Anda di halaman 1dari 2

Isolasi adalah proses pengambilan atau pemisahan senyawa bahan alam dengan menggunakan

pelarut yang sesuai (Djamal, 2008). Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa senyawa metabolit primer
dan senyawa metabolit sekunder (Lenny, 2006). Pada dasarnya isolasi senyawa kimia dari bahan alam itu
adalah sebuah cara untuk memisahkan senyawa yang bercampur sehingga dapat menghasilkan senyawa
tunggal yang murni. Seperti halnya pada saat kita ingin mendapatkansuatu senyawa yang terdapat pada
tumbuhan. Pada tumbuhan terkandung ribuan bahkan jutaan senyawa, baik yang dikategorikan sebagai
metabolit primer ataupun metabolit sekunder. Pada kebanyakan kasus proses isolasi senyawa dari bahan
alam mentargetkan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder,karena senyawa metabolit sekunder
telah terbukti dapat memberikan maanfaat terhadap kehidupan manusia.

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terdapat dalam suatu organisme yang tidak
terlibat secara langsung dalam proses pertumbuhan, perkembangan atau reproduksi organisme seperti
terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid. Senyawa metabolit sekunder dapat berasal dari
tumbuhan, hewan maupun mikro organisme (Herbert, 1996).

Isolasi dari piperin pada sampel merica menggunakan metode sokletasi. Sokletasi adalah
metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyarian
berulang menggunakan pelarut tertentu sehingga seluruh komponen dapat terisolasi. Prinsip dari
sokletasi ialah penyarian berulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang
digunakan relatif lebih sedikit. Bila proses penyarian telah selesai, maka pelarut akan diuapkan
kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang
mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi
tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Sokletasi digunakan pada pelarut organik
tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinu akan
membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan
membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa
kimia pada labu distilasi diuapkan dengan rotari evaporator sehingga pelarut tersebut dapat
diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat
padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan (Drastinawati, 2013).

Pada alat sokletasi, terdiri dari beberapa komponen diantaranya kondensor,


timbal/slongsong, pipa f, sifon, dan labu alas bulat. Kondensor berfungsi sebagai pendingin balik
dan juga untuk mempercepat proses pengembunan. Uap dari pelarut yang telah melewati pipa f
akan di embunkan pada kondensor dan berubah menjadi tetesan dan jatuh pada sampel. Pipa f
berfungsi sebagai tempat lewatnya uap bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan. Sifon
berfungsi sebagai indikator perhitungan siklus dimana bila pada sifon telah penuh larutan maka
akan jatuh ke labu alas bulat dan menandai telah terjadi 1 siklus. Timbal/slongsong berfungsi
sebagai wadah untuk sampel yang akan diambil zatnya dan labu alas bulat berfungsi sebagai
wadah untuk pelarut dan senyawa yang telah tersari.

Pada isolasi piperin, digunakan metode sokletasi dikarenakan terdapat beberapa


kelebihan pada metode tersebut. Pada isolasi piperin dapat menggunakan pelarut etanol yang
mudah menguap sehingga sesuai bila digunakan metode sokletasi dimana pada metode tersebut
pelarut harus dapat dengan mudah menguap agar dapat menyari sampel pada tabung selongsong.
Selain itu, dengan penggunaan sokletasi, pelarut yang digunakan tidak terlalu banyak dan tidak
mudah jenuh karena setiap kali selesai menyari, pelarut akan diuapkan kembali dari labu alas
bulat dan meninggalkan senyawa tersari yang memiliki titik didih yang berbeda dari pelarut. Hal
ini menyebabkan senyawa yang dapat tersari akan lebih maksimal. Proses isolasi dengan
sokletasi juga memakan waktu yang lebih sedikit dibandingkan metode lain seperti maserasi
karen tidak perlu melakukan perendaman hingga berjam-jam. Selain itu, senyawa piperin
merupakan senyawa yang tahan terhadap pemanasan sehingga cocok bila digunakan metode
sokletasi.

Djamal, Rusdi. (2008). Prinsip-prinsip Dasar Isolasi dan Identifikasi. Padang: Universitas Baiturrahmah

Drastinawati, Rozanna S. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Nikotin Limbah Puntung Rokok Sebagai Inhibitor
Korosi. Jurnal Teknobiologi. Vol. 6. No. 2: 91-97

Hebert, R. B. 1996. Biosintesis Metabolit Sekunder. Alih Bahasa Bambang Srigandono. Penerbit IKIP
Semarang Press. Semarang. Hal. 103-123.

Lenny, S. 2006. Senyawa Flavanoida, Fenilpropanida dan Alkaloida, Karya Ilmiah Departemen Kimia
Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai