Tertutup
Pada pertanyaan tertutup, jawaban responden dibatasi dan hanya
memilih jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan tertutup dapat berupa:
a. Dikhotom, dan
b. Pilihan ganda
Pada pertanyaan tertutup dapat ditambahkan dengan pertanyaan
terbuka, misalnya ditambahkan “lain-lain” yang bersifat terbuka.
Pertanyaan demikian sering disebut kombinasi atau terbuka terbatas.

Pada pertanyaan yang bersifat dikhotom, responden hanya diberi dua


pilihan “ya”atau “tidak”.

Pertanyaan bersifat dikhotom ini mempunyai keuntungan, yaitu mudah


dijawab dan mudah diolah. Di samping keuntungan itu, terdapat pula
kerugiannya, yaitu data yang diperoleh tidak mendalam dan sering kali
jawaban dipaksakan karena tidak ada pilihan lain.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, sering ditambahkan lain dalam


pertanyaan (pilihan ganda) seperti:

a. Tidak tahu,
b. Ragu,
c. Tidak ingat,
d. Tidak mengerti,
e. Sering,
f. Kadang-kadang,
g. Lain-lain (terbuka), misalnya:
1) Apakah putera ibu telah mendapat imunisasi lengkap?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak ingat

19
2) Apakah sumber air yang digunakan untuk minumdan memasak?
a. PAM
b. Sumur gali
c. Sumur bor
d. Mata air
e. Lain-lain, sebutkan
3) Apakah air dimasak dahulu sebelum diminum?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Pertanyaan-pertanyaan diatas merupakan pertanyaan pilihan ganda.

Keuntungan

Pertanyaan pilihan ganda mempunyai keuntungan sebagai berikut:

1) Data yang diperoleh lebih luas.


2) Responden memiliki kesempatan untuk memilih yang lebih luas.
3) Pengolahan data tidak sulit.
Kerugian

Di samping keuntungan, pertanyaan pilihan ganda juga empunyai


kelemahan yaitu:

1) Bila butir pertanyaan terlalu banyak akan membingungkan


responden, dan
2) Jawaban dapat lebih dari satu
Untuk mengatasi kelemahan itu dapat dilakukan hal-hal berikut:

1) Butir pertanyaan jangan terlalu banyak


2) Pertanyaan ditujukan pada yang “utama” atau “biasanya”. Misalnya,
pertanyaan tentang sumber air minum diubah menjadi, Apakah
sumber air minum yang biasa Anda gunakan?.
2. Pertanyaan Terbuka

20
Pada pertanyaan terbuka, jawaban responden harus dicatat kata demi
kata untuk menghindarkan bias yang dilakukan oleh pewawancara. Oleh
karena itu, jawaban responden harus direkam.
Pertanyaan terbuka biasanya digunakan untuk memperoleh data tentang,
a. Pendapat
b. Saran
c. Persepsi, dan
d. Proses, misalnya:
1) Bangaimana pendapat Ibu tentang keberadaan bidan di desa?
Mengapa?
2) Apakah saran Ibu untuk memperbaiki lingkungan di desa ini?
Mengapa?
3) Dapatkah Anda menceritakan awal terjadinya wabah diare di
daerah ini?
Keuntungan

1) Responden dapat dengan leluasa mengemukakan hal yang


ditanyakan.
2) Informasi yang diperoleh banyak dan mendalam.
Kerugian

1) Pengolahan data membutuhkan keahlian khusus.


2) Tidak dapat dilakukan pada sampel yang besar.
Kini timbul pertanyaan, kapan digunakan pertanyaan tertutup dan kapan
pertanyaan terbuka? Pertanyaan tertutup biasanya digunakan bila tujuan
penelitian dapat dinyatakan dengan jelas, misalnya:

1) Penelitian deskriptif, atau


2) Penelitian analitik.
Sedangakan pertanyaan terbuka biasanya digunakan pada penelitian
eksploratif.

2. Angket

21
Angket ialah pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden.
Jawaban diisi oleh responden sesuai dengan daftar isian yang diterima.
Penyampaian daftar pertanyaan dapat dilakukan melalui pos atau diantar
langsung kepada responden, sedangkan pengembalian daftar
pertanyaan dapat ditunggu oleh petugas pengumpul data. Cara ini
disebut canvasser atau pengembalian daftar pertanyaan dikirim melalui
pos pada alamat yang telah ditentukan. Pengumpulan dengan teknik
angket memiliki keuntungan, yaitu:
a. Biaya relatif murah
b. Tidak membutuhkan banyak tenaga
c. Dapat diulang.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh pengumpulan data dengan
menggunakan angket, ialah:
a. Jawaban tidak spontan
b. Banyak terjadi non-respons, yaitu tidak mengembalikan daftar
pertanyaan yang diterima.
c. Ada pertanyaan yang tidak dijawab
d. Pengiriman kembali daftar pertanyaan sering terlambat
e. Jawaban tidak diisi oleh responden, tetaoi oleh orang lain
Untuk mengatasi kekurangan tersebut dapat dilakukan hal berikut:
a. Untuk non-responden dilakukan kunjungan rumah kemudian dilakukan
wawancara
b. Untuk jawaban yang terlambat, lembar jawaban dipisahkan dan tidak
dianalisis dan bila non-responden terlalu banyak maka pengiriman
daftar pertanyaan dapat diulang.
3. Pengamatan
Pengamatan ialah salah satu teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data yang biasanya dilakukan pada studi kualitatif, tetapi
dapat juga digunakan pada studi kuantitatif, terutama untuk membuktikan
kebenaran jawaban responden. Misalnya, pada kejernihan air minum yang
oleh responden dikatakan jernih harus dibuktikan dahulu dengan
melakukan pengamatan langsung pada sumber air yang sebutkan,

22
apakah memang jernih atau tidak karena mungkin Batasan jernih yang
digunakan reponden berbeda dengan batasan sebenarnya. Contoh
lainnya dapat berupa pelayanan IUD yang diberikan oleh bidan untuk
mengetahui apakah bidan telah mengikuti prosedur tetap yang telah ada.
Macam-macam pengamatan/observasi:
a. Observasi Partisipasi Lengkap
Observasi partisipasi lengkap, yaitu mengadakan observasi dengan
cara mengikuti seluruh kehidupan respoden. Cara ini banyak
digunakan dalam penelitian antropologi.
b. Observasi Partisipasi Sebagian
Observasi partisipasi sebagian, yaitu mengadakan observasi
dengan cara mengikuti sebagian dari kehidupan responden sesuai
dengan data yang diinginkan.
Misalnya, penelitian tentang gizi dan ingin mengetahui tentang
menu makanan sehari-hari yang dimakan responden dilakukan dengan
makan bersama dan mengadakan observasi untuk menilai menu
makanan yang disajikan.
c. Observasi Tanpa Partisipasi
Observasi tanpa partisipasi, yaitu mengadakan observasi tanpa ikut
dalam kehidupan responden.
Misalnya, untuk mengamati prosedur tetap pemasangan IUD yang
dilakukan oleh bidan.
4. Pemeriksaan
Teknik pengumpulan data dengan pemeriksaan dapat berupa
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fisik, radiologi, USG, CT sca,
atau scanning dengan menggunakan zat radioaktif seperti pada kedoteran
nuklir. Data yang dihasilkan berupa data numerik (kuantitatif) atau data
kualitatif.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan fisik, dan

23
c. Pemeriksaan radiologis.
Pemeriksaan dapat dilakukan
a. Hanya sekali atau
b. Berulang-ulang tergantung pada tujuan penelitian
Misalnya, pada penilitian cross-sectional, pemeriksaan dilakukan
hanya sekali; sedangkan pada penilitian prospektif, pemeriksaan
dilakukan berulang-ulang untuk menemukan insidensi penyakit yang
diteliti.
Walau dan frekuensi pemeriksaan ini harus ditentukan pada waktu
perencanaan sesuai dengan perkiraan timbulnya insidensi.
Tempat pemeriksaan:
a. Dapat dilakukan dilapangan atau
b. Sarana pelayanan kesehatan
Organ yang diperiksa dapat berupa:
a. Seluruh organ
b. Organ tertentu seperti paru-paru, jantung, limpa, kadar kolesterol,
kadar gula darah, dan
c. Beberapa organ sekaligus seperti pemeriksaan seperti pemeriksaan
jantung dan paru-paru.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang
menunjukkan fakta. Data terbagai menjadi beberapa jenis baik itu data
kualitatif dan data kuantitatif. Skala dalam melakukan pengukuran data dapat
berupa skala niminal, ordinal, interval dan rasio. Dalam melakukan
pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, angket, pengamatan
dan juga pemeriksaan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ari, A. (2016). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: C.V Andi Offset.


Budiarto, E. (2001). Biostatistika Untuk Kedokterandan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Budiarto, E dan Anggraeni, D. (2002). Pengantar Epidemiologi Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Chandra, B. (2002). Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Pane, S dkk. (2020). Membuat Aplikasi Pengolah Data Administrasi Barang
Menggunakan Aplikasi APEX. Bandung: Kreatif Industri Nusantara.
Riduwan dan Lestari,T. (2001). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfa Beta.
Yuantari, C dan Handayani, S. (2017). Buku Ajar Biostatistik Deskriptif dan
Inferensial. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dian Nuswantoro.

26
27

Anda mungkin juga menyukai